Anda di halaman 1dari 42

Endometriosis

Pembimbing:
dr. R. A. Sita D. Utari, Sp. OG

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obsetri dan Ginekologi Periode


1 Maret – 27 Maret 2021
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
Definisi
Endometriosis adalah penyakit pada remaja dan wanita usia
reproduksi yang ditandai dengan adanya jaringan endometrium di
luar rongga rahim dan umumnya berhubungan dengan nyeri panggul
kronis dan infertilitas.
Epidemiologi

Wanita usia reproduksi 3 - 10%

Wanita infertil 9 - 50%

Wanita yang mengalami 71 - 87%


nyeri pelvis kronis
Klasifikasi oleh ASRM (American Society for
Reproductive Medicine)
Stadium Klasifikasi Skor

I Endometriosis minimal 1-5

II Endometriosis ringan (mild) 6 - 15

III Endometriosis sedang (moderate) 16 - 40

IV Endometriosis berat (severe) > 40


Derajat Endometriosis
Patogenesis
Teori Aliran Balik Darah Haid ( Menstrual
Retrograde)

Aliran balik darah haid yang berisi jaringan


endometrium melalui saluran tuba falopii kemudian
tumpah keluar dan melakukan implantasi di rongga
peritoneum.
Manifestasi Klinis
● Gejala klasik dari endometriosis meliputi dysmenorea, dyspareunia, dyschezia dan atau infertilitas.
● 83% wanita dengan endometriosis mengeluhkan salah satu atau lebih gejala tersebut.

Gejala Persentase

Nyeri haid 62

Nyeri pelvis kronik 57

Dispareunia dalam 55

Keluhan intestinal siklik 48

Infertilitas 40
Penegakkan diagnosis
Anamnesis
⊳ Dismenore : dekade kedua .
 memburuk seiring bertambahnya usia, dan dapat berkembang menjadi nyeri
panggul kronis.
⊳ Ciri khas endometriosis : nyeri panggul siklik.
(sebelum menstruasi - puncak 1 hingga 2 hari sebelum menstruasi - mereda saat
menstruasi atau segera setelahnya)
⊳ Gejala lain : dismenore, dispareunia, perdarahan abnormal, gejala usus
dan kandung kemih, dan subfertilitas.
⊳ Diagnosis paling umum dalam evaluasi pasangan infertil.
⊳ Gejala klasik

Dysmenor Dyspareun
ea ia

Infertilitas
Endometriosis dengan Infertilias

⊳ Infertilitas lebih sering terjadi pada wanita dengan endometriosis


⊳ Dengan penyakit yang luas, jaringan parut panggul dan adhesi yang merusak anatomi panggul
dapat menyebabkan infertilitas sekunder akibat distorsi tuba.
⊳ Prostaglandin dan autoantibodi.
⊳ Dalam beberapa kasus, infertilitas mungkin satu-satunya keluhan, dan endometriosis ditemukan
pada saat evaluasi laparoskopi sebagai bagian dari pemeriksaan infertilitas.
⊳ Adanya endometriosis pada pasien infertilitas asimtomatik bervariasi antara 30% dan 50%.
⊳ Faktor risiko
○ Menarche di usia < 12 tahun
○ Riwayat endometriosis keluarga
○ Anomali Mullerian
○ Tingkat stress tinggi
○ BMI < 18,5 kg/m2 .
○ Ganguan perkembangan selama periode janin dan bayi

⊳ Gejalanya pertama kali saat remaja.


Gejala Presentasi
Kram Uterus 100%
Nyeri Siklik 67%
Nyeri Di Luar Siklus 39%
Konstipasi Atau Diare 67%
Gejala Lainnya
⊳ Kejadian katamenial = kejadian yang biasanya terjadi pada wanita dengan
endometriosis
 penumothoraks, hemoptysis, & endometriosis pada organ peritoneum
lainnya.
⊳ nyeri perut, distensi, diare, konstipasi, dan tenesmus

Vesika urinaria Rektal Kolon Sigmoid Usus

Gejala hampir sama Diskezia



Hematuria Obstruksi Perdarahan,



● ●
Obstruksi Usus,
dengan kanker kolon


Jarang perforasi maupun mengarah kepada keganasan
Pemeriksaan fisik
⊳ Inspeksi pada vagina (speculum)
 Lesi di fornik posterior
⊳ Pemeriksaan bimanual : menilai ukuran, posisi dan mobilitas dari uterus
 Nyeri dengan gerakan rahim
⊳ Palpasi rektovagina : plapasi lig. sakrouterina & septum rektovagina
 +/- nodul endometriosis (nodularitas uterosakral)
 nyeri tekan

Pemeriksaan saat haid : ↑ peluang deteksi nodul & menilai nyeri.


Pemeriksaan penunjang

LAPAROSK
OPI
USG

MARKA
MRI BIOKIMIAWI
Laparoskopi

⊳ Metode definitif untuk diagnosis endometriosis termasuk penentuan stadium


dan evaluasi kekambuhan pascaterapi
⊳ Merupakan tindakan visualisasi yaitu tindakan pembedahan di abdomen atau
panggul menggunakan insisi kecil 0,5−1,5 cm dengan memasukkan kamera
kedalamnya
Tiga tipe lesi endometriosis

Lesi superfisial

Lokasi : peritoneum & ovarium

Bentuk :

blue-black powder burn

Subtile lesion : petechie, vesicular, polypoid & hemorrhagic lesion

Kista endometriosis/ endometrioma


Bentuk : kista berisi cairan kecoklatan kental yang mengelompok pada permukaan peritoneum (fossa ovarium), endometrioma
terbentuk akibat invaginasi korteks ovarium setelah terjadi akumulasi debris darah haid

Deep infiltrating endometriosis atau lesi infiltrasi dalam


Lesi endometriosis melakukan infiltrasi lebih dari 5 mm di bawah permukaan peritoneum, dapat juga penetrasi atau melekat pada
struktur lain, misalnya kandung kencing, usus, ureter dan vagina
Laparoskopi
Pemeriksaan penunjang lainnya

Ultrasonografi transvaginal MRI Marka biokimiawi


Lini pertama penegakkan diagnosis, ●
Dx
endometriosis >1cm

Bagus untuk prediksi deep ●
IL-6 dan TNF-α : endometriosis

Karakteristik kista : ground-glass endometriosis, juga untuk gejala ringan-sedang.
homogeny, internal echo difus dengan deteksi & diferensiasi ●
CA125, Hs-CRP dan VEGF: kasus
latar belakang hiperechoic endometrioma ovarium dari yang sudah lama terjadi

Deteksi kista endometriosis massa ovarium, namun tidak ●
sampel darah saat puasa dan fase

Baik : dx endometriosis GIT dapat diterpakan pada lesi kecil folekuler (hari ke 5-10), Dan sampel

Tidak baik : pemeriksaan cairan peritoneum dari kavum
endometriosis peritoneal peritoneum douglas.
Ultrasonografi transvaginal
MRI
Klasifikasi Endometriosis menurut ASRM
Diagnosis endometriosis pada remaja

Gejala klinis & Gejala–gejala


Riwayat keluarga
tambahan

Faktor risiko Gambaran USG


transabdominal /transrektal.
Deteksi Dini Endometriosis
⊳ Para ahli merekomendasikan deteksi dini endometriosis,
yaitu dengan uji diagnostik empirik (pada fisilitas primer)
Keluhan
Keluhan tidak
OAINS juga KIE
sebagai uji diagnostik
membaik
nyeri haid
empirik selama 3 bulan

Dir
uju
k
ke
lini
sek
und
er
unt
uk
pe
mer
iks
aan
dan
pen
ang
ana
n
sela
njut
nya
.
Tatalaksana
Obat-obatan

Hormonal

Bedah

Kombinasi bedah dan obat-obatan


Tatalaksana Keinginan untuk
memiliki anak
selanjutnya

Lokasi dan
keparahan
endometriosis

Pemiliha
n Terapi

Gejala yang
muncul dan
keparahannya
Obat-obatan
⊳ Pil kontrasepsi kombinasi
○ Fungsi : mengurangi aliran menstruasi, desidualisasai implant
endometriosis, dan meningkatkan apopotosis pada endomestrium eutopik
pada wanita dengan endometriosis.
○ Paling banyak digunakan adalah monofasik.

⊳ Medroxyprogesterone acetate (DMPA)


○ Kerja : menginduksi anovulasi, menyebabkan atrofi endometrium &
menekan proses angiogenesis
Obat-obatan
⊳ Danazol
○ androgen sintetik dan derivate 17 alpha – testosterone.
○ Kerja : induksi amenorea melalui supresi aksis hipotalamus-pituitary-ovarium (HPO)
inhibisi steroidogenesis ovarium serta mencegah proliferasi endometrium.
○ Efek samping : hiperandrogen.
⊳ Agonis GnRH
○ Kerja : memberikan pajanan ke hipofisis terus menerus  terjadi down regulasi
reseptor GnRH  berkurang sensitivitas kelenjar hipofisis & terjadi amenorea 
cegah terbentuk lesi baru
Obat-obatan
⊳ Aromatase inhibitor
○ Kadar mRNA aromatase yang meningkat ditemukan pada lesi
endometriosis dan endometrioma ovarium sehingga aromatase inhibitor
menjadi pilihan terapi yang potensial.
⊳ Anti prostaglandin
○ Dengan ditemukannya peningkatan kadar prostaglandin di cairan
peritoneum dan lesi endometriosis pada wanita dengan endometriosis,
maka OAINS digunakan dalam tatalaksana nyeri terkait endometriosis.
Tatalaksana Non Hormonal

⊳ Thiazolidinediones (TZD)
○ TZD merupakan activator PPAR γ . Pada endometriosis TZD menghambat
proliferasi sel endotel dan mengurangi vaskularisasi patologik dari lesi yang
berkaitan melalui kompleks yang teraktivasi

⊳ PPAR γ (peroxisome proliferator – activated reseptor gamma)


○ Aktivasi PPAR γ dengan reseptornya yaitu retinoid X reseptor (RXR)
menghambat aromatase p450 seingga menekan pertumbuhan
endometriosis
Tatalaksana Bedah

⊳ LUNA (Laparoscopic Uterine Nerve Ablation)


○ eksisi ± 1,5 – 2 cm bagian ligamentum sakrouterina di insersi serviks
○ Prosedur :
■ posisikan uterus anteversi (manipulator uterus),
■ identifikasi ligamentum uterosakral  salah satu atau keduanya dipotong dekat
dengan insersinya di serviks
○ Sebagian kecil ligamentum diambil untuk diperiksa secara histologi
○ Diharapkan : putus saraf sensosris  nyeri berkurang
Tatalaksana Bedah
⊳ Laparoskopi Pre – Sacral Neurectomy
○ Saraf presakral merupakan bagian reroperitoneal superior dari pleksus
hipogastrika, berada di bawah bifurkasio aorta kurang lebih 3-4 cm
mengarah ke sacrum
○ Eksisi jaringan saraf antara peritoneum dan periosteum min. 2 cm
○ PSN  putus saraf sensorik
(pemutusan jalur persarfan yang lebih banyak dibandingkan LUNA)
Tatalaksana Bedah
⊳ Laparoskopi Eksisi Lesi Endometriosis Susukan Dalam/DIE
○ (Deep Infiltrating Endometriosis/DIE)
= masssa padat yang terletak dari 5 mm di dalam peritoneum
○ Indikasi bedah DIE :
■ tingkat nyeri yang signifikan (dyspareunia dan diskezia)
nilai VAS > 7  gangguan aktivitas.
■ Gejala gangguan obstruksi usus besar
■ Kegaglan IVF pada siklus sebelumnya
Daftar Pustaka
1. HIFERI. Konsensus Tata Laksana Nyeri Haid Pada Endometriosis. 2013;12–4.
2. Sataloff RT, Johns MM, Kost KM. Beckmann and Ling’s Obstetrics and Gynecology. 8th ed.
2019. 1142 p.
3. Sataloff RT, Johns MM, Kost KM. Blueprints obstetrics & gynecology. Seventh. 2018. 1312 p.
4. Luqyana S D, Rodiani. DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA TERBARU ENDOMETRIOSIS.
2019. JIMKI. Vol.7:2
5. Parasar P, Ozcan P, Terry KL. Endometriosis: Epidemiology, Diagnosis and Clinical
Management. 2017. Curr Obstet Gynecol Rep.
6. Hendarto, H. ENDOMETRIOSIS Dari aspek teori sampai penanganan klinis. 2015. Surabaya:
Airlangga University Press (AUP)
7. Sataloff RT, Johns MM, Kost KM. Beckmann and Ling’s Obstetrics and Gynecology. 8th ed.
2019. 1142 p.

Anda mungkin juga menyukai