Anda di halaman 1dari 80

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI


PEMBANGKITAN SINYAL DAN OPERASI ARITMATIKA PADA SINYAL

• Tujuan

• Mahasiswa dapat membangkitkan beberapa jenis sinyal masukan yang banyak


digunakan

• Mahasiswa dapat memahami pemanfaatan perangkat lunak dalam praktikum

• Mahasiswa dapat memperlihatkan proses-proses aritmatika sinyal dan menerapkan


sebagai proses dasar dari pengolahan sinyal.

• Alat-alat

• Perangkat lunak Matlab (Matrix Laboratory)

• PC atau laptop dengan Operating System (OS) minimal Windows 98.

• Teori Dasar

Sinyal merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai keadaan


tingkah laku dari sebuah sistem secara fisik. Meskipun sinyal dapat diwujudkan dalam
beberapa cara, dalam berbagai kasus, informasi terdiri dari sebuah pola dari beberapa
bentuk yang bervariasi. Sebagai contoh sinyal mungkin berbentuk sebuah pola dari
banyak variasi waktu atau sebagian saja. Secara matematis, sinyal merupakan fungsi
dari satu atau lebih variable yang berdiri sendiri (independent variable). Sebagai
contoh, sinyal wicara akan dinyatakan secara matematis oleh tekanan akustik sebagai
fungsi waktu dan sebuah gambar dinyatakan sebagai fusngsi ke-terang-an (brightness)
dari dua variable ruang (spatial).
Secara umum, variable yang berdiri sendiri (independent) secara matematis
diwujudkan dalam fungsi waktu, meskipun sebenarnya tidak menunjukkan waktu.
Terdapat 2 tipe dasar sinyal, yaitu:

1. Sinyal waktu kontinyu (continous-time signal)

2. Sinyal waktu diskrit (discrete-time signal)

Pada sinyal kontinyu, variable independent (yang berdiri sendiri) terjadi terus-
menerus dan kemudian sinyal dinyatakan sebagai sebuah kesatuan nilai dari variable
independent. Sebaliknya, sinyal diskrit hanya menyatakan waktu diskrit dan
mengakibatkan variabel independent hanya merupakan himpunan nilai diskrit.

Fungsi sinyal dinyatakan sebagai x dengan untuk menyertakan variable dalam


tanda (.). Untuk membedakan antara sinyal waktu kontinyu dengan sinyak waktu diskrit
kita menggunakan symbol t untuk menyatakan variable kontinyu dan symbol n untuk
menyatakan variable diskrit. Sebagai contoh sinyal waktu kontinyu dinyatakan dengan
fungsi x(t) dan sinyal waktu diskrit dinyatakan dengan fusng x(n). Sinyal waktu diskrit
hanya menyatakan nilai integer dari variable independent.

MATLAB atau yang kita sebut dengan (Matrix Laboratory) yaitu sebuah
program untuk menganalisis dan mengkomputasi data numerik, dan MATLAB juga
merupakan suatu bahasa pemrograman matematika lanjutan, yang dibentuk dengan
dasar pemikiran yang menggunakan sifat dan bentuk matriks.

Matlab yang merupakan singkatan dari Matrix Laboratory, merupakan bahasa


pemrograman yang dikembangkan oleh The Mathwork Inc. yang hadir dengan fungsi
dan karakteristik yang berbeda dengan bahasa pemrograman lain yang sudah ada lebih
dahulu seperti Delphi, Basic maupun C++.

Pada awalnya program aplikasi MATLAB ini merupakan suatu interface untuk
koleksi rutin-rutin numerik dari proyek LINPACK dan EISPACK, dan dikembangkan
dengan menggunakan bahasa FORTRAN, namun sekarang ini MATLAB merupakan
produk komersial dari perusahaan Mathworks, Inc. Yang dalam perkembangan
selanjutnya dikembangkan dengan menggunakan bahasa C++ dan assembler,
(utamanya untuk fungsi-fungsi dasar MATLAB). MATLAB telah berkembang menjadi
sebuahenvironment pemprograman yang canggih yang berisi fungsi-fungsi built-
in untuk melakukan tugas pengolahan sinyal, aljabar linier, dan kalkulasi matematis
lainnya.MATLAB juga menyediakan berbagai fungsi untuk menampilkan data, baik
dalam bentuk dua dimensi maupun dalam bentuk tiga dimensi.

