Anda di halaman 1dari 70

MATEMATIKA TEKNIK KIMIA II

4
2 Series 1
0 Series 2
ry1 ry2 ry3 ry4 Series 3
ego ego ego ego
t t t t
Ca Ca Ca Ca
OLEH
IR.DRS. FAISAL RM, MSIE, Ph.D

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2012
SILABUS
1. Penyelesaian numeris akar-akar persamaan
polinomial.
2. Penyelesaian persamaan Linier Simultan
homogen/non homogen.
3. Penyelesaian persamaan nonlinier simultan
4. Cara-cara penyelesaian numeris persamaan
differensial ordiner dan parsial.
5. Curva fitting, interpolasi, differensiasi, dan
integrasi numerik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mickley, H.S., T.S. Sherwood, and C.E. Reed. Applied
Mathematics in Chemical Engineering. New Delhi:
Mc Graw-Hill Pub. Co Ltd, 1975.
2. Jenson, V.G., dan Jeffreys. Mathematical Method in
Chemical Engineering. Edisi 2, New York: Academic
Press, 1977.
3. Rice, G. Applied Mathematics and Modeling for
Chemical Engineers. New York: John Wiley& Sons,
1995.
4. Abdul Munif dan Aries Prastyoko., 1995, Metode
Numerik, Penerbit Guna Widya, Surabaya.
NORMA PENILAIAN
Nilai akhir (NA) = 10x NT + 20%x NK + 35%XNUTS +
35%xNUAS
Catatan :
NT = Nilai Tugas
NK = Nilai Kuis
NUTS = Nilai Ujian Tengah Semester
NUAS = Nilai Ujian Akhir Semester
PEMODELAN SISTEM
1. Sistem nyata adalah sistem yang sedang berlangsung
dalam kehidupan, sistem yang dijadikan titik perha-
tian dan permasalahan.
2. Model adalah representasi atau formalisasi dalam
bahasa tertentu (yang disepakati) dari suatu sistem
nyata.
3. Pemodelan adalah proses membangun atau mem-
bentuk sebuah model dari suatu sistem nyata dalam
bahasa formal tertentu.
4. Pemodel tergantung pada sistem nilai yg dianut,
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
PEMODELAN SISTEM(LANJUTAN)
1. Kriteria baik buruknya suatu model dpt diukur dari
pertanyaan-pertanyaan:
a. Apakah ia mengandung semua variabel yg relevan
b. Apakah ia cukup sederhana, baik dalam struktur dan
atau hubungan-hubungan yg ada antar variabel-varia
belnya.
c. Model memudahkan pengertian ttg sistem yg diwa-
kilinya.
d. Pengetahuan tentang alternatif keputusan yg dpt
diambil dan hasil keputusan itu makin banyak atau
meningkat.
PEMODELAN SISTEM (LANJUTAN)
1. Model menurut fungsi
a. Model deskriptif
Model ini hanya memberikan sebuah gambaran dari sistem
nyata, dan tidak meramal atau memberikan rekomendasi.
contoh: struktur organisasi, diagram tata letak pabrik, laporan
keuangan, daftar isi suatu buku dan foto sinar X paru-paru
seseorang pasien)
b. Model Prediktif
Model ini menyatakan bahwa bila ini terjadi, maka kejadian
itu akan menyusul.
Contoh: Analisis titik pulang pokok, diagram keputusan, teori
antrian, S(t)=aS(t-1)+(1-a)S(t-2)
c. Model Normatif
Model ini memberi jawaban terbaik dari alternatif yang ada
terhadap sebuah masalah.
PEMODELAN SISTEM (LANJUTAN)
Contoh: Model anggaran periklanan, model simpleks dlm prog
rama linier, model bauran pemasaran, pengaturan waktu pe-
san optimum.
2. Model menurut struktur
a. Model Ikonis
Model ini menyerupai sistem nyata yg sebenarnya, tetapi
dalam skala berbeda
contoh: Maket tiga dimensi tata letak pabrik, denah rumah,
foto udara kampus UII, model pesawat, model miniatur mobil
masa depan.
b. Model Analog
Model yg terdpt substitusi komponen-komponen atau proses-
proses guna menunjukkan persamaan dari apa yg akan diben-
tuk oleh modelnya.
Contoh:Aliran lalu lintas dg aliran arus listrik, sistem peredaran
PEMODELAN SISTEM (LANJUTAN)
Contoh: Model anggaran periklanan, model simpleks dlm prog
rama linier, model bauran pemasaran, pengaturan waktu pe-
san optimum.
2. Model menurut struktur
a. Model Ikonis
Model ini menyerupai sistem nyata yg sebenarnya, tetapi
dalam skala berbeda
contoh: Maket tiga dimensi tata letak pabrik, denah rumah,
foto udara kampus UII, model miniatur pesawat, model minia-
tur mobil masa depan.
b. Model Analog
Model yg terdpt substitusi komponen-komponen atau proses-
proses guna menunjukkan persamaan dari apa yg akan diben-
tuk oleh modelnya.
Contoh:Aliran lalu lintas dg aliran arus listrik, sistem peredaran
PEMODELAN SISTEM (LANJUTAN)
darah dg membuat selang-selang yg menyerupai fungsi aorta
dan vena,Gelombang pantul udara dg gelombang permukaan
air, grafik yg menggunakan jarak (skala) utk mewakili saling
hubungan antar variabel.
c. Model simbolik
Model-model simbolik menggunakan berbagai simbol utk me-
nerangkan aspek-aspek dunia nyata.
contoh: Model persediaan TC=TCP+TCO+TCB, Programa linier
fungsi tujuan Z=∑Ci.Xi dan s/t ∑Pi.Xi<=bi serta Xi>=0, Simulasi
monte Carlo, dan model antrian.
Model simbolik terbagi tiga sebagai berikut:
 Metode Eksak
 Metode Numerik
 Metode simulasi
PEMPROGRAMAN KOMPUTER
1.Perumusan masalah
perumusan masalah harus dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.
Contoh: berapa dimensi optimal tangki BBM bentuk selinder,
jika luas selimut tangki bentuk selinder terkecil?.
2.Algoritma
Misal isi tangki (V), jari-jari tangki (R), dan Tinggi tangki (h)
Isi tangki (V)=∏.R^2.h dimana h=V/∏.R^2 ….(1)
Luas selimut tangki (L)=2.∏.R^2+2.∏.R.h …….(2)
Persamaan (1) disubstitusikan ke persamaan (2) menjadi
L= 2.∏.R^2+2.∏.R.(V/∏.R^2)= 2.∏.R^2+2.(V/R)
dL/dR=4. ∏.R-2.(V/R^2)=0, maka R=(V/2∏)^(1/3)
PEMPROGRAMAN KOMPUTER (lanjutan)
3.Bagan Alir (Flow chart)
Bagain alir merupakan urutan perintah penyelesaian masalah
yg dinyatakan dalam bentuk bagan.
Start

Input
V=?

