Anda di halaman 1dari 20

OBAT ANEMIA DAN

MEKANISME KERJANYA

DOSEN : RINI MARGARETHA


BR.TAMBUNAN,S.FARM.,M.FARM.,APT
• KEL 7
RIZKY NUR FADILA
MARIA NI NYOMAN
ETIK ERLAWATI
HUSNUL HATIMA
NURUL AFIFA ILHAM
ANEMIA

• Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi
darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai
pembawa oksigen keseluruh jaringan.

• Menurut WHO (1992) anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih
rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang bersangkutan. Anemia secara
laboratorik yaitu keadaan apabila terjadi penurunan dibawah normal kadar hemoglobin
hitung eritrosit dan hemotokrit(packedredcell) ( I Made Bakta,2003)
KLASIFIKASI ANEMIA
• Anemia Mieloptisik
• Anemia Megaloblastik
Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang
Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan
oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang
gangguan pada sintesis timidin dan defek pada
menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal.
replikasi DNA, efek yang timbul adalah

pembesaran prekursor sel darah (megaloblas) di

sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel(Tarwoto.2007)

dan pansitopenia. • Anemia mikrositik : penyebab utamanya yaitu defisiensi

• Anemia Aplastik besi dan talasemia (gangguan Hb)

Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah • Anemia normositik : contohnya yaitu anemia akibat

akibat hiposelularitas. Hiposelularitas ini dapat penyakit kronis seperti gangguan ginjal.

terjadi akibat paparan racun, radiasi, reaksi • Anemia makrositik : penyebab utama yaitu anemia
terhadap obat atau virus, dan defek pada pernisiosa, anemia akibat konsumsi alcohol, dan
perbaikan DNA serta gen. anemia megaloblastik.
M AC A M - M AC A M O B AT A N E M I A
O B AT A N E M I A

• Obat yang dapat diberikan berupa


suplemen zat besi (Fe) untuk memulihkan
kekurangan sel darah merah. Selain zat
Vitamin
besi, vitamin B12 sering diberikan untuk Tablet B12 Asam Eritropoet
Besi ( Fe ) (Sianokob Folat in
pengobatan anemia pernisiosa. Jalan alamin)
terakhir jika anemia sudah mencapai
stadium akut dan parah adalah dengan
transfusi darah.(Tarwoto.2007
OBAT LAIN :

Piridoksin
TABLET BESI ( FE )
• Tablet Besi di butuhkan untuk produksi hemoglobin ( Hb
)sehingga defisiensi Fe akan menyebabkan terbentuknya
• Kontraindikasi
sel darah merah yang lebih kecil dengan kandungan Hb
yang rendah dan menimbulkan anemia hipokronik • Kelebihan zat besi, misalnya kondisi
mikrositik. hemokromatosis, hemosiderosis.

• Indikasi
• Gangguan pada utilisasi zat besi, misalnya kondisi
• Sediaan Fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan lead anaemia, sideroachrestic anaemia, talasemia.
pengobatan anemia defisiensi Fe. Anemia defisiensi Fe
• Anemia yang tidak disebabkan oleh defisiensi zat
paling sering disebabkan oleh kehilangan darah. Selain itu
besi misalnya anemia hemolitik.
dapat pula terjadi misalnya wanita hamil (terutama

multipara) dan pada masa pertumbuhan, karena kebutuhan • Hipersensitif/alergi terhadap salah satu komponen
yang meningkat. (farmakologi dan terapi FKUI.2007) dalam obat.
VITAMIN B12

• Vitamin B12 disebut juga cyanocobalamin, • Indikasi


yaitu vitamin penting dalam pembentukan
• anemia megaloblastik, pasca pembedahan
sel-sel darah dan menjaga kesehatan sel saraf
lambung total dan pemotongan usus,
dalam tubuh, vitamin ini juga membantu
defisiensi vitamin B12.
produksi DNA dan RNA. Vitamin B12 adalah
• Kontraindikasi
jenis vitamin yang larut dalam air sehingga
tidak dapat disimpan dalam tubuh dan harus • Hipersensitivitas, tidak boleh digunakan
dikonsumsi setiap hari. untuk anemia megaloblastik pada wanita
hamil.
ASAM FOLAT • Kontraindikasi

• Asam folat adalah bentuk vitamin B kompleks yang larut • Kontraindikasi Utama : Pengobatan Anemia
dalam air. Zat ini diperlukan dalam pembangunan tubuh
Pernisiosa dan Anemia megaloblastik lainnya
karena bersifat multifungsi, mulai dari membantu proses
yang diakibatkan defisiensi vitamin B 12.
produksi DNAhingga pembentukan sel darah merah.
• Penderita dengan anemia pernisiosa tidak boleh
• Indikasi
diobati dengan asam folat sebelum diberikan
• Kebutuhan asam folat meningkat pada wanta hamil, dan
vitamin B12 (karena pada keadaan ini asam
dapat menyebabkan defisiensi asam folat bila tidak atau

kurang mendapatkan asupan asam folat dari makananya.


folat mungkin hanya menyembuhkan secara

Beberapa penelitian mendapat adanya hubungan kuat hematologik tetapi memperbanyak manifestasi
antara defisiensi asam folat pada ibu dengan insisens neurologik dan defisiensi vitamin B12).
defek neural tube, seperti sapina bifida dan anensefalus,

pada bayi yang dilahirkan. Wanita hamil membutuhkan

sekurang-kurangnya 500 mg asam folat per hari.


