-2 -1(100 x 2 + x
35.5e - x
2x
= sin
10 x - 50
(iii) Selesaikan persamaan linier:
1, 2 x - 3 y - 10 z + 10t + s = 10
x + 3 y - z + 10t - s = 15
5,5 x + 3 y - 5 z - 4t - 2s = 20
4 x - 3 y + 7 z + 4t - 2 s = 6
2 x + 3 y - 10 z + t - s = 4
(iv) Tentukan nilai maksimum dari fungsi:
x 2 + cos( x) + 6 x(0.2 + sin( x)
f ( x, y ) = sin + cos(3 xy 2 - 2) - tan( )
3 + ( xy ) 4
cos( y )
(v) Hitunglah taksiran niali y untuk x = 3,3
x y = f(x)
2,4 1,234
2,8 1,345
3,2 1,567
3,6 1,756
4,0 1,966
4,4 2,000
4,8 2,311
(vi) Hitung nilai f’(4,9) dan f”(3)
x y = f(x)
2 1
2,8 1,15
3,6 1,37
4,4 1,56
5,2 1,96
6 2,00
-b � b2 - 4ac
x1,2 =
2a
namun, untuk polinom derajat > 2 seperti pada soal (i) tidak terdapat rumus
aljabar untuk menghitung akar polinom, yang mungkin dilakukan dengan
memfaktorkan polinom tersebut menjadi beberapa suku, tetapi hal itupun cukup
sulit untuk dilakukan, bahwa jelas semakin tinggi derajat polinom maka semakin
sukar memfaktorkannya. Cara lain adalah secara grafik, yaitu dengan merajah
kurva fungsi di atas kertas grafik, kemudian berdasarkan gambar kurva, kita
mengambil tarikan akar secara kasar, yaitu titik poyong kurva dengan sumbu- x.
Cara ini, selain kaku dan tidak praktis, ketelitian akar yang diperoleh sangat
bergantung pada ketelitian penggambaran kurva.. Lagipula, merajah kurva pada
kertas grafik hanya terbatas pada fungsi yang dapat digambarkan pada bidang dua
matra atau tiga matra. Untuk fungsi dengan peubah lebih besar dari 3 jelas tidak
dapat (malah tidak mungkin) kita gambar kurvanya. Soal (ii) sama halnya dengan
soal (i), yaitu menentukan nilai x yang memenuhi kedua persamaan.
Soal (iii) untuk persoalan persamaan linier dengan 2 peubah masih dapat
dicari solusinya dengan menggunakan rumus titik potong dua buah garis atau
dengan aturan Cramer, untuk persamaan linier dengan 3 peubah dapat
diselesaikan dengan aturan Cramer, tetapi untuk sistem dengan jumlah persamaan
dan jumlah peubah lebih besar dari 3 tidak ada rumus yang dapat dipakai untuk
memecahkannya.
Soal (iv) untuk menentukan titik maksimum/optimum suatu fungsi,
pertama-tama harus ditentukan dahulu turunan fungsi tersebut lalu menjadikan
ruas kanannya sama dengan nol, selanjutnya memeriksa titik ekstrimnya, dan bila
fungsinya cukup rumit dan disusun oleh banyak peubah maka menghitung turunan
fungsi menjadi pekerjaan yang sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan.
Persoalan (v) seringkali muncul dalam penelitian atau pengamatan yang
mempresentasikan data-data eksperimen dari beberapa parameter yang diamati,
pengamat tidak mengetahui relasi yang menghubungkan parameter-parameter itu.
Pengamat hanya dapat mengukur nilai- nilai parameter tersebut dengan
menggunakan alat ukur seperti sensor, termometer, barometer, dan sebagainya.
Tidak satupun metode analitik yang yang tersedia untuk menyelesaikan persoalan
jenis ini. Sekarang bagaimana Anda dapat menghtiung nilai sebuah fungsi bila
rumus fungsi itu sendiri Anda tidak ketahui? Seperti Anda ketahui bahwa nilai
fungsi diperoleh dengan cara menyulihkan (substitute) harga dari peubahnya ke
dalam rumus fungsi. Masalahnya, bagaimana kalau persamaan fungsi tersebut
tidak diketahui, sedangkan yang tersedia hanyalah beberapa buah data diskrit
(discrete) dalam bentuk tabel.
Soal (vi) sama halnya dengan persoalan (v), bagaimana Anda dapat
menghitung turunan fungsi jika fungsinya sendiri tidak diketahui? Soal (vii) tidak
ada teknik integral yang dapat digunakan untuk fungsi yang bentuknya rumit. Soal
(viii) sama halnya dengan persoalan (vii), tidak ada metode persamaan differensial
biasa untuk menyelesaikannya.
Sekarang bagaimana Anda dapat menyelesaikan persoalan matematis
seperti di atas atau bahkan yang lebih rumit yang akan Anda jumpai, jika secara
analitik Anda tidak mendapatkan solusinya? Bila metode analitik sudah tidak
dapat digunakan, maka persoalan matematis tersebut masih dapat diselesaikan
dengan metode numerik.
(3). Interpolasi
Diberikan titik-titik (x0,y0), (x1,y1), …, (xn,yn).
Tentukan polinom pn(x) yang melalui semua titik tersebut.
(4). Turunan
Diberikan titik-titik (xi,yi) dan (xi+1,yi+1). Tentukan f’(x).
(5). Integral
b
Hitung integral: I = �
f ( x)dx
a
B Peranan komputer dalam numerik
Komputer berperan besar dalam perkembangan bidang metode numerik.
Hal ini karena perhitungan dengan metode numerik adalah berupa operasi
aritmatika, dimana operasi aritmatika ini sangat banyak dan berulang sehingga
perhitungan secara manual sering menjemukan dan kadang-kadang timbul
kesalahan di dalam perhitungan. Dalam hal ini komputer berperan:
(1). Mempercepat proses perhitungan tanpa membuat kesalahan
(2). Dengan komputer Anda dapat mencoba berbagai kemungkinan solusi yang
terjadi akibat adanya perubahan-perubahan beberapa parameter
(3). Solusi yang diperoleh juga dapat ditingkatkan ketelitiannya dengan
mengubaha-ubah nilai parameter.
B.1 Algoritma
Teknik pemecahan masalah dengan menggunakan komputer tidak terlepas
dari kemampuan Anda dalam menyusun langkah-langkah untuk memecahkan
masalah secara detail. Langkah-langkah inilah yang disebut algoritma. Algoritma
berasal dari kata algorism dan ritmis. Istilah ini pertama kali diungkapkan oleh
Abu Ja’far Mohammed Ibn Musa Al Khowarizmi (825 M) dalam buku Al-Jabr
Wa-al Muqabla. Dalam bidang pemrograman komputer, algoritma adalah suatu
prosedur yang menggambarkan urut-urutan rapi dan logis dengan tujuan
memudahkan pengimplementasian suatu masalah. Selanjutnya, sebagai prosedur
logis algoritma harus dapat dengan mudah diinterpretasikan dalam fungsi-fungsi
khusus pada komputer programming. Hubungan antara algoritma, masalah dan
solusi dapat digambarkan sebagai berikut :
Proses dari suatu masalah hingga menjadi suatu algoritma disebut “tahap
pemecahan masalah”, sedangkan tahap dari algoritma hingga menjadi suatu solusi
disebut dengan “tahap implementasi”. Solusi yang dimaksud adalah suatu
program yang merupakan implementasi dari algoritma yang disusun.
