Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK III :

Ai Nurdianti
Asep Taufik Nurohim
Hirza Nurintan Swari
Keunggulan manusia dari kelemahan manusia
Allah berfirman dalam Al-qur’an surat An-
Nahl ayat 78 :
‫ه‬ ‫ن هب ه‬ ْ َ‫ََللا أ‬
‫ون شَُ ْي ًئا‬ َُ ‫م‬ ُْ ‫مهَاتِ هك‬
‫م ال تَ ْعلَ ه‬ ُّ ‫ن أ‬
ُِ ‫طو‬ ُْ ‫م ِم‬
ُْ ‫َك‬‫خ َرج ه‬ ُ‫و ّ ه‬
ُْ ‫األفئِ َد َُة لَ َعل ّ هك‬
‫م‬ ْ ‫ع وَاأل ْبصَا َُر َُو‬ ّ
َُ ‫الس ْم‬ ُ‫ل لَ هك ه‬
‫م‬ َُ ‫ج َع‬ َ ‫َو‬
َُ ‫ش هك هر‬
‫ون‬ ْ َ‫ت‬
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu
dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur.
Allah menciptakan manusia dengan memberikan kelebihan dan keutamaan yang tidak
diberikan kepada makhluk lainnya. Kelebihan dan keutamaan itu berupa potensi dasar yang
disertakan Allah. Potensi ini adalah modal utama bagi manusia untuk melaksanakn tugas dan
memikul tanggung jawabnya. Oleh karena itu, ia harus diolah dan didayagunakan dengan sebaik-
baiknya, sehingga ia dapat menunaikan tugas dan tanggung jawab dengan sempurna.
Aqliyah Fitriyah
Internal

Jasmaniyyah Ruhiyyah
Potensi

Huda
Eksternal

Alam
 1. Potensi Internal
Ialah potensi yang menyatu dalam diri manusia itu sendiri, terdiri dari :
A. Potensi Fitriyah
Fitrah Allah untuk manusia merupakan potensi dan kreativitas yang dapat dibangun dan
membangun, yang memilliki kemungkinan berkembang dan meningkat sehingga
kemampuannya jauh melampaui kemampuan fisiknya. Ini sesuai dengan Al-Qur’an surat Ar-
Rum ayat : 30 yaitu :
َْ ‫َللاِ ذَ ِل‬
ْ‫ك ال ِدِّينْ القَ ِيِّم‬ ّْ ‫ق‬ َْ ‫علَي َها ال تَبْدِي‬
ِْ ‫ل ِلخَل‬ َ َ‫َللاِ الّتِي ف‬
َْ ّ‫ط َْر الن‬
َ ‫اس‬ ّْ َ‫ين َحنِيفًا فِط َرْة‬ َْ ‫فَأَقِمْ َوج َه‬
ِْ ِّ‫ك ِلل ِد‬
ْ ِ ّ‫ن أَكثَ َْر الن‬
‫اس ال يَعلَمون‬ ّْ ‫َولَ ِك‬
Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
Pada ayat ini Allah telah menciptakan semua makhluknya berdasarkan fitrahnya. Surat ini
telah menginspirasikan untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan fitrah atau potensi
itu dengan baik dan dan lurus.
B. Potensi Ruhiyah

Ialah potensi yang dilekatkan pada hati nurani untuk membedakan dan memilih jalan yang
hak dan yang batil, jalan menuju ketaqwaan dan jalan menuju kedurhakaan. Bentuk dari roh ini
sendiri pada hakikatnya tidak dapat dijelaskan. Dengan demikian, dalam potensi ruhaniyyah terdapat
pertanggungjawaban atas diberinya manusia kekuatan pemikir yang mampu untuk memilih dan
mengarahkan potensi-potensi fitrah yang dapat berkembang di ladang kebaikan dan ladang
keburukan ini. Karena itu, jiwa manusia bebas tetapi bertanggung jawab. Ia adalah kekuatan yang
dibebani tugas, dan ia adalah karunia yang dibebani kewajiban.
C. Potensi Aqliyah

Potensi Aqliyah terdiri dari panca indera dan akal pikiran (sam’a basar, fu’ad). Dengan potensi ini,
manusia dapat membuktikan dengan daya nalar dan ilmiah tentang ‘kekuasaan’ Allah. Serta dengan
potensi ini ia dapat mempelajari dan memahami dengan benar seluruh hal yang dapat bermanfaat
baginya dan tentu harus diterima dan hal yang mudharat baginya tentu harus dihindarkan. Potensi
Aqliyah juga merupakan potensi yang dianugerahkan Allah kepada manusia agar manusia dapat
membedakan mana yang haq dan mana yang bathil dan mampu berargumen terhadap pemilihan yang
dilakukan oleh potensi ruhiyah.

