Anda di halaman 1dari 25

Glaukoma Sekunder ec Hifema

Pembimbing : dr. Rety Sugiarti Sp.M


Disusun oleh : Dwiana Rosida - 2015730032
Identitas Pasien
1 Nama : Tn K

2 Umur : 59 tahun

3 Jenis Kelamin : Laki-laki

4 Pekerjaan : Petani

4 Tanggal Masuk : 09 September 2019


Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan terdapat darah pada bola mata
sebelah kanan sejak ± 1 hari SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang


± 1 hari SMRS - Terdapat darah pada bola mata kanan

± 2 bulan SMRS – Nyeri dan perih pada mata k


anan dan pandangan gelap

± 5 bulan SMRS – Penurunan penglihatan pada


mata sebelah kanan

Pasien menyangkal adanya keluhan nyeri kepala, silau melihat sinar


, riwayat trauma seperti terbentur, atau terkena benda tajam
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyangkal memiliki :
• Hipertensi
• Diabetes melitus
• Memiliki keluhan yang sama sebelumnya
• Menggunakan kacamata
• Riwayat operasi

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa, penyakit
hipertensi dan diabetes melitus disangkal

Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat maupun makanan

Riwayat Pengobatan
Pasien sudah pernah mendapat pengobatan timolol maleat pada
kontrol pertama

Riwayat Psikososial
Pekerjaan pasien sebagai petani, pasien merokok dan sering
minum kopi
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital :
• Tekanan Darah : 110/60 mmHg
• Suhu : 36,6°C
• Nadi : 88 x/menit, reguler, isi, cukup, kuat angkat
• Nafas : 20 x/menit
Pemeriksaan Fisik

Kepala : Normocephal
Thoraks : Cor : ictus cordis tidak terlihat, BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : simetris, sonor kedua lapang paru, terdengar rhonki kanan=kiri
Abdomen : Permukaan rata, bising usus normal, hepatosplenomegaly (-), timpani (+)
Ektremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-), sianosis (-)
Status Oftalmologis

OD Pemeriksaan OS
NLP Visus 6/20
(Non Light
Perception)
- Pinhole 6/6
Ortoforia Kedudukan Bola Ortoforia
Mata
Normal ke segala Gerak Bola Mata Normal ke segala
arah arah
Edema (-) Palpebra Edema (-)
Hiperemis (-) Superior Hiperemis (-)
Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Massa (-) Massa (-)
Status Oftalmologis
OD Pemeriksaan OS

Edema (-) Palpebra Edema (-)


Hiperemis (-) Inferior Hiperemis (-)
Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Massa (-) Massa (-)

Hiperemis (-) Konjungtiva Hiperemis (-)


Massa (-) Tarsalis Massa (-)
Folikel (-) Superior Folikel (-)

Hiperemis (+) Konjungtiva Hiperemis (-)


Massa (-) Tarsalis Massa (-)
Folikel (-) Inferior Folikel (-)

Hiperemis (+) Konjungtiva Hiperemis (-)


Injeksi siliar (-) Bulbi Injeksi siliar (-)
Injeksi konjungtiva (+) Injeksi konjungtiva (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Status Oftalmologis
OD Pemeriksaan OS

Keruh Kornea Jernih


Infiltrat (-) Infiltrat (-)
Edema (-) Edema (-)

Dangkal COA Dalam


Hipopion (-) Hipopion (-)
Hifema (+) Hifema (-)
Grade I

Bulat ± 3 mm Pupil Bulat ± 3 mm


Terletak ditengah Terletak ditengah
Refleks cahaya (+) Refleks cahaya (+)

Jernih Lensa Jernih


Resume

Tn. K berusia 59 tahun datang ke poli mata RSUD kota Banjar dengan
keluhan bola mata kanan terdapat darah sejak ±1 hari SMRS dan disertai
dengan nyeri dan perih sejak ± 2 bulan SMRS. Pasien juga mengeluhkan
penglihatan mata kanan menurun sejak ± 5 bulan SMRS, dan mulai
penglihatan gelap sejak ±2 bulan SMRS.

Dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan visus OD Non Light Perception,


konjungtiva tarsalis inferior hiperemis, dan konjungtiva bulbi hiperemis
dengan injeksi konjungtiva, pada camera oculi anterior (COA) terdapat
hifema.
Diagnosis Kerja
Glaukoma Sekunder ec Hifema OD

Diagnosis Sekunder
Susp. Hipermetropia OS

Tatalaksana
• Non Medikamentosa
1. Tirah baring
2. Tidak meminum air dalam jumlah banyak sekaligus

• Medikamentosa
1. Acetazolamide 3 x 1 tab pc
2. Polidemicin 6 x 1 ed OD
Rencana Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Slit Lamp Biomicroscopy

• Pemeriksaan Oftalmoskop

• Koreksi kacamata OS

Prognosis
Ocular Dextra Ocular Sinistra

• Ad Vitam : ad bonam • Ad Vitam : ad bonam

• Ad Functionam : ad malam • Ad Functionam : ad malam

• Ad Sanationam : ad bonam • Ad Sanationam : ad bonam


Welcome !!
Tinjauan Pustaka
“HIFEMA”
Definisi
Hifema merupakan terdapatnya darah didalam bilik
mata depan, yaitu daerah diantara kornea dan iris,
yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek
pembuluh darah iris atau badan siliar, dan bercampur
dengan aqueus humor yang jernih.

