Anda di halaman 1dari 35

MORNING REPORT

Oleh :
Rismayati
Fitri Andini
Pembimbing: dr. Junaidi, Sp. PD
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : laki-laki
Usia : 58 tahun
Suku/Bangsa : Gayo, Aceh Tengah, Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Kute Panang
Status : Menikah, (1X)
Pekerjaan : Petani
Tgl. Masuk : 14-08-2019 Pukul:16:00 Wib
Pasien Dirawat : ICCU
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri dada
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD dengan nyeri dada sejak 4 hari
yang lalu memberat 1 jam SMRS, keluhan nyeri dada
dirasakan hilang timbul dan nyeri dada tidak menjalar.
Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati yang dirasakan
sejak 4 hari yang lalu memberat < 1 jam SMRS, keluhan
mual dan muntah disangkal. Pasien mengeluhkan nyeri di
seluruh kepala seperti di tusuk-tusuk yang tidak berkurang
dengan istrihat disertai keringat dingin. Keluhan cepat lelah
disangkal. BAK (+), BAB (+).
Riwayat Penyakit Dahulu :
Hipertensi (+) 10 tahun yang lalu, DM (-), Asma (-), Alergi (-) riwayat
merokok (+) 1 batang sehari

Riwayat penyakit keluarga :


Hipertensi (-) DM (-), Asma (-), Alergi (-)

Riwayat penggunaan Obat :


Pasien mengkosumsi obat hipertensi tidak terkontrol dan obat yang dibeli
di apotik namum pasien lupa nama obatnya

Riwayat Sosial
Kelahiran dan Pertumbuhan: sesuai usia
Imunisasi: Tidak Lengkap
Pekerjaan: Petani
Perkawinan : 1x
Status Generalisata
Pemeriksaan Umum
Ku:Sedang Kes:Compos Mentis
GCS:E4M6V5 Vital Sign:
TD:198/122 mmhg RR:24x/i
N:98x/i T:36.6ºC
PEMERIKSAAN FISIK
BB: 61 kg, TB 165 cm
IMT:22,5

KEPALA DAN LEHER


Bentuk dan Posisi : Normochepali, Ulkus(-), Nyeri tekan(-)
Pergerakan :Bebas, Batasan (-)
Mata : Anemis (-/-), Sklera Ikterik -/-
Hidung : Deviasi -/-, Epistaksis -/-, nyeri tekan (-/-)
Rongga Mulut :Hiperemis (-),
: Tonsil T1-T1
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
nyeri tekan (-/-).
RONGGA DADA (AP)
Inspeksi :Simetris, Pergerakan Dinding Dada (kanan, kiri sama),
Massa(-/-).
Palpasi :Nyeri tekan (-/-), Nodul(-/-), Stem fremitus(+/+)
Perkusi :Sonor(+/+), Hipersonor (-/-)
Auskultasi :Vesikuler(+/+), rh (-/-), wh (-/-), BJ I > BJ II.

RONGGA ABDOMEN
Inspeksi :Soepel, Pergerakan dinding dada simetris, Massa(-)
Palpasi :Nyeri tekan (-), Hepatomegali (-), Splenomegali (-)
Perkusi :Tympani (+), Shifting dullness(-), undulasi (-), Ballotement
test (-)
Auskultasi :Peristaltik (+),
Ekstremitas Superior
Inspeksi : simetris+/+,clubbing finger-/-, atrofi -/-,
oedem-/-, sianosis-/-.
Palpasi : nyeri tekan-/-, panas-/-, oedem-/-,

Ekstremitas Inferior
Inspeksi : simetris+/+, atrofi -/-, oedem-/-,
sianosis-/-.
Palpasi : nyeri tekan-/-, panas-/-, oedem-/-.
PLANNING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
2. Darah rutin
3. Kolesterol LDL dan HDL
4. Trigliserida
5. Asam urat
6. Urinalisis
7. Foto thorax AP
8. Echocardiogram
KETERANGAN :
-Irama: Sinus
-Axis: Normoaxis
-Laju jantung: (84x/menit)
-gelombang P: 0,08 S
-komplek QRS : 0,10 s, qs di v1 v2
-P-R interval: 0.20s