MATLAB juga bersifat extensible, dalam arti bahwa seorang pengguna dapat
menulis fungsi baru untuk menambahkan pada library, ketika fungsi-fungsi built-
in yang tersedia tidak dapat melakukan tugas tertentu. Kemampuan pemrograman yang
dibutuhkan tidak terlalu sulit bila kita telah memiliki pengalaman dalam pemrograman
bahasa lain seperti C, PASCAL, atau FORTRAN.

MATLAB (Matrix Laboratory) yang juga merupakan bahasa pemrograman


tingkat tinggi berbasis pada matriks, sering kita gunakan untuk teknik komputasi
numerik, yang kita gunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang melibatkan
operasi matematika elemen, matrik, optimasi, aproksimasi dll. Sehingga Matlab banyak
digunakan pada :

• Matematika dan komputansi,

• Pengembangan dan algoritma,

• Pemrograman modeling, simulasi, dan pembuatan prototipe,

• Analisa data , eksplorasi dan visualisasi,

• Analisis numerik dan statistik,

• Pengembangan aplikasi teknik,

Matlab juga merupakan bahasa pemrograman computer berbasis window


dengan orientasi dasarnya adalah matrik, namun pada program ini tidak menutup
kemungkinan untuk pengerjaan permasalahan non matrik.Selain itu matlab juga
merupakan bahasa pemrograman yang berbasis pada obyek (OOP), namun disisi lain
karena matlab bukanlah type compiler, maka program yang dihasilkan pada matlab
tidak dapat berdiri sendiri.

Namun agar hasil program dapat berdiri sendiri maka harus dilakukan transfer
pada bahasa pemrograman yang lain, misalnya C++. Pada matlab terdapat tiga windows
yang digunakan dalam operasinya yaitu ;

• Command windows (layar perintah)

• Figure windows (layar gambar),

• Note Pad (sebagai editor program).

Fungsi dari setiap window MATLAB

• MATLAB Command window/editor

MATLAB Command window/editor merupakan window yang muncul ketika


kita membuka pertama kali setiap kita menjalankan aplikasi MATLAB,Pada window
kita dapat melakukan akses-akses ke command-command MATLAB dengan cara
mengetikkan barisan-barisan ekpresi MATLAB, seperti mengakses help window dan
lain-lainnya.

Command Window (layar perintah) dapat kita gunakan untuk menjalankan


program/perintah yang dibuat pada layar editor matlab. Pada windows/layar ini kita
dapat mengakses perintah maupun komponen pendukung (help file dll) yang ada di
matlab secara langsung.Salah satu cirri dari command windows ditandai dengan tanda
prompt (>>).

• MATLAB Editor/Debugger (Editor M-File/Pencarian Kesalahan)

Window ini merupakan tool yang disediakan oleh Matlab 5 keatas. Berfungsi
sebagai editor script Matlab (M-file). Walaupun sebenarnya script ini untuk
pemrograman Matlab dapat saja menggunakan editor yang lain seperi notepad,
wordpad bahkan word. Untuk mengakses window m-file ini dapat kita lakukan dengan
cara :

• Memilih menu File - kemudian pilih New

• Pilih m-file, maka MATLAB akan menampilkan editor window

• Figure Windows

Window ini merupakan hasil visualisasi dari script Matlab. Namun Matlab
memberi kemudahan bagi programer untuk mengedit window ini sekaligus
memberikan program khusus untuk itu. Sehingga window ini selain berfungsi sebagai
visualisasi output dapat juga sekaligus menjadi media input yang interaktif.

• MATLAB help window

MATLAB juga menyediakan sistem help yang dapat diakses dengan perintah help.
Misalnya, untuk memperoleh informasi mengenai fungsi elfun yaitu fungsi untuk
trigonometri, eksponensial, complex dan lain-lain, maka kita hanya perlu mengetikkan
perintah berikut :

» help elfun

dan kemudian menekan enter maka di layar akan muncul informasi dalam bentuk teks
pada layar MATLAB yaitu : Elementary math functions

Trigonometri

• sin - Sine.

• sinh - Hyperbolic sine.

• asin - Inverse sine.

• asinh - Inverse hyperbolic sine.

• cos - Cosine.

• cosh - Hyperbolic cosine.


• acos - Inverse cosine.

