Anda di halaman 1dari 30

PRESENTASI KASUS

PITIRIASIS
VERSIKOLOR
Penguji:
dr. Thiantia Sylviningrum, M.Pd.Ked, M.Sc, Sp.KK.

Disusun Oleh:
Kemal Muhammad Ghazali

KEPANITERAAN KLINIK LAB ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
2018
• Nama : Nn. D
• Tempat, Tanggal Lahir : Banyumas, 03 Maret 1986
• Usia : 33 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan Terakhir : SMP
• Status Pernikahan : Menikah
• Suku Bangsa : Jawa
• Agama : Islam
• Alamat : Kutasari RT/RW 04/04
• Tanggal Pemeriksaan : 6 Mei 2019
 Keluhan Utama : Gatal di punggung.
 Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Puskemas Batuaden 1 dengan keluhan
gatal di punggung sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya keluhan
yang muncul adalah gatal di punggung kemudian daerah
tersebut terdapat bercak berwarna putih.. Keluhan
dirasakan terus menerus dan semakin hari semakin gatal
sehingga mengganggu aktivitas, pasien merasa lebih gatal
saat beraktivitas dan berkeringat.
• Pasien mengaku telah menggunakan obat salep selama 1
minggu yang dibeli sendiri di apotik. Keluhan gatal
sementara menghilang saat diberikan obat salep kemudian
keluhan kembali muncul. Pasien tidak mengeluhkan gejala
lain selain rasa gatal.
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu lama
(kortikosteroid atau antibiotik) disangkal
Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal
Riwayat asma dan rhinitis alergi disangkal
Riwayat penyakit hipertensi disangkal
Riwayat penyakit Diabetes melitus disangkal

Riwayat keluhan serupa disangkal


Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal
Riwayat asma dan rhinitis alergi disangkal
Riwayat penyakit hipertensi disangkal
Riwayat penyakit Diabetes melitus disangkal
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, pasien tinggal
bersama suami dan kedua anaknya. Kegiatan sehari-hari
pasien ialah memasak, membersihkan rumah dan terkadang
membantu suami ke sawah. Pasien rutin mandi 2x sehari
menggunakan sabun, dan rutin berganti baju. pasien
mengaku sering berkeringat saat melakukakan kegiatan.
Saat di Rumah, sehari-hari pasien menggunakan kaos dan
celana yang ketat.
Keadaaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
BB : 57 kg
TB : 162 cm
IMT : 21,7 kg/m2 (Normal :
18,5-24,9 kg/m2)

Vital Sign
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 91x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36.6⁰C
Status Generalis
Kepala : Mesochepal, rambut terdistribusi merata
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-) deformitas (-/-)
Telinga : Deformitas (-/-) discharge (-/-)
Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah
bening
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Jantung : BJ I – II reguler, murmur (-), Gallop (-)
Paru : SD vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, datar, BU (+) normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas :Akral hangat, edema (-/-/-/- ), sianosis (-/-/-/- )
Status Lokalis (Dermatologis)
Gambar 1. Efloresensi di
regio thoracalis posterior

Efloresensi :
Makula
hipopigmentasi
bentuk polimorfik
disertai skuama
halus diatas lesi,
berbatas tegas.
Pemeriksaan Penunjang

● Pemeriksaan lampu wood


● Pemeriksaan mikroskopis preparat KOH 10% dari kerokan kulit
● Evoked scale sign
RESUME
● Pasien datang ke Puskemas Batuaden 1 dengan keluhan gatal di punggung
sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya keluhan yang muncul adalah gatal di
punggung kemudian daerah tersebut terdapat bercak berwarna putih..
Keluhan dirasakan terus menerus dan semakin hari semakin gatal sehingga
mengganggu aktivitas, pasien merasa lebih gatal saat beraktivitas dan
berkeringat.
● Pasien mengaku telah menggunakan obat salep selama 1 minggu yang
dibeli sendiri di apotik. Keluhan gatal sementara menghilang saat
diberikan obat salep kemudian keluhan kembali muncul. Pasien tidak
mengeluhkan gejala lain selain rasa gatal.
● Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, BB 57 kg,
TB 162 cm, dan status gizi normal. Pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal.
● Pemeriksaan status lokalis didapatkan efloresensi Makula hipopigmentasi
bentuk polimorfik disertai skuama halus diatas lesi, berbatas tegas pada 11

region thoracalis posterior Berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis


yang ditemukan pada pasien, maka dapat ditegakkan diagnosis pitiriasis
versikolor/ panu.
Pitiriasis Versikolor

Eritrasma

Vitiligo

Pitiriasis Rosea
Medikamentosa
Miconazole crean 2% dioleska 1-x/ hariselaam2-3 mingu.

EDUKASI
• Memberitahu pasien bahwa repigmentasi memerlukan
waktu yang lama bahkan sampai setelah sembuh.
• Menjaga agar kulit tetap kering.
• Mengurangi aktivitas yang membuat keringat berlebihan.
• Hindari penggunaan handuk atau pakaian bersama
dengan orang lain.
• Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan menyerap
keringat
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad sanasionam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionan : ad bonam
Quo ad cosmeticam : ad bonam
Vitiligo
Effloresensi makula hipopigmentasi tidak disertai
rasa gatal pada regio facialis, interdigitalis. Pada
pemeriksaan KOH (-), penunjang menggunakan
histopatologi tidak ditemukan melanosit.
Sedangkan, pada kasus PV, lesi berupa makula
hipopigmentasi dan eritema bentuk polimorfik
disertai skuama yang terletak pada punggung dan
dada, disertai rasa gatal. Pemeriksaan KOH (+)
hifa pendek dan yeast.
Sehingga, diagnosis Vitiligo dapat disingkirkan.
Pitiriasis Rosea
Effloresensi : lesi herald-patch berbentuk
eritema, oval dan skuama halus. Beberapa hari
kemudian, tiba-tiba bisa timbul erupsi berupa
bercak berwarna merah muda berbentuk oval
pada badan, lengan atas dan paha.
Sedangkan, pada pasien PV, ditemukan makula
hipopigmentasi eritematosa dengan bentuk
polimorfik disertai skuama halus diatasnya,
tidak ada erupsi kulit berbentuk oval
setelahnya. Pemeriksaan KOH 10% ditemukan
hifa pendek dan yeast, pemeriksaan lampu
wood (+) warna kuning keemasan
Sehingga, diagnosis Pitiriasis Rosea dapat
disingkirkan.
Eritrasma
Effloresensi makula eritematosa dan skuama halus pada
regio inguinalis dan axillaris. Hasil pemeriksaan lampu
wood didapatkan pendaran coral red dan pada
pemeriksaan KOH 10% tidak ditemukan hifa panjang
bersepta. Pada pewarnaan Gram adanya bakteri Gram
(+) Corynebacterium minutissimum.
Sedangkan pada kasus PV, effloresensi makula
hipopigmentasi dan eritematosa bentuk polimorfik
disertai skuama halus diatasnya. Pada pemeriksaan KOH
10% ditemukan hifa pendek dan yeast dan pada
pemeriksaan lampu Wood didapatkan kuning keemasan.
Sehingga, diagnosis eritrasma dapat disingkirkan.
P. Versicolor Vitiligo Pitiriasis Rosea ERITRASMA

ETIOLOGI Malassezia furfur Belum jelas  HHV 6 & 7 Corynebacterium


kematian minutissimum
melanosit

PREDISPO Higiene buruk, Gangguan Genetik, Obesitas, iklim


-SISI iklim tropis/ autoimun dan imunologik, topis/lembab,
lembab, obesitas/ tiroid pencetus: stress, higiene buruk,
hormonal, pengobatan, peminum alkohol
penyakit kronis, metabolik
terapi jangka
panjang

GEJALA Gatal yang Bercak putih tidak Bercak merah Gatal disertai
KLINIS memberat bila gatal berbentuk oval, rasa panas dan
berkeringat, bertambah ada gejala
bercak merah banyak prodormal seperti
atau putih demam.
P. Versicolor Vitiligo Pitiriasis Rosea ERITRASMA

LOKASI Thoracalis, Dorsalis, Facialis, Dorsum, Axilla, inguinal


Collum, Ekstremitas Interdigitalis Thoracalis
Posterior

EFLORESENSI Makula Makula plakat lesi herald-patch Plakat


hipopigmentasi, hipopigmentasi berbentuk eritematosa
eritematosa berbatas eritema, oval dan denganskuama
tegas dengan skuama skuama halus. halus dan dapat
di atasnya erosif.

PEMERIKSAAN Kerokan+ KOH 10%: Pemeriksaan Pemeriksaan Lampu Wood:


PENUNJANG hifa pendek dan histopatologi : histopatologi coral red.
spora bergerombol Tidak ada Kerokan kulit +
Lampu Wood: melanosit pewarnaan
keemasan. Gram: bakteri
Kultur SDA: kolonisasi gram +
jamur.
Mikosis

Superfisialis Intermediate Profunda

 Dermatofitosis adalah Infeksi jamur


dermatofita  Microsporum,
Nondermatofitosis Trichophyton, dan Epidermophyton yang
mencerna keratin di epidermis bagian
superfisial (stratum korneum), kuku dan
rambut.
 Pitiriasis Versikolor adalah contoh jamur
Dermatofitosis non dermatofitosis
(Budimulja, 2011)
 Pitiriasis Versikolor  Malassezia furfur (Tan dan Reginata,
2015).

Malassezia furfur
(Tan & • 50% pada beberapa negara tropis
Gabriela, • Tingginya temperatur dan
2015) kelembapan

(Tan & • Amerika Serikat  Pria > Wanita


Reginata, • Terkait pekerjaan dan aktivitas yang lebih
tinggi pada pria
2015)
• Kejadian pitiriasis versikolor menduduki
(Fattah, peringkat ke 2 setelah dermatitis di Jakarta
2000) • Hal ini juga terjadi di Padang, Bandung,
Surabaya, dan Manado (Fattah, 2000).
Pitiriasis versikolor merupakan infeksi jamur superfisial yang berlangsung
kronis, ditandai dengan bercak berskuama halus berwarna putih sampai
coklat, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang
ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, wajah dan kulit kepala
(Budimulja, 2013).
Faktor Risiko Internal Faktor Risiko Eksternal
1. Malnutrisi
2. Kondisi
imunokompresi 1. Kelembaban udara
3. Terapi 2. Cuaca yang panas
3. Penggunaan
kortikosteroid
pakaian tebal dan
4. Cushing syndrome tidak menyerap
5. Penyakit metabolic keringat
(Diabetes Mellitus)

(Behzadi, 2014)
Malassezia sp.
Sebagai flora Sinar UV, Variasi Suhu dan
Immunocompremize normal kulit Kelembapan

Malnutrisi Malassezia sp. Cuaca panas

(Gaitanis, 2012).
Aktivasi cAMP serta cGMP berubah dari sel yeast
menjadi bentuk mycelial
merangsang sel mast
 mitosis epidermis yang patogenik basofil

Skuama halus Hasilkan enzim Gatal


lipoperoksidase
(Crouse, 2017).

Menghambat Ubah asam lemak


tirosinase mjd asam
azaleat/asam (Tan dan Gabriela, 2015).
dekarboksilat
Menghambat Makula
Hambat enzim tirosinase
melanin hipopigmentasi
Anamnesis (Budimulia, 2013)
• Bercak-bercak putih, kecoklatan, atau merah muda

• Tidak gatal atau sedikit gatal saat berkeringat.

• Keluhan bertambah jika dalam keadaan berkeringat.

• Pada orang kulit putih lesi berwarna gelap


dibandingkan kulit normal, sedangkan pada orang
kulit hitam lesi cenderung berwarna putih.
Pemeriksaan Fisik
Efloresensi pada P.
Versicolor berupa makula
hingga plak
hipo/hiperpigmentasi,
berbatas tegas atau difus, dan
tertutup skuama halus. Lesi
dapat meluas, berkonfluens,
atau tersebar. Tempat
predileksinya terutama di area
yang ditutupi pakaian seperti
dada, punggung, perut, lengan
atas, paha, dan leher
Pemeriksaan Penunjang
Kerokan kulit dengan larutan
KOH 10%
kerokan kulit dengan KOH 10-20%
yang menunjukkan gambaran hifa
pendek yang muncul pada kondisi
infeksi disertai spora bergerombol
membentuk gambaran Spagheti
and Meatball.
Pemeriksaan dengan lampu wood
Pemeriksaan dengan Sinar
Wood,dapat memberikan perubahan
warna pada seluruh daerah lesi
sehingga batas lesi lebih mudah dilihat.
Daerah yang terkena infeksi akan
memperlihatkan fluoresensi warna
kuning keemasan (Budimulia, 2013).).
Budimulja, U.,et al. 2012. Dermatomikois Superfisialis. Jakarta; Balai Penerbit FKUI, pp: 1-5.
Burkhart CN, Burkhart CG, Morell DS. 2009. Treatment of tinea versicolor. In: Maimbach H, Gorohi F, eds.
Evidence based dermatology. 2nd ed. New York: McGraw Hill Companies.
Djuanda A., Mochtar H., dan Siti A. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta : FKUI.

Fattah, M. 2000. Infeksi jamur kulit. Edisi ke-1. Jakarta: Penerbit Hipokrates, Harahap Marwali.
Gaitanis G, Magiatis P, Hantschke M, Bassukas ID, Valegraki A. 2012. The Malassezia genus in skin and
systemic disease. Clin Microbiol Rev; 25(1).
Graham-Brown, R., Burns, T. 2005. Lecture Notes Dermatologi. Jakarta: Erlangga.

Locke, T., et al. 2012. Microbiology and Infectious Diseases on the move. Jakarta: Indeks.

Madani, A. F., 2015. Infeksi Jamur Kulit. Dalam : Marwali, H., (ed). Ilmu Penyakit Kulit. Edisi 1. Jakarta :
Hipokrates.
Murtiastutik, D. 2009. Atlas HIV&AIDS dengan Kelainan Kulit. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya: Airlangga University Press.
Radiono, S., 2001. Pitirasis Versicolor. In : Budimulja, U., et al, Dermatomikosis Superfisialis. Jakarta : Balai
Penerbit FK UI, 19-22.
Schalock PC, Hsu JT, Arndt KA. 2011. Lippincott’s primary care dermatology. Philadelphia: Lippincott William
and Wilkins.

Siregar. 2004. Atlas Berwarna : Saripati Penyakit Kulit. Jakarta : EGC.

Soleha, T.U. 2016. Pitiriasis Versicolor Ditinjau dari Aspek Klinis Mikrobiologis. Jurnal Kesehatan Unila, 1: 432-
435.

Tan, S.K., Reginata, G. 2016. Uji Provokasi Skuama pada Pitiriasis Versikolor. CDK-299, 42: 471-474.

Anda mungkin juga menyukai