V
R3
2
V
h
 .R 2

Yes Apakah No Cetak R


Mau Stop
dan h
hitung lagi
PEMPROGRAMAN KOMPUTER
4.Bahasa pemrograman
a. Matlab
b. Turbo Pascal
c. Fortran
d. Turbo Visual Basic
e. Delphi
f. Turbo Basic
g. Turbo C++
h. MS Access
i. Fox Pro
METODE NUMERIK
1. Perkembangan komputer sangat pesat seiring den-
gan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Komputer hanya dapat melakukan perhitungan jika
diberi input berupa data numerik.
3. Data numerik ini akan diolah dengan metode terten-
tu yang membentuk suatu algoritma, sehingga dihasil
kan hasil numerik.
4. Metode pemrosesan dari data numerik menjadi hasil
numerik ini disebut dengan metode numerik.
5. Analisis terbentuknya algoritma diatas disebut den-
gan analisis numerik.
METODE NUMERIK
1. Perkembangan komputer sangat pesat seiring den-
gan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Komputer hanya dapat melakukan perhitungan jika
diberi input berupa data numerik.
3. Data numerik ini akan diolah dengan metode terten-
tu yang membentuk suatu algoritma, sehingga dihasil
kan hasil numerik.
4. Metode pemrosesan dari data numerik menjadi hasil
numerik ini disebut dengan metode numerik.
5. Analisis terbentuknya algoritma diatas disebut den-
gan analisis numerik.
METODE NUMERIK
Persoalan matematika diselesaikan dengan
analisis numerik perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1.Mengetahui jenis-jenis metode yang ada;
2.Mengetahui bagaimana metode-metode tsb
bekerja;
3.Mengetahui kelemahan dan kelebihan meto-
de-metode diatas;
4.Mempunyai faktor intuisi dan pengalaman da-
lam menerapkan metode-metode diatas.
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
1. Metode Tabulasi
Metode Tabulasi mempunyai keterbatasan, yaitu :
 Jika fungsi f(x) mempunyai beberapa akar penyelesaian,
akar-akar penyelesaian ini tidak dapat dicari secara
langsung atau secara bersamaan, tetapi satu persatu.
Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner)
Proses iterasinya relatif lambat 
Cara Penyelesaiannya
  Langkah Pertama
Tentukan dua titik awal sembarang , yaitu dan x1 x2
sedemikian hingga . Jika syarat ini (x2 )  0
f ( x1 ). fdipenuhi
berarti titik penyelesaiannya
x berada diantara dan .
1 x2
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
Metode Tabulasi (lanjutan)
Langkah Kedua
Membuat tabel fungsi f(x) diantara f( x) 1dan f(
).x 2
  Langkah Ketiga
Membuat tabel disekitar dua titik xdan
1 x2
yang
menyebabkan terjadinya perubahan tanda
x1 x2
pada fungsi f( ) dan f( ) .
  Langkah Keempat
Dan seterusnya sama dengan langkah ke tiga.
Contoh Soal 1:
f ( x)  2  5 x  sin x  0
Penyelesaian:
Langkah Pertama
Menentukan dua nilai f(x) awal yang memenuhi persyaratan diatas
Misalnya diambil:
f ( x1 )  f (0)  2  5(0)  sin 0  2
f ( x2 )  f (1)  2  5(1)  sin 1  2.15853
Karena f ( x1 ). f ( x2 )  (2).( 2.15853)  0
Maka titik penyelesaiannya berada diantara x  0 dan x  1
Langkah Kedua
Membuat Tabel fungsi f ( x) disekitar f ( x1 ) dan f ( x2 )
No. X f(X) Error No. X f(X) Error
1. 0 2 2 6. 0.5 -0.02057 -0.02057
2. 0.1 1.599833 1.599833 7. 0.6 -0.43536 -0.43536
8. 0.7 -0.85578 -0.85578
3. 0.2 1.198669 1.198669
9. 0.8 -1.28264 -1.28264
4. 0.3 0.79552 0.79552
10. 0.9 -1.71667 -1.71667
5. 0.4 0.389418 0.389418 11. 1 -2.15853 -2.15853
Contoh Soal 1 (lanjutan):
Langkah Ke tiga
Membuat Tabel disekitar dua titik yang No X f(X) Error
menyebabkan terjadinya perubahan tanda 1. 0.491 2.00000 2.00000
fungsi f(x). 2. 0.492 1.59983 1.59983

Langkah Ke empat 3. 0.493 1.19867 1.19867


4. 0.494 0.79552 0.79552
Mengulangi langkah No X f(X) Error
1. 0.40 5. 0.495 0.28942 0.28942
Ke tiga. 2. 0.41
0.38941 0.38941
6. 0.496 -0.20574 -0.20574
0.34860 0.34860
Latihan Soal: 3. 0.42 7. 0.497 0.38941 0.38941
0.30776 0.30776
1. x –x - x+1=0
3 2
4. 0.43 0.26687 0.26687
8. 0.498 0.34860 0.34860
2. 2-3x+sinx=0 5. 0.44 0.22593 0.22593
9. 0.499 0.30776 0.30776
10 0.50
3. ex -x-2=0 6. 0.45 0.18496 0.18496 0.26687 0.26687
7. 0.46 1. 0.495 3.165E-05 3.17E-05
4. xx =12 8. 0.47
0.14394 0.14394
2.
0.10288 0.10288 0.4951 -0.00038 -0.00038
5. Logx-cosx=0 9. 0.48 3. 0.4952 -0.000792 -0.00079
0.06177 0.06177
10. 0.49 4. 0.4953 -0.001204 -0.0012
0.02062 0.02062
11. 0.50 5. 0.4954 -0.001616 -0.00162
-0.02057 -0.02057
6. 0.4955 -0.002028 -0.00203
Jadi Nilai X = 0.4951 7. 0.4956 -0.00244 -0.00244
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
2. Metode Biseksi
Metode ini disebut juga metode pembagian
interval atau metode Bolzano
Metode Biseksi mempunyai keterbatasan, yaitu :
 Jika fungsi f(x) mempunyai beberapa akar
penyelesaian, akar-akar penyelesaian ini tidak
dapat dicari secara langsung atau secara
bersamaan, tetapi satu persatu.
 Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner)
 Proses iterasinya masih tergolong lambat
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
Metode Biseksi (lanjutan)
Cara Penyelesaiannya
Langkah Pertama
Tentukan dua titik awal dan x1 xsedemikian
2 hingga
x2
f( ) dan f(x 1 ) hrs memenuhi f ( x1 ). f ( x 2 )  0
Langkah Kedua
x1  x 2
Tentukan nilai x dengan
3 persamaan x 
Kemudian
3
2
cari
nilai f( ) nya x3
Langkah Ketiga
Adalah iterasi untuk mendapatkan akar penyelesaian
x1  x 2
dengan persamaan x 3 
2
Contoh Soal 2:
f ( x)  x 3  7 x  1  0
Penyelesaian:
Langkah Pertama
Menentukan dua nilai f(x) awal yang memenuhi persyaratan diatas
Misalnya diambil:
f ( x1 )  f (2.5)  (2.5) 3  7(2.5)  1  0.875
f ( x2 )  f (2.6)  (2.6) 3  7(2.6)  1  0.376
Karena f ( x1 ). f ( x2 )  (0.875).(0.376)  0
Maka titik penyelesaiannya berada diantara x1  2.5 dan x2  2.6
Langkah Kedua x1  x2 2.5  2.6
Mencari nilai x3 dengan persamaan x3 =   2.55
2 2
f (2.55)  (2.55)  7(2.55)  1  0.268625
3