-Segment ST:
ST Elevasi (+) di V1,V2
ST Depresi (+) di V4,V5
- gelombang T : inverted (+) lead v1-v5,avL
Kesimpulan :
SR, dengan QRS rate 84x/menit, q patologis
di v1,v2, ST elevasi di v1-v2, st depresi di v4-
v5, t inverted v1-v5

STEMI late onsite


DAFTAR MASALAH

1. Chest pain < 1 jam


2. Nyeri Ulu hati
3. Cephalgia
4. Hipertensi
DIAGNOSA

Diagnosa Kerja:
NSTEMI antero septal + hipertensi urgency

Diagnosa Banding
NSTEMI anteroseptal + hipertensi urgency
kardiomiopati hipertrofik
Penyakit katup jantung
Miokarditis
Perikarditis
PENATALAKSAAN

Tirah Baring
O2 2-4 lpm
IVFD Rl 10 gtt/i
Inj. Furosemid/ 12 jam
Irbesartan 1x150mg
Amlodipn 1 X 10 mg
ISDN 3 x 1
Aspilet 1x 80mg
KSR 1x 1
Saran :
CPG 300 mg (Loading dose) maintenance 75mg
Aspilet 80-320mg (Loading dose) maintenance 80mg
Simvastatin 1x 20 mg
ACUTE CORONARY SYNDROME
Definisi

• Sindrom Koroner Akut (SKA) suatu terminologi yang


digunakan untuk menggambarkan kumpulan proses
penyakit yang meliputi angina pektoris tidak stabil,
infark miokard tanpa elevasi segmen ST atau infark
miokard dengan elevasi segmen ST
ETIOLOGI

Penyebab tersering ska adalah aterosklerosis

1. Trombus tidak oklusif pada plak yang sudah


ada
2. Obstruksi dinamik
3. Obstruksi mekanik yang progresif
4. Inflamasi atau infeksi Penyebab tersering
ska adalah
aterosklerosis
Klasifikasi SKA

ESC Guidelines for the management of Acute Coronary Syndrome in


patients without persistent ST Elevation.2011
 Elevasi Segmen ST pada J Point pada 2 lead yg
berhubungan
STEMI  ≥0.25 mV Pada laki-laki dibawah 40th
 ≥0.2 mV pada laki-laki diatas 40th, or ≥0.15
mV pada wanita di lead V2–V3 dan/atau ≥0.1
mV pada lead lainnya

Depresi Segmen ST horizontal/downsloping baru ≥


NSTEMI/UAP 0.1 mV pada 2 lead yg berhubungan
T Inverted ≥ 0.1 mV

ESC Guidelines for the management of acute myocardial infarction in patients


presenting
with ST-segment elevation. 2011.
Gejala Klinis

UAP NSTEMI STEMI

• Nyeri tipikal, • Nyeri tipikal, • Nyeri tipikal,


<2o menit, <20 menit, > 2o menit,
ST depresi, T ST depresi, T ST elevasi,
inverted, inverted, enzim
enzim enzim jantung↑
jantung jantung ↑
normal
Bagaimana
Penanganan SKA?
Tindakan Umum & Langkah Awal
Tirah Baring (Kelas 1C)
Oksigen utk pasien dg Saturasi<95% atau
2 distres nafas(I-C)

Suplemen Oksigen diberikan utk semua SKA dlm 6 jam pertama tanpa
mempertimbangkan Saturasi (IIa-C)

Aspirin tanpa salut 160-320 mg pd semua ps yg


4 toleran thdp Aspirin (I-C)

5 Clopidogrel dosis awal 300 mg, dilanjutkan 75 mg/hari(I-C)

Suplemen Oksigen diberikan utk semua SKA dlm 6 jam pertama tanpa
5 mempertimbangkan Saturasi (IIa-C)

Anti Iskemik: NTG spray/tab (I-C), Morfin sulfat 1-5 mg IV dpt diulang
5setiap 10-30 menit (IIa-B)

