Anda di halaman 1dari 24

INFEKSI PADA LANSIA

dr. Sri Udaneni MS.SpMK


PENDAHULUAN

Pengertian :
 Lanjut Usia/ Lansia :
UURI No.13 Tahun 1998 , setelah mencapai usia 60 tahun.

 Gerontology : Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari


secara khusus mengenai masalah / faktor yang menyangkut
lansia. Antara lain proses penuaan yang normal secara biologis,
psikologis, sosial dan spiritual , keadaan fisiologi dan penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan usia lanjut.

 Geriatri : Lansia yang mengalami lebih dari 2 penyakit ?

 Di Indonesia menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional thn 2016


berjumlah lansia 22.4 jt orang. 2
PERBEDAAN KONDISI PADA LANSIA.
Terjadi penurunan fisiologi:
 Fungsi organik : syaraf, jantung, paru, hormon,
enzym, gangguan sensorik motorik.
 Non organik /mental/psykologi :semangat, kesepian

 nafsu makan  kekurangan nutrisi


 Kemampuan untuk mempertahankan kondisi fisik
yang baik: mobilitas, keseimbangan tubuh, ,
kemandirian, hygiene, nutrisi .

 kualitas hidup para lansia.

3
INFEKSI

 Turunnya pertahanan terluar /non spesifik/ innate


imunity mempermudah terjadinya infeksi lokal
maupun sistemik sehingga floranormal / oppertunis
patogen dapat mengakibatkan infeksi yang serius.

Pencegahan terjadinya infeksi:


 Meningkatkan daya tahan tubuh :

vaksinasi, nutrisi, hygiene.

4
PERTAHANAN NON SPESIFIK

5
 Sistem saluran pernafasan
 Sistem urinarius

 Sistem saluran pencernaan

 Kulit.

 Lain –lain : mata , telinga, genital

Pada sistem ini pada keadaan normal terdapat berbagai


jenis mikroba.

6
INFEKSI SALURAN NAFAS

 Infeksi bisa terjadi pada saluran pernafasan


bagian atas, tengah dan bagian bawah.

 Jenis bakteri tertentu menyebabkan infeksi pada


bagian saluran pernafasan tertentu.

 Gejala sesuai dengan lokasi dan penyebabnya

 Spesimen : usap tengorokan/hidung, sputum


bahan aspirasi.

7
Mikroirganisme

Streptococcus pyogenes
Streptococcus pneumonia
Haemophyilus inflenzae
Staphylococcus aureus
Pseudomonas aeroginosa
Mycobacterium tuberculosa
Klepsiella pneumoni
Legionella pneumophila

Rhinovirus
Influenza virus
Corona virus
8
Infeksi Saluran Kemih /ISK

Saluran kemih bawah : merupakan bagian yang banyak


mengandung mikroba dikarenakan letaknya yang
berdekatan dengan anus khususnya perempuan
dimana ukuran uretra yang pendek sehingga
memudahkan mikroba mencapai kandung kemih

Perubahan hormonal merubah kondisi mukosa,


Dimana terjadi perubahan pH sehingga lebih
memungkinkan mikroba berkembang.

9
Infeksi yang paling sering terutama disebabkan oleh
bakteri yang terdapat pada saluran cerna.

Infeksi pada saluran kemih dapat terjadi karena


penyebaran secara hematogen maupun karena
penyebaran dari infeksi bagian bawah .

Bila infeksi tidak diatasi dengan baik dapat


menyebabkan kerusakan ginjal yang fatal.

10
11
Infeksi yang paling sering terutama disebabkan oleh
bakteri yang terdapat pada saluran cerna.

Infeksi pada saluran kemih dapat terjadi karena


penyebaran secara hematogen maupun karena
penyebaran dari infeksi bagian bawah .

Bila infeksi tidak diatasi dengan baik dapat


menyebabkan kerusakan ginjal yang fatal.

12
Microba penyebab :

Escherichia coli
Klebsiella sp
Proteus sp
Pseudomonas sp
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus aureus

13
 Gejala yang bisa timbul disuri, piuria, hematuri, nyeri pada
suprapubis, nyeri pinggang, demam.

 Spesimen dari urine midstrem/arus tengah atau urin suprapubic


puncture /spp
Pengelolahan spesimen harus benar, karena interpretasi suatu
ISK tergantung dengan jumlah bakteri / ml urin.
Urin MS : > 100.000 bakteri/ml
Urin SPP normal : steril.

 Pencegahan :
Menjaga kebersihan.
Sering BAK.
Banyak minum
Penggunaan kateter secara aseptik dan dilakukan
penggantian secara periodik.
Latihan otot dasar panggul
14
Bakteri penyebab :

Escherichia coli
Klebsiella sp
Proteus sp
Pseudomonas sp
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus aureus

15
Infeksi Saluran Pencernaan

Menurunnya fungsi pencernaan :


 Mengunyah

 Enzym pencernaan

 Kemampuan absorbsi

 Peristaltik

 Nafsu makan menurun

 Nutrisi menurun  dayatahan tubuh


menurun
16
Gangguan pencernaan oleh mikroba:
 Toksin: sitotoksin, enterotoksin.

 Invasi ke dinding usus.

 Ketidak seimbangan mikroba

Gejala :
 Sakit perut, mual, muntah, diare darah +/- , dehidrasi.

 Demam.

 Spesimen : bahan muntahan, tinja, swab anus.

17
Pencegahan :
 Peningkatan daya tahan tubuh
 Menjaga kebersihan makanan yang
dikonsumsi.
 Penyesuaian status kesehatan, gizi, konsistensi
makanan
 Mencegah terjadinya konstipasi.

Mikroba penyebab :
 Escheria coli patogen dan non patogen
 Proteus sp
 Klebsiella sp
 Flora normal lainnya.
18
INFEKSI KULIT
Perubahan pada kulit lansia :
Terutama dikarenakan perubahan hormon.
Kering karena terjadi penurunan cairan, kolagen,
suplai darah , penggunaan obat-obatan,
sensitivitas meningkat.
 kering  gatal  mikrolesi  infeksi

Kusam : Perubahan sekresi kelenjar di kulit,


sebasea, keringat, keratinisasi, sel mati.

19
20
Gejala:
Semua eflueresensi lesi dapat ditemukan,
yang tergantung pada penyebabnya.
Dari yg ringan sampai yang berat.

Spesimen diambil dari tempat lesi.


 Usap kulit yang ada lesi dgn pus

 Kerokan kulit lesi yang kering.

21
Mikroba penyebab infeksi :
Staphylococcus epidermidis.
Staphylococcus aureus - MRSA
Streptococcus viridans
Corynebacterium
Varicella-Zoster

22
selulitis Selulitis

Herpes Zoster

23
Pencegaha :
 Meningkatkan hygienis
 Mencegah kekeringan
 Menghindari rangsangan berlebihan
 Skin food,

24

Anda mungkin juga menyukai