Allah berfirman dalam Al-qur’an surat An-Nahl ayat 78 :


‫ه‬ ْ َ‫ََللا أ‬
َ ‫ش هك هر‬
ُ‫ون‬ ُْ ‫َاألفئِ َد َُة لَ َعلّ هك‬
ْ َ‫م ت‬ ْ ‫ع وَاأل ْبصَا َُر و‬ ُّ
َُ ‫الس ْم‬ ُ‫ل لَ هك ه‬
‫م‬ َ ‫ش ْي ًئا َو‬
َُ ‫ج َع‬ ‫م ال تَ ْعلَ ه‬
َُ ‫م‬
َ ‫ون‬ ُِ ‫ن هبطه‬
ُْ ‫ون أ ّمهَاتِ هك‬ ُْ ‫م ِم‬ ‫خ َرج ه‬
ُْ ‫َك‬ ُ‫و ّ ه‬
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
D. Potensi Jasmaniyyah

Ialah kemampuan tubuh manusia yang telah Allah ciptakan dengan sempurna, baik rupa,
kekuatan dan kemampuan. Sebagaimana pada firman Allah Al-Qur’an surat At-Tin ayat 4 yaitu
ْ‫ن تَق ِويم‬ َ ‫سانَْ فِي أَح‬
ِْ ‫س‬ َ ‫لَقَدْ َخلَقنَا اإلن‬
Artinya : sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
Kata insan dijumpai dalam Al-Qur’an sebanyak 65 kali. Penekanan kata insan ini adalah lebih
mengacu pada peningkatan manusia ke derajat yang dapat memberinya potensi dan kemampuan
untuk memangku jabatan khalifah dan memikul tanggung jawab dan amanat manusia di muka
bumi, karena sebagai khalifah manusia dibekali dengan berbagai potensi seperti ilmu, persepsi,
akal dan nurani. Dengan potensi-potensi ini manusia siap dan mampu menghadapi segala
permasalahan sekaligus mengantisipasinya. Di samping itu, manusia juga dapat
mengaktualisasikan dirinya sebagai makhluk yang mulia dan memiliki kedudukan yang lebih
tinggi dari makhluk lain dengan berbekal potensi-potensi tadi Dan dalam surat ini manusia
diberikan oleh Allah potensi jasmani.
2. Potensi Eksternal
Disamping potensi internal yang melekat erat pada diri manusia, Allah juga sertakan potensi
eksternal sebagai pengarah dan pembimbing potensi-potensi internal itu agar berjalan sesuai dengan
kehendak-Nya. Tanpa arahan potensi eksternal ini, maka potensi internal tidak akan membuahkan hasil yang
diharapkan. Potensi eksternal ini dibagi menjadi dua yaitu :
A. Potensi Huda
Ialah petunjuk Allah yang mempertegas nilai kebenaran yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya untuk
membimbing umat manusia ke jalan yang lurus.
. Potensi eksternal ini juga terdapat dalam firman Allah Sehingga ketika manusia tidak menggunakan potensi
eksternal ini yaitu, hidayah dengan baik, maka ia tidak dapat menjalankan surat Al-Baqarah ayat 38 :
‫للاه تَعَالى‬
ْ ‫ل‬ ْ ‫لَ خَوفْ َعلَيْ ِهمْ َو‬
َْ ‫قَا‬: ‫لَ ههمْ يَحزَ نهون‬ ْ َ‫اي ف‬ ‫قهلنَا اهبِ ه‬
َْ ‫طوا ِمن َها َج ِميعًا فَإ ِ َّما يَأتِيَنَّ هكم ِ ِّمنِِّي ههدًى فَ َمن تَبِ َْع هه َد‬
Artinya : “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka
barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula)
mereka bersedih hati”.
Pada ayat ini dijelaskan dalam konteks potensi eksternal yaitu, ketika seseorang mengikuti dan
menjalankan yaiu petunjuk Allah maka bagi orang tersebut niscaya tidak ada kekhawatiran ataupun
kesedihan hati.
B. Potensi Alam
Alam semesta adalah merupakan potensi eksternal kedua untuk membimbing umat manusia
melaksanakan fungsinya. Setiap sisi alam semesta ini merupakan ayat-ayat Allah yang
dengannya manusia dapat mencapai kebenaran.