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014 23
Terapi STEMI
Bed rest total
Oksigen 2-4 L/i
Pemasangan IVFD
Aspilet 80-260mg
Clopidogrel 300mg jika pasien mendapatkan terapi
fibrinolitik, clopidogrel 600mg atau ticagrelor 80mg jika
pasien mendapatkan primary PCL
Atorvastatin 40mg
Nitrat sublingual 5mg, dapat diulang sampai 3 kali jika
masih ada keluhan, dan di lanjutkan nitrat iv bila ada
keluhan persisten
Morfin 2-4mg iv
Terapi NSTEMI

Bed rest total


Oksigen 2-4L/menit
Pemsangan IVFD
Aspilet 80-160mg
Glopidogrel 300mg
NTG sublingual 5mg dapat diulang sampai 3kali
Morfin 2-4 mg IV

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
DEFINISI
• Hipertensi urgensi adalah Keadaan gawat medis ditandai dengan tekanan
darah sistolik >180mmHg dan diastolik >120 mmHg disertai kerusakan
organ target.

ETIOLOGI
Hipertensi urgensi dapat disebabkan oleh hipertensi primer (esensial) atau
hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain seperti stenosis arteri
renalis, penyakit parenkim ginjal, feokromositoma, hiperaldosteronisme, dan
penyebab lain (Fauci et all., 2009).
FAKTOR RISIKO
• Jenis kelamin wanita, obesitas,
riwayat hipertensi sebelumnya, Beberapa faktor risiko yang dapat
penyakit jantung koroner, dimodifikasi, yakni (IDI, 2014) :
gangguan somatoform, a. Pola makan ( konsumsi garam
penggunaan obat berlebih )
antihipertensi dalam jumlah b. Minum-minuman beralkohol
yang banyak, dan c. Aktivitas fisik kurang
ketidakpatuhan terhadap d. Kebiasaan merokok
resep obat hipertensi yang e. Obesitas
diberikan. f. Dislipidemia
• Faktor risiko lain seperti gaya g. Diabetes Melitus
hidup sedikit gerak, h. Psikososial dan stres
peningkatan usia, dan ras
kaukasia. (Pak et all, 2014).
PATOGENESIS
Patofisiologi krisis hipertensi hingga saat ini masih belum diketahui dengan
jelas (Tanto, 2014)
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
TATALAKSANA
NON FARMAKOLOGI
TATALAKSANAFARMAKOLOGIS
1.Beberapa pasien mungkin sesuai
dengan terapi oral, agen kerja cepat
seperti kaptopril, labetolol, atau
klonidin disertai dengan observasi
dalam beberapa jam.
2.Penurunan MAP < 25% dalam 24 jam
pertama.
3. Bila kondisi stabil, TD ↓ sampai
160/100-110 mmHg dalam 24-48 jam.
Kemudian TD ↓ sampai mendekati
normal.
4. Pemberian loading dose obat anti
hipertensi  hipotensi sehingga
monitoring TD direkomendasikan 15-30
menit sekali.
5. Penurunan TD terlalu cepat dalam
range yang besar  iskemik organ
Beberapa Rekomendasi
Penatalaksanaan Hipertensi
Urgensi

Pada JNC 8 pilihan obat anti


hipertensi secara umum yakni
ACEI, ARB, Thiazid Diuretic, CCB
serta terdapat tiga strategi yang
dapat dilakukan dalam
pemberian obat anti hipertensi
(Ortiz, 2014).
FAKTOR RISIKO PADA PASIEN

• 1. Riwayat hipertensi tidak terkontrol,


• 2. Riwayat penyakit keluarga diabetes melitus
• 3. Pasien senang makan-makanan asin dan bersantan
• 4. Jarang berolah raga
• 5. Pasien aktif merokok kurang lebih 1 bungkus per
hari selama 12 tahun
• 6. Stres mendekati lebaran ditambah dengan
keseharian pasien yang kurang akur dengan istri.
• 7. Pasien termasuk golongan masyarakat ekonomi
menengah ke bawah
PROGNOSIS
• Penyebab kematian tersering pada krisis
hipertensi adalah stroke (25%), gagal
ginjal (19%), dan gagal jantung (13%).
Prognosis menjadi lebih baik apabila
penanganannya tepat dan segera
(Devicaesaria, 2014).

TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai