MEKANISME KERJANYA
• Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi
darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai
pembawa oksigen keseluruh jaringan.
• Menurut WHO (1992) anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih
rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang bersangkutan. Anemia secara
laboratorik yaitu keadaan apabila terjadi penurunan dibawah normal kadar hemoglobin
hitung eritrosit dan hemotokrit(packedredcell) ( I Made Bakta,2003)
KLASIFIKASI ANEMIA
• Anemia Mieloptisik
• Anemia Megaloblastik
Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang
Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan
oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang
gangguan pada sintesis timidin dan defek pada
menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal.
replikasi DNA, efek yang timbul adalah
sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel(Tarwoto.2007)
Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah • Anemia normositik : contohnya yaitu anemia akibat
akibat hiposelularitas. Hiposelularitas ini dapat penyakit kronis seperti gangguan ginjal.
terjadi akibat paparan racun, radiasi, reaksi • Anemia makrositik : penyebab utama yaitu anemia
terhadap obat atau virus, dan defek pada pernisiosa, anemia akibat konsumsi alcohol, dan
perbaikan DNA serta gen. anemia megaloblastik.
M AC A M - M AC A M O B AT A N E M I A
O B AT A N E M I A
Piridoksin
TABLET BESI ( FE )
• Tablet Besi di butuhkan untuk produksi hemoglobin ( Hb
)sehingga defisiensi Fe akan menyebabkan terbentuknya
• Kontraindikasi
sel darah merah yang lebih kecil dengan kandungan Hb
yang rendah dan menimbulkan anemia hipokronik • Kelebihan zat besi, misalnya kondisi
mikrositik. hemokromatosis, hemosiderosis.
• Indikasi
• Gangguan pada utilisasi zat besi, misalnya kondisi
• Sediaan Fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan lead anaemia, sideroachrestic anaemia, talasemia.
pengobatan anemia defisiensi Fe. Anemia defisiensi Fe
• Anemia yang tidak disebabkan oleh defisiensi zat
paling sering disebabkan oleh kehilangan darah. Selain itu
besi misalnya anemia hemolitik.
dapat pula terjadi misalnya wanita hamil (terutama
multipara) dan pada masa pertumbuhan, karena kebutuhan • Hipersensitif/alergi terhadap salah satu komponen
yang meningkat. (farmakologi dan terapi FKUI.2007) dalam obat.
VITAMIN B12
• Asam folat adalah bentuk vitamin B kompleks yang larut • Kontraindikasi Utama : Pengobatan Anemia
dalam air. Zat ini diperlukan dalam pembangunan tubuh
Pernisiosa dan Anemia megaloblastik lainnya
karena bersifat multifungsi, mulai dari membantu proses
yang diakibatkan defisiensi vitamin B 12.
produksi DNAhingga pembentukan sel darah merah.
• Penderita dengan anemia pernisiosa tidak boleh
• Indikasi
diobati dengan asam folat sebelum diberikan
• Kebutuhan asam folat meningkat pada wanta hamil, dan
vitamin B12 (karena pada keadaan ini asam
dapat menyebabkan defisiensi asam folat bila tidak atau
Beberapa penelitian mendapat adanya hubungan kuat hematologik tetapi memperbanyak manifestasi
antara defisiensi asam folat pada ibu dengan insisens neurologik dan defisiensi vitamin B12).
defek neural tube, seperti sapina bifida dan anensefalus,
(produksi sel darah merah). Hormon ini Pengobatan anemia pada pasien kanker yg menjalani
akibat kemoterapi kanker produk derivat sel hewan mamalia atau albumine
manusia.
MEKANISME KERJA OBAT
• TABLET BESI ( Fe )
• Absorpsi Fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum dan jejenum proksimal. makin ke
distal absorpsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah di absorpsi dalam bentuk fero. Transportnya
melalui sel mukosa usus terjadi secara transport aktif. Ion fero yang sudah di absorpsi akan di ubah
menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion feri akan masuk kedalam plasma dengan perantara
transferin, atau diubah menjadi feritin dan di simpan dalam sel mukosa usus. Secara umum, bila cadangan
dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih banyak Fe di ubah menjadi feritin.
Setelah di absorpsi, Fe dalam tubuh akan di ikat dalam transferin ( siderofilin ), suatu beta 1-globulin
glikoprotein, untuk kemudian di angkut ke beberapa jaringan, terutama ke sumsum tulang dan depot Fe.
• VITAMIN B12 (Sianokobalamin)
• Sianokobalamin diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian IM dan SK . Kadar dalam plasma
mencapai puncak dalam waktu 1 jam setelah suntikan IM. Absorpsi ini berlangsung dengan 2
mekanisme yaitu dengan perantaraan faktor instrinsik castle (fic) dan absorpsi secara langsung.
Setelah di absorpsi, hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat dengan protein plasma
sebagian besar terikat pada beta-globulin (transkobalamin II),Sisanya terikat pada alfa-
glikoprotein (transkobalamin I) dan inter-alfa-glikoprotein ( transkobalamin III) vitamin B12 yang
terikat pada transkobalamin II akan di angkut ke berbagai jaringan, terutam hati yang merupakan
gudang utama penyimpanan vitamin B12 (50-90% ). Kadar normal vitamin B12 dalam plasma
adalah 200-900 pg ml dengan simpanan sebanyak 1-10 mg dalam hepar
• ERITROPOIETIN
• ASAM FOLAT • Berinteraksi dengan reseptor eritropoietin
• Pada pemberian oral absorpsi folat baik pada permukaan sel induk sel darah
sekali, terutama di 1/3 bagian proksimal merah, menstimulasi poloferasi dan
usus halus. Dengan dosis oral yang kecil, diferensiasi eritroit. Eritropoietin juga
bermanfaat dan biasanya tetapi oral lebih • suntikan depot vitamin B12
mahal dari pada terapi parenteral. Sediaan • Suntikan larutan sianokobalamin jarang
antinemia yang terdiri dari campuran Fe, sekali menyebabkan reaksi alergi dan iritasi
vitamin B12 ,asam volat, kobal, Cu, ekstrak ditempat suntikan. Kalau terjadi reaksi
hati dan sebagainya. (farmakologi dan terapi alergi biasanya karena sediaannya tidak
FKUI.2007) murni.
3. Asam Folat
• Asam folat tersedia dalam bentuk tablet
yang mengandung 0,4;0,8; dan 1 mg asam
• Yang digunakan tergantung dari beratnya pteroilglutamat dan dalam larutan injeksi
anemia dan komplikasi yang ada. Umumnya asam folat 5 mg/ml. Setelah itu, asam folat
folat diberikan per oral, tetapi bila keadaan
terdapat dalam berbagai sediaan
tidak memungkinkan, folat diberikan secar
multivitamin atau digabung dengan
IM atau SK. Untuk tujuan diagnostik
antianemia lainnya. Asam folat injeksi
digunakan dosis 0,1 mg per oral selam 10
biasanya hanya digunakan sebagai
hari yang hanya menimbulkan respons
antidotum pada intoksikasi antifolat
hematologik pada pasien defisiensi folat.
(antikanker).(farmakologi dan terapi
FKUI.2007)
4. Eritropoetin
sianokobalamin.
C. Asam Folat D. Eritropoetin