Anda di halaman 1dari 27

PNEUMONIA

DEFINISI
• peradangan parenkim paru distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratorius dan alveoli serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempa
KLASIFIKASI
Berdasarkan klinis dan epidemiologis
: a. Pneumonia komuniti B. Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured
(community-acquired pneumonia) pneumonia / nosocomial pneumonia)

• Pneumonia yang didapat di • pneumonia diperoleh


masyarakat. Pneumonia selama atau setelah rawat
komuniti ini merupakan inap untuk penyakit lain
masalah kesehatan yang atau prosedur dengan onset
setidaknya 72 jam setelah
menyebabkan angka masuk. Penyebab,
kematian tinggi di dunia. mikrobiologi, pengobatan
dan prognosis berbeda dari
orang-orang dari komunitas-
pneumonia.
Pneumonia pada penderita
Pneumonia aspirasi a Immunocompromised
• komplikasi dari aspirasi paru.
Aspirasi paru adalah masuknya
makanan, asam lambung, air
liur, atau benda asing lainnya
ke paru-paru yang dapat
memicu infeksi paru. Pada
keadaan normal atau pada
aspirasi dalam jumlah kecil,
paru-paru memiliki
mekanisme pertahanan untuk
mengeluarkannya, misalnya
dengan batuk.
2. Berdasarkan bakteri penyebab

• a.Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat terjadi pada semua usia.


Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang
peka, misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik, Staphyllococcus
pada penderita pasca infeksi influenza.
• b. Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan
Chlamydia c. Pneumonia virus
• d. Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi
terutama pada penderita dengan daya tahan lemah
(immunocompromised)
3. Berdasarkan predileksi infeksi

• a.Pneumonia lobaris : Sering pada pneumania


bakterial, jarang pada bayi dan orang tua.
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau
segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh
obstruksi bronkus misalnya : pada aspirasi benda
asing atau proses keganasan
• b.Bronkopneumonia : Ditandai dengan bercak-
bercak infiltrat pada lapangan paru
4.3 etiologi

• Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan bakteri


Gram positif dan dapat pula bakteri atipik. Akhir-akhir ini laporan dari beberapa
kota di Indonesia menunjukan bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan
dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif. Berdasarkan
laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia (Medan, Jakarta,
Surabaya, Malang, dan Makasar) dengan cara pengambilan bahan dan metode
pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil pemeriksaan sputum
sebagai berikut :

• Klebsiella pneumoniae 45,18% Streptococcus pneumoniae 14,04% Streptococcus


viridans 9,21% Staphylococcus aureus 9% Pseudomonas aeruginosa
8,56% Steptococcus hemolyticus 7,89% Enterobacter 5,26% Pseudomonas spp
0,9%
• Bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Agen penyebab
pneumonia di bagi menjadi organisme gram-positif atau gramnegatif seperti : Steptococcus
pneumoniae (pneumokokus), Streptococcus piogenes, Staphylococcus aureus, Klebsiela
pneumoniae, Legionella dan lain-lain. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling
umum adalah Streptococcus pneumoniae (Misnadiarly, 2008).
• Virus Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Influenzae virus,
Parainfluenzae virus, Respiratory, Syncytial adenovirus, chicken-pox (cacar air), Rhinovirus,
Sitomegalovirus, Virus herpes simpleks, Virus insial pernapasan, hanta virus dan lain-lain. Virus yang
tersering menyebabkan pneumonia adalah Respiratory Syncial Virus (RSV). (Misnadiarly, 2008).
• Mikoplasma Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit pada
manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki
karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas.
Mikoplasma menyerang segala jenis usia, tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda.
Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati (Misnadiarly, 2008).

Protozoa Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia pneumosistis.
Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP). Pneumonia pneumosistis sering
ditemukan pada bayi yang prematur. (Djojodibroto, 2009).
4.4 gejala
• Gejala Pneumonia pada usia lanjut

Gejala pneumonia yang paling utama adalah demam tinggi yang


menyerang. Namun pada pneumonia pada usia lanjut, jarang
ditemukan demam.

