Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 3:

1. ANDI HASRIANI
2. LENI WIDYANINGSIH
3. NOVITA KASIM
4. PUTRI CAHYA MUTIARA M. HANAFI
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan
(oleh akibat-akibat tertentu) pada atau belum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau
buah kehamilan belum mampu untuk hidup
diuar kandungan, (prawirohardjo, 2010).
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis
vili korialis karena hipertensi menahun.
3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus,
anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genetalia, seperti
inkompetensi serviks (untuk abortus pada
trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri
dan kelainan bawaan uterus.
5. Trauma.
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan
nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan
dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus


desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada
kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta
tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan
lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil
konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil
yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup,
mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
1. Abortus imminens - threatened
abortion (kegugurang mengancam).
2. Abortus insipiens - inevitable
abortion (Keguguran Berlangsung)
3. Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap).
4. Abortus kompletus (Keguguran Lengkap)
5. Abortus habitualis
1. Perdarahan
2. Perforasi
3. Infeksi
4. Syok
 Diagnose keperawatan :
1. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan
dengan perdarahan

2. Kekuragan volume cairan berhubungan


dengan perdarahan
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Intervensi keperawatan :
 Dx 1 : Resiko syok (hipovolemik)
berhubungan dengan perdarahan
 Kriteria hasil :
1. Nadi di batas yang diharapakan
2. Irama jantung dalam batas yang diharapkan
3. Irama pernapasan yang diharapkan

 Hidrasi :
 Indicator :
 Mata cekung tidak di temukan
 Demam tidak di temukan
 TD normal
 Intervensi Keperawatan :

1. Monitor status sirkulasi, warna kulit, suhu


tubuh, denyut jantung dan ritme, nadi
perifer dan kapiler refill
2. Monitor suhu dan pernapasan
3. Monitor tanda awal syok
4. Monitor tanda dan gejala asites
5. Berikan cairan iv dan oral yang tepat
6. Ajarkan keluarga dan pasie tentang tanda
dan gejala datangnya syok
 Dx 2 : Kekuragan volume cairan
berhubungan dengan perdarahan.

 Kriteria hasil :
 Mempertahankan urine output sesuai dengan
usia, BB, BJ, urine normal.
 Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas
normal
 Turgor kulit baik
 Intervensi Keperawatan :

1. Pertahankan catatan intake dan output yang


akurat
2. Monitor tekanan darah pasien
3. Monitor vital sign
4. Berikan cairan IV dan monitor adanya tanda
dan gejala kelebihan volume cairan
5. Monitor tingkat HB dan HT
6. Dorong pasien untuk menambah intake oral
7. Kolaborasi dengan dokter
 TERIMAKASIH 

JANAGAN BERTANYA BERANAK CUCU, INGAT


ADA AZAB KAWAN

Anda mungkin juga menyukai