Eritropoetin
• Eritropoietin, yang dikenal pula dengan nama
• Indikasi
lain hematopoietin, adalah senyawa glikoprotein
yang mengendalikan proses eritropoiesis • Pengobatan anemia pada gagal ginjal kronik.

(produksi sel darah merah). Hormon ini Pengobatan anemia pada pasien kanker yg menjalani

kemoterapi. Meningkatkan kadar sel darah merah


dihasilkan di ginjal, juga ada yang dihasilkan di
pada donasi darah, mencegah penurunan kadar
hati. Produksi eritropoietin di hati umumnya
hemoglobin pada pasien yang akan menjalankan
terjadi pada janin, sedangkan produksi
bedah mayor.
eritropoietin di ginjal terjadi pada masa dewasa.
• Kontra indikasi
Eritropoietin digunakan pada kondisi anemia
akibat penyakit gagal ginjal kronik, serta anemia • Hipertensi yang tidak terkendali. Hipersensitif tidak

akibat kemoterapi kanker produk derivat sel hewan mamalia atau albumine

manusia.
MEKANISME KERJA OBAT

• TABLET BESI ( Fe )

• Absorpsi Fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum dan jejenum proksimal. makin ke

distal absorpsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah di absorpsi dalam bentuk fero. Transportnya

melalui sel mukosa usus terjadi secara transport aktif. Ion fero yang sudah di absorpsi akan di ubah

menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion feri akan masuk kedalam plasma dengan perantara

transferin, atau diubah menjadi feritin dan di simpan dalam sel mukosa usus. Secara umum, bila cadangan

dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih banyak Fe di ubah menjadi feritin.

Setelah di absorpsi, Fe dalam tubuh akan di ikat dalam transferin ( siderofilin ), suatu beta 1-globulin

glikoprotein, untuk kemudian di angkut ke beberapa jaringan, terutama ke sumsum tulang dan depot Fe.
• VITAMIN B12 (Sianokobalamin)

• Sianokobalamin diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian IM dan SK . Kadar dalam plasma
mencapai puncak dalam waktu 1 jam setelah suntikan IM. Absorpsi ini berlangsung dengan 2
mekanisme yaitu dengan perantaraan faktor instrinsik castle (fic) dan absorpsi secara langsung.
Setelah di absorpsi, hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat dengan protein plasma
sebagian besar terikat pada beta-globulin (transkobalamin II),Sisanya terikat pada alfa-
glikoprotein (transkobalamin I) dan inter-alfa-glikoprotein ( transkobalamin III) vitamin B12 yang
terikat pada transkobalamin II akan di angkut ke berbagai jaringan, terutam hati yang merupakan
gudang utama penyimpanan vitamin B12 (50-90% ). Kadar normal vitamin B12 dalam plasma
adalah 200-900 pg ml dengan simpanan sebanyak 1-10 mg dalam hepar
• ERITROPOIETIN
• ASAM FOLAT • Berinteraksi dengan reseptor eritropoietin
• Pada pemberian oral absorpsi folat baik pada permukaan sel induk sel darah
sekali, terutama di 1/3 bagian proksimal merah, menstimulasi poloferasi dan

usus halus. Dengan dosis oral yang kecil, diferensiasi eritroit. Eritropoietin juga

absorpsi memerlukan energi, sedangkan menginduksi pelepasan retikulosis dari


sumsum tulang. Eritrpoietin endogen
pada kadar tinggi absorpsi dapat
diproduksi oleh ginjal sebagai respon
berlangsung secar difusi. Walaupun
terhadap hipoksia jaringan. Bila terjadi
terdapat gangguan pada usus halus,
Anemia maka eritropoietin diproduksi
absorpsi folat biasanya masih mencukupi
lebih banyak olh ginjal, dan hal ini
kebutuhan terutama sebagai PmGA.
merupakan tanda bagi sumsum tulang
untuk memproduksi sel darah
SEDIAAN/DOSIS YG • Dosis dan lamanya terapi tergantung pada tingkat defisiensi zat

DIGUNAKAN besi.Anak-anak (>12 tahun), dewasa dan ibu menyusui :

• Gejala defisiensi zat besi : 1 tablet, 1 – 3 hari sehari selama 3 –

1. Tablet besi(Fe) 5 bulan, sampai diperoleh angka haemoglobin normal.

Selanjutnya terapi diteruskan selama beberapa minggu dengan 1


• Sediaan oral
tablet sehari untuk melengkapi cadangan zat besi.
Karena berasal dalam bentuk fero paling mudah
• Defisiensi zat besi laten : 1 tablet sehari.
diabsorpsi maka preparat besi untuk pemberian oral
• Wanita hamil :
tersedia dalam bentuk berbagai garam fero seperti
fero sulfat, fero glukonat, dan fero fumalat. Gejala defisiensi zat besi : 1 tablet dua sampai tiga kali sehari

sampai didapat angka haemoglobin normal. Selanjutnya terapi


• Sediaan parenteral
diteruskan dengan 1 tablet sehari setidaknya sampai akhir masa
Penggunaan sediaan untuk suntikan IM dalam dan IV kehamilan untuk melengkapi cadangan zat besi.
hanya diberikan bila pemberian oral tidak mungkin,
• Jika zat besi diperlukan dengan segera (Hb rendah, pengobatan
misalnya pasien bersifat intoleran terhadap sediaan oral
bersamaan dengan EPO, dll), sebaiknya digunakan sediaan zat
atau pemberian oral tidak mungkin menimbulkan besi parenteral untuk mensubtitusi zat besi sehingga zat besi
respons teraupetik. tersedia dengan cepat.
2.Vitamin B12
• Sediaan parenteral
• Sediaan oral
Dikenal tiga jenis suntikan vitamin B12 yaitu :
• Vitamin B12 tersedia dalam bentuk tablet
• larutan sianokobalaminyang berkekuatan
untuk pemberian oral dan laruan untuk
10-100 µg/mL
disuntikan. Penggunaan sediaan oral pada
pengobatan anemia pernisiosa kurang • larutan ekstrak hati dalam air

bermanfaat dan biasanya tetapi oral lebih • suntikan depot vitamin B12
mahal dari pada terapi parenteral. Sediaan • Suntikan larutan sianokobalamin jarang
antinemia yang terdiri dari campuran Fe, sekali menyebabkan reaksi alergi dan iritasi
vitamin B12 ,asam volat, kobal, Cu, ekstrak ditempat suntikan. Kalau terjadi reaksi
hati dan sebagainya. (farmakologi dan terapi alergi biasanya karena sediaannya tidak
FKUI.2007) murni.
3. Asam Folat
• Asam folat tersedia dalam bentuk tablet
yang mengandung 0,4;0,8; dan 1 mg asam
• Yang digunakan tergantung dari beratnya pteroilglutamat dan dalam larutan injeksi
anemia dan komplikasi yang ada. Umumnya asam folat 5 mg/ml. Setelah itu, asam folat
folat diberikan per oral, tetapi bila keadaan
terdapat dalam berbagai sediaan
tidak memungkinkan, folat diberikan secar
multivitamin atau digabung dengan
IM atau SK. Untuk tujuan diagnostik
antianemia lainnya. Asam folat injeksi
digunakan dosis 0,1 mg per oral selam 10
biasanya hanya digunakan sebagai
hari yang hanya menimbulkan respons
antidotum pada intoksikasi antifolat
hematologik pada pasien defisiensi folat.
(antikanker).(farmakologi dan terapi
FKUI.2007)
4. Eritropoetin

• Gagal ginjal kronik Dosis awal 50


units/kgBB inj IV atau SK selama 1-2 mnt
selama 4 minggu. Dosis dapat ditingkatkan
s/d 25 units/kg selama 4 minggu. Jika Next....
anemia sudah dikoreksi, diberikan dosis
pemeliharaan 25-50 units/kgBB2-
3x/minggu.
EFEK SAMPING OBAT ANEMIA
B. Vitamin B12
A. Tablet zat besi (fe)
• Sianokobalamin biasanya tidak toksik meski dalam
• Efek samping yang paling sering timbul berupa intoleransi
dosis besar. Diare sementara, trombosis perifer,
dalam sediaan oral, dan ini sangat tergantung dari jumlah Fe
vaskuler, gatal, urtikaria, persaan bengkak di seluruh
yang dapat larut dan yang diabsorpsi pada setiap pemberian.
Gejala yang timbul dapat berupa mual dan nyari tubuh, anafilaksis, dan kematian pernah dilaporkan
lambung,konstipasi,diare dan kolik. pada pasien yang menerima sianokobalamin secara
• Pemberian Fe secara IM dapat menyebabkan reaksi local parenteral. Beberapa pasien menunjukkan reaksi yang
pada tempat suntikan yaitu berupa rasa sakit,warna coklat positif pada tes kulit dengan sianokobalamin yang
pada tempat suntikan, peradangan lokal dengan pembesaran
telah dimurnikan/hidroksokobalamin. Udema
kelenjar inguinal. Peradangan lokal lebih sering terjadi pada
pulmonari dan kegagalan hati pernah
pemakaian IM dibandingkan IV.
dilaporkan terjadi pada pasien yang menjalani terapi

sianokobalamin.
C. Asam Folat D. Eritropoetin

• Reaksi alergi, bronkospasme, wajah • Yang paling sering adalah bertambah


beratnya hipertensi yang dapat terjadi pada
memerah, gatal, erupsi sementara.
sekitar 20-30% pasien,dan paling sering
akibat peningkatan hematocrit yang terlalu
cepat. Meskipun masih kontroversial
dilaporkan peningkatan tendensi trombosit
pada pasien dialisis(farmakologi dan terapi
FKUI.2007)
Terimakasi

Anda mungkin juga menyukai