Algoritma pemrograman yang baik memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
Tepat, benar, sederhana, standar dan efektif
Logis, terstruktur dan sistematis
Semua operasi terdefinisi
Semua proses harus berakhir setelah
sejumlah langkah dilakukan
Ditulis dengan bahasa yang standar dengan
format pemrograman agar mudah untuk diimplementasikan dan tidak
menimbulkan arti ganda.
Dua simbol yang digunakan dalam algoritma adalah period (.) menunjukan
akhir prosedur, dan titik koma (;) memisahkan tugas dalam beberapa langkah.
Teknik loop (pengulangan) dalam algoritma dapat dinyatakan dengan
“kontrol penyanggah”.
For i = 1,2,…,n
Set xi = ai +i.h
Ataupun “kontrol bersyarat”
While i < N do Steps 3 sampai 6
if … then, if … then … else
Latihan 1.1
Buatlah suatu algoritma untuk menghitung:
N
A = �xi
i =1
Penyelesaian:
Algoritma
INPUT : N, x1, x2, x3, …, xN.
OUTPUT : A = x1 + x2 + x3 + ... + xN .
Step 1 Set A = 0.
Step 2 For i = 1, 2, 3, …, N do
Set A = A + xi.
Step 3 OUTPUT (A);
STOP.
MODUL II
DERET TAYLOR DAN GALAT
A Deret Taylor
Kebanyakan dari metode-metode numerik yang diturunkan didasarkan
pada penghampiran fungsi ke dalam bentuk polinom. Fungsi yang bentuknya
kompleks menjadi lebih sederhana bila dihampiri dengan polinom, karena
polinom merupakan bentuk fungsi yang paling mudah dipahami kelakuannya.
Tools yang digunakan untuk membuat polinom hampiran adalah deret Taylor.
Persamaan (2.1) merupakan penjumlahan dari suku-suku yang disebut deret. Jika
dimisalkan x - x0 = h maka f(x) dapat ditulis:
h h2 hm m
f ( x) = f ( x0 ) + f '( x0 ) + f "( x0 ) + ... + f ( x0 ) + ... (2.2)
1! 2! m!
Bila fungsi diperluas di sekitar x0 = 0, maka deretnya dinamakan deret Maclaurin:
x x2 xm m
f ( x) = f ( x0 ) + f '( x0 ) + f "( x0 ) + ... + f ( x0 ) + ... (2.3)
1! 2! m!
Latihan 2.1
Hampiri fungsi f(x) = cos(2) ke dalam:
a. Deret Taylor di sekitar x0 = 1
b. Deret Maclaurin
Penyelesaian:
Deret Taylor di sekitar x0 = 1
Uraikan cos(x) sebagai berikut:
f(x0) = cos(x0) = cos(1)
f’(x0) = -sin(x0) = -sin(1)
f”( x0) = -cos(x0) = -cos(1)
f”’(x0) = sin(x) = sin(1)
fiv(x0) = cos(x0) =cos(1)
… dan seterusnya
Penyelesaian menggunakan deret Taylor adalah:
(2 - 1) (2 - 1) 2 (2 - 1) 3 (2 - 1) 4
cos(2) = cos(1) + (- sin(1)) + (- cos(1)) + sin(1) + (cos(1)) + ...
1! 2! 3! 4!
12 13 14
= 0,5403 + 1(-0,8415) + (-0,5403) + (0,8415) + (0,5403) + ...
2 6 24
= 0,5403 – 0,8415 – 0,2702 + 0,1403 + 0,0225 + …
= -0,4086 + …
Deret Maclaurin
Penyelesaian menggunakan deret Maclaurin adalah:
2 22 23 24
cos(2) = cos(0) + (- sin(0)) + (- cos(0)) + sin(0) + (cos(0)) + ...
1! 2! 3! 4!
4 8 16
= 1 + 2(0) + (-1) + (0) + (1) + ...
2 6 24
= 1 + 0 – 2 + 0 + 0,6667 +…
= -0,3333 + …
B Galat
Metode numerik merupakan metode komputasi matematika yang
menghasilkan nilai solusi dalam bentuk hampiran (aproksimasi). Ini berbeda
dengan metode analitik yang selalu menghasilkan nilai solusi yang sebenarnya
(eksak), yang disebut nilai sejati. Selisih antara nilai sejati dengan nilai hampiran
inilah yang dinamakan galat (error). Galat pada solusi numerik harus dihubungkan
dengan seberapa teliti polinom menghampiri fungsi sebenarnya.
�
3
Misalnya t dt jika dihitung dengan metode analitik solusinya adalah 0,250,
0
tetapi jika dihitung dengan metode numerik (akan dipelajari nanti) solusinya
adalah 0,248, sehingga galatnya adalah 0,250 – 0,248 = 0,002.
Yang dimaksud dengan galat mutlak adalah galat yang hanya mengambil
besaran nilainya tanpa memperhatikan tandanya (positif atau negatif):
e = a - aˆ (2.5)
Galat 0,1 cm pada pengukuran sebatang pensil yang panjang sebenarnya
10 cm tentu berbeda dengan galat 0,1 cm pada pengukuran seutas tali yang
panjangnya 100 cm. Menurut Anda manakah yang lebih presisi antara pengukuran
pensil atau tali? Untuk mendapatkan presisi dari hasil suatu
pengukuran/perhitungan, maka galat kadangkala dinormalkan dengan nilai
sejatinya untuk memperoleh galat relatif. Galat relatif didefinisikan sebagai:
e
eR = (2.6)
a
atau dalam persentase
e
eR = x100% (2.7)
a
Jadi, galat relatif pengukuran sebatang pensil adalah 0,1/10 = 0,01,
sedangkan galat relatif pengukuran seutas tali adalah 0,1/100 = 0,001. Karena
galat relatif pengukuran tali lebih kecil daripada galat relatif pengukuran sebatang
pensil, maka pengukuran tali lebih presisi dibandingkan pengukuran pensil. Pada
metode numerik, menghitung galat relatif kemungkinan besar tidak dapat
dilakukan karena nilai solusi sejatinya tidak diketahui, karenanya hanya dapat
dihitung galat relatif hampiran.
e
e RA = (2.8)
aˆ
Pada perhitungan numerik yang menggunakan pendekatan iterasi, galat
relatif hampiran dihitung dengan rumus:
ar +1 - ar
e RA = (2.9)
ar +1
dimana ar +1 adalah nilai hampiran iterasi sekarang dan ar adalah nilai hampiran
iterasi sebelumnya. Proses iterasi dihentikan bila:
e RA < e S (2.10)
Latihan 2.2
Hampiri fungsi f(x) = e2x ke dalam deret Taylor orde 4 di sekitar x0 = 1, untuk
x = 0,8
Penyelesaian:
Uraikan e2x sebagai berikut:
f(x0) = e 2 x0 = e2
f’(x0) = 2e 2 x0 = 2e2
f”( x0) = 4e 2 x0 = 4e2
f”’(x0) = 8e 2 x0 = 8e2
fiv(x0) = 16e 2 x0 = 16e2
fv(c) = 32e 2c = 32ec
Penyelesaian menggunakan deret Taylor adalah:
(0,8 - 1) (0,8 - 1) 2 (0,8 - 1)3 (0,8 - 1) 4
e2(0,8) = e2 + (2e2 ) + (4e 2 ) + (8e 2 ) + (16e 2 ) + R5 ( x)
1! 2! 3! 4!
(0,8 - 1)(4+1)
R4 (0,8) < Max 32e 2c
0,8< c <1 (4 + 1)!
nilai max |32e2c| di dalam selang 0,8<c<1 adalah c = 0,8, sehingga
(0,8 - 1)(4 +1)
R4 (0,8) < 32e 2(0,8)
�0,0004
(4 + 1)!