• acosh - Inverse hyperbolic cosine.

• tan - Tangent.

• tanh - Hyperbolic tangent.

• atan - Inverse tangent.

• atan2 - Four quadrant inverse tangent.

• atanh - Inverse hyperbolic tangent.

• sec - Secant.

• sech - Hyperbolic secant.

• asec - Inverse secant.

• asech - Inverse hyperbolic secant.

• csc - Cosecant.

• csch - Hyperbolic cosecant.

• acsc - Inverse cosecant.

• acsch - Inverse hyperbolic cosecant.

• cot - Cotangent.

• coth - Hyperbolic cotangent.

• acot - Inverse cotangent.

• acoth - Inverse hyperbolic cotangent.


Exponential.

• exp - Exponential.

• log - Natural logarithm.

• log10 - Common (base 10) logarithm.

• log2 - Base 2 logarithm and dissect floating

• point number.

• pow2 - Base 2 power and scale floating point number.

• sqrt - Square root.

• nextpow2 - Next higher power of 2

Complex.

• abs - Absolute value.

• angle - Phase angle.

• complex - Construct complex data from real and imaginary parts.

• conj - Complex conjugate.

• imag - Complex imaginary part.

• real - Complex real part.

• unwrap - Unwrap phase angle.

• isreal - True for real array.

• cplxpair - Sort numbers into complex conjugate pairs.


Rounding and remainder.

• fix - Round towards zero.

• floor - Round towards minus infinity.

• ceil - Round towards plus infinity.

• round - Round towards nearest integer.

• mod - Modulus (signed remainder after division).

• rem - Remainder after division.

• sign - Signum.

Selain help untuk informasi di atas dapat juga kita melihat informasi lainnya,
misalnya perintah yang sangat berguna untuk mempelajari pemrograman MATLAB yaitu
intro, yang membahas konsep-konsep dasar tentang bahasa MATLAB. Selain itu juga
terdapat banyak program demonstrasi yang mengilustrasikan berbagai kapabilitas
MATLAB, yang dapat dimulai dengan perintah demo.

Atau untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat di tampilan MATLAB, dengan cara
memilih menu Window kemudian pilih help window, dan untuk mengetahui informasi
yang ada maka dapat dilakukan dengan mengclickan dua kali info yang ada di MATLAB
Help Window, atau dengan mengetikkan informasi yang ingin didapatkan pada sudut
sebelah kiri MATLAB Help Window.

Fungsi icon dan toolbar MATLAB

Fungsi pengaturan file dalam MATLAB :

dir / ls : Digunakan untuk melihat isi dari sebuah direktori aktif.

cd : Digunakan untuk melakukan perpindahan dari direktori aktif.

pwd : Digunakan untuk melihat direktori yang sedang aktif.

mkdir : Digunakan untuk membuat sebuah direktori.


what : Digunakan untuk melihat nama file m dalam direktori aktif.

who : Digunakan untuk melihat variabel yang sedang aktif.

whos : Digunakan untuk menampilkan nama setiap variabel.

delete : Digunakan untuk menghapus file.

clear : Digunakan untuk menghapus variabel.

clc : Digunakan untuk membersihkan layar.

doc : Digunakan untuk melihat dokumentasi dalam format html

demo : Digunakan untuk mencoba beberapa tampilan demo yang disediakan

Fungsi help plot di command window.

• Function subplot digunakan untuk membuat suatu figure dapat memuat lebih dari satu
gambar. Perintah sublot didefinisikan sebagai :

subplot(n,m,i)

Perintah tersebut membagi suatu figure menjadi suatu matriks m x n area grafik dan i,
berfungsi sebagai indeks penomoran gambar.Subplot dinomori dari kiri ke kanan
dimulai dari baris teratas.

