PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat pada saat ini mendorong
para praktisi untuk mengembangkan cara baru agar pekerjaan analisa dapat dilakukan dengan
lebih baik dan lebih efektif. Metode kalkulasi dengan matriks dapat dilakukan dengan mudah
menggunakan teknologi informasi. Sudah banyak persoalan di bidang teknik maupun sain yang
dapat diselesaikan dengan menggunakan permodelan matematika. Sering kali permodelan
matematika tersebut muncul dalam bentuk yang tidak ideal, sehingga tidak dapat diselesaikan
dengan menggunakan metode analitik untuk mendapatkan solusi sejatinya (exact solution).
Ketika persoalan-persoalan yang kita hadapi tidak dapat diselesaikan dengan metode
analitik matematika dalam kalkulus, maka solusinya dapat di hasilkan dengan metode numerik.
Metode numerik secara harafiah berarti suatu cara berhitung dengan menggunakan angka-angka,
sedangkan secara istilah metode numerik adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan
persoalan matematik sehingga dapat diselesaikan dengan operasi aritmatika biasa.
Dengan menggunakan metode numerik, solusi exact dari persoalan yang dihadapi tidak
akan diperoleh. Metode numerik hanya bisa memberikan solusi yang mendekati atau
menghampiri solusi sejati sehingga solusi numerik dinamakan juga solusi hampiran
(approximation solution). Pendekatan solusi ini tentu saja tidak tepat sama dengan solusi sejati,
sehingga ada selisih antara keduanya yang bisa disebut sebagai solusi galat (error). Semakin
kecil galat yang diperoleh berarti semakin dekat solusi hampiran yang diperoleh dengan solusi
sejatinya.
Dalam fisika terdapat banyak persamaan-persamaan untuk menghasilkan suatu solusi
dalam sebuah persamaan dalam bentuk analitik. Salah satunya adalah dalam rangkaian listrik
arus. Untuk itu penulis akan memaparkan bagaimana solusi dari rangkaian listrik arus dalam
penyelesaian metode numerik.
B.
Tujuan Penulisan
BAB II
1
STUDY PUSTAKA
A. Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik merupakan komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara
tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Yang dimaksud dengan satu lintasan
tertutup adalah satu lintasan saat dimulai dari titik yang dimaksud akan kembali lagi ketitik
tersebut tanpa terputus dan tidak memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang ditempuh.
B. Arus Listrik (I)
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang mengalir
dalam satuan waktu dengan simbol I (dari kata Perancis : intensite). Secara matematis
didefinisikan:
dq
I=
(1,1)
dt
Dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak
maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang. Muatan
adalah satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern
menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bersifat netral) yang
dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral. Arah arus searah dengan
arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan arah aliran elektron.
Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI) yang digunakan untuk
mengukur muatan listrik. 1 muatan adalah 1 elektron, dimana 1 elektron adalah
1,6021 x 1019 Coulomb .
Ada 2 jenis arus, yaitu :
1. Arus searah (Direct Current/DC)
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu,
artinya diaman pun kita meninjau arus tersebut pada wakttu berbeda akan mendapatkan
nilai yang sama.
2. Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)
Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan waktu dengan
karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu tertentu (mempunyai perioda
waktu : T).
C. Tegangan (V)
Tegangan adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu coulomb)
pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke terminal/kutub lainnya, atau pada kedua
terminal/kutub akan mempunyai beda potensial jika digerakkan/dipindahkan muatan sebesar satu
coulomb dari satu terminal ke terminal lainnya.
Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan, sehingga
pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan muatan. Secara
matematis dapat ditulis :
dw
V=
(1,2)
dq
D. Resistor (R)
Sering juga disebut dengan tahanan, hambatan, penghantar, atau resistansi dimana
resistor mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus, dan pembagi tegangan. Nilai
resistor tergantung dari hambatan jenis bahan resistor itu sendiri (tergantung dari bahan
pembuatnya), panjang dari resistor itu sendiri dan luas penampang dari resistor itu sendiri.
Secara matematis dapat ditulis :
R=
I
A
(1.3)
dimana :
= hambatan jenis
l = panjang dari resistor
A = luas penampang
Jika suatu resistor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung dari resistor tersebut
akan menimbulkan beda potensial atau tegangan. Secara matematis dapat ditulis :
V =IR
Pembagi tegangan :
V 1=I R1
V 2=I R 2
V 2=I R 2
dimana :
I=
V
R 1+R 2+R 3
sehingga :
Pembagi arus :
I1 =
V
R1
I2 =
V
R2
I3 =
V
R3
Dimana :
V =I R ek
Sehingga :
E. MATLAB
Dengan bantuan komputer, langkah-langkah metode numerik diformulasikan menjadi
suatu program. Perkembangan teknologi yang antara lain mencakup bahasa pemrograman telah
melalui beberapa tahap. Pada awalnya bersifat Low Level Language dengan diperkenalkannya
bahasa assembly. Disusul perkembangan bahasa dengan tingkat Middle dan High Level
Language seperti FORTRAN, C++, BASIC / Visual Basic, Pascal, COBOL dan lain-lain.
Sekarang ini MATLAB adalah salah satu bahasa pemrograman yang banyak digunakan.
MATLAB mampu menangani perhitungan sederhana seperti penambahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian. MATLAB juga mampu menyelesaikan perhitungan rumit, yang
meliputi bilangan kompleks, akar dan pangkat, logaritma dan fungi trigonometri. Seperti
kalkulator yang dapat diprogram, MATLAB dapat digunakan untuk menyimpan dan mengambil
data.
F. Metoda Numerik
Ada enam tahapan yang harus dilakukan dalam menyelesaikan persoalan dengan metode
numerik, yaitu :
1. Pemodelan, semua parameter dalam persoalan dimodelkan dalam bentuk persamaan
matematika. Penyederhanaan model, model matematika yang diperoleh pada tahap pertama
bisa saja masih kompleks. Untuk memudahkan dan mempecepat kinerja komputer, model
tersebut disederhanakan dengan membuang parameter yang dapat diabaikan.
2. Formulasi numerik, setelah model matematika yang sederhana diperoleh, tahap selanjutnya
adalah memformulasikannya secara numerik.
3. Menyusun algoritma dari metode numerik yang dipilih.
2. Metode Biasa
Metode biasa ini maksudnya adalah bahwa persoalan matematika diselesaikan
dengan metode matematika biasa, yang memiliki cara-cara yang sudah lazim digunakan.
Algoritma Metode Biasa :
a) Program dimulai
b) Sebagai persiapan membersihkan layar command window dan menghapus isi variabel
sebelumnya yang tidak berfungsi
c) Menginput elemen matriks berordo 33 ke dalam variabel matriks Z
d) Menginput elemen matriks berordo 31 ke dalam variabel matriks C
e) Mengatur agar vcariabel angka hanya 5 digit atau dengan format eksponen
f) Menentukan variabel matriks akhir yang diisi dari hasil perhitungan invers matriks Z
dikali matriks C
g) Menampilkan hasil elemen matriks IakhirProgram selesai
Flowchart Metode Biasa :
;
Iak h ir1=mutlak dari I 1
; dan
Iak h ir1
Iak h ir2
; dan
Iak h ir3
k) Jika implikasi salah program selesai dan jika implikasi benar mengulangi proses nomor i).
Flowchart Metode Gauss Seidel :
4. Algoritma Metode Cramer :
a) Program dimulai
b) Sebagai persiapan membersihkan layar command window dan menghapus isi variabel
sebelumnya yang tidak berfungsi
c) Menginput elemen-elemen matriks berordo 33 ke dalam variabel matriks Z
d) Menginput elemen matriks berordo 31 ke dalam variabel matriks C
e) Mengatur agar variabel angka hanya 5 digit atau dengan format eksponen
10
11
12
BAB III
Pembahasan
A. Metode Analitik
Apabila diketahui suatu rangkaian listrik seperti Gambar 5, maka besar arus untuk
masing-masing hambatan dapat dicari menggunakan metoda numerik.
Persamaannya adalah :
Dari tiga persamaan di atas dapat kita buat ke dalam bentuk operator matrik menjadi :
13
Berdasarkan data soal yang ada, maka dapat kita inputkan nilai resistor dan tegangan
masing-masing, sehingga :
Dari persamaan matrik ini, maka dapat diselesaikan persoalan tersebut dengan
menggunakan beberapa metoda numerik. Diantaranya :
1.
14
2.
Metode Cramer
Matrik yang digunakan :
B. Metode Numerik
Berdasarkan metode analitik yang sudah diselesaikan, maka hasilnya dapat diuji ke dalam
program yang telah dirancang algoritma dan diagram alirnya. Program yang dibuat adalah :
15
1.
B= A
Maka elemen matrik B merupakan penyelesaian dari permasalahannya. Seperti pada
contoh berikut ini :
Pada bagian hasil jelas terlihat nilai arus masing-masing resistor yang nilainya
mendekati atau hampir sama dengan hasil pencarian pada bagian aplikasi tadi.
2.
16
i3 ak h ir=|( i ( 3 ) )|;
Maka elemen matrik B merupakan penyelesaian dari permasalahannya. Seperti pada
contoh berikut ini :
17
Apabila program ini kita Run, kita harus menginput nilai persamaannya dalam bentuk
18
19
Pada iterasi bagian terakhir terlihat bahwa nilai arus masing-masing resistor mendekati
atau hampir sama dengan hasil pencarian pada bagian aplikasi tadi dan sama dengan
program lainnya.
4.
Metoda Cramer
Setelah menginputkan matrik Z dan matrik C, maka hasil I 1, I2, dan I3 merupakan
penyelesaian dari permasalahannya. Seperti pada contoh berikut ini :
Pada bagian terakhir terlihat bahwa nilai arus masing-masing resistor mendekati atau
hampir sama dengan hasil pencarian pada bagian aplikasi tadi dan sama dengan program
lainnya.
BAB IV
PENUTUP
21
Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi yang telah dibahas pada makalah ini, maka dapat disimpulkan
bahwa permasalahan dalam bidang ilmu pengetahuan fisika murni maupun terapan dapat
diselesaikan secara numerik. Hal ini dikarenakan oleh suatu perhitungan dengan data numerik
membutuhkan ketelitian dan akurasi yang cukup baik. Serta untuk menghindari kesulitan dalam
analisa.
Dengan menggunakan metode numerik, solusi exact dari persoalan dapat dipecahkan.
Tetapi metode numerik hanya bisa memberikan solusi yang mendekati atau menghampiri solusi
sejati sehingga solusi numerik dinamakan juga solusi hampiran (approximation solution).
Pendekatan solusi ini tentu saja tidak tepat sama dengan solusi sejati, sehingga ada selisih antara
keduanya.
Dalam memecahkan permasalahan rangkaian listrik ini diperlukan suatu persamaan yang
dapat diubah ke dalam bentuk matrik. Apabila programnya dialankan maka akan memperoleh
hasil yang cukup memuaskan dengan selisih kesalahan yang cukup kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Cekmas Cekdin. 2005. Teori dan Contoh Soal Teknik Elektro. Andi ; Yogyakarta.
22
Duane Hanselman & Bruce Littlefield. 2000. MATLAB Bahasa Komputasi Teknis. Andi ;
Yogyakarta.
Hamdhani, Mohamad. 2005. Rangkaian Listrik. STTTELKOM ; Bandung.
23