Jadi, e2(0,8) = 4,9576 dengan galat pemotongan lebih kecil dari 0,0004
MODUL III
PERSAMAAN NON LINIER 1
A Metode persamaan nonlinier
Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar persamaan
non linier, dimana akar sebuah persamaan f(x) = 0 adalah nilai-nilai x yang
menyebabkan nilai f(x) sama dengan nol. Dengan kata lain, akar persamaan f(x)
adalah titik potong antara kurva f(x) dan sumbu x.
Latihan 3.1
Carilah akar dari persamaan f(x) = 2x2 – 2 dengan menggunakan representasi
grafik
Penyelesaian:
2x2 = 2
x2 = 1
x= 1
x1 = -1 ; x2 =1
x f(x)
-3 16
-2,5 10,5
-2 6
-1,5 2,5
-1 0
-0,5 -1,5
0 -2
0,5 -1,5
1 0
1,5 2,5
2 6
2,5 10,5
3 16
3,5 22,5
4 30
35
30
25
20
15
10 akar
0
-3
-2,5
-2
-1,5
-1
-0,5
0,5
1,5
2,5
3,5
4
-5
Gambar 3.1 memperlihatkan bahwa selalu terdapat akar di dalam selang [a,b]
jika nilai fungsi berbeda tanda (+/-) di x = a dan x = b.
f(a)f(b) > 0
Gambar 3.2 memperlihatkan bahwa mungkin terdapat akar atau tidak sama
sekali di dalam selang [a,b] jika nilai fungsi samaa tanda di x = a dan x = b.
Syarat cukup keberadaan akar yang digunakan pada metode ini adalah jika
f(a)f(b) < 0 dan f(x) menerus di dalam selang [a,b] maka paling sedikit terdapat
satu buah akar persamaan f(x) = 0 di dalam selang [a,b], seperti yang
diperlihatkan pada gambar 3.2.
Gambar 3.3 Lokasi akar
bagi dua di x = c
[ a ,c ] [ c ,b ]
ya
s e la n g b a r u : [ a ,b ] [ a ,c ] s e la n g b a r u : [ a ,b ] [ c ,b ]
Latihan 3.3
Carilah akar dari persamaan f(x) = 2x2 – 2 dengan menggunakan metode bagidua,
tebakan awal selang:
a. [a,b] = [-3 , 0]
b. [a,b] = [0 , 3]
Є = 0,001. Gunakan kriteria berhenti: |a – b| < Є atau |f(c)| < Є
Penyelesaian:
diperoleh hampiran akar (x1)= -0,9998
Latihan 3.4
Carilah akar dari persamaan f(x) = 2x2 – 2 dengan menggunakan metode regula-
falsi, tebakan awal selang [a,b]:
a. [a,b] = [-3 , 0]
b. [a,b] = [0 , 3]
Є = 0,001. Gunakan kriteria berhenti: |a – b| < Є atau |f(c)| < Є
Penyelesaian:
diperoleh hampiran akar (x1)= -0,9999
A Metode terbuka
Metode terbuka berbeda dengan metode tertutup, pada metode terbuka
tidak memerlukan selang yang mengurung akar, cukup satu atau dua buah tebakan
awal akar yang tidak perlu mengurung akar. Pada metode ini hampiran akar
sekarang didasarkan pada hampiran akar sebelumnya melalui prosedur iterasi,
dimana iterasinya dapat divergen atau konvergen. Apabila iterasinya konvergen
maka konvergensinya akan sangat cepat.
Kondisi berhenti iterasi:
(1). Lebar akar hampiran: : |xr+1 – xr| < Є, dimana Є adalah nilai toleransi lebar
yang ditetapkan, atau
xr +1 - xr
(2). Galat relatif hampiran akar: < d , dimana δ adalah galat relatif
xr +1
Latihan 4.1
Tentukan akar persamaan x2 – 3x + 2 dengan metode iterasi titik tetap. Gunakan
tebakan awal x0 = 1,5 dan kondisi berhenti |xr+1 – xr| < Є, dimana Є = 0,001
Penyelesaian:
Terdapat 2 kemungkinan prosedure iterasi yang dapat dibentuk:
x2 – 3x + 2 = 0
x 2 = 3x - 2
x = 3x - 2
Latihan 4.2
Tentukan akar persamaan x2 – 3x + 2 dengan metode Newton-Raphson. Gunakan
tebakan awal x0 = 3 dan kondisi berhenti |xr+1 – xr| < Є, dimana Є = 0,001
Penyelesaian:
f(x) = x2 – 3x + 2
f’(x) = 2x – 3
Hampiran akar x = 2,000
B Metode Horner
Pada metode-metode yang telah diuraikan sebelumnya, pencarian solusi
suatu persamaan non linier hanya didapatkan atau diperoleh solusi satu buah akar
hampiran, bila suatu persamaan memiliki lebih dari satu buah akar hampiran maka
Anda dapat mencari akar-akar lainnya dengan merubah-rubah tebakan awal selang
atau akar hampiran.
Adakah metode yang bisa mendapatkan solusi akar hampiran sekaligus
dalam satu kali perhitungan, tanpa perlu merubah-rubah tebakan awal selang atau
akar hampiran?
Metode Horner merupakan metode yang dapat menjawab pertanyaan di
atas, tetapi sayangnya metode ini hanya dapat digunakan untuk mencari akar-akar
real dari suatu persamaan non linier, jika persamaan tersebut mengandung akar
imajiner maka metode ini tidak dapat digunakan atau memberikan solusi.
Metode ini disebut juga metode perkalian bersarang (nested
multiplication) yang menyediakan cara perhitungan polinom dengan sedikit
operasi perkalian. Bentuk baku polinom derajat n adalah:
p ( x) = a0 + a1 x + a2 x 2 + a3 x 3 + ... + an -1 x n -1 + an x n (4.7)
polinom p(x) dinyatakan dalam perkalian bersarang:
p( x) = a0 + x(a1 + x(a2 + x (a3 + ... + x(an-1 + x (an ))))) (4.8)
an an-1 an - 2 ... a1 a0
x xbn xbn -1 ... xb2 xb1
bn = an bn -1 = an -1 + xbn bn - 2 = an - 2 + xbn -1 ... b1 = a1 + xb2 b0 = a0 + xb1
p o lin o m s is a
hasil perhitungan:
p(x) = b0
n -1 n-2
polinom sisa = bn x + bn -1 x + ... + b3 x + b2 x + b1
2
Latihan 4.4
Nyatakan p(x) = x3 – 5x2 + 2x + 8 dalam tabel Horner, untuk x = 2
Penyelesaian:
1 -5 2 8
2 2 -6 -8
1 -3 -4 0
= q ( x) + ( x - xr )q '( x)
dan jika akar hampiran xr merupakan akar sejatinya maka
p '( xr ) = q( xr ) + ( xr - xr )q '( xr )
Latihan 4.5
Carilah akar-akar dari polinom p(x) = x2 – 3x – 2. Gunakan metode Horner dan
Newton-Raphson, untuk x0 = 2 dan kondisi berhenti |xr+1 – xr| < Є, dimana Є
= 0,001
Penyelesaian:
Persamaan p(x) = x2 – 3x – 2 mempunyai dua akar
(1). Pencarian akar pertama (x0 = 2)
Iterasi ke-1
1 -3 2
2 2 -2
1 -1 0
q(x) = x – 1
q(2) = 2 – 1 = 1 ; b0 = 0
b0
x1 = x0 - = 2 – (0/1) = 2
q ( x0 )
|x1 – x0| = |2 – 2| = 0
Jika |xr+1 – xr| < 0,001 terpenuhi, maka hampiran akar pertama diperoleh,
yaitu x = 2, dan polinom sisa (q(x)) akan digunakan untuk pencarian akar
berikutnya.
