Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 6

Pph Pasal 22 (Umum) Dan Perhitungan Pph


Pasal 22 Untuk Impor Barang (Dipungut Bea
Cukai)

Oleh :
1.DEDE KRISNAWAN
2.FIORENTINA ALDILA PRIYATMADHI
3.MUHAMMAD IRPAN EFENDI
Pengertian PPh Pasal 22
PPh Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang dilakukan
atas pembelian barang, impor barang dan pembelian/
penjualan barang di bidang usaha tertentu.

Menurut UU Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 tahun


2008, Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah
bentuk pemotongan atau pemungutan pajak yang
dilakukan satu pihak terhadap Wajib Pajak yang dengan
kegiatan perdagangan barang.
Pemungut Pph Pasal 22
1. Bendahara Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau
lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara
lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan
barang.
2. Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah
maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang
impor atau kegiatan usaha di bidang lain.
3. Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang
yang tergolong sangat mewah.
Objek Pph Pasal 22
1. Pembelian Barang oleh Bendaharawan Pemerintah dan DJA
( Direktorat Jenderal Anggaran )
2. Pembelian barang oleh BUMN/BUMD yang bersumber dari
dana APBN dan atau APBD
3. Pembelian barang oleh badan tertentu yang bersumber dari
dana APBN maupun non APBN
4. Impor Barang
5. Pembelian bahan untuk industri tertentu atau eksportir dari
pedagang pengumpul
6. Penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas
7. Penjualan barang yang tergolong mewah
8. Penjualan hasil industry tertentu (Semen, Otomotif, Kertas,
Baja, rokok dan segala jenis obat)
Tarif Pph Pasal 22
Objek Tarif
Pembelian barang yang dilakukan
oleh Bendahara Pemerintah, 1,5%
BUMN/D, dan badan tertentu
Impor Barang:
- Yang menggunakan API 2,5%
- Yang tidak menggunakan API 7,5%
- Yang tidak dikuasai ( Lelang ) 7,5%
Pembelian bahan – bahan untuk
keperluan industry / ekspor dari 2,5%
pedagang pengumpul
Penjualan oleh pertamina :
- Premium, Solar, Premix, Super TT 0,25%
- Minyak Tanah, LPG, Pelumas 0,3%
Tarif Pph Pasal 22
Penjualan oleh Selain Pertamina:
- Premium, Solar, Premix, Super TT 0,3%
- Minyak tanah, LPG, Pelumas 0,3%
Penjualan hasil industry tertentu :
- Kertas 0,1%
- Baja 0,3%
- Otomotif 0,45%
- Semen 0,25%
- Rokok 0,15%
- Obat-obatan 0,3%
Impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importer yang
menggunakan API sebesar 0,5%
Badan Usaha yang memproduksi Emas batangan wajib memungut Pph
pasal 22 sebesar 0,45% dari harga jual emas batangan.
Pengecualian Pph Pasal 22
1. Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terutang
PPh, dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pph
Pasal 22 yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
2. Impor barang yang dibebaskan dari Bea Masuk dan atau
Pajak Pertambahan Nilai; dilaksanakan oleh DJBC.
3. Impor sementara jika waktu impornya nyata-nyata
dimaksudkan untuk diekspor kembali, dan dilaksanakan oleh
Dirjen BC.
4. Pembayaran atas pembelian barang oleh pemerintah atau
yang lainnya yang jumlahnya paling banyak Rp. 2.000.000,-
(dua juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang
terpecah-pecah.
Pengecualian Pph Pasal 22
5. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas,
air minum/PDAM, benda-benda pos.
6. Emas batangan yang akan di proses untuk menghasilkan
barang perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor, dinyatakan
dengan SKB.
7. Pembayaran/pencairan dana Jaring Pengaman Sosial oleh
Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.
8. Impor kembali (re-impor) dalam kualitas yang sama atau
barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan
perbaikan, pengerjaan dan pengujian yang memenuhi syarat
yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
9. Pembayaran untuk pembelian gabah dan atau beras oleh
Bulog.
Perhitungan Pph Pasal 22
PT XYZ mengimpor barang dari Korea. PT XYZ adalah importir mobil yang
telah memiliki Angka Pengenal Impor. PT XYZ mengimpor unit 50 mobil,
dengan harga faktur $ 10.000 per unit. Biaya asuransi dan biaya angkut yang
berkaitan dengan impor mobil tersebut masing-masing adalah 2% dan 3%.
Bea masuk yang dibayar oleh PT XYZ sebesar 5% dari CIF dan bea masuk
tambahan sebesar 20% dari CIF. Kurs pada saat itu ditetapkan oleh Menteri
Keuangan sebesar $1 = Rp 9.000. Berapa PPh pasal 22 yang harus dibayar?
Harga faktur : 50 unit x $10.000 $500.000
Biaya asuransi(2%) $ 10.000
Biaya angkut(3%) $ 15.000
CIF $525.000
Bea masuk: 5% x $525.000 $ 26.250
Bea masuk tambahan:20% x $525.000 $105.000
Nilai Impor $ 656.250
Nilai Impor dalam rupiah: $656.250 x Rp 9.000 = Rp 5.906.250.000,-
PPh 22 yang harus dipungut (memiliki API) 2,5% x Rp 5.906.250.000 = Rp
147.656.250,-
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai