Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

SEISMOLOGI MIGAS

MODUL KE-07

Time Depth Conversion

OLEH :

Mahardika Aji K 12116011

ASISTEN :

Luqman Thareq Togak Ratu 12115003

Dita Monawati Sihombing 12115025

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI INSTITUT

TEKNOLOGI SUMATERA

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................i

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................ 1

1.1.Latar Belakang .................................................................................................................... 1

1.2.Tujuan.................................................................................................................................. 1

BAB II. TEORI DASAR.......................................................................................................... 2

2.1.Hubungan Kecepatan dengan Densitas (Gardner’s Equation) ........................................... 2

2.2.Time Depth Conversion Menggunakan Vinterval .................................................................... 3

BAB III. METODOLOGI ...................................................................................................... 8

3.1.Diagram Alir ...................................................................................................................... 8

3.2.Langkah Kerja .................................................................................................................... 9

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 11

4.1.Hasil ................................................................................................................................. 11

4.2.Pembahasan ...................................................................................................................... 14
.

BAB IV. KESIMPULAN....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Aafsd Metode seismik refleksi merupakan metode geofisika aktif yang memanfaatkan
sumber seismik buatan (dapat berupa ledakan, pukulan, dll). Setelah gelombang buatan
tersebut diberikan, maka gelombang tersebut akan merambat melalui medium tanah/batuan
di bawah permukaan, dimana perambatan gelombang tersebut akan memenuhi hukumhukum
Elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan maupun pembiasan sebagai akibat dari
Adanya perbedaan kecepatan ketika melalui pelapisan medium yang berbeda.
Pada jarak tertentu di permukaan, Gerakan partikel tersebut direkam sebagai fungsi waktu.
Berdasarkan data rekaman tersebut selanjutnya dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur
bawah permukaan. Bumi sebagai medium rambat gelombang seismik tersusun dari
perlapisan batuan yang memiliki sifat fisis yang berbeda-beda, terutama sifat fisis densitas
batuan (ρ) dan cepat rambat gelombang (v). Sifat fisis tersebut adalah sifat fisis yang
mempengaruhi refleksivitas seismik. Dengan berdasar konsep tersebut sehingga dapat
dilakukan perkiraan bentuk lapisan/struktur bawah permukaan. Penerapan konsepnya
kemudian disebut sebagai Impedansi Akustik, dimana sebagai karekteristik akustik suatu
batuan dan merupakan perkalian antara densitas dan cepat rambat gelombang pada medium,
Pada tahapan interpretasi seismik ini dibutuhkan pengetahuan dasar yang baik dari ilmu
geofisika dan geologi mengenai keberadaan dan karakterisasi sebuah reservoir hidrokarbon.
Pada praktikum ini, dilakukan pembuatan depth structure map yang bertujuan untuk
mengetahui penampang seismik dalam domain kedalaman.

1.2. Tujuan
Dapat emmbuat penampang time depth conversion di HRS.
Dapat membuat peta time depth conversion pada PETREL.
BAB II TEORI

DASAR

2.1. Hubungan Kecepatan dengan Densitas (Gardner’s Equation)

`
Gambar 1. Hubungan Gardner

Hubungan Gardner adalah persamaan yang diturunkan secara empiris yang


menghubungkan kecepatan gelombang P dengan kecepatan rapat massa litologi tempat
gelombang bergerak. Gardner mengusulkan model pada tahun 1974 yang banyak
digunakan untuk mengubah kecepatan akustik (kebalikan dari waktu tempuh atau
kelambatan) dan sebaliknya. Hubungan ditampilkan secara grafis di sebelah kanan (garis
putus-putus), dan mengikuti persamaan Gardner (Gardner, 1974) atau sering dikenal
dengan dua persamaan dan dapat ditulis :

Nilai a dan b dapat ditentukan dengan menggunakan regresi linier. Meskipun persamaan
diata adalah persamaan non-linier, kita dapat linearkan dengan bentuk logaritmik sehingga
hubungannya menjadi persamaan dibawah ini :

Persamaan Gardner ini sangat popular dalam eksplorasi minyak bumi karena dapat
memberikan informasi tentang litologi dari kecepatan interval yang diperoleh dari data
seismik.
Keunggulan dari Transformasi Gardner ini adalah meskipun bacaannya sensitive terhadap
lubang bor, namun dapat menggambarkan adanya anomali hidrokarbon yang tidak ada
pada Transformasi Faust.

2.2. Time Depth Conversion Menggunakan Metode Vinterval

Gambar 2. Time Depth Conversion

Konversi data seismik ataupun peta struktur dari domain waktu menjadi domain kedalaman
merupakan hal yang sangat penting didalam dunia eksplorasi migas. Pengambilan
keputusan untuk program pengeboran didalam domain waktu merupakan hal yang sangat
membahayakan. Karena, seringkali interpretasi didalam domain waktu akan menghasilkan
penafsiran yang menyesatkan terutama pada zona di bawah kecepatan tinggi seperti sub- salt
taupun sub-carbonate. Dibawah zona ini, akan diperoleh pull up velocity anomaly atau
antiklin semu padahal pada keadaan sesungguhnya hanyalah datar-datar saja atau bahkan
sinklin, seperti yang terlihat pada sketsa dibawah ini :