(Robert-Gangneux and
Darde, 2012)
Siklus Hidup Toxoplasma gondii
(Robert-Gangneux and
Darde, 2012)
MorfologiToxoplasma gondii
Transmission electron micrograf takizoit T.gondii intraseluler. Takizoit T.gondii dalam sediaan
Takizoit dikelilingi oleh parasitophorous vacuolar membrane (PVM). darah dengan pewarnaan Giemsa
Bergerak cepat, cepat memperbanyak diri, dan cepat menyerang dan masuk sel-sel jaringan:
terjadi pada fase akut
Perbanyakan diri dengan endodyogeni (internal budding)
Bentuk menyerupai bulan sabit dengan satu ujung yang runcing dan satu ujung lain yang agak
membulat.
(Weiss, 2014; Mardihusodo SJ, 2014; Yuliawati dan
Panjang 4-8 µm lebar 2-4 µm, mempunyai satu nukleus di tengah. Nasronudin, 2015; Myers, 2015)
MorfologiToxoplasma gondii
Kecepatan takizoit membelah berangsur berkurang dan
terbentuklah kista yang mengandung bradizoit (bentuk yang
membelah perlahan); masa ini adalah masa infeksi klinis
menahun yang biasanya merupakan infeksi laten.
Kista berukuran 25 µm
Seringkali tanpa gejala atau hanya gejala ringan dan muncul gejala yang tidak spesifik seperti
demam, pembesaran kelenjar getah bening, myalgia, leher kaku, nyeri menelan atau sakit perut.
Toxoplasmic ensefalitis (TE) adalah manifestasi yang paling sering terjadi pada pasien imunokompromais. Pada 58-89% kasus
terjadi pada manifestasi klinis sub-akut dalam bentuk kelainan neurologis fokal, pada 15-25% kasus dengan manifestasi
klinis kejang yang lebih parah dan pendarahan otak. Manifestasi klinis lainnya seperti hilangnya kesadaran, meningismus,
gejala serebral, gangguan neuropsikiatri, demensia, agitasi.
Pada pasien HIV risiko infeksi SSP yang terkait dengan tingkat CD4, risiko yang lebih tinggi pada mereka yang hanya
memiliki jumlah CD4 + <200 sel / mm3.
Toksoplasmosis pada pasien AIDS juga dapat menyerang paru-paru, mata dan organ lainnya.
Toksoplasmosis paru (pneumonitis) terjadi terutama pada pasien dengan AIDS lanjutan, manifestasi klinis seperti demam,
dyspnea, dan batuk dan seringkali sulit dibedakan dari Pneumocystis jirovecii Pneumonia.
Jika perlu untuk memperkirakan waktu infeksi, sangat penting bagi wanita hamil tes yang mengukur
IgM juga digunakan bersamaan dengan tes lain seperti tes aviditas.
Diagnosis dapat dilakukan dengan pengamatan langsung parasit dalam sediaan jaringan yang
diwarnai, seperti cairan serebrospinal (CSF), atau bahan biopsi lainnya. Teknik ini jarang digunakan
karena sulitnya mendapatkan spesimen ini.
Parasit juga dapat diisolasi dari darah atau cairan tubuh lainnya seperti CSF
Teknik molekuler yang bisa mendeteksi DNA parasit dalam cairan ketuban untuk kemungkinan kasus
transmisi ibu ke bayi (bawaan)
Penyakit ocular didiagnosis berdasarkan munculnya lesi pada mata, gejala, perjalanan penyakit, dan
biasanya tes serologis.
(CDC, 2016)