(2). Pencarian akar kedua (x0 = 2)
Iterasi ke-1
1 -1
2 2
1 1
q(x) = 1
q(2) = 1 ; b0 = 1
b0
x1 = x0 - = 2 – (1/1) = 1
q ( x0 )
|x1 – x0| = |2 – 1| = 1
Jika |xr+1 – xr| < 0,001 tidak terpenuhi, maka iterasi akan dilanjutkan
dengan menggunakan akar baru diperoleh, yaitu x1 = 1.
Iterasi ke-2
1 -1
1 1
1 0
q(x) = 1
q(1) = 1 ; b0 = 0
b0
x2 = x1 - = 1 – (0/1) = 1
q ( x1 )
|x2 – x1| = |1 – 1| = 0 < 0,001
Terpenuhi, maka hampiran akar kedua diperoleh, yaitu x = 1.
(1). Lebar akar hampiran: : x1( r+1) - x1( r ) < Є and x2( r+1) - x2( r ) < Є and … and
xn( r+1) - xn( r ) < Є, dimana Є adalah nilai toleransi lebar yang ditetapkan. Jadi
untuk semua peubah yang terdapat dalam sistem harus memenuhi syarat ini.
Akar hampiran yang diperoleh, yaitu: x = 1,9999 dan y = 3,0001, dimana solusi
sejatinya adalah x = 2 dan y = 3
MODUL V
PERSAMAAN LINIER
b2 - a 21 x1( k ) - a 23 x 2( k ) ... - a 2 n x n( k )
x 2( k +1) =
a 22
.
.
bn - a n1 x1( k ) - a n 2 x 2( k ) ... - a nn-1 x n( k-1)
x n( k +1) =
a nn
dengan k = 0, 1, 2, …
Iterasi dimulai dengan memberikan tebakan awal untuk x:
x1( 0 )
(0)
x2
x0 = .
.
x (0)
n
xi( k +1) - xi( k )
Kondisi berhenti: <e untuk semua i = 0, 1, 2, 3, …, n
xi( k )
>Iterasi I
b1 - a12 x 2( 0 ) ... - a1n x n( 0 )
x1(1) =
a11
b2 - a 21 x1( 0 ) ... - a 2 n x n( 0 )
x 2(1) =
a 22
.
bn - a n1 x1( 0 ) ... - a nn -1 x n( 0-)1
x n(1) =
a nn
>Iterasi II
b1 - a12 x 2(1) ... - a1n x n(1)
x1( 2 ) =
a11
Rumus umum:
n
bi - a
j =1, j i
ij x (jk )
k = 0, 1, 2, …
xi( k +1) =
a ii
b2 - a 21 x1(1) ... - a 2 n x n( 0 )
x 2(1) =
a 22
.
.
bn - a n1 x1(1) ... - a nn -1 x n( 0-)1
x (1)
n =
a nn
>Iterasi II
b1 - a12 x 2(1) ... - a1n x n(1)
x1( 2 ) =
a11
Latihan 5.7
Selesaikan sistem persamaan linear
4x - y - z = 7
4x – 8y + z = -21
-2x + y + 5z = 15
dengan nilai awal P0 = (x0, y0, z0) = (1, 2, 2) Є = 0,0001
Penyelesaian:
Iterasi Jacobi
Persamaan iterasinya:
7 + yr - zr
x r +1 =
4
21 + 4 x r + z r
y r +1 =
8
15 + 2 x r - y r
z r +1 =
5
r xr yr zr |xr+1-xr| |yr+1-yr| |zr+1-zr|
0 1 2 2 - - -
1 1,75 3,375 3 0,75 1,375 1
2 1,84375 3,875 3,025 0,09375 0,5 0,025
… … … … … … …
19 2 4 3 0 0 0
solusi : (x, y, z) = (2, 4, 3)T
Iterasi Gauss-Seidel
Persamaan iterasinya:
7 + yr - zr
x r +1 =
4
21 + 4 x r +1 + z r
y r +1 =
8
15 + 2 x r +1 - y r +1
z r +1 =
5
A Interpolasi
Merupkan salah satu metode pencocokan kurva, bila data hasil pengukuran
mempunyai ketelitian tingkat tinggi maka kurva cocokannya dibuat melalui setiap
titik. Jika fungsi cocokan yang digunakan berbentuk polinom maka dinamakan
polinom interpolasi.
Diberikan n + 1 buah titik berbeda: (x0,y0), (x1,y1), (x2,y2), …, (xn,yn),
tentukan polinom pn(x) yang menginterpolasi (melewati) semua titik-titik tersebut
sedemikian sehingga:
yi = pn(x) , untuk i = 0, 1, 2, …, n (5.1)
yi sedemikian sehingga yi = f(x) merupakan fungsi matematika, sedangkan pn(x)
merukan fungsi hampiran terhadap f(x).
Setelah polinom interpolasi pn(x) ditentukan, pn(x) dapat digunakan untuk
menghitung perkiraan nilai y di x = a, yaitu y = pn(a), bergantung pada letak nilai
x = a:
(1). Jika x0 < a < xn maka y = pn(a) disebut nilai interpolasi
(2). Jika a < x0 atau a > xn maka y = pn(a) disebut nilai ekstrapolasi.
Keduanya kondisi di atas dapat dilihat pada gambar 6.1.
Latihan 6.1
Perkirakan jumlah penderita malaria di NTT pada tahun 2000, berdasarkan data
berikut:
Tahun 1998 2002
Jumlah penderita (ribu) 48 125
Penyelesaian:
y1 - y0
p1 (2000) = y0 + ( x - x0 )
x1 - x0
125 - 48
= 48 + (2000 - 1998)
2002 - 1998
= 86,5
Jadi, diperkirakan jumlah penderita malaria di NTT pada tahun 2000 adalah
86,5 ribu jiwa.
� �n �� (5.6)
� � x - xj �
n
�
= �� ai � ) �
� �
i = 0 � �j = 0 xi - x j ��
� �j �i ��
dimana:
ai = yi
i, j = 0,1, 2,..., n
Latihan 6.2
Hampiri fungsi ex + 2x2 dengan interpolasi polinom Lagrange derajat 3, dan
perkirakan nilai p3(0,7)
x 0 0,2 0,5 0,6 0,9 1,1 1,3 1,4
f(x) 1,000 1,301 2,149 2,542 4,080 5,424 7,049 7,975
Penyelesaian:
Untuk menghampiri interpolasi polinom derajat 3, maka dibutuhkan 4 titik yang
menginterpolasi fungsi tersebut. Untuk mendapatkan hampiran nilai yang
mendekati solusi sejatinya, maka anda harus memilih selang dimana titik x = 0,7
berada setidaknya di tengah selang tersebut. Dalam hal ini akan dipilih selang
[0,5 , 1,1], dimana titik-titik yang berada dalam selang tersebut: (0,5 , 2,149),
(0,6 , 2,542), (0,9 , 4,080), dan (1,1 , 5,424).
( x - x1 )( x - x2 )( x - x3 ) ( x - x0 )( x - x2 )( x - x3 )
p3 (0, 7) = y0 + y1
( x0 - x1 )( x0 - x2 )( x0 - x3 ) ( x1 - x0 )( x1 - x2 )( x1 - x3 )
( x - x0 )( x - x1 )( x - x3 ) ( x - x0 )( x - x1 )( x - x4 )
+ y2 + y3
( x2 - x0 )( x2 - x1 )( x2 - x3 ) ( x3 - x0 )( x3 - x1 )( x3 - x4 )
(0, 7 - 0, 6)(0, 7 - 0,9)(0, 7 - 1,1) (0, 7 - 0,5)(0, 7 - 0,9)(0, 7 - 1,1)
p3 (0, 7) = 2,149 + 2,542
(0,5 - 0, 6)(0,5 - 0,9)(0,5 - 1,1) (0, 6 - 0,5)(0, 6 - 0,9)(0, 6 - 1,1)
(0, 7 - 0,5)(0, 7 - 0, 6)(0, 7 - 1,1) (0, 7 - 0,5)(0, 7 - 0, 6)(0, 7 - 0,9)
+ 4,080 + 5,424
(0,9 - 0,5)(0,9 - 0, 6)(0, 6 - 1,1) (1,1 - 0,5)(1,1 - 0, 6)(1,1 - 0,9)
p3(0,7) = 2,993609599
Sebagai perbandingan, nilai sejati dari f(0,7) = e0,7 + 2(0,7)2 = 2,993752707
pn ( x) = f ( x0 ) + f [ x1 , x0 ]( x - x0 ) + f [ x2 , x1 , x0 ]( x - x0 )( x - x1 ) +
(5.8)
... + f [ xn , xn -1 ,..., x0 ]( x - x0 )( x - x1 )...( x - xn -1 )
dimana:
y1 - y0
f [ x1 , x0 ] =
x1 - x0
f [ x2 , x1 ] - f [ x1 , x0 ]
f [ x2 , x1 , x0 ] =
x2 - x0
f [ x3 , x2 , x1 ] - f [ x2 , x1 , x0 ]
f [ x3 , x2 , x1 , x0 ] =
x3 - x0
f [ xn , xn -1 ,..., x1 ] - f [ xn , xn -1 ,..., x0 ]
f [ xn , xn -1 ,..., x0 ] =
xn - x0
Latihan 6.3
Hampiri fungsi ex + 2x2 dengan interpolasi polinom Newton derajat 3, dan
perkirakan nilai p3(0,7)
x 0 0,2 0,5 0,6 0,9 1,1 1,3 1,4
f(x) 1,000 1,301 2,149 2,542 4,080 5,424 7,049 7,975
Penyelesaian:
Untuk menghampiri interpolasi polinom derajat 3, maka dibutuhkan 4 titik yang
menginterpolasi fungsi tersebut. Dalam hal ini akan dipilih selang [0,5 , 1,1],
dimana titik-titik yang berada dalam selang tersebut: (0,5 , 2,149), (0,6 , 2,542),
(0,9 , 4,080), dan (1,1 , 5,424).
i xi yi = f(xi) ST-1 ST-2 ST-3
0 0,5 2,149 3,930 2,992 0,325
1 0,6 2,542 5,127 3,187
2 0,9 4,080 6,720
3 1,1 5,424
pn ( x) = 2,149 + 3,930(0, 7 - 0,5) + 2,992(0, 7 - 0,5)(0, 7 - 0, 6)
+ 0,325(0, 7 - 0,5)(0,7 - 0, 6)(0,7-0,9)
p3(0,7) = 2,993533333
Latihan 6.4
Hampiri fungsi exy – 2xy2, dalam arah-x dengan interpolasi polinom Lagrange
derajat 2, dan dalam arah-y dengan interpolasi polinom Newton derajat 3,
perkirakan nilai f(0,5 , 0,7)
y
0 0,2 0,3 0,5 0,8 1
x
0 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
0,3 1,000 1,038 1,040 1,012 0,887 0,750
0,4 1,000 1,051 1,055 1,021 0,865 0,692
0,7 1,000 1,094 1,108 1,069 0,855 0,614
0,9 1,000 1,125 1,148 1,118 0,902 0,660
1 1,000 1,141 1,170 1,149 0,946 0,718
Penyelesaian:
Untuk menghampiri interpolasi polinom arah-x dengan interpolasi polinom
Lagrange derajat 2, maka dibutuhkan 3 titik yang menginterpolasi fungsi
tersebut, dengan selang [0,3 , 0,7]. Sedangkan interpolasi polinom arah-y
dengan interpolasi polinom Newton derajat 3, maka dibutuhkan 4 titik yang
menginterpolasi fungsi tersebut, dengan selang [0,3 , 1]
Dalam arah-x (y tetap)
y = 0,3
y = 0,3
x z
0,3 1,040
0,4 1,055
0,7 1,108
p2(0,5,y) = 1,072
y = 0,5
y = 0,5
x z
0,3 1,012
0,4 1,021
0,7 1,069
p2(0,5,y) = 1,034
y = 0,8
y = 0,8
x z
0,3 0,887
0,4 0,865
0,7 0,855
p2(0,5,y) = 0,852
y=1
y=1
x z
0,3 0,750
0,4 0,692
0,7 0,614
p2(0,5,y) = 0,650
Dalam arah-y (x tetap)
x= 0,5
Y z
0,3 1,072
0,5 1,034
0,8 0,852
1 0,650
B Regresi
Merupkan salah satu metode pencocokan kurva, bila data hasil pengukuran
mengandung derau (noise) maka kurva cocokannya dibuat mengikuti pola titik
sebagai suatu kelompok, sehingga selisih antara titik data dengan titik
hampirannya di kurva sekecil mungkin, seperti dapat dilihat pada gambar 6.3.
�y -�a -�bx = 0
i �a +�bx = �y
i i i na + b�xi = �yi
→ →
�x y -�x a -�bx = 0 �x a +�bx = �x y
i i i
2
i i
2
i i i a �xi + b�xi2 = �xi yi
Nilai a dan b dapat dicari dengan metode persamaan linier, galat RMS (root mean
square error):
1/ 2
�1 n 2�
ERMS = � �yi - f ( xi ) � (5.16)
�n i =1 �
B.2 Pelinieran
Regresi linier tidak tepat mewakili kencenderungan titik-titik data pada
kasus dimana hubungan variabel x dan y yang tidak linier.
Gambar 6.5 lebih tepat dihampiri dengan fungsi non linier yang
memberikan galat lebih kecil jika dibandingkan dengan menggunakan hampiran
fungsi linier. Meskipun fungsi hampirannya berbentuk non linier, namun
pencocokan kurva dengan fungsi non linier tersebut dapat dengan menggunakan
regresi linier. Misalkan 3 macam fungsi non linier berikut:
(1). Pelinieran pangkat sederhana
y = Cxb , C dan b konstan
pelinieran:
ln(y) = ln(Cxb)
= ln(C) + ln(xb) = ln(C) + b(ln(x))
maka:
Y = ln(y)
a = ln(C)
b=b
X = ln(x)
diperoleh persamaan regresi linier: Y = a + bX
(2). Pelinieran model eksponensial
Contoh: model pertumbuhan populasi dan peluruhan zat radioaktif
y = Cebx , C dan b konstan
pelinieran:
ln(y) = ln(Cebx)
= ln(C) + ln(ebx) = ln(C) + bx(ln(e)) = ln(C) + bx
maka:
Y = ln(y)
a = ln(C)
b=b
X=x
diperoleh persamaan regresi linier: Y = a + bX
(3). Pelinieran model laju pertumbuhan jenuh
Contoh: model pertumbuhan bakter kondisi pembatas
Cx
y= , C dan b konstan
d+x
pelinieran:
1 d+x d x d 1 1 1 d 1
= = + = + = +
y Cx Cx Cx C x C C C x
maka:
1
Y=
y
1
a=
C
d
b=
C
1
X=
x
diperoleh persamaan regresi linier: Y = a + bX
Latihan 6.5
Cocokan data berikut dengan fungsi y = Cxb
i xi yi
1 0,150 0,046
2 0,650 0,846
3 1,150 2,646
4 1,650 5,446
5 2,150 9,246
Penyelesaian:
i xi yi Xi = ln(xi) Yi = ln(yi) Xi2 XiYi
1 0,150 0,046 -1,897 -3,079 3,599 5,841
2 0,650 0,846 -0,431 -0,167 0,186 0,072
3 1,150 2,646 0,140 0,973 0,020 0,136
4 1,650 5,446 0,501 1,695 0,251 0,849
5 2,150 9,246 0,765 2,224 0,586 1,703
� -0,922 1,646 4,641 8,601
diperoleh:
� 5 -0,922 ���
a �1, 646 �
� ���=�
-0,922 4, 641 ���
� b 8, 601�
� �
Dengan menggunakan metode persamaan linier didapat a = 0,696 dan b = 1,992.
didapat nilai C = e0,696 = 2,006
Sehingga fungsi y = 2,006(x1,992)
MODUL VII
INTEGRAL
A Metode pias
Persoalan integral tentu telah anda ketahui, yaitu menghitung luas daerah
di bawah kurva dengan batas-batasan tertentu, maka untuk menghitungnya luas
daerah pada batasan [a,b] dihampiri sebagai n buah pias, seperti pada gambar 7.2.
Terdapat 2 metode pias yang akan dibahas pada modul ini, yaitu: metode
trapesium dan titik tengah.
dalam hal ini h adalah lebar pias. Jika terdapat n buah pias trapesium maka
diperoleh:
b x1 x2 xn
�
f ( x)dx = �
a
f ( x )dx + �
x0
f ( x )dx + ... + �
x1
f ( x )dx
xn-1
�h � �h � �h �
= � [ f ( x0 ) + f ( x1 )] �+ � [ f ( x1 ) + f ( x2 ) ] �+ ... + � [ f ( xn -1 ) + f ( xn ) ] �
�2 � �2 � �2 �
h
= [ f ( x0 ) + 2 f ( x1 ) + 2 f ( x2 ) + ... + 2 f ( xn -1 ) + f ( xn ) ]
2
n -1
h� �
= �
2�
f ( x0 ) + 2 �
i =1
f ( xi ) + f ( xn ) �
�
(7.4)
Latihan 7.1
2
�
x + x dx 2
Hitunglah integral dengan menggunakan metode pias-trapesium
1,2
dengan pias n = 4.
Penyelesaian:
b - a 2 - 1, 2
h= = = 0, 2
n 4
i xi f(xi)
0 1,2 2,640
1 1,4 3,360
2 1,6 4,160
3 1,8 5,040
4 2 6
2
0, 2
�
x + x dx =
2
[ 2,640 + 2(3,360) + 2(4,160) + 2(5,040) + 6]
1,2
2
= 3,376
2
�
x + x dx = 3,370666667
2
Secara analitik
1,2
�f ( x)dx = hf ( x
x0
0 + h / 2) = hf ( x1/ 2 ) (7.5)
dalam hal ini h adalah lebar pias. Jika terdapat n buah pias trapesium maka
diperoleh:
b
�
f ( x)dx = hf ( x
a
1/ 2 ) +hf ( x3/ 2 ) + hf ( x5/ 2 ) + ... + hf ( xn -(1/ 2) )
n -1
= h( f1/ 2 + f 3/ 2 + f 5/ 2 + ... + f n -(1/ 2) = h �f i +(1/ 2) (7.6)
i =0
Latihan 7.2
2
�
x + x dx
2
Hitunglah integral dengan menggunakan metode titik tengah dengan
1,2
pias n = 4.
Penyelesaian:
b - a 2 - 1, 2
h= = = 0, 2
n 4
h
= 0,1
2
i xi x(i+(h/2)) f(x(i+(h/2)))
0 1,2 1,3 2,990
1 1,4 1,5 3,750
2 1,6 1,7 4,590
3 1,8 1,9 5,510
�
x + x dx = 0, 2(2,990 + 3,750 + 4,590 + 5,510)
2
1,2
= 3,368
B Metode Newton-Cotes
Pada metode ini, persoalan integral tentu akan diturunkan dari polinom
interpolasi.
b b
�
f ( x)dx ��
a
pn ( x )dx
a
(7.7)
Polinom Newton derajat 1 pada selang [0,h] seperti gambar 7.3 adalah:
p1 ( x) = f ( x0 ) + f [ x1 , x0 ]( x - x0 )
f1 - f 0
= f0 + ( x - x0 )
x1 - x0
f1 - f 0
= f0 + ( x - 0)
h-0
f -f
= f0 + 1 0 x
h
kemudian integrasikan p1(x):
h h
f1 - f 0
�
f ( x)dx ��
0
f +
0
0
h
x dx
h
f1 - f 0 2
�xf 0 + x
2h 0
f1 - f 0 2
�hf 0 + h
2h
h
�hf 0 + ( f1 - f 0 )
2
h
� ( f 0 + f1 ) (7.8)
2
�
f ( x) dx =
a
�f ( x)dx + �f ( x)dx + ... +
x0 x1
�f ( x)dx
xn-1
h h h
= ( f 0 + f1 ) + ( f1 + f 2 ) + ... + ( f n -1 + f n )
2 2 2
n -1
h� �
= �
2�
f 0 + 2 �
i =1
fi + f n �
�
(7.9)
Latihan 7.3
2
Hitunglah integral �
2 x + 5 dx
1,2
dengan menggunakan metode Newton-Cotes-
2
0, 2
�
2 x + 5 dx = [ 7,40 + 2(7,80) + 2(8,20) + 2(8,60) + 9]
1,2
2
= 6,56
2
Secara analitik �
2 x + 5 dx = 6,56
1,2
Polinom Newton derajat 2 pada selang [0,2h] seperti gambar 7.4 adalah:
p2 ( x ) = f ( x0 ) + f [ x1 , x0 ]( x - x0 ) + f [ x2 , x1 , x0 ]( x - x0 )( x - x1 )
f1 - f 0 f [ x2 , x1 ] - f [ x1 , x0 ]
= f0 + ( x - x0 ) + ( x - x0 )( x - x1 )
x1 - x0 x2 - x0
f 2 - f1 f1 - f 0
-
f1 - f 0 x2 - x1 x1 - x0
= f0 + ( x - 0) + ( x - 0)( x - h)
h-0 2h - 0
f 2 - f1 f1 - f 0
-
f1 - f 0
= f0 + x + h - h h - 0 ( x 2 - xh)
2
h 2h
f 2 - f1 f1 - f 0
-
f1 - f 0
= f0 + x+ h h ( x 2 - xh)
h 2h
f1 - f 0 ( f - f )-( f - f )
= f0 + x + 2 1 2 1 0 ( x 2 - xh)
h 2h
kemudian integrasikan p2(x):
2h 2h
f1 - f 0 ( f - f )-(f - f )
�f ( x)dx ��f 0 +
0 0
h
x + 2 1 2 1 0 ( x 2 - xh) dx
2h
2h
f -f ( f - f ) - ( f - f ) x3 x 2 h
�xf 0 + 1 0 x 2 + 2 1 2 1 0 ( - )
2h 2h 3 2 0
f1 - f 0 2 ( f 2 - f1 ) - ( f1 - f 0 ) 3 8 4
�2 hf 0 + 4h + h( - )
2h 2h 2 3 2
( f 2 - f1 ) - ( f1 - f 0 ) 3 4
�2 hf 0 + 2 h( f1 - f 0 ) + h( )
2h 2 6
h
�2 hf 0 + 2 h( f1 - f 0 ) + [ ( f 2 - f1 ) - ( f1 - f 0 ) ]
3
h
�2 hf 0 + 2 h( f1 - f 0 ) + ( f 2 - 2 f1 + f 0 )
3
h
� ( f 0 + 4 f1 + f 2 ) (7.10)
3
Untuk n buah subselang maka diperoleh:
b x2 x4 xn
�
f ( x) dx = �
a
f ( x) dx + �
x0
f ( x) dx + ... + �f ( x) dx
x2 xn-2
h h h
= ( f 0 + 4 f1 + f 2 ) + ( f 2 + 4 f 3 + f 4 ) + ... + ( f n - 2 + 4 f n -1 + f n )
3 3 3
h� n -1 n-2
�
= f
�0
3�
+ 4 � f i + 2 � fi + f n � (7.11)
i =1,3,5,... i = 2,4,6,... �
Latihan 7.4
2
Hitunglah integral �
2 x + 5 dx
1,2
dengan menggunakan metode Simpson 1/3 dengan
subselang n = 4.