• Function title digunakan untuk memberi judul pada gambar. Input dari perintah title
berupa string. Syntax title sebagai berikut :

title(‘string’)

• Function xlabel digunakan untuk memberi label sumbu pada sumbu x. Input dari
perintah xlabel berupa string. Syntax xlabel sebagai berikut :

xlabel(‘string’)

• Function ylabel digunakan untuk memberi label sumbu y. Input dari perintah ylabel
berupa string. Syntax ylabel sebagai berikut :
ylabel(‘string’)

• Function axis digunakan untuk mengatur nilai minimum dan maksimum dari sumbu x
dan sumbu y , function axis didefinisikan sebagai :

axis([ xmin xmax ymin ymax ])

Command Window = tempat syntax matlab ditulis dan dieksekusi

Command History = tempat penyimpanan syntax Matlab yang pernah dijalankan user

Workspace = tempat penyimpanan variable-variabel

Current Directory = Folder utama tempat penyimpanan M-files yang akan dijalankan

Syntax-syintax dasar Matlab :

Operasi Dasar Matematika

+ = tambah = penjumlahan

- = kurang = pengurangan

* = perkalian (vektor) = perkalian (vektor)

.* = perkalian (skalar) = perkalian (skalar

/ = bagi = pembagian

^ = pangkat = perpangkatan

Fungsi syintax-syintax lainya:

>>eye(N) =matrixidentitas NxN

>>inv(A) = invers matrix A

>>det(A) = determinan matrix A

>>A’ = transpose matrix A

>>Pi = phi = 3.14


>>exp(a) = e^a

>>sin(a) = sinus sudut a dalam rad

>>sinh(a) = fungsi hiperbolik sinus

>>log(a) = ln a

>>log2(a) = 2log a

>>log10(a) = 10log a

• Prosedur Percobaan

Sebelum anda melakukan percobaan anda PC yang anda gunakan harus sudah
memiliki perangkat lunak Matlab (Matrix Laboratory) terinstall. Mulailah dengan
mengaktifkan Matlab melalui icon yang ada di desktop atau melalui start dan
seterusnya. Anda dapat melakukan bentuk sinyal dalam domain waktu dan frekuensi
dengan cara melakukan penulisan matlab line command atau menggunakan matlab
Simulink.

Gambar 1. Command Windows MATLAB


Matlab Line Command

Untuk memulai anda sebaiknya membuat sebuah file baru dengan cara melakukan
click mouse tepat pada file atau tekan Alt F dan lanjutkan dengan memilih M-file.
Anda dapat juga memanfaatkan toolbar yang ada dengan langsung memilih new file.

Gambar 2. Membuat file baru dengan line command

Sinyal dalam domain waktu dan domain frekuensi

Untuk selanjutnya ikuti langkah percobaan seperti berikut ini

Langkah Percobaan :

• Tulis perintah berikut

* perintah akan menghasilkan gambar 3 sebagai berikut :


Gambsr 3. Contoh Sinyal Sinusoida

• Lakukan perubahan pada nilai s1 :

Dan perhatikan apa yang terjadi, kemudian ulangi untuk mengganti angka 10
dengan 15,20,25,30,35, dan 40. Catat apa yang terjadi.

• Rubah kembali ke bentuk awal sehingga

Tambahkan perintah berikut ini di bawah perintah yang sudah anda buat pada
langkah 1.

*perintah tersebut akan memberikan tampilan spectrum dari sinyal sinus pada
langkah 1.

Gambar 4. Spektrum sinyal sinus


• Coba rubah angka 5 pada persamaan s1=sin(2*pi*5*t);menjadi 10,15,20,25,30,35,
dan 40. Perhatikan apa yang terjadi pada tampilan spektrumnya.

• Cobalah untuk merubah tampilan program anda dengan menambah didepan semua
perintah plot dan label dengan tanda %. Kemudian pada baris paling bawah
tambahkan perintah berikut.

*langkah ini akan memberikan tampilan seperti pada Gambar 5.

Gambar 5.Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi.

Langkah 5 membuat anda lebih mudah memahami hubungan antar sinyal dalam
domain waktu (time domain) dan dalam domain frekuensi (frequency domain).
• Untuk lebih meyakinkan pengertian anda pada langkah 5, cobalah dengan merubah
nilai 5 pada persamaan s1=sin(2*pi*5*t);dengan niali 10,15,20,35, dan 40.

Matlab Simulink

Mulai Matlab Simulink anda dapat melakukannya dengan mengetikkan perintah


berikut pada line command Matlab.

Dan tekan Enter.

Gambar 6. Matlab Simulink


Gambar 7. File mdluntuk pembuatan model matlab Simulink.

Untuk mulai program anda click pada File dan lanjutkan dengan New. Langkah ini
akan memunculkan media baru bagi anda untuk menyusun program model Simulink.
Untuk melakukan pengamatan sinyal dalam domain waktu dan domain frekuensi
lakukan langkah percobaan seperti berikut .

• Perhatikan pada Gambar 7, aktifkan window tersebut, dan explore pada Source,
kemudian pilih pada model Signal Generator. Drag dan Drop pada window
Untittle. Lakukan hal ini yang sama pada Sink dan cari model Scope. Lakukan hal
yang sama.

• Hubungkan signal generator dan scope, sehingga antara keduanya terhubung satu
garis dengan tanda panah mengarah ke scope. Lakukna penyimpangan dengan
memberi nama pracl.mdl.

• Tekan double click pada signal generator dan tetapkan Amplitudo senilai 2 dan
frekuensi senilai 1. Jangan lipa click pada Apply sebelum anda menekan Ok.

• Click pada Simulation dan lanjutkan denga simulation parameters. Tetapkan nilai
parameter simulasi dengan merubah type dari Variable-step menjadi Fixed-step.
Tentukan niali Fixed-step = 0.01. start time pada nilai 0.0 dan step time pada 10.0.
jangan lupa tekan Apply dan lanjutkan dengan Ok.
Gambar 8. Parameter pada Signal Generator

• Click pada simulation dan lanjutkan dengan simulation parameter. Tetapkan nilai
parameter simulasi dengan merubah type dari variable-step menjadi fixed-step.
Tentukan nilai fixed-step size = 0.01. start time pada niali 0.0 dan step time pada
10.0. jangan lupa tekan Apply dan lanjtukan dengan Ok.

Gambar 9. Penentuan parameter simulasi

• Click pada simulation dan lanjutkan dengan start. Biarkan untuk sementara
menunggu selesainya proses simulasi. Kemudian click dua kali pada Csope, akan
didapatkan tampilan seperti Gambar 10 berikut ini.
Gambar 10. Hasil tampilan pada Scope

• Anda telah menyelesaikan satu tahapan langkah dalam pembuatan model simulasi
pembangkitan sinyal sinus dengan Simulink. Sekarang cobalah untuk merubah
parameter frekuensi pada signal generator dari 1 Hz, turun ke 0.8, 0.6, 0.4, dan 0.2
. lakukan pula langkah menaikan frekuensi dari 1 ke 2,3,4, dan 5 Hz. Untuk
masing-masing nilai frekuensi tersebut anda simulasikan dan lihat hasilnya pada
scope.

• Anda alihkan window yang aktif pada window Simulink, dan anda click di
Simulink extras. Click pada Additional Sink, lanjutkan drop and drag model Power
Spectral Density ke model simulasi yang anda buat. Anda lepas hubungan signal
generator dengan scope, dang anti dengan power spectral density. Rubah
parametyer pada signal generator dan fixed menjadi variable step. Tekan apply dan
ok. Mulailah untuk mensimulasikan sinyal yang anda inginkan, dan kalau
diperlukan atur tampilan pada power spectral density sehingga dapat diamati
dengan baik.
Operasi Aritmetika Sinyal

Penjumlahan

Operasi penjumlahan dilakukan dengan menjumlahkan dua buah gelombang


sinus.Hal ini ditujukan untuk memahami fenomena yang terjadi apabila dua buah
sinyal di jumlahkan. Selengkapnya ikuti langkah-langkah berikut ini :

• Bangkitkan gelombang pertama dengan langkah-langkah berikut :

• Bangkitkan gelombang kedua dengan langkah-langkah berikut :

• Lakukan proses penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2 diatas.


Selengkapnya bentuk programnya adalah seperti berikut :
• Coba anda rubah nilai f2 menjadi 3,4,5,…..10. perhatikan apa yang terjadi dan
catat hasilnya

• Lakukan perubahan pada pha sehingga nilainya menjadi 0.1*pi, 0.25*pi,


0.5*pi, dan 1.5*pi. Apa yang anda dapatkan dari langkah ini ?

Pengurangan

Disini kita coba untuk memahami operasi pengurangan dari dua buah sinyal.
Dalam system nyata operasi pengurangan terjadi pada proses penjumlahan dimana
salah satu sinyal bernilai negatif. Lakukan proses penjumlahan pada kedua sinyal
y1 dan y2 diatas. Selengkapnya bentuk programnya adalah seperti berikut :

• Coba rubah nilai f2 menjadi 3,4,5,……….10. perhatikan apa yang terjadi dan
catat hasilnya

• Lekukan perubahan pada pha sehingga nilainya menjadi 0.1*pi, 0.25*pi,


0.5*pi, dan 1.5*pi. Apa yang anda dapatkan dari langkah ini ?

