Anda di halaman 1dari 2

Modul 4

Korelasi Sinyal

A. Tujuan Praktikum
a) Mengaplikasikan autokorelasi pada fungsi chirp
b) Menerapkan korelasi silang pada data vibroseis

B. Pengantar
Korelasi sinyal adalah proses matematis yang dapat menghasilkan nilai tingkat
kemiripan antar dua sinyal yang dibandingkan. Jika sinyal dibandingkan dengan
dirinya sendiri, maka disebut autokorelasi. Sedangkan jika sinyal dibandingkan
dengan sinyal yang lain, maka disebut korelasi silang. Proses korelasi secara efektif
menonjolkan kemiripan dan mereduksi bentuk-bentuk yang tidak relevan.

Aplikasi prinsip korelasi dalam geofisika sangat beragam. Di antaranya, korelasi


digunakan dalam filtering, dekonvolusi dan karakterisasi sinyal. Dalam modul ini,
praktikan akan menerapkan prinsip korelasi sinyal menggunakan data vibroseis.
Vibroseis adalah teknik akuisisi seismik refleksi menggunakan sumber yang
bergetar dengan frekuensi yang divariasikan dalam interval waktu tertentu.
Sumber ini dibangkitkan menggunakan fungsi chirp melalui program komputer.
Seismik vibroseis yang diperoleh adalah hasil interaksi getaran sweep (nama lain
dari chirp) dengan kontras impedansi medium yang dilewatinya. Batas kontras
impedansi tidak dapat diidentifikasi dari data rekaman secara langsung. Oleh
karena itu, proses korelasi diterapkan pada fungsi sumber (chirp) dan sinyal
terekam untuk mendapatkan lokasi batas lapisan yang sebenarnya.

Secara matematis, konvolusi diformulasikan


ℎ(𝑡) = ∫ 𝑥(𝜏) 𝑦(𝑡 + 𝜏) 𝑑𝜏


−∞
atau
ℎ (𝑡 ) = 𝑥 (𝑡 ) ⋆ 𝑦 (𝑡 )

Secara grafis, persamaan diatas terdiri dari 4 tahap:


1. Displacement (translasi)
2. Multiplication (perkalian)
3. Integration (penjumlahan)
D. Instruksi dan Langkah Pengerjaan

Percobaan 1. Autokorelasi
1. Copy file data_corr.m ke direktori kerja Anda.
2. Salin ulang seluruh script ke editor Matlab. Pelajari dan berikan beberapa
catatan.
3. Ubah command terakhir Section 1 menjadi:
x=y(:); y=y(:);
4. Jalankan Section 1 untuk loading data. Anda akan mendapatkan 3 variabel
data.
𝑥 : data seismogram vibroseis.
𝑦 : sinyal sweep.
𝑑𝑡 : laju sampling.
5. Jalankan Section 2 untuk proses korelasi. Bandingkan script yang diberikan
dengan formulasi matematis persamaan korelasi. Catat hasil pengamatan
Anda.
6. Jalankan Section 3 untuk melihat ilustrasi korelasi dalam bentuk matriks.
Pelajari gambar yang dihasilkan dan catat hasil pengamatan Anda. Maximize
windows jika gambar terlihat kurang jelas.
7. Jalankan Section 4. Pelajari gambar yang dihasilkan dan bandingkan hasilnya
dengan gambar yang dihasilkan dari Section 3. Catat hasil pengamatan Anda.
8. Jalankan Section 5 untuk membuang sisi kanan dan kiri yang kurang
signifikan.
9. Jalankan Section 6 untuk menampilkan hasil final. Amati kedua gambar yang
dihasilkan dan bandingkan dengan gambar yang telah dihasilkan sebelumnya
pada langkah 7. Catat seluruh hasil pengamatan Anda.

Percobaan 2. Korelasi Silang


1. Ubah baris terakhir Section 1 menjadi:
x=x(:); y=y(:);
2. Ulangi langkah pekerjaan pada percobaan 1 dari langkah ke-4 sampai
langkah ke-9.
3. Catat seluruh hasil pengamatan dan diskusi Anda.

E. Saran Bacaan
Brigham, E. Oran, 1974, The Fast Fourier Transform, Prentice-Hall.

Anda mungkin juga menyukai