Langkah Ketiga
x1  x3 2.6  2.55
Mencari nilai x3 dengan persamaan x4 =   2.575
2 2
f (2.575)  (2.575)  7(2.575)  1  0.04886
3
Iterasi : N0 X f(X) Error
1 2.5 -0.875 -0.875 Latihan Soal
2
3
2.6
2.55
0.376
-0.26863
0.376
-0.26863
1. 10x+2x-100=0
4 2.575 0.048859 0.048859 2. x3-x2-2x+1=0
5 2.563 -0.11108 -0.11108
6 2.569 -0.03141 -0.03141
3. X2lnx=x2+1=0
7 2.572 0.008648 0.008648 4. XX =10
8 2.57 -0.0114 -0.0114
9 2.571 -0.00138 -0.00138 5. eX-2x+21=0
10 2.571 0.003632 0.003632
11 2.571 -0.00389 -0.00389
12 2.571 -0.00013 -0.00013
13 2.571 0.001751 0.001751
14 2.571 0.000811 0.000811
15 2.571 0.000341 0.000341

Jadi nilai X = 2.571


AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL

3. Metode Regula Falsi


Metode Regula Falsi mempunyai keterbatasan,
yaitu:
 Jika fungsi f(x) mempunyai beberapa akar
penyelesaian, akar-akar penyelesaian ini tidak
dapat dicari secara langsung atau secara
bersamaan, tetapi satu persatu.
Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner)
Proses iterasinya relatif lambat 
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
Metode Regula Falsi (lanjutan)
Cara Penyelesaiannya
Langkah Pertama
Tentukan dua titik awal xdan1 xsedemikian
2 hingga
f( ) dan f( x2
x 1 ) hrs memenuhi f ( x1 ). f ( x 2 )  0
Langkah Kedua
f (x2 )
Tentukan nilai x 3dengan 3 2 f (x2 )  f (Kemudian
x  x 
x1)
( x2  x1)

cari nilai f( ) nya x3


Langkah Ketiga
Adalah iterasi untuk mendapatkan akar f ( x2 ) penyele-
saian dengan persamaan x3  x2  f (x2 )  f (x1) (x2  x1)
Contoh Soal 3 :
f ( x)  x 3  x 2  3x  3  0
Langkah Pertama
Ambil sembarang x1  1 & x2  2
maka f (1)  (1)3  (1) 2  3(1)  3  4
f (2)  (2) 3  (2) 2  3(2)  3  3
karena f ( x1 ). f ( x2 )  0, maka nilai x yang memenuhi disekitar x1 dan x2

Langkah Kedua :
Mencari nilai x3 dan f(x3 ), yaitu
f ( x2 )
x3  x2  ( x2  x1 )
f ( x2 )  f ( x1 )
f (2)
x3  2  (2  1) 
f (2)  f (1)
3
x3  2  (2  1)  1.57142
3  (4)
Contoh Soal 3 (lanjutan) :
N0 X f(x) Error Latihan soal :
1 1 -4 -4
1. 1+x-tgx=0
2 2 3 3
3 1.571 -1.36443 -1.36443
2. 2x3+4x2-2x-5=0
4 1.705 -0.24775 -0.24775 3. xlnx = 0.15-x2
5 1.735 0.029255 0.029255 4. 3x-cosx=0
6 1.732 -0.00052 -0.00052
5. ex-lnx=20
7 1.732 -1E-06 -1E-06
8 1.732 3.7E-11 3.7E-11
9 1.732 0 0
10 1.732 0 0

Jadi Nilai x = 1.732


AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL

4. Metode Iterasi Bentuk x = g(x)


Metode Iterasi Bentuk x = g(x) mempunyai keterbatasan,
yaitu:
Jika fungsi f(x) mempunyai beberapa akar penyelesaian,
akar-akar penyelesaian ini tidak dapat dicari secara
langsung atau secara bersamaan, tetapi satu persatu.
Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner)
Tidak dapat mencari akar persamaan yg tidak memenuhi
persyaratan g
, meskipun ada
'
 1 persamaannya.
( x1 )akar
Proses iterasinya relatif lambat 
.
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
4. Metode Iterasi Bentuk x = g(x) (lanjutan)
Langkah Pertama
Mengubah bentuk persamaan f(x) menjadi bentuk x = g(x)
Langkah Kedua
x 1
Mencari akar g(x),kemudiang ( x1 )  1
'
menentukan titik dan menguji
apakah persyaratan untuk melakukan iterasi dipenu-hi
x 1 maka diulangi dengan menentukan
atau tidak. Jika tidak dipenuhi
nilai titik baru.
Langkah Ketiga x n1  g ( xn )
Melakukan iterasi dengan persamaan .......(4.1)
Dimana n = 1, 2, 3, .... Proses iterasi dihentikan, jika sudah
didapatkan nilai yang sama atau hampir sama pada setiap iterasi.
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
4. Metode Iterasi Bentuk x = g(x) (lanjutan)
Contoh Soal
f ( x)  x  9 x  18 x  6  0
3 2

Langkah Pertama
Merubah3f(x) menjadi x = g(x)
f ( x)  x  9 x  18 x  6  0
2

18 x   x 3  9 x 2  6
x3 x 2 1
x  g ( x)    
18 2 3
Langkah Kedua x2
g ' ( x)    x
Mencari turunan g’(x), sehingga menjadi 6
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
4. Metode Iterasi Bentuk x = g(x) (lanjutan)
Contoh Soal
Langkah Ketiga
Melakukan iterasi dengan menggunakan rumus xn 1  g ( xn )
NO X g'(X) f(X)
1 0 0 -6
2 0.33 0.315 -0.96
3 0.39 0.362 -0.33
4 0.4 0.378 -0.12
5 0.41 0.383 -0.05
6 0.41 0.386 -0.02
7 0.42 0.386 -0.01
8 0.42 0.387 -0
9 0.42 0.387 -0
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
5. Metode Newton Raphson
Metode Newton-Raphson mempunyai keterbatasan, yaitu :
Jika fungsi f(x) mempunyai beberapa akar penyelesaian, akar-akar penyelesaian ini
tidak dapat dicari secara langsung atau secara bersamaan, tetapi satu persatu.
Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner)
Tidak dapat mencari akar persamaan yg tidak memenuhi persyaratan
, meskipun ada akar persamaannya.
Untuk persamaan ''
non linier yg cukup kompleks, pencarian turunan pertama dan
f ( x1 ). f ( x1 )
kedua dari
' f(x) akan
'
1
menjadi sulit.
f ( x1 ). f ( x1 )
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
5. Metode Newton Raphson (lanjutan)
Cara Penyelesaiannya
 Langkah Pertama
Mencari turunan pertama dan kedua dari f(x)
Langkah Kedua
Menentukan titik dan menguji apakah syarat persamaan
x1
''
, dipenuhi atau tidak. Jika tidak
f ( x1 ). f ( x1 )
1
dipenuhi
f ( x1 ). f ( x1 ) mencari
' diulangi
' yang baru. 
1
Langkah Ketiga melakukan
x
iterasi dg persamaan
f ( xn )
xn1  xn 
f ' ( xn )
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
5. Metode Newton Raphson (lanjutan)
Contoh Soal
  f(x) = ex – 3x2 = 0
Penyelesaiannya
Langkah Pertama
Mencari turunan pertama dan kedua dari f(x), sehingga menjadi
f’(x) = ex -6x dan f”(x) = ex -6
Langkah Kedua
Menentukan sembarang nilai x, misal nilai x = 1
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
5. Metode Newton Raphson (lanjutan)
Latihan Soal
NO X F(X) F'(X) F"(X) [(f(x).f'(x))/(f'(x).f'(x)] 1. 3x-cosx=0
1 1 -0.2817 -3.282 -3.2817 0.085844718 2. tgx=1+x
2 3.0.9142
ex-3x-0.0124
2=0 -2.99 -3.5053 0.004850314
3 4.0.91
x2=10-3E-05 -2.976 -3.5156 1.19245E-05
4 5.0.91
x3+x2-2E-10
-3x+3=0-2.976 -3.5157 7.10988E-11
5 0.91 0 -2.976 -3.5157 0
6 0.91 0 -2.976 -3.5157 0
7 0.91 0 -2.976 -3.5157 0
8 0.91 0 -2.976 -3.5157 0
9 0.91 0 -2.976 -3.5157 0
10 0.91 0 -2.976 -3.5157 0
11 0.91 0 -2.976 -3.5157 0
12 0.91 0 -2.976 -3.5157 0
13 0.91 0 -2.976 -3.5157 0
14 0.91 0 -2.976 -3.5157 0
15 0.91 0 -2.976 -3.5157 0
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
6.Metode Faktorisasi P3 ( x)  0
Metode ini mempunyai kelebihan sbb:
Akar-akar persamaan polinomial tingkat tiga dapat dicari sekaligus atau
bersamaan.
Dapat mencari akar-akar kompleks.
Metode Faktorisasi persamaan polinomial tingkat tiga
P3 ( x)  0
 
P3 ( x)  x 3  A2 x 2  A1 x  A0  ( x  b0 )( x 2  a1 x  a0 )
Dimana nilai adalah koefisien-koefisien persamaan polino-mial,
sedangkan A0 , A1 ,dicari
A2 melalui proses iterasi dengan
persamaanbberikut:
0 , a1 , a0 , , dan
A0
0 
Iterasi awal dilakukanbdengan a1  A2 nilai
mengambil b0 a0  A1  a1 .b1
a0
b0  0
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
6. Metode Faktorisasi P3 ( x)  0 (lanjutan)
Tabel Iterasi
NO b0 a1 a0
1 0 a1  A2  b0 a0  A1  a1.b0
A0
2 b0  a1  A2  b0 a0  A1  a1.b0
a0
3

Contoh Soal
x 3  5 x 2  10 x  12  0
Penyelesaian
Langkah Pertama
Dari Persamaan Polinomial diatas diperoleh A2=5, A1=10 dan Ao=12
Langkah Kedua
Lakukan iterasi dengan rumus diatas untuk mencari bo, a1 dan ao.
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
6. Metode Faktorisasi P3 ( x)  0 (lanjutan)
N0 b0 a1 a0
1 0 5 10 Dari iterasi disamping diperoleh bo=3, a1=2
2 1.2 3.8 5.44
3 2.21 2.79 3.84 ao=4. nilai-nilai ini dimasukkan ke dalam
4 3.13 1.87 4.14 (x+bo)(x+a1x+ao)=0, sehingga menjadi
5 2.9 2.1 3.91
6 3.07 1.93 4.08 (x+3)(x+2x+4)=0. Maka akar-akarnya dipero
7 2.94 2.06 3.95
8 3.04 1.96 4.04 Leh x1=-3 dan x2=-1±3i
9 2.97 2.03 3.97
10 3.02 1.98 4.02 Latihan Soal
11 2.98 2.02 3.98
12 3.01 1.99 4.01 1. x3-2.4x2-1.4x-6.8=0
13 2.99 2.01 3.99
14 3.01 1.99 4.01 2. x3-8x2-80x+384=0
15 2.99 2.01 3.99
16 3 2 4 3. x3 +4x2-x+4=0
17 3 2 4
18 3 2 4 4. x3 +x2-3x+3=0
5. x3-2x2+2=0
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
7.Metode Faktorisasi P4 ( x)  0
Metode ini mempunyai kelebihan sbb:
Akar-akar persamaan polinomial tingkat empat dapat dicari sekaligus atau
bersamaan.
Dapat mencari akar-akar kompleks.
Metode Faktorisasi persamaan polinomial tingkat empat
P4 ( x)  0
 
P4 ( x )  x 4  A3 x 3  A2 x 2  A1 x  A0  ( x 2  b1 x  b0 )( x 2  a1 x  a0 )
Dimana nilai adalah koefisien-koefisien persamaan polinomial,
sedangkan A0 , A1 , dicari
A2 , A3melalui proses iterasi dengan
b1 , b0 , a1 , a,0
persamaan berikut: , dan
A0
0 
Iterasi awal dilakukanbdengan a1  A3 nilai
mengambil b1 a0  A2  b0  a1.b1
a0
b1  b0  0
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
6. Metode Faktorisasi P4 ( x)  0 (lanjutan)
Tabel Iterasi
NO b0 b1 a1 a0
1 0 0  A3  b1  A2  b0  a1.b1
A0 A1  a1.b0
2    A3  b1  A2  b0  a1.b1
a0 a0
3

Contoh Soal
x 4  10 x 3  23 x 2  34 x  120  0
Penyelesaian
Langkah Pertama
Dari Persamaan Polinomial diatas diperoleh A3=10, A2=23 dan A1=-34, Ao=-120
Langkah Kedua
Lakukan iterasi dengan rumus diatas untuk mencari bo, b1, a1 dan ao dengan bo=0
dan b1=0
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
6. Metode Faktorisasi P4 ( x)  0 (lanjutan)
No bo b1 a1 ao
1 0 0 10 23 Dari iterasi disamping diperoleh bo=-6,
2 -5.22 0.79 9.21 20.94
3 -5.73 0.9 9.1 20.57 b1=1, ao=9 dan a1=20
4 -5.83 0.93 9.07 20.41
5 -5.88 0.95 9.05 20.3 nilai-nilai ini dimasukkan ke dalam
6 -5.91 0.96 9.04 20.22
7 -5.93 0.97 9.03 20.17 (x2 +b1x+bo)(x2 +a1x+a0)=0, sehingga
8 -5.95 0.98 9.02 20.13
9 -5.96 0.98 9.02 20.1 (x2+ x-6)(x2 +9x+20)=0. Maka akar-akarnya
10 -5.97 0.99 9.01 20.07
11 -5.98 0.99 9.01 20.06 x1=--3 , x2=2, x3=-5 dan x4=-4
12 -5.98 0.99 9.01 20.04
13
1
-5.99 0.99 9.01 20.03
-5.99 1 9 20.02
Latihan Soal
4
15
-5.99
-5.99
1
1
9
9
20.02
20.01
1. x 4
- x 3
+12x 2
-4x+16=0
16 -6 1 9 20.01
17 -6 1 9 20.01
2. x 4
+4x 3
+21x 2
+4x+20=0
18 -6 1 9 20.01
19 -6 1 9 20
3. x 4
+8x 3
+16x 2
+7x-2=0
20 -6 1 9 20
21 -6 1 9 20 4. x4- 0.4x3 +1.85x2-1.35x+3=0
22 -6 1 9 20
5. x4-3.9 x3 +4.28x2 -1.8x-7.5=0
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
7.Metode Faktorisasi P5 ( x)  0
Metode ini mempunyai kelebihan sbb:
Akar-akar persamaan polinomial tingkat empat dapat dicari sekaligus atau bersamaan.
Dapat mencari akar-akar kompleks.
Metode Faktorisasi persamaan polinomial tingkat lima
 
Dimana nilai 5 P ( x)  0
adalah koefisien-koefisien persamaan polinomial,
P5 ( x )  x 5  A4 x 4  A3 x 3  dicari
sedangkan A2 x 2 melalui
A1 x  Aproses
0  ( x iterasi
 a0 )( xdengan
 b1 x  b0 )( x 2  c1 x  c0 )

A0 , A1 , A2 , A3 , A4
, a,0 , b1 , b0 , c1 , c0
A0
a0  c1  A4  a0  b1 c0 , A3  a0 . A4  a 2 0  b0  c1.b1
b0 .c0
A1  a0 . A2  a0 . A3  a0 . A4  a0
2 3 4 A  a . A  a 2
. A  a0  c1 .b0
3

b0  b1  2 0 3 0 4

c0 c0
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
6. Metode Faktorisasi P5 ( x)  0 (lanjutan)
Tabel Iterasi
NO b0 b1 a0 c1 c0
1 0 0 0
2
3

Contoh Soal
x 5  x 4  27 x 3  x 2  146 x  120  0
Penyelesaian
Langkah Pertama
Persamaan Polinomial diatas diperoleh A4=-1, A3=-27 dan A2=1, A1=146, A0=120
Langkah Kedua
Lakukan iterasi dengan rumus diatas untuk mencari bo, b1, a0, c1 dan c0 dengan
menentukan nilai bo=b1=ao=0
AKAR-AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL
6. Metode Faktorisasi P5 ( x)  0 (lanjutan)
NO b0 b1 a0 c1 c0 Dari iterasi disamping diperoleh bo=-6,
1 0 0 0 -1 -27
2 -5.4074 0.16324 0.82192 -1.9852 -19.771 b1=-1, ao=1 dan c1=-1 dan co=-20
3 -6.4716 -0.461 0.93787 -1.4769 -19.392
4 -6.3383 -0.7868 0.97631 -1.1895 -19.668 nilai-nilai ini dimasukkan ke dalam
5 -6.1586 -0.9229 0.9907 -1.0678 -19.855
6 -6.0663 -0.9729 0.99631 -1.0234 -19.94 (x+ao)(x +b1x+bo)(x +c1x+c0)=0
2 2

7 -6.0268 -0.9905 0.99853 -1.008 -19.976


8 -6.0107 -0.9966 0.99941 -1.0028 -19.99
(x+1)(x 2
-x-6)(x 2
–x-20)=0. Maka akar-
9 -6.0043 -0.9988 0.99976 -1.001 -19.996 akarnya x1=-1,x2=-2,x3=3,x4=-4,x5=5
10 -6.0017 -0.9996 0.99991 -1.0004 -19.998
11 -6.0007 -0.9998 0.99996 -1.0001 -19.999 Latihan Soal
12 -6.0003 -0.9999 0.99998 -1 -20
13 -6.0001 -1 0.99999 -1 -20 1. x5+3x4- 5x3-15x2+4x+12=0
14 -6 -1 1 -1 -20
15 -6 -1 1 -1 -20 2. x5-68x3+42x2 +1075x-1050=0
3. x5+10=0
4. x5+x3 +1=0
PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN
Persamaan linear simultan dengan n variabel bebas x1 , x2 , x3 , ..., xn
Dapat ditulis sebagai berikut:

a11 x1  a12 x2  a13 x3  . . . . .  a1n xn  h1


a21 x1  a22 x2  a23 x3  . . . . .  a2 n xn  h2
.
.
am1 x1  am 2 x2  am 3 x3  . . . . .  amn xn  hm
.Ada
1. Metode substitusi dan eliminasi
2. Metode matriks
3. Metode Determinan
4. Metode dekomposisi LU
5. Metode Gauss Jordan
6. Metode Iterasi Jakobi
7. Metode Iterasi gauss-Siedel
PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN
1. Metode Iterasi Jakobi
Contoh Soal
8 x1  x2  x3  8
x1  2 x2  9 x3  12
x1  7 x2  2 x3  4
Penyelesaiannya
Langkah pertama
Persamaan diatas dirubah menurut syarat menjadi
n aij
aii  
(n)
xj
j 1 aii
8 x1  x2  x3  8
x1  7 x2 Kedua:
Langkah 2 x3  4
x1  2 x2  9 x3  12
8 1 1
x1   x2  x3
8 8 8
4 1 2
x2   x1  x3
7 7 7
12 1 2
x3   x1  x2
9 9 9
PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN
1. Metode Iterasi Jakobi (lanjutan)
Dilakukan iterasi untuk mendapatkan nilai x1, x2 dan x3

NO X1 X2 X3
1 0 0 0
2 1 0.571 1.333
3 1.095 1.095 1.095
4 1 1.041 0.968
5 0.991 0.991 0.991
6 1 0.996 1.003
7 1.001 1.001 1.001
8 1 1 1
9 1 1 1
10 1 1 1
11 1 1 1
12 1 1 1
13 1 1 1
14 1 1 1
PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN
1. Metode Iterasi Gauss -Siedel
Contoh Soal
8 x1  x2  x3  8
x1  2 x2  9 x3  12
x1  7 x2  2 x3  4
Penyelesaiannya
Langkah pertama
Persamaan diatas dirubah menurut syarat menjadi
n aij
aii  
(n)
xj
j 1 aii
8 x1  x2  x3  8
x1  7 x2 Kedua:
Langkah 2 x3  4
x1  2 x2  9 x3  12
8 1 1
x1   x2  x3
8 8 8
4 1 2
x2   x1  x3
7 7 7
12 1 2
x3   x1  x2
9 9 9
PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN
1. Metode Iterasi Gauss-Siedel (lanjutan)
Dilakukan iterasi untuk mendapatkan nilai x1, x2 dan x3

NO X1 X2 X3
1 0 0 0
2 1 0.714 1.063
3 1.044 1.024 0.99
4 0.996 0.996 1.001
5 1.001 1 1
6 1 1 1
7 1 1 1
8 1 1 1
9 1 1 1
10 1 1 1
11 1 1 1
12 1 1 1
13 1 1 1
14 1 1 1
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1. Metode Newton Raphson
Langkah Pertama
Merubah fungsi-fungsi dari soal menjadi
F ( x1 , x2 )  0
0
G ( x1 , x2 ) Kedua
Langkah
Mencari nilai-nilai fungsi

F ( x1 , x2 ),Ketiga
Langkah G ( x1 , x2 ) dan turunan fungsi tersebut masing - masing
terhadap
Mencari variabeln
nilai r1 dan ya,syaitu dF / dx1 , dFCramer
1 dengan aturan
/ dx2 , dG / dx1 , dan dG / dx2
sbb:

,
 F ( x1 , x2 ) dF / dx2 dF / dx1  F ( x1 , x1 )
 G ( x1 , x2 ) dG / dx2 dG / dx1  G ( x1 , x1 )
r1  s1 
dF / dx1 dF / dx2 dF / dx1 dF / dx2
dG / dx1 dG / dx2 dG / dx1 dG / dx2
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1. Metode Newton Raphson(lanjutan)
Mencari nilai pendekatan yg lebih tepat dari nilai awal sbb:
x11  x10  r1
Langkah keempat x12  x20  s1
Melakukan proses iterasi dengan mengulang langkah kedua
sampai didapat kan nilai r dan s nol atau mendekati nol
Soal 1
Carilah nilai nilai x1 dan x2 dengan metode Newton Raphson
x1 x 2  12.6  x1e  x2
4 ln x2  x12  0.3  3 x1 x2
Penyelesaiannya
Langkah Pertama
mengubah Persamaan non linear simultan diatas menjadi bentuk

F ( x1 , x2 )  0  F ( x1 , x2 )  x1 x2  x1e  x2  12.6  0
G ( x1 , x2 )  0  G ( x1 , x2 )  4 ln x2  x12  0.3  3 x1 x2  0
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1. Metode Newton Raphson(lanjutan)
Mencari nilai pendekatan yg lebih tepat dari nilai awal sbb:
x11  x10  r1
Langkah keempat x12  x20  s1
Melakukan proses iterasi dengan mengulang langkah kedua
sampai didapat kan nilai r dan s nol atau mendekati nol
Contoh Soal
Carilah nilai nilai x1 dan x2 dengan metode Newton Raphson
x1 x 2  12.6  x1e  x2
4 ln x2  x12  0.3  3 x1 x2
Penyelesaiannya
Langkah Pertama
mengubah Persamaan non linear simultan diatas menjadi bentuk

F ( x1 , x2 )  0  F ( x1 , x2 )  x1 x2  x1e  x2  12.6  0
G ( x1 , x2 )  0  G ( x1 , x2 )  4 ln x2  x12  0.3  3 x1 x2  0
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1. Metode Newton Raphson(lanjutan)
Langkah Kedua

F ( x1 , x2 )  0  F ( x1 , x2 )  x1 x2  x1e  x2  12.6  0
dF
 x2  e  x 2
dx1
dF
 x1  x1.e  x2
dx2

G ( x1 , x2 )  0  G ( x1 , x2 )  4 ln x2  x12  0.3  3x1 x2  0


dG
 2 x1  3 x2
dx1
dG 4 3x1
 
dx2 x2 2 x2
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1. Metode Newton Raphson(lanjutan)
Langkah Ketiga

F(X1,X G(X1,X dF/dx dG/dx dG/dx


No X1 X2 2) 2) 1 dF/dx2 1 2 r s
1 4 3 -0.799 -0.09 2.95 -4.199 2.804 -2.131 -0.241 -0.36
2 3.759 2.64 -2.945 -0.011 2.569 -4.027 2.643 -1.955 -1.016 -1.38
3 2.742 1.261 -9.92 -0.49 0.977 -3.52 2.116 -0.491 -0.451 -2.944
Jadi nilai x1 = 4 dan x2 = 3
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1. Metode Newton Raphson
Soal 2: x 3  3 y 2  21
x2  2 y  2  0
Langkah Pertama
Merubah fungsi-fungsi dari soal menjadi
F ( x, y )  0
G ( x, y )  0
Langkah Kedua
Mencari nilai-nilai fungsi
F ( x, y ), G ( x, y ) dan turunan fungsi tersebut masing - masing
terhadap variabelnya, yaitu dF / dx, dF / dy, dG / dx, dan dG / dy
Langkah Ketiga
Mencari nilai r1 dan s1 dengan aturan Cramer sbb:
 F ( x, y ) dF / dy dF / dx  F ( x, y )
 G ( x, y ) dG / dy dG / dx  G ( x, y )
r1  , s1 
dF / dx dF / dy dF / dx dF / dy
dG / dx dG / dy dG / dx dG / dy
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1. Metode Newton Raphson(lanjutan)
Mencari nilai pendekatan yg lebih tepat dari nilai awal sbb:
x2  x1  r1
Langkah keempat y2  y1  s1
Melakukan proses iterasi dengan mengulang langkah kedua
sampai didapat kan nilai r dan s nol atau mendekati nol
Contoh Soal
Carilah nilai nilai x dan y dengan metode Newton Raphson
x 3  3 y 2  21
x2  2 y  2  0
Penyelesaiannya
Langkah Pertama
mengubah Persamaan non linear simultan diatas menjadi bentuk

F ( x, y )  0  F ( x, y )  x 3  3 y 2  21  0
G ( x, y )  0  G ( x, y )  x 2  2 y  2  0
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1. Metode Newton Raphson(lanjutan)

F ( x, y )  0  F ( x, y )  x 3  3 y 2  21  0
dF
 3x 2
dx
dF
 6x
dy

G ( x, y )  0  G ( x, y )  x 2  2 y  2  0
dG
 2x
dx
dG
2
dy
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1. Metode Newton Raphson(lanjutan)
NO X Y F(X,Y) G(X,Y) dF/dx dF/dy dG/dx dG/dy r s
1 -1 -1 -19 1 3 -6 -2 2 -5.333 -5.833
2 -6.333 -6.833 -135 28.444 120.33 -38 -12.67 2 3.3697 7.1194
3 -2.964 0.2861 -46.78 11.355 26.349 -17.78 -5.927 2 2.056 0.4155
4 -0.908 0.7016 -20.27 4.227 2.4715 -5.446 -1.815 2 -3.545 -5.331
5 -4.453 -4.63 -44.98 12.567 59.479 -26.72 -8.905 2 2.0661 2.9162
6 -2.387 -1.713 -25.79 4.2688 17.087 -14.32 -4.773 2 0.2796 -1.467
7 -2.107 -3.181 -0.006 0.0782 13.318 -12.64 -4.214 2 0.0366 0.0381
8 -2.07 -3.142 -0.25 0.0013 12.858 -12.42 -4.141 2 -0.019 -0.04
9 -2.089 -3.182 0.2566 0.0004 13.093 -12.53 -4.178 2 0.0198 0.0411
10 -2.069 -3.141 -0.267 0.0004 12.846 -12.42 -4.139 2 -0.021 -0.043
11 -2.09 -3.184 0.2781 0.0004 13.103 -12.54 -4.18 2 0.0214 0.0446
12 -2.068 -3.139 -0.289 0.0005 12.836 -12.41 -4.137 2 -0.022 -0.046
13 -2.091 -3.185 0.3015 0.0005 13.114 -12.54 -4.182 2 0.0232 0.0483
Jadi nilai
14 -2.068 x = -2.07
-3.137 dan y12.824
-0.314 0.0005 = -3.142
-12.41 -4.135 2 -0.024 -0.05
15 -2.092 -3.187 0.3268 0.0006 13.126 -12.55 -4.184 2 0.0252 0.0524
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1. Metode Newton Raphson(lanjutan)
Mencari nilai pendekatan yg lebih tepat dari nilai awal sbb:
x2  x1  r1
Langkah keempat y2  y1  s1
Melakukan proses iterasi dengan mengulang langkah kedua
sampai didapat kan nilai r dan s nol atau mendekati nol
Contoh Soal
Carilah nilai nilai x dan y dengan metode Newton Raphson
x 3  3 y 2  21
x2  2 y  2  0
Penyelesaiannya
Langkah Pertama
mengubah Persamaan non linear simultan diatas menjadi bentuk

F ( x, y )  0  F ( x, y )  x 3  3 y 2  21  0
G ( x, y )  0  G ( x, y )  x 2  2 y  2  0
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1. Metode Newton Raphson(lanjutan)

F ( x, y )  0  F ( x, y )  x 3  3 y 2  21  0
dF
 3x 2
dx
dF
 6x
dy

G ( x, y )  0  G ( x, y )  x 2  2 y  2  0
dG
 2x
dx
dG
2
dy
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1. Metode Newton Raphson(lanjutan)
NO X Y F(X,Y) G(X,Y) dF/dx dF/dy dG/dx dG/dy r s
1 -1 -1 -19 1 3 -6 -2 2 -5.333 -5.833
2 -6.333 -6.833 -135 28.444 120.33 -38 -12.67 2 3.3697 7.1194
3 -2.964 0.2861 -46.78 11.355 26.349 -17.78 -5.927 2 2.056 0.4155
4 -0.908 0.7016 -20.27 4.227 2.4715 -5.446 -1.815 2 -3.545 -5.331
5 -4.453 -4.63 -44.98 12.567 59.479 -26.72 -8.905 2 2.0661 2.9162
6 -2.387 -1.713 -25.79 4.2688 17.087 -14.32 -4.773 2 0.2796 -1.467
7 -2.107 -3.181 -0.006 0.0782 13.318 -12.64 -4.214 2 0.0366 0.0381
8 -2.07 -3.142 -0.25 0.0013 12.858 -12.42 -4.141 2 -0.019 -0.04
9 -2.089 -3.182 0.2566 0.0004 13.093 -12.53 -4.178 2 0.0198 0.0411
10 -2.069 -3.141 -0.267 0.0004 12.846 -12.42 -4.139 2 -0.021 -0.043
11 -2.09 -3.184 0.2781 0.0004 13.103 -12.54 -4.18 2 0.0214 0.0446
12 -2.068 -3.139 -0.289 0.0005 12.836 -12.41 -4.137 2 -0.022 -0.046
13 -2.091 -3.185 0.3015 0.0005 13.114 -12.54 -4.182 2 0.0232 0.0483
Jadi nilai
14 -2.068 x = -2.07
-3.137 dan y12.824
-0.314 0.0005 = -3.142
-12.41 -4.135 2 -0.024 -0.05
15 -2.092 -3.187 0.3268 0.0006 13.126 -12.55 -4.184 2 0.0252 0.0524
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1. Metode Bentuk Iterasi x = F(x,y,z,…..)
Langkah Pertama
Merubah bentuk Persamaan nonlinear simultan menjadi
x1  F1 ( x1 , x2 ), x2  F2 ( x1 , x2 )
Mencari turunan - turunannya menjadi
dF1 dF1 dF2 dF2
, , dan
dx1 dx2 dx1 dx2
dF1 dF1 dF2 dF2
  1 dan   1 .... (1)
dx1 dx2 dx1 dx2
Langkah Kedua
Menentukan titik awal x1 dan x2 dan menguji apakah titik-titik tsb
memenuhi syarat (1). Jika memenuhi ketentuan (1), maka melangkah
ke langkah ketiga
Langkah Ketiga
Melakukan iterasi sampai didapatkan nilai x1 dan x2 tidak berubah
dengan persamaan
x1 (n+1) = F1(x1 n, x2n) dan x2 (n+1) = F2(x1 n, x2n)
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1 Metode Bentuk Iterasi x = F(x,y,z,…..) Lanjutan
Contoh Soal
Tentukan nilai x1 dan x2 dari persamaan nonlinear simultan di
bawah ini
x12  x22  4
x1
 x2  1
ePenyelesaiannya
Langkah Pertama
Persamaan diatas, diubah menjadi :