Hal ini terdapat dalam firman Allah surat Al-Imraan ayat 190 dan 191 yang berbunyi :

َ ّ ‫ون‬
ُ‫َُللاُقِيَا ًما‬ َ ‫) الّ ِذينَ ُي َْذ هك هر‬190(ُِِ ‫يُاألَ ْلََا‬
ْ ِ‫ُألهول‬
ِ ُ‫َُلَيَات‬َ ‫َار‬
ِ ‫لُوَال ّنه‬
ّ ِ ‫َاختِ ََل‬
ِ ‫فُالل ْي‬ ْ ‫ضُو‬ َ ْ ‫ُالسمَاوَاتُِو‬
ِ ‫َاأل ْر‬ ّ ‫ق‬ ْ َ ُ‫نُفِي‬
ِ ‫خل‬
ّ ‫إ‬
ِ
ُ َِ ‫َاُع َذا‬
َ ‫قن‬ َ ‫حانَك‬
ُِ ‫َُف‬ َُ َْ ‫ُس‬‫ط ًَل ه‬ ِ ‫ه َذاُبَا‬ َ ‫خلَ ْق‬
َ ُ‫ت‬ َ ُ‫ض َربّنَاُمَا‬ َ
ُِ ‫َاأل ْر‬ْ ‫ُالسمَاوَاتُِو‬ّ ‫ق‬ ْ َ ُ‫ونُفِي‬ ّ
َ ‫مُ َويَ َت َفك هر‬
ْ ‫ىُج هنوبِ ِه‬
‫ه‬ َ ‫و هَق هعو ًداُو‬
َ‫َعل‬
ِ ‫خل‬
)191(ُ‫ار‬ ِ ‫ال ّن‬
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.
Di samping alloh memberikan begitu beragam potensi pada manusia,tak lepas hakikat manusia
adalah makhluk yang lemah serta tempatnya lupa.
Dikutip dari buku karangan prof.Dr.Ahmad Tafsir,diantara kelemahan manusia adalah sebagai
berikut :
1) Manusia adalah makhluk yang lemah (surat 4:28). Hamka menambahkan bahwa kelemahan
manusia itu terutama ialah lemah dalam mengendalikan nafsu syahwat dan oleh karena itu
Alloh memberikan jalan keluar boleh poligami sampai empat asal sanggu adil.
2) Manusia memiliki kecenderungan nakal. Alloh melukiskan manusia itu dalam Al-quran “apabila
manusia ditimpa bahaya maka ia berdoa kepada Alloh,tetapi bila ia telah lepas dari bahaya itu
ia kembali ke jalan sesat seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Alloh (surat 10:12; surat
39:8), dan bila manusia itu memperoleh nkmat itu berasal dari usaha dan kepintarannya sendiri
(surat 39:49).
3) Manusia itu sering mencelakakan diri sendiri. Manusia lahir dengan anggota badan yang
lengkap,ini merupakan kenikmatan dari Alloh.tetapi nikmat itu tidak disyukuri,bahkan manusia
itu sering melakukan sesuatu yang mencelakakan diri sendiri seperti minum-minuman keras
,mencuri,berjudi. Perbuatan itu sebenarnya diketahuinya akan mencelakakan dirinya dan orang
lain.
4) Manusia mencintai kehidupan dunia
5) Manusia sering tergesa-gesa
6) Manusia senang berkeluh kesah dan gelisah

Anda mungkin juga menyukai