Perkalian

Operasi perkalian dalam kondisi real sering kali terjadi pada rangkaian mixer,
frekuensi multiplier atau product modulator.Disini kitaq coba memahami bentuk
opersi perkalian dua sinyal secara sederhana. Dengan menggunakan dua buah
sinyal sinus, langkah yang harus dilakukan adalah seperti berikut :
• Coba rubah nilai f2 menjadi 3,4,5,……….10. perhatikan apa yang terjadi
dan catat hasilnya

• Lekukan perubahan pada pha sehingga nilainya menjadi 0.1*pi, 0.25*pi,


0.5*pi, dan 1.5*pi. Apa yang anda dapatkan dari langkah ini

• Pengolahan data

• SINYAL DALAM DOMAIN WAKTU

S1=sin(2*pi*t*5)
Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 5. S1=sin(2*pi*t*5)

S1=sin(2*pi*t*10)

Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 10.
S1=sin(2*pi*t*15) ;

Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 15.

S1=sin(2*pi*t*20) ;
Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 20.

S1=sin(2*pi*t*25)

Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 25.
S1=sin(2*pi*t*30) ;

Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 30.
S1=sin(2*pi*t*35) ;

Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 35.

S1=sin(2*pi*t*40)
Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 40.

• SPEKTRUM SINYAL SINUSOIDA

S1=sin(2*pi*t*5) ;

pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 5, maka
pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni sebesar 50
S1=sin(2*pi*t*10)

pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 10,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50

S1=sin(2*pi*t*15)

pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 15,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50
S1=sin(2*pi*t*20) ;

pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 20,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50
S1=sin(2*pi*t*25)

pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 25,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50

S1=sin(2*pi*t*30)
pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 30,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50

S1=sin(2*pi*t*35) ;

pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 35,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50
S1=sin(2*pi*t*40

pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 40,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50
• PERBANDINGAN SINYAL DOMAIN WAKTU DAN FREKUENSI

S1=sin(2*pi*t*5)

Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=5

S1=sin(2*pi*t*10) ;

Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=10
S1=sin(2*pi*t*15) ;

Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=15

S1=sin(2*pi*t*20) ;

Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=20
S1=sin(2*pi*t*20) ;

Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=20

S1=sin(2*pi*t*35) ;

Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=35
S1=sin(2*pi*t*40) ;

Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=40
• SIMULINK

Frekuensi 1 Hz

Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih rapat dibanding
dengan sinyal dengan f = 0.2, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 1

Frekuensi 2 Hz
Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih rapat dibanding
dengan sinyal dengan f = 1, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 2

Frekuensi 3 Hz

Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih rapat dibanding
dengan sinyal dengan f = 2, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 3

Frekuensi 4 Hz
Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih rapat dibanding
dengan sinyal dengan f = 3, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 4

Frekuensi 5 Hz

Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih rapat dibanding
dengan sinyal dengan f = 4, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 5
Frekuensi 0.8 Hz

Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih renggang
dibanding dengan sinyal dengan f = 5, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 0.8

Frekuensi 0.6 Hz

Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih renggang
dibanding dengan sinyal dengan f = 0.8, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 0.6
Frekuensi0.4 Hz

Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih renggang
dibanding dengan sinyal dengan f= 0.6, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 0.4

Frekuensi 0.2 Hz
Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih rapat dibanding
dengan sinyal dengan f = 0.4, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 0.2

• PENJUMLAHAN 2 SINYAL

Y3=y1+y2 ( f2=5)

Y3=y1+y2 ( f2=5) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=5) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+y2 ( f2=5) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=5) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+y2 ( f2=6)

Y3=y1+y2 ( f2=6) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=6) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda. Y3=y1+y2 ( f2=6) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=6) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+y2 ( f2=7)

Y3=y1+y2 ( f2=7) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=7) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+y2 ( f2=7) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=7) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+y2 ( f2=8)

Y3=y1+y2 ( f2=8) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=8) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+y2 ( f2=8) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+y2 ( f2=8) (1.5 pi)


Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+y2 ( f2=9)

Y3=y1+y2 ( f2=9) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=9) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+y2 ( f2=9) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=9) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+y2 ( f2=10)