Langkah Kedua F  x1  (4  x22 )1/ 2


mencari turunan-turunannya: G  x2  1  e x1
dF dF x2
 0, 
dx 1
menentukan sembarang nilai x1 dan
dx2 (
x2 yang memenuhi
4  x 2 1/ 2
2)
syarat:
dG dG
 e x1 , 0
dx1 dx2

dF dF dG dG
  1 dan  1
dx1 dx2 dx1 dx2
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1 Metode Bentuk Iterasi x = F(x,y,z,…..) Lanjutan
Langkah Ketiga
Melakukan iterasi mencari x1 = F(x1 ,x2 ) dan x2 = G (x1 ,x2 )

NO X1 X2 dF/dx1 dF/dx2 dG/dx1 dG/dx2 [dF/dx1] + [ dF/dx2] < 1 [dG/dx1] + [ dG/dx2] < 1
1 -1.8 0.8 0 0.436 -0.165 0 0.43643578 -0.165298888
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PERSAMAAN NONLINEAR SIMULTAN
1 Metode Bentuk Iterasi x = F(x,y,z,…..) Lanjutan
Langkah Ketiga
Melakukan iterasi mencari x1 = F(x1 ,x2 ) dan x2 =G (x1 ,x2 )

NO X1 X2 dF/dx1 dF/dx2 dG/dx1 dG/dx2 [dF/dx1] + [ dF/dx2] < 1 [dG/dx1] + [ dG/dx2] < 1
1 -1.8 0.8 0 0.436 -0.165 0 0.43643578 -0.165298888
2 -1.833 0.835 0 0.459 -0.16 0 0.459260071 -0.159928206
3 -1.817 0.84 0 0.463 -0.162 0 0.462845653 -0.162432761
4 -1.815 0.838 0 0.461 -0.163 0 0.461171734 -0.162835469
5 -1.816 0.837 0 0.461 -0.163 0 0.460902882 -0.162647157
6 -1.816 0.837 0 0.461 -0.163 0 0.461028591 -0.162616962
7 -1.816 0.837 0 0.461 -0.163 0 0.461048749 -0.162631079
8 -1.816 0.837 0 0.461 -0.163 0 0.461039325 -0.162633343
9 -1.816 0.837 0 0.461 -0.163 0 0.461037813 -0.162632284
10 -1.816 0.837 0 0.461 -0.163 0 0.46103852 -0.162632114
INTERPOLASI
INTERPOLASI adalah mencari nilai suatu fungsi yang tidak diketa-
hui diantara beberapa nilai fungsi yang diketahui pada tabel fungsi
Contoh
Melihat hubungan lamanya permentasi terhadap volume etanol
yang dihasilkan dalam proses peragian ubi kayu di laboratorium
OTK/PTKNO
Tabel Equispaced Tabel Non-Equispaced

NO X Y=f(X) N X Y=f(X)
(Hari) (ml) o
1 2 1.5 1 1.2 1.6
2 4 2.6 2 2.5 2.8
3 6 3.7 3 3.8 3.9
4 8 5.8 4 4.5 4.3
INTERPOLASI
Untuk menentukan nilai fungsi f(x) untuk x =2.3 dan x = 6.9
Ada 3 metode yang disediakan untuk mencari interpolasi
1. Metode Newton Gregory Forward (NGF)
2. Metode Newton Gregory Backward (NGB)
3. Metode Langrange
Metode no.1 dan 2 harus menggunakan Tabel Beda Hingga,
sedangkan metode no.3 tidak perlu menggunakan Tabel Beda
Hingga
1. Metode NGF

s ( s  1) 2 s ( s  1)( s  2) 3 s ( s  1)( s  2)...( s  n  1) n


f ( x)  f 0  s.f 0   f0   f 0  ...   f0
2. Metode NGB 2! 3! n!
xs  x0
s , dimana h  x1  x0  x2  x1  .....  xn  xn 1
h

s( s  1) 2 s( s  1)( s  2) 3 s ( s  1)( s  2)..( s  n  1) n


f ( x)  f 0  s.f 1   f 2   f 3  .   f n
2! 3! n!
xs  x0
s , dimana h  x1  x0  x2  x1  .....  xn  xn 1
h
INTERPOLASI
3. Metode Langrange
( x  x1 )( x  x2 )..( x  xn ) ( x  x0 )( x  x2 )..( x  xn ) ( x  x1 )( x  x2 )..( x  xn 1 )
f ( x)  f0  f1  ..  fn
( x0  x1 )( x0  x2 )..( x0  xn ) ( x1  x0 )( x1  x2 )..( x1  xn ) ( xn  x1 )( xn  x2 )..( xn  xn1 )
Contoh Soal
Tentukan nilai fungsi f(x) untuk x = 2.3 dari hasil eksperimen
yang terdapat pada Tabel berikut:

NO X Y=f(X)
(Hari) (ml)
1 2 1.5
2 4 2.6
3 6 3.7
Penyelesaiannya 4 8 5.8
Dibuat Tabel Beda Hingga sebagai berikut:
INTERPOLASI
Dibuat Tabel Beda Hingga sebagai berikut:
Tabel Beda Hingga NGF
NO X f(x) ∆ f ∆2 f ∆3 f
0 2 1.5      
    1.1    
1 4 2.6   0  
    1.1   1
2 6 3.7   1  
      2.1    
3 8 5.8      

Anda mungkin juga menyukai