Penyelesaian:
b - a 2 - 1, 2
h= = = 0, 2
n 4
i xi f(xi)
0 1,2 7,40
1 1,4 7,80
2 1,6 8,20
3 1,8 8,60
4 2 9
2
0, 2
�
2 x + 5 dx = [ 7,40 + 4(7,80) + 2(8,20) + 4(8,60) + 9]
1,2
3
= 6,56
2
Secara analitik �
2 x + 5 dx = 6,56
1,2
Polinom Newton derajat 3 pada selang [0,3h] seperti gambar 7.5 adalah:
p3 ( x) = f ( x0 ) + f [ x1 , x0 ]( x - x0 ) + f [ x2 , x1 , x0 ]( x - x0 )( x - x1 ) + f [ x3 , x2 , x1 , x0 ]( x - x0 )( x - x1 )( x - x2 )
f1 - f 0 f [ x2 , x1 ] - f [ x1 , x0 ] f [ x3 , x2 , x1 ] - f [ x2 , x1 , x0 ]
= f0 + ( x - x0 ) + ( x - x0 )( x - x1 ) + ( x - x0 )( x - x1 )( x - x2 )
x1 - x0 x2 - x0 x3 - x0
f3 - f 2 f 2 - f1 f 2 - f1 f1 - f0
- -
f 2 - f1 f1 - f 0 x3 - x2 x2 - x1 x2 - x1 x1 - x0
- -
f1 - f 0 x - x x1 - x0 x3 - x1 x2 - x0
= f0 + ( x - 0) + 2 1 ( x - 0)( x - h ) + ( x - 0)( x - h )( x - 2h)
h-0 2h - 0 3h - 0
f 3 - f 2 f 2 - f1 f 2 - f1 f1 - f 0
- -
f 2 - f1 f1 - f 0 h h - h h
-
f1 - f 0 2 h - h h - 0 2 h 2 h
= f0 + x+ ( x - xh ) + +
2
( x)( x - h)( x - 2h)
h 2h 3h
f 2 - f1 f1 - f 0 f 3 - 2 f 2 + f1 f 2 - 2 f1 + f 0
- -
f1 - f 0 h h 2h 2 2h 2
= f0 + x++ ( x - xh ) +
2
x ( x 2 - 3xh + 2h 2 )
h 2h 3h
f1 - f 0 (f - f )-(f - f ) ( f - 2 f 2 + f1 ) - ( f 2 - 2 f1 + f 0 ) 3
= f0 + x + 2 1 2 1 0 ( x 2 - xh ) + 3 ( x - 3x 2h + 2 xh 2 )
h 2h 6h 3
3h
� ( f 0 + 3 f1 + 3 f 2 + f3 ) (7.12)
8
Anda buktikan untuk persamaan (7.12)! Untuk n buah subselang maka diperoleh:
b x3 x6 xn
�
f ( x)dx = �
a
f ( x)dx + �
x0
f ( x)dx + ... + �
x3
f ( x )dx
xn-3
3h 3h 3h
= ( f 0 + 3 f1 + 3 f 2 + f 3 ) + ( f3 + 3 f 4 + 3 f5 + f 6 ) + ... + ( f n -3 + 3 f n -2 + 3 f n-1 + f n )
8 8 8
� n -1 n -3
�
3h �
= f 0 + 3 � fi + 2 � f i + f n � (7.13)
8 �
� i =1,... i = 3,6,9,...
�
�
� i �3,6,9,... �
Latihan 7.5
2
Hitunglah integral �
2 x + 5 dx
0,8
dengan menggunakan metode Simpson 3/8 dengan
subselang n = 6.
Penyelesaian:
b - a 2 - 0,8
h= = = 0, 2
n 6
i xi f(xi)
0 0,8 6,60
1 1 7
2 1,2 7,40
3 1,4 7,80
4 1,6 8,20
5 1,8 8,60
6 2 9
2
3(0, 2)
�
2 x + 5 dx = [ 6,60 + 3(7) + 3(7,40) + 2(7,80) + 3(8,20) + 3(8,60) + 9 ]
0,8
8
= 9,36
2
Secara analitik
0,8
�
2 x + 5 dx = 9,36
�
�f ( x, y )dxdy
c a
(7.14)
y
0,2 0,4 0,6 0,8
x
0,3 1,038 1,031 0,981 0,887
0,6 1,079 1,079 1,001 0,848
0,9 1,125 1,145 1,068 0,902
1,2 1,175 1,232 1,190 1,076
dalam arah-x dengan metode pias-trapesium, dan dalam arah-y dengan metode
Simpson 3/8.
Penyelesaian:
Dalam arah-x (y tetap)
h = 0,3
y = 0,2
1,2
0,3
�f ( x, y)dx = [ 1,038 + 2(1,079) + 2(1,125) + 1,175]
0,3
2
= 0,993
y = 0,4
1,2
0,3
�f ( x, y)dx = [ 1,031 + 2(1,079) + 2(1,145) + 1,232]
0,3
2
= 1,007
y = 0,6
1,2
0,3
�f ( x, y)dx = [ 0,981 + 2(1,001) + 2(1,068) + 1,190]
0,3
2
= 0,947
y = 0,8
1,2
0,3
�f ( x, y)dx = [ 0,887 + 2(0,848) + 2(0,902) + 1,076 ]
0,3
2
= 0,820
Dalam arah-y (x tetap)
0,8
3(0, 2)
�f ( x, y)dy = [ 0,993 + 3(1,007) + 3(0,947) + 0,820]
0,2
8
= 0,500
0,8 1,2
f i + 2 - 2 fi +1 + f i
fi " = + O( h) (8.9)
h2
dimana O(h) = - hf " (t ) , xi < t < xi+2, yang merupakan galat
(2). Hampiran selisih mundur
Uraikan f(xi-2) di sekitar xi sampai orde 3:
( xi -2 - xi ) ( xi - 2 - xi ) 2 ( xi - 2 - xi )3
f ( xi - 2 ) = f ( xi ) + f '( xi ) + f "( xi ) + f "'( xi )
1! 2! 3!
4h 2 '' 8h3 "'
fi -2 = f i - 2hf i ' + fi - fi
2 6
�f - f i -1 h " h 2 "' � 2 " 8h 3 "'
f i - 2 = f i - 2h � i + fi - f i �+ 2h f i - fi
� h 2 6 � 6
h3 "' 4h3 "'
fi -2 = f i - 2 f i + 2 f i -1 - h 2 f i" + f i + 2h 2 f i " - fi
3 3
fi -2 = 2 f i -1 - f i + h 2 f i " - h3 f i "'
h 2 f i " = f i -2 - 2 f i -1 + f i + h 3 f i "'
f i - 2 - 2 fi -1 + f i
fi " = 2
+ hf i "
h
f i - 2 - 2 f i -1 + f i
fi" = + O( h) (8.10)
h2
dimana O( h) = hf " (t ) , xi-2 < t < xi, yang merupakan galat
(3). Hampiran selisih pusat
Uraikan f(xi+1) di sekitar xi sampai orde 4:
( xi +1 - xi ) ( x - x )2 ( x - x )3 ( x - x )4
f ( xi +1 ) = f ( xi ) + f '( xi ) + i +1 i f "( xi ) + i +1 i f "'( xi ) + i +1 i f iv ( xi )
1! 2! 3! 4!
2 3 4
h " h "' h iv
f i +1 = f i + hf i ' + fi + fi + fi
2 6 24
Uraikan f(xi-1) di sekitar xi sampai orde 4:
( xi -1 - xi ) ( x - x )2 ( x - x )3 ( x - x )4
f ( xi -1 ) = f ( xi ) + f '( xi ) + i -1 i f "( xi ) + i -1 i f "'( xi ) + i -1 i f iv ( xi )
1! 2! 3! 4!
2 3 4
h " h "' h iv
f i -1 = f i - hfi ' + fi - fi + fi
2 6 24
Tambahkan kedua persamaan di atas:
h 2 " h3 "' h 4 iv h 2 " h3 "' h 4 iv
f i +1 + f i -1 = ( f i + hf i ' + fi + fi + f i ) + ( f i - hf i ' + fi - fi + fi )
2 6 24 2 6 24
h 4 iv
= 2 f i + h 2 fi " + fi
12
h 4 iv
h 2 f i " = f i +1 + f i -1 - 2 f i - fi
12
f - 2 fi + f i -1 h 2 iv
f i " = i +1 - fi
h2 12
f i +1 - 2 f i + f i -1
fi" = + O( h 2 ) (8.11)
h2
h 2 iv
dimana O(h 2 ) = - f (t ) , xi-1 < t < xi+1, yang merupakan galat
12
Coba anda mencari rumus turunan numerik untuk turunan ketiga dan
seterusnya dengan menggunakan deret Taylor!
pn ( x) = f ( x0 ) + f [ x1 , x0 ]( x - x0 ) + f [ x2 , x1 , x0 ]( x - x0 )( x - x1 ) +
... + f [ xn , xn -1 ,..., x0 ]( x - x0 )( x - x1 )...( x - xn -1 )
y2 - y1 y1 - y0
-
y1 - y0
pn ( x) = f ( x0 ) + sh + h h sh( x - ( x + h))
0
h 2h
y3 - y2 y2 - y1 y2 - y1 y1 - y0
- -
h h - h h
+ 2 h 2 h sh( x - ( x0 + h))( x - (( x0 + h) + h)) + ...
6h 3
Df 2 - Df1 Df1 - Df 0
Df1 - Df0 h h
-
Df 0 h 2 h 2 h
pn ( x) = f ( x0 ) + sh + sh( sh - h) + 3
sh( sh - h)( sh - 2h) + ...
h 2h 6h
Df - Df (Df 2 - Df1 ) - (Df1 - Df 0 ) 3
pn ( x) = f ( x0 ) + Df 0 s + 1 2 0 sh 2 ( s - 1) + sh ( s - 1)( s - 2) + ...
2h 6 h3
� � 1 �� s2 1 � �1
=�
0 + Df + ( D
� 1 f - Df )( s - ) + ((
� 2Df - Df ) - ( Df - Df ))( - s + ) �+ ... � (8.13)
� 2 � 2 � �
0 0 1 1 0
� � �� 2 �h
(1). Hampiran selisih maju
Gunakan interpolasi pada persamaan (8.13) derajat 1 yang melewati titik x0
dan x1.
y1 - y0
f ' ( x0 ) = Df 0 =
h
f1 - f 0
f ' ( x0 ) = (8.14)
h
(2). Hampiran selisih mundur
Gunakan interpolasi pada persamaan (8.13) derajat 1 yang melewati titik x-1
dan x0.
y0 - y-1
f ' ( x0 ) =
h
f 0 - f -1
f ' ( x0 ) = (8.15)
h
(3). Hampiran selisih pusat
Gunakan interpolasi pada persamaan (8.13) derajat 2 yang melewati titik x0,
x1 dan x2.
� � 1 � �1
f ' ( x) = �Df 0 + �
( Df1 - Df )( s - ) ��
� � 2 � �h
x1 - x0
Untuk titik pusat x = x1 didapat: s =
h
� � x - x0 1 ��1 � � h 1 ��1
f ' ( x1 ) = �Df0 + �
(Df1 - Df0 )(( 1 ) - ) �� = �Df0 + �
(Df1 - Df0 )( - ) ��
� � h 2 ��h � � h 2 ��h
1� 1 � 1 �1 1 � 1 �1 1 �
= �Df 0 + (Df1 - Df0 ) �= � Df0 + Df1 �= � ( f1 - f0 ) + ( f 2 - f1 ) �
h� 2 � h �2 2 � h �2 2 �
f 2 - f0
f ' ( x1 ) = (8.16)
2h
Latihan 8.1
Diketahui sebuah fungsi f(x) = x2 + x, hitunglah f’(1,7) dengan ketiga pendekatan.
Penyelesaian:
Uraikan fungsi nilai fungsi f(x) = x2 + x dalam bentuk tabel dengan menggunakan
h = 0,1.
i xi f(xi)
0 1,5 3,75
1 1,6 4,16
2 1,7 4,59
3 1,8 5,04
4 1,9 5,51
Selisih maju
Gunakan titik x0 = 1,7 dan x1 = 1,8, didapat
5, 04 - 4,59
f '(1, 7) = = 4,50
0,1
Selisih mundur
Gunakan titik x-1 = 1,6 dan x0 = 1,7, didapat
4,59 - 4,16
f '(1, 7) = = 4,30
0,1
Selisih pusat
Gunakan titik x-1 = 1,6 dan x-1 = 1,8, didapat
5, 04 - 4,16
f '(1, 7) = = 4, 40
2(0,1)
Secara analitik f’(1,7) = 4,40
Latihan 8.2
Diketahui sebuah fungsi f(x) = x3 + x2, hitunglah f”(1,7) dengan ketiga pendekatan.
Penyelesaian:
Uraikan fungsi nilai fungsi f(x) = x3 + x2 dalam bentuk tabel dengan menggunakan
h = 0,1.
i xi f(xi)
0 1,5 5,625
1 1,6 6,656
2 1,7 7,803
3 1,8 9,072
4 1,9 10,469
Selisih maju
Gunakan titik x0 = 1,7, x1 = 1,8 dan x2 = 1,9, didapat
10, 469 - 2(9, 072) + 7,803
f "(1, 7) = = 12,800
(0,1)2
Selisih mundur
Gunakan titik x-2 = 1,5, x-1 = 1,6 dan x0 = 1,7, didapat
5,625 - 2(6, 656) + 7,803
f "(1, 7) = = 11, 600
(0,1) 2
Selisih pusat
Gunakan titik x-1 = 1,6, x0 = 1,7 dan x1 = 1,8, didapat
9, 072 - 2(7,803) + 6,656
f "(1,7) = = 12, 200
(0,1)2
Secara analitik f”(1,7) = 12,200