Y3=y1+y2 ( f2=10) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=10) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+y2 ( f2=10) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=10) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

• PENGURANGAN 2 SINYAL

Y3=y1+(-y2) ( f2=5)

Y3=y1+(-y2) ( f2=5) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=5) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda

Y3=y1+(-y2) ( f2=5) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=5) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda

Y3=y1+(-y2) ( f2=6)

Y3=y1+(-y2) ( f2=6) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=6) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+(-y2) ( f2=6) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=6) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+(-y2) ( f2=7)

Y3=y1+(-y2) ( f2=7) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=7) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+(-y2) ( f2=7) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=7) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+(-y2) ( f2=8)

Y3=y1+(-y2) ( f2=8) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda
Y3=y1+(-y2) ( f2=8) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+(-y2) ( f2=8) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=8) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+(-y2) ( f2=9)

Y3=y1+(-y2) ( f2=9) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=9) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+(-y2) ( f2=9) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=9) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+(-y2) ( f2=10)

Y3=y1+(-y2) ( f2=10) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=10) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1+(-y2) ( f2=10) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=10) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
• PERKALIAN 2 SINYAL

Y3=y1.*y2 ( f2=5)

Y3=y1.*y) ( f2=5) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1*y2 ( f2=5) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1.*y2 ( f2=5) (0.5 pi)


Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1.*y2 ( f2=5) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1.*y2 ( f2=6)

Y3=y1.*y) ( f2=6) (0.1 pi)


Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1*y2 ( f2=6) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1.*y2 ( f2=6) (0.5 pi)


Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1.*y2 ( f2=6) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1.*y2 ( f2=7)

Y3=y1.*y) ( f2=7) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1*y2 ( f2=7) (0.25 pi)


Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1.*y2 ( f2=7) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1.*y2 ( f2=7) (1.5 pi)


Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1.*y2 ( f2=8)

Y3=y1.*y) ( f2=8) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1*y2 ( f2=8) (0.25 pi)


Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1.*y2 ( f2=8) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1.*y2 ( f2=8) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1.*y2 ( f2=9)

Y3=y1.*y) ( f2=9) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1*y2 ( f2=9) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1.*y2 ( f2=9) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1.*y2 ( f2=9) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1.*y2 ( f2=10)

Y3=y1.*y) ( f2=10) (0.1 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1*y2 ( f2=10) (0.25 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1.*y2 ( f2=10) (0.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.

Y3=y1.*y2 ( f2=10) (1.5 pi)

Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
 Tugas Akhir
1. Tambahkan teori dasar mengenai pembangkitan sinyal dan informasi
2. Gambar blok diagram penjumlahan sinyal (milimeter blok) serta gambar
persamaan dan bentuk sinyalnya.

Jawaban.

1. Terlampir
• Kesimpulan

• Kesimpulan dari hasil percobaain ini di dapat bahwa software MATLAB dapat
digunakan untuk mensimulasikan atau membuat sinyal sinusoida melalui syntax
yang telah kita buat.
• Dari hasil praktikum kita dapat mengetahui bahwasannya Software Matlab
mempunyai kelebihan dalam hal pemakaian:
• Matematika dan komputasi
• Pengembangan algoritma
• Akuisisi data
• Pemodelan, simulasi dan prototype
• Grafik saintifik dan engineering
• Perluasan pemakaian, seperti graphical user interface (GUI)
• Proses aritmatika sinyal yang sudah kita lakukan dalam praktikum ini menghasilkan
beberapa bentuk sinyal yang berbeda karena definisi dari aritmatika sinyal itu
sendiri yaitu gabungan dari 2 buah sinyal penjumlahan, perkurangan, dan perkalian.
• Software SIMULINK dapat digunakan juga untuk membantu mensimulasikan
sinyal sinusoida.
• Operator Aritmatika di gunakan untuk mengerjakan komputasi numerik.
Diantaranya adalah :
(+ ) berfungsi untuk penjumlahan
(-) berfungsi untuk pengurangan
(*) berfungsi untuk perkalian (aturan matriks)

• Daftar Pustaka

• Modul Praktikum Dasar Sistem Kendali Komunikasi, Wireless Communication RG

• Tri Budi, Hary, Titon . Modul Praktikum DSP.

• Away, Gunaidi. Pengenalan Matlab.

Anda mungkin juga menyukai