Gejala pneumonia pada usia lanjut lainnya dapat dilihat dari pola
makan. Penurunan nafsu makan drastis dalam beberapa hari
belakangan mungkin merupakan pertanda pneumonia.

batuk berdahak (dahak biasa berwarna kekuningan atau kehijauan),


disertai sesak napas, pernapasan cuping hidung, penggunaan otot-
otot pernapasan dada berlebihan.

Pada kondisi pneumonia yang lebih lanjut dapat menyebabkan


perubahan kesadaran. Penderita dapat menjadi cenderung tidur atau
meracau dan gelisah.
4.5 patofisiologi
• 1. Didalam hidung terdapat concha dan rambut-rambut yang menahan
benda asing untuk masuk ke dlam paru.

• 2. Epiglottis menutupi trachea dan mencegah sekresi maupun makanan


masuk kedalam trakea.

• 3. Cabang trakeobronkial terdiri atas sel-sel yang mensekresikan musin.


Musin ini mengandung zat antibakterial seperti antibodi IgA, defesins,
lisozim, dan laktoferin. Selain itu musin juga bersifat lengketsehingga
bakteri dan benda asing lainnya yang berhasil melewati epiglottis akan
terjebak.

• 4. Silia yang berada sepanjang dinding trachea dan bronkus bergetar


sangat cepat, berperan sebagai sabuk konveyer yang menggerakan musin
keluar.

• 5. Ketika sejumlah cairan atau benda asing masuk ke dalam trakea, reflek
batuk akan bekerja, dan isi yang tidak diinginkan segera dikeluarkan dari
cabang-cabang trakeobronkial.
• 6. Apabila patogen dapat melewati seluruh mekanisme
perlindungan tersebut dan masuk ke dalam alveoli, patogen
akan berada di ruangan yang pada keadaan normal kering
dan tidak dapat dihuni. Masuknya patogen akan memicu
masuknya netrofil dan makrofag alveolar yang akan
memangsa dan membunuh patogen tersebut.
Immunoglobulin dan komplemen dapat ditemukan pada
area ini. Surfaktan juga memiliki fungsi perlindungannya
sendiri.

• 7. Kelenjar getah bening yang berada di alveoli bertugas


untuk mengeringkan dan mengalirkan cairan, makrofag dan
limfosit ke kelenjar getah bening mediastinum.
• Awalnya, akan terjadi dikeluarkannya sekret dan cairan kedalam
alveoli sebagai akibat reaksi inflamasi, yang dimana cairan tersebut
adalah media kultur yang sangat baik bagi bakteri untuk tumbuh. Saat
sekret dan cairan tersebut terakumulasi, cairan tersebut akan
menyebar melalui pori-pori Kohn dan bronkiolus terminalis,
menyebabkan terjadinya penyebaran infeksi secara sentrifugal. Batuk
dan pergerakan saat respirasi akan membantu penyebaran.

• Patogen akan berperan sebagai chemotractant untuk polimononuklear


leukosit. Mediator proinflamasi (TNF-α, IL-1, dan IL-6) akan
dibebaskan dari leukosit dan akan meningkatkan respon inflamasi. Sel
darah merah, fibrin dan leukosit akan mengisi alveoli dan
mengakibatkan timbulnya konsolidasi pada paru. Akibat dari respon
inflamasi ini maka timbulah demam, batuk, sputum yang purulen,
nyeri otot, dan nyeri sendi. Dan apabila sitokin pro-inflamasi didalam
darah cukup tinggi, maka dapat terjadi syok. Konsolidasi pada paru
akan menyebabkan dispnoe (akibat dari berkurangnya komplians)
dan hypoxemia akibat dari gangguan ventilasi dan perfusi (paru yang
mengalami konsolidasi dapat terjadi perfusi akan tetapi tidak dapat
mengalami ventilasi).
4.6 diagnosis dan diagnosis banding

• 1. Anamnesis

• Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam, menggi


gil, suhu tubuh

• meningkat dapat melebihi 40°C, batuk dengan dahak mukoi


d atau purulen

• kadang kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.


Pemeriksaan fisik

• inspeksi :
dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas,
pada

• palpasi :
fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada
• Auskultasi :
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial
yang mungkin disertai ronki basah halus yang kemudian m
enjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.
Pemeriksaan penunjang
• Foto toraks
• gambaran pneumonia
• Lobaris tersering disebabkan Oleh
Streptococcus pneumonia, Pseudomonas aerugin
osa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau
gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsie
la pneumonia sering menunjukkan konsolidasi y
ang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapa
t mengenai beberapa lobus.
Pemeriksaan Laboratorium

• peningkatan jumlah leukosit (normal :


10.000/ul penderita : 30.000/ul )
• pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi.
Kultur darah dapat positif pada 20-
25% penderita yang tidak diobati.
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia, p
ada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respi
ratorik
Diagnosis banding
• 1. Tuberculosis Paru (TB), adalah suatu penyakit
infeksi menular yang disebabkan oleh M.
tuberculosis. Jalan masuk untuk organism M.
tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran
pencernaan. Gejala klinis TB antara lain batuk
lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu),
nyeri dada, dan hemoptisis dan gejala sistemik
meliputi demam, menggigil, keringat malam,
lemas, hilang nafsu makan dan penurunan berat
badan
• 2. Atelektasis, adalah istilah yang berarti
pengembangan paru yang tidak sempurna dan
menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian
paru yang terserang tidak mengandung udara
dan kolaps.
• 3. Chronic Obstructive Pulmonary Disease
(COPD), adalah suatu penyumbatan menetap
pada saluran pernafasan yang disebabkan
oleh emfisema atau bronkitis kronis. COPD
lebih sering menyerang laki-laki dan sering
berakibat fatal. COPD juga lebih sering terjadi
pada suatu keluarga, sehingga diduga ada
faktor yang dirurunkan.
• 4. Bronkhitis, adalah suatu peradangan pada
bronkus (saluran udara ke paru-paru).
Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan
dan pada akhirnya akan sembuh sempurna.
Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit
menahun (misalnya penyakit jantung atau
penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,
bronchitis bisa bersifat serius.
• 5. Asma bronkhiale, adalah penyakit yang
ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan, sehingga pasien yang mengalami
keluhan sesak napas/kesulitan bernapas.
Tingkat keparahan asma ditentukan dengan
mengukur kemampuan paru dalam
menyimpan oksigen. Makin sedikit oksigen
yang tersimpan berarti semakin buruk kondisi
asma.
Antibiotik
1. Kotrimoksazol
2. amoksisilin
• kombinasi dari antibiotika tr
imetropin dan sulfametoksa • Amoksisilin dan ampisilin adal
ah obat golongan beta-
zol.
laktam, yaitu ,golongan penisil
• Cara kerja : menghambat in
asam folat dan pertumuhan .amoksilin dan ampisilin memil
bakteri iki mekanisme kerja yang sama
• Bakterisid yaitu menghambat sintesis din
ding sel bakteri dengan
• Broad spectrum mengikat satu atau lebih pada
ikatan penisilin-protein (PBPs-
protein binding penisilin’s)
• Broad spectrum
4.8 pencegahan
1. Pemberian imunisasi.
pemberian imunisasi campak, Dipteri Pertusis Tet
anus (DPT) ,
Lansia : Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV)
2. Memberikan kemoprofilaksis (pelega
tenggotokan dan pereda batuk)
3. Memperbaiki nutrisi
4. Mengurangi polusi
5. Megurangi penyebaran
6. Menghindari penderita Pneumonia dan ISPA
4.9 komplikasi
• Infeksi aliran darah. Infeksi aliran darah atau
bakteremia terjadi akibat adanya bakteri yang masuk
ke dalam aliran darah dan menyebarkan infeksi ke
organ-organ lain. Bakteremia berpotensi menyebabkan
gagal berfungsinya banyak organ.
• Abses paru atau paru bernanah. Abses paru dapat
ditangani dengan antibiotik, namun terkadang juga
membutuhkan tindakan medis untuk membuang
nanahnya.
• Efusi pleura. Kondisi di mana cairan memenuhi ruang
yang menyelimuti paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai