Anda di halaman 1dari 13

“Geomechanics Considerations

in Enhanced Oil Recovery”


Mahardika Aji Kurniawan (12116011)
Alfian Fauzan Akbari Ali (12116154)
 Pendahuluan
Injeksi gas adalah metode yang efektif untuk melakukan EOR pada natural fractured atau
hydraulically fractured di suatu formasi .Studi terbaru menunjukkan bahwa CO2-EOR bisa menjadi
metode yang layak untuk meningkatkan pemulihan tight shale play. Bakken reservoir pada cekungan
Williston adalah satu tight play yang bagian atasnya tersusun oleh shale,bagian tengah disusun batu
pasir dan batu lanau ,sedangkan bagian akhir disusun oleh shale.
Mekanisme recovery utama pada tight formation dasarnya dari depressuritazion dan solution gas
drive.Mekanisme ini dikombinasikan dengan permeabilitas yang rendah sebagai hasil dalam faktor
recovery yang sangat rendah pada formasi Bakken. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mendapatkan teknologi guna meningkatkan recovery di Bakken. Ada beberapa metode EOR untuk
meningkatkan EOR seperti injeksi CO2 . Studi sebelumnya menggunakan injeksi gas pada Bakken,
mengindikasikan kenaikan factor recovery menjadi 10-15% yang semula kurang dari 10%.
Dalam rangka membangun model untuk mewakili kondisi in-situ formasi, simulasi reservoir
dikombinasikan dengan pemodelan geomekanika . Interaksi antara mekanika padat dan aliran fluida
dipelajari dalam tulisan ini di mana hubungan antara parameter reservoir, tekanan, dan total stress
dikembangkan melalui kopling berulang dari stress and flow . Simulasi numerik digunakan untuk
menghubungkan perubahan stres dan deformasi batuan dengan perubahan tekanan dan effective
stress proses penginjeksian CO2 ke dalam formasi.
 Physcial Model Description
Difusi disebabkan oleh pergerakan molekul secara acak, difusi memainkan peran penting dalam
simulasi proses CO2-EOR . Beberapa percobaan di laboratorium menunjukan bahwa injeksi CO2
dapat meningkatkan recovery minyak dan reservoir. Saat proses injeksi CO2 mennyebabkan swelling
oil pada reservoir dan pengurangan viskositas oil. Saat melakukan injeksi CO2 pada Bakken formasi
,aliran tersebut masuk ke dalam fracture yang disebabkan oleh nilai permeabilitas dari matrix yang
rendah. Kemudian CO2 difusi ke fasa oil didalam matrix yang dijelaskan dalam persamaan Fick’s law .

K= Dispersivity
D= Effective Difusivity

Persamaan diatas merupakan hubungan antara massa tertransport dengan gradien


konsentrasi.
 Coupling Between Geomechanics anf Flow Model
Dengan bantuan geomekanika ,banyak proses fisik yang dapat di selidiki ,seperti reservoir
compaction,subsidence ,casing dailure and pore collapse . Persmaan dasar untuk aliran fluida dalam
media berpori terdiri dari : msss conservation law,energy conservation law,Darcy’ s law. Persamaan
kontinyuitas dalam media deformeable dinyatakan sebagai :

Dimana adalah true porosity yaitu perbandingan pori volume dengan bulk volume . Volumetric
strain pada persamaan diatas untuk menghitung perubahan bulk volume dari media pori yang
diabaikan persamaan konvensional tentang aliran. Perubahan strain dapat dijelaskan berdasarkan
pengertian strain dan rotation yang disebabkan oleh pergerakan benda rigid. Sehingga didapatkan
persamaan :
 Geomechanics Effect on Flow Modelling
Porositas reservoir didefinisikan sebagai perbandingan antar volume rongga sebagai initial bulk
volume dengan true porosity melalui volumetric strain.

Perubahan permeabilitas dapat diakibatkan karena fluid flow yang bias digabungkan dengan
geomekanika akibat perubahan stress dan strain. Permeabilitas dapat dihubungkan dengan porositas
ataupun dengan volumetric strain :
 Geomechanics Effect on Flow Modelling
Pada coupling aliran fluida dan geomekanik digunakan model deformasi plastic and nonlinier elastic.
Stress and strain dapat dijelaskan dengan 2 konstanta material yang bersifat elastis.

Gambar disamping adalah Mohr-


Coulomb failure envelope yang dihitung
dari tes kekuatan sampel Bakken. Hasil
yang didapatkan digunakan sebagai
model geomekanika dan seimulasi.

= Shear Strengh = Kohesian


= Normal Stress = Angel
 Reservoir Model
Model reservoir digunakan untuk memberikan evaluasi tentang proses CO2-EOR karena sangat
sedikit ujicoba injeksi CO2 pada formasi Bakken. Dalam upaya menyesuaikan sumur/properties dan
parameter dari reservoir, maka dilakukan pencocokan model reservoir pada daerah penelitian untuk
menghasilkan data produksi yang diamati. Model reservoir digunakan untuk memvalidasi dengan
data produksi lapangan dengan cara :
• Analisis sensitivitas
• Sejarah pencocokan
Proses injeksi CO2 Huff-n-Huff merupakan salah satu teknologi EOR yang telah terbukti di industry
migas yang terdiri dari tiga tahap utama yakni injeksi CO2, peresapan zat CO2,dan produksi. Dalam
model simulasi untuk satu siklus, CO2 dinjeksikan selama enam bulan, kemudian dibiarkan meresap
selama tiga bulan, dan baru di produksi setelah satu tahun.Siklus ini dapat berulang beberapa kali,
tergantung pada masa produksi(10 tahun dalam penelitian ini) untuk mencapai factor recovery yang
diinginkan.
 Reservoir Model

Model reservoir yang digunakan750 grid. Menggunakan ukuran grid yang berbeda dan menggunakan
sensitifitas konduktif pada grid untuk menghilangkan disperse numerik, kita gunakan 150 x 1000 x 5 ft
grid dengan 3 x 5 x1 perbaikan grid untuk blok grid yang mengalami hydraulic fractures.

Terdapat sebuah well horizontal pada Middle Bakken dengan panjang 9000 ft. Sumur ini di stimulasi
dengan transverse fractures dimana half-length fracture sebesar 300 ft, tinggi fracture sebesar 50 ft,
dan konduktivitas fracture adalah 22md-ft. Spasi fracture sebesar 250 ft. Data lain yang digunakan
dalam simulasi dari proses EOR termasuk reservoir, hydraulic fractures, dan properti geomekanik.
Seperti pada Tabel 2 dan Tabel 3.
 Reservoir Model
 Reservoir Model
 Diskusi
Makalah ini mensimulasikan interaksi antara cairan dengan batuan melalui persamaan
yangmenunjukkan bagiamanapengaruh geomekanika dan aliran fluida yang dapat mempengaruhi
hasil. Model porositas ganda digunakan untuk mensimulasi aliran pada fracture dan menstimulasi
volume reservoir di sekitar sumur. .
 Diskusi
 Diskusi
Pada gambar 2-6 mengilustrasikan hasil model simulasi. Hasil tersebut membantu kita dalam
memahami bagaimana parameter yang berbeda dapat mempengaruhi fungsi objektif, serta factor
recovery dan production rates.
Pada gambar 2 menampilkan perbandingan antara factor recovery dengan injeksi CO2. Terlihat
bahwa factor recovery menjadi lebih tinggi setelah diinjeksikan CO2. Hal ini disebabkan oleh fluida
CO2 yang disuntikkan akan membuat oil memgembang dan dapat mengurangi viskositas dari oil
yang menempel pada matriks. Mengurangi jarak fracture sebesar 400 hingga 150 ft dapat
meningkatkan hamper 10% dalam produksi minyak. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jarak
fraktur alami memiliki dampak yang signifikan terhadap enhanced oil recovery.
Iterative coupled method digunakan untuk simulasi geomekanika yang didasarkan pada dugaan
bahwa tekanan dapat diselesaikan dengan simulator yang dimodifikasi untuk menghasilkan ϕ* dari ϕ
dan εv.

Anda mungkin juga menyukai