Penglihatan pasien akan sangat menurun, pasien akan


mengeluhkan sakit dsertai dengan epifora dan
blefarospasme.

Glakuoma akut terjadi bila anyaman trabekular


tersumbat oleh fibrin dan sel atau bila pembentukan
bekuan darah menimbulkan blokade pupil.
Klasifikasi
Berdasarkan penyebab hifema dibagi menjadi :

Hifema traumatik
Perdarahan akibat trauma pada
segmen anterior bola mata

Hifema akibat tindakan medis


Disebabkan oleh kesalahan
prosedur operasi mata

Hifema akibat inflamasi


Inflamasi yang parah, sehingga
pembuluh darah pecah.

Hifema akibat kelainan sel darah


Pada juvenile xanthogranuloma

Hifema akibat neoplasma


Pada retinoblastoma
Klasifikasi Hifema
Berdasarkan waktu terjadinya, hifema dibagi atas 2 yaitu :

Hifema Primer
Timbul segera setelah trauma
? Hifema Sekunder
Timbul pada hari ke 2-5 setelah
hingga hari ke 2 terjadi trauma
Klasifikasi Hifema
Berdasarkan tampilan klinisnya dibagi menjadi beberapa grade (Sheppard)

Grade II

1
Grade I
Darah mengisi
kurang dari
sepertiga COA
(58%)
2 Darah mengisi
sepertiga hingga
setengah COA
(20%)

3 4
Grade III Grade IV
Darah mengisi Darah memenuhi
hampir total seluruh COA (8%)
COA (14%)
Patofisiologi Hifema
Trauma tumpul

Kerusakan integritas jaringan orbita

Kerusakan kapiler Terpajanya reseptor nyeri

Permeabilitas kapiler Robeknya pembuluh darah


meningkat iris atau badan siliar

Kehilangan protein dan


Perdarahan oculi anterior
cairan plasma ke intertitial

Edema Edema Edema Mengotori Menyumbat


palpebra kornea retina permukaan kornea Jaringan Trabekular

Resiko
Gangguan Gangguan Perdarahan ulang
Kekakuan Glaukoma
Refraksi Penglihatan
Penegakan Diagnosis
Anamnesis:
• Memiliki riwayat trauma
• Ditemukan gangguan visus
• Ditemukan tanda-tanda iritasi dari konjungtiva
• Nyeri pada mata disertai mata berair
• Fotofobia (tidak tahan terhadap sinar)
• Penglihatan ganda
• Blefarospasme
• Edema palpebra
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang :

a) Pemeriksaan ketajaman penglihatan

b) Pemeriksaan lapang pandang

c) Pengukuran tonografi

d) Slit Lamp Biomicroscopy

e) Pemeriksaan oftalmoskop
Penatalaksanaan

Tirah Baring Koagulan


02
Keadaan terlentang, posisi kepala Untuk menekan/menghentikan
diangkat dengan elevasi kepala 30°- perdarahan.
45°. Istirahat total minimal 5 hari Misalnya : Adona-AC, Transamin,
kemungkinan terjadi perdarahan Vit K, vit C.
sekunder 01

Midriatika Miotika 03 Ocular Hypotensive Drug


Pemberian midriatika dan miotika Acetazolamide secara oral, bila
bersama-sama dengan interval 30 ditemukan kenaikan tekanan
menit sebanyak 2 kali akan intraokular, nilai selama 24 jam, bila
mengurangi perdarahan sekunder.. TIO tetap tinggi lakukan
04 parasentesa. Bila TIO normal, tetapi
darah masih ada sampai hari ke 5-9
tetap dilakukan parasentesa.
Perawatan Operasi
Indikasi dilakukan operasi :
• Empat hari setelah onset, hifema total
• Total dengan TIO >50 mmHg selama 4 hari
• Hifema total atau hifema >3/4 COA selama 6 hari dengan TIO >25mmHg
(untuk mencegah corneal bloodstaining)
• Hifema mengisi >1/2 COA yang menerap 8-9 hari (untuk mencegah
peripheral anterior synechiae)

Tindakan operasi dikerjakan :


• Parasentesis  tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
cairan/darah dari bilik depan bolamata.
• Melakukan irigasi dibilik depan bolamata dengan larutan fisiologik
Komplikasi

Perdarahan Glaukoma Hemosiderosis


Sekunder Sekunder Kornea

10-40% terjadi pada


Insidenya 20% Insidenya 10%
hari ke 3-6

Timbul karena iritasi Penumpukan


Disebabkan oleh
pada iris akibat trauma hemosiderin masuk ke
tersumbatnya trabecular
atau merupakan dalam lapisan kornea,
meshork oleh butir-butir
lanjutan dari menyebabkan kornea
/ gumpalan darah.
perdarahan primer. menjadi kuning.
Prognosis

Prognosis tergantung pada banyaknya darah yang tertimbun pada kamera


okuli anterior. Biasanya hifema dengan darah yang sedikit dan tanpa disertai
glaukoma, prognosisnya baik (bonam) karena darah akan diserap kembali
dan hilang sempurna dalam beberapa hari.

Sedangkan hifema yang telah mengalami glaukoma, prognosisnya


bergantung pada seberapa besar glaukoma tersebut menimbulkan defek
pada ketajaman penglihatan. Bila tajam penglihatan telah mencapai 1/60
atau lebih rendah maka prognosis penderita adalah buruk (malam) karena
dapat menyebabkan kebutaan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai