Perkembangan Fadhilatun Mahfudzah A. Pengertian tugas perkembangan
Menurut Robert J. Havighurst, suatu
tugas perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu periode tertentu dalam perkembangan seseorang. Tugas perkembangan merupakan petunjuk petunjuk yang memungkinkan seseorang memehami apa yang diharapkan masyarakat dari padanya pada suatu umur tertentu. B. Sumber tugas perkembangan
Munculnya tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut:
1. Kematangan fisik, misalnya
a. belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki b. belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual. c. kesiapan fisik balita membuatnya mulai belajar berjalan dan bicara 2. Tuntutan masyarakat secara kultural, 2. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya: a. misalnya: belajar membaca, b. belajar menulis c. a. belajar belajarberhitung, membaca, b. belajar menulis d. belajar berorganisasi. c. belajar berhitung, 3.d.Tuntutan belajardari berorganisasi. dororngan dan cita-cita individu sendiri, misalnya 3. Tuntutan dari dororngan dan cita-cita a. memilih pekerjaan individuteman sendiri, misalnya b. memilih hidup a. memilih pekerjaan 4.b.Tuntutan memilih teman norma hidupmisalnya agama, a. taat beribadah kepada Allah SWT, b. 4. berbuat Tuntutanpada norma agama, sesama misalnya manusia a. taat beribadah kepada Allah SWT, b. berbuat pada sesama manusia Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang.
1. Teori dorongan (motivasi) dikemukakan
Morgan, bahwa segenap tingkah laku distimulir dari dalam. Bahwa motivasi adalah merupakan dorongan keinginan sekaligus sebagai sumberdaya penggerak melakukan sesuatu yang Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada berasal dari dalam dirinya. periode tertentu 2. dalam kehidupan Teori seseorang dinamisme mengatakan bahwa di dalam organisme yang hidup itu selalu ada usaha yang positif ia akan selalu mencari pengalaman-pengalaman baru. 3. Kartono berpendapat bahwa ekstensi anak dipastikan oleh adanya : a) Segenap kualitas hereditas; b) Pengalaman masa lampau dan masa sekarang, dalam suatu lingkungan sosial tertentu dan sebagai produk proses belajar secara kontinyu. 4. Havighurst (1953). Mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi.Secara garis besar Havighurst menengaskan bahwa tugas-tugas perkembangan yang dilakukan seseorang pada masa kehidupan tertentu adalah disesuaikan dengan norma-norma sosial serta norma-norma Tugas perkembangan adalah sesuatu tugasperkembangan kebudayaan.Tugas-tugas yang timbul pada dituntut periode tertentuadanya dalam kehidupan seseorang korelasi antara potensi diri dan pendidikan yang diterima nak, serta norma-norma sosial budaya yang ada. C. Tugas perkembangan masa remaja serta implikasinya dalam pendidikan
A. Pengertian Peserta Didik Usia Remaja
Remaja ditinjau dari sudut perkembangan fisik Dalam
ilmu kedokteran istilah remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik di mana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Masa pematangan fisik ini berjalan kurang lebih 2 tahun dan biasanya dihitung mulai menstruasi (haid) pertama pada anak wanita (mulai umur 9 tahun) atau anak pria mengalami mimpi basah (mengeluarkan air mani pada waktu tidur/kira-kira usia 15 tahun) yang pertama, masa ini disebut masa pubertas. B. Tugas Perkembangan Masa Remaja
1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mencapai kematangan berperilaku etis 3. Mencapai kematangan emosi 4. Mencapai kematangan intelektual 5. Mencapai kesadaran tanggung jawab social 6. Mencapai kematangan perkembangan pribadi 7. Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya 8. Memiliki kemandirian perilaku ekonomis 9. Mencapai kematangan dalam pemilihan karier 10. Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan hidup berkeluarga (khususnya remaja akhir) C. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja dalam Penyelenggaraan Pendidikan Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi tuntutan dan harapan seluruh faktor yang berlaku tersebut.
Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang di-
selenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang tergabung di dalam kelas, sekalipun masing-masing di antara mereka sangat berbeda-beda. Pengakuan terhadap kemampuan setiap pribadi yang beranekaragam itu menjadi kurang. Oleh karena itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan adalah sifat- sifat dan kebutuhan umum remaja, seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan, dan semacamnya. di dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya antara lain adalah: 1. Bimbingan karier dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis pendidikan dan jenis pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. 2. Memberikan latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan ber-orientasi kepada kondisi (tuntutan) lingkungan. 3. Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan mengem¬bangkan kurikulum muatan Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya. Untuk me¬ngembangkan model keluarga yang ideal maka perlu dilakukan: 1. Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga. 2. Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlukan arahan untuk kebebasan emosional dari orang tua. Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya. Untuk me¬ngembangkan model keluarga yang ideal maka perlu dilakukan: 1. Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga. 2. Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlukan arahan untuk kebebasan emosional dari orang tua.