• Tujuan
• Alat-alat
• Teori Dasar
Pada sinyal kontinyu, variable independent (yang berdiri sendiri) terjadi terus-
menerus dan kemudian sinyal dinyatakan sebagai sebuah kesatuan nilai dari variable
independent. Sebaliknya, sinyal diskrit hanya menyatakan waktu diskrit dan
mengakibatkan variabel independent hanya merupakan himpunan nilai diskrit.
MATLAB atau yang kita sebut dengan (Matrix Laboratory) yaitu sebuah
program untuk menganalisis dan mengkomputasi data numerik, dan MATLAB juga
merupakan suatu bahasa pemrograman matematika lanjutan, yang dibentuk dengan
dasar pemikiran yang menggunakan sifat dan bentuk matriks.
Pada awalnya program aplikasi MATLAB ini merupakan suatu interface untuk
koleksi rutin-rutin numerik dari proyek LINPACK dan EISPACK, dan dikembangkan
dengan menggunakan bahasa FORTRAN, namun sekarang ini MATLAB merupakan
produk komersial dari perusahaan Mathworks, Inc. Yang dalam perkembangan
selanjutnya dikembangkan dengan menggunakan bahasa C++ dan assembler,
(utamanya untuk fungsi-fungsi dasar MATLAB). MATLAB telah berkembang menjadi
sebuahenvironment pemprograman yang canggih yang berisi fungsi-fungsi built-
in untuk melakukan tugas pengolahan sinyal, aljabar linier, dan kalkulasi matematis
lainnya.MATLAB juga menyediakan berbagai fungsi untuk menampilkan data, baik
dalam bentuk dua dimensi maupun dalam bentuk tiga dimensi.
MATLAB juga bersifat extensible, dalam arti bahwa seorang pengguna dapat
menulis fungsi baru untuk menambahkan pada library, ketika fungsi-fungsi built-
in yang tersedia tidak dapat melakukan tugas tertentu. Kemampuan pemrograman yang
dibutuhkan tidak terlalu sulit bila kita telah memiliki pengalaman dalam pemrograman
bahasa lain seperti C, PASCAL, atau FORTRAN.
Namun agar hasil program dapat berdiri sendiri maka harus dilakukan transfer
pada bahasa pemrograman yang lain, misalnya C++. Pada matlab terdapat tiga windows
yang digunakan dalam operasinya yaitu ;
Window ini merupakan tool yang disediakan oleh Matlab 5 keatas. Berfungsi
sebagai editor script Matlab (M-file). Walaupun sebenarnya script ini untuk
pemrograman Matlab dapat saja menggunakan editor yang lain seperi notepad,
wordpad bahkan word. Untuk mengakses window m-file ini dapat kita lakukan dengan
cara :
• Figure Windows
Window ini merupakan hasil visualisasi dari script Matlab. Namun Matlab
memberi kemudahan bagi programer untuk mengedit window ini sekaligus
memberikan program khusus untuk itu. Sehingga window ini selain berfungsi sebagai
visualisasi output dapat juga sekaligus menjadi media input yang interaktif.
MATLAB juga menyediakan sistem help yang dapat diakses dengan perintah help.
Misalnya, untuk memperoleh informasi mengenai fungsi elfun yaitu fungsi untuk
trigonometri, eksponensial, complex dan lain-lain, maka kita hanya perlu mengetikkan
perintah berikut :
» help elfun
dan kemudian menekan enter maka di layar akan muncul informasi dalam bentuk teks
pada layar MATLAB yaitu : Elementary math functions
Trigonometri
• sin - Sine.
• cos - Cosine.
• tan - Tangent.
• sec - Secant.
• csc - Cosecant.
• cot - Cotangent.
• exp - Exponential.
• point number.
Complex.
• sign - Signum.
Selain help untuk informasi di atas dapat juga kita melihat informasi lainnya,
misalnya perintah yang sangat berguna untuk mempelajari pemrograman MATLAB yaitu
intro, yang membahas konsep-konsep dasar tentang bahasa MATLAB. Selain itu juga
terdapat banyak program demonstrasi yang mengilustrasikan berbagai kapabilitas
MATLAB, yang dapat dimulai dengan perintah demo.
Atau untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat di tampilan MATLAB, dengan cara
memilih menu Window kemudian pilih help window, dan untuk mengetahui informasi
yang ada maka dapat dilakukan dengan mengclickan dua kali info yang ada di MATLAB
Help Window, atau dengan mengetikkan informasi yang ingin didapatkan pada sudut
sebelah kiri MATLAB Help Window.
• Function subplot digunakan untuk membuat suatu figure dapat memuat lebih dari satu
gambar. Perintah sublot didefinisikan sebagai :
subplot(n,m,i)
Perintah tersebut membagi suatu figure menjadi suatu matriks m x n area grafik dan i,
berfungsi sebagai indeks penomoran gambar.Subplot dinomori dari kiri ke kanan
dimulai dari baris teratas.
• Function title digunakan untuk memberi judul pada gambar. Input dari perintah title
berupa string. Syntax title sebagai berikut :
title(‘string’)
• Function xlabel digunakan untuk memberi label sumbu pada sumbu x. Input dari
perintah xlabel berupa string. Syntax xlabel sebagai berikut :
xlabel(‘string’)
• Function ylabel digunakan untuk memberi label sumbu y. Input dari perintah ylabel
berupa string. Syntax ylabel sebagai berikut :
ylabel(‘string’)
• Function axis digunakan untuk mengatur nilai minimum dan maksimum dari sumbu x
dan sumbu y , function axis didefinisikan sebagai :
Command History = tempat penyimpanan syntax Matlab yang pernah dijalankan user
Current Directory = Folder utama tempat penyimpanan M-files yang akan dijalankan
+ = tambah = penjumlahan
- = kurang = pengurangan
/ = bagi = pembagian
^ = pangkat = perpangkatan
>>log(a) = ln a
>>log2(a) = 2log a
>>log10(a) = 10log a
• Prosedur Percobaan
Sebelum anda melakukan percobaan anda PC yang anda gunakan harus sudah
memiliki perangkat lunak Matlab (Matrix Laboratory) terinstall. Mulailah dengan
mengaktifkan Matlab melalui icon yang ada di desktop atau melalui start dan
seterusnya. Anda dapat melakukan bentuk sinyal dalam domain waktu dan frekuensi
dengan cara melakukan penulisan matlab line command atau menggunakan matlab
Simulink.
Untuk memulai anda sebaiknya membuat sebuah file baru dengan cara melakukan
click mouse tepat pada file atau tekan Alt F dan lanjutkan dengan memilih M-file.
Anda dapat juga memanfaatkan toolbar yang ada dengan langsung memilih new file.
Langkah Percobaan :
Dan perhatikan apa yang terjadi, kemudian ulangi untuk mengganti angka 10
dengan 15,20,25,30,35, dan 40. Catat apa yang terjadi.
Tambahkan perintah berikut ini di bawah perintah yang sudah anda buat pada
langkah 1.
*perintah tersebut akan memberikan tampilan spectrum dari sinyal sinus pada
langkah 1.
• Cobalah untuk merubah tampilan program anda dengan menambah didepan semua
perintah plot dan label dengan tanda %. Kemudian pada baris paling bawah
tambahkan perintah berikut.
Langkah 5 membuat anda lebih mudah memahami hubungan antar sinyal dalam
domain waktu (time domain) dan dalam domain frekuensi (frequency domain).
• Untuk lebih meyakinkan pengertian anda pada langkah 5, cobalah dengan merubah
nilai 5 pada persamaan s1=sin(2*pi*5*t);dengan niali 10,15,20,35, dan 40.
Matlab Simulink
Untuk mulai program anda click pada File dan lanjutkan dengan New. Langkah ini
akan memunculkan media baru bagi anda untuk menyusun program model Simulink.
Untuk melakukan pengamatan sinyal dalam domain waktu dan domain frekuensi
lakukan langkah percobaan seperti berikut .
• Perhatikan pada Gambar 7, aktifkan window tersebut, dan explore pada Source,
kemudian pilih pada model Signal Generator. Drag dan Drop pada window
Untittle. Lakukan hal ini yang sama pada Sink dan cari model Scope. Lakukan hal
yang sama.
• Hubungkan signal generator dan scope, sehingga antara keduanya terhubung satu
garis dengan tanda panah mengarah ke scope. Lakukna penyimpangan dengan
memberi nama pracl.mdl.
• Tekan double click pada signal generator dan tetapkan Amplitudo senilai 2 dan
frekuensi senilai 1. Jangan lipa click pada Apply sebelum anda menekan Ok.
• Click pada Simulation dan lanjutkan denga simulation parameters. Tetapkan nilai
parameter simulasi dengan merubah type dari Variable-step menjadi Fixed-step.
Tentukan niali Fixed-step = 0.01. start time pada nilai 0.0 dan step time pada 10.0.
jangan lupa tekan Apply dan lanjutkan dengan Ok.
Gambar 8. Parameter pada Signal Generator
• Click pada simulation dan lanjutkan dengan simulation parameter. Tetapkan nilai
parameter simulasi dengan merubah type dari variable-step menjadi fixed-step.
Tentukan nilai fixed-step size = 0.01. start time pada niali 0.0 dan step time pada
10.0. jangan lupa tekan Apply dan lanjtukan dengan Ok.
• Click pada simulation dan lanjutkan dengan start. Biarkan untuk sementara
menunggu selesainya proses simulasi. Kemudian click dua kali pada Csope, akan
didapatkan tampilan seperti Gambar 10 berikut ini.
Gambar 10. Hasil tampilan pada Scope
• Anda telah menyelesaikan satu tahapan langkah dalam pembuatan model simulasi
pembangkitan sinyal sinus dengan Simulink. Sekarang cobalah untuk merubah
parameter frekuensi pada signal generator dari 1 Hz, turun ke 0.8, 0.6, 0.4, dan 0.2
. lakukan pula langkah menaikan frekuensi dari 1 ke 2,3,4, dan 5 Hz. Untuk
masing-masing nilai frekuensi tersebut anda simulasikan dan lihat hasilnya pada
scope.
• Anda alihkan window yang aktif pada window Simulink, dan anda click di
Simulink extras. Click pada Additional Sink, lanjutkan drop and drag model Power
Spectral Density ke model simulasi yang anda buat. Anda lepas hubungan signal
generator dengan scope, dang anti dengan power spectral density. Rubah
parametyer pada signal generator dan fixed menjadi variable step. Tekan apply dan
ok. Mulailah untuk mensimulasikan sinyal yang anda inginkan, dan kalau
diperlukan atur tampilan pada power spectral density sehingga dapat diamati
dengan baik.
Operasi Aritmetika Sinyal
Penjumlahan
Pengurangan
Disini kita coba untuk memahami operasi pengurangan dari dua buah sinyal.
Dalam system nyata operasi pengurangan terjadi pada proses penjumlahan dimana
salah satu sinyal bernilai negatif. Lakukan proses penjumlahan pada kedua sinyal
y1 dan y2 diatas. Selengkapnya bentuk programnya adalah seperti berikut :
• Coba rubah nilai f2 menjadi 3,4,5,……….10. perhatikan apa yang terjadi dan
catat hasilnya
Perkalian
Operasi perkalian dalam kondisi real sering kali terjadi pada rangkaian mixer,
frekuensi multiplier atau product modulator.Disini kitaq coba memahami bentuk
opersi perkalian dua sinyal secara sederhana. Dengan menggunakan dua buah
sinyal sinus, langkah yang harus dilakukan adalah seperti berikut :
• Coba rubah nilai f2 menjadi 3,4,5,……….10. perhatikan apa yang terjadi
dan catat hasilnya
• Pengolahan data
S1=sin(2*pi*t*5)
Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 5. S1=sin(2*pi*t*5)
S1=sin(2*pi*t*10)
Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 10.
S1=sin(2*pi*t*15) ;
Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 15.
S1=sin(2*pi*t*20) ;
Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 20.
S1=sin(2*pi*t*25)
Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 25.
S1=sin(2*pi*t*30) ;
Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 30.
S1=sin(2*pi*t*35) ;
Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 35.
S1=sin(2*pi*t*40)
Analisis : Dari percobaan ini berubahnya nilai frekuensi maka nilai periodenya
semakin sempit dan bentuk sinyal akan mempunyai kerapatan yang berbeda, lebih
rapatkah atau lebih renggang kah. Dalam hal ini nilai frekuensi yang dirubah
menjadi 40.
S1=sin(2*pi*t*5) ;
pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 5, maka
pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni sebesar 50
S1=sin(2*pi*t*10)
pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 10,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50
S1=sin(2*pi*t*15)
pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 15,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50
S1=sin(2*pi*t*20) ;
pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 20,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50
S1=sin(2*pi*t*25)
pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 25,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50
S1=sin(2*pi*t*30)
pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 30,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50
S1=sin(2*pi*t*35) ;
pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 35,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50
S1=sin(2*pi*t*40
pada percobaan spectrum sinyal pada saat nilai frekuensi dirubah menjadi 40,
maka pada saat itu nilai mag of fourier transform mencapai nilai puncak yakni
sebesar 50
• PERBANDINGAN SINYAL DOMAIN WAKTU DAN FREKUENSI
S1=sin(2*pi*t*5)
Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=5
S1=sin(2*pi*t*10) ;
Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=10
S1=sin(2*pi*t*15) ;
Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=15
S1=sin(2*pi*t*20) ;
Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=20
S1=sin(2*pi*t*20) ;
Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=20
S1=sin(2*pi*t*35) ;
Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=35
S1=sin(2*pi*t*40) ;
Gambar diatas menunjukan hasil dari perbandingan yaitu antara sinyal domain
waktu dengan sinyal domain frekuensi, dengan nilai f=40
• SIMULINK
Frekuensi 1 Hz
Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih rapat dibanding
dengan sinyal dengan f = 0.2, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 1
Frekuensi 2 Hz
Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih rapat dibanding
dengan sinyal dengan f = 1, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 2
Frekuensi 3 Hz
Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih rapat dibanding
dengan sinyal dengan f = 2, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 3
Frekuensi 4 Hz
Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih rapat dibanding
dengan sinyal dengan f = 3, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 4
Frekuensi 5 Hz
Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih rapat dibanding
dengan sinyal dengan f = 4, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 5
Frekuensi 0.8 Hz
Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih renggang
dibanding dengan sinyal dengan f = 5, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 0.8
Frekuensi 0.6 Hz
Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih renggang
dibanding dengan sinyal dengan f = 0.8, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 0.6
Frekuensi0.4 Hz
Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih renggang
dibanding dengan sinyal dengan f= 0.6, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 0.4
Frekuensi 0.2 Hz
Anlisis : gambar simulasi ini menunjukan bahwa sinyal menjadi lebih rapat dibanding
dengan sinyal dengan f = 0.4, ini dikarenakan nilai frekuensinya = 0.2
• PENJUMLAHAN 2 SINYAL
Y3=y1+y2 ( f2=5)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=5) (0.25 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=5) (1.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=6)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=6) (0.25 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda. Y3=y1+y2 ( f2=6) (0.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=6) (1.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=7)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=7) (0.25 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=7) (1.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=8)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=8) (0.25 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=9)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=9) (0.25 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=9) (1.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=10)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=10) (0.25 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+y2 ( f2=10) (1.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari penjumlahan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
• PENGURANGAN 2 SINYAL
Y3=y1+(-y2) ( f2=5)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=5) (0.25 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=5) (1.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda
Y3=y1+(-y2) ( f2=6)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=6) (0.25 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=6) (1.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=7)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=7) (0.25 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=7) (1.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=8)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda
Y3=y1+(-y2) ( f2=8) (0.25 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=8) (1.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=9)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=9) (0.25 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=9) (1.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=10)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=10) (0.25 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1+(-y2) ( f2=10) (1.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari pengurangan 2 sinyal dengan nilai
frekuensi dan waktu (t) yang berbeda.
• PERKALIAN 2 SINYAL
Y3=y1.*y2 ( f2=5)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1.*y2 ( f2=6)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1.*y2 ( f2=7)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1.*y2 ( f2=8)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1.*y2 ( f2=9)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1.*y2 ( f2=9) (0.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1.*y2 ( f2=10)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Y3=y1.*y2 ( f2=10) (0.5 pi)
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Analisis: gambar diatas merupakan hasil dari perkalian 2 sinyal dengan nilai frekuensi
dan waktu (t) yang berbeda.
Tugas Akhir
1. Tambahkan teori dasar mengenai pembangkitan sinyal dan informasi
2. Gambar blok diagram penjumlahan sinyal (milimeter blok) serta gambar
persamaan dan bentuk sinyalnya.
Jawaban.
1. Terlampir
• Kesimpulan
• Kesimpulan dari hasil percobaain ini di dapat bahwa software MATLAB dapat
digunakan untuk mensimulasikan atau membuat sinyal sinusoida melalui syntax
yang telah kita buat.
• Dari hasil praktikum kita dapat mengetahui bahwasannya Software Matlab
mempunyai kelebihan dalam hal pemakaian:
• Matematika dan komputasi
• Pengembangan algoritma
• Akuisisi data
• Pemodelan, simulasi dan prototype
• Grafik saintifik dan engineering
• Perluasan pemakaian, seperti graphical user interface (GUI)
• Proses aritmatika sinyal yang sudah kita lakukan dalam praktikum ini menghasilkan
beberapa bentuk sinyal yang berbeda karena definisi dari aritmatika sinyal itu
sendiri yaitu gabungan dari 2 buah sinyal penjumlahan, perkurangan, dan perkalian.
• Software SIMULINK dapat digunakan juga untuk membantu mensimulasikan
sinyal sinusoida.
• Operator Aritmatika di gunakan untuk mengerjakan komputasi numerik.
Diantaranya adalah :
(+ ) berfungsi untuk penjumlahan
(-) berfungsi untuk pengurangan
(*) berfungsi untuk perkalian (aturan matriks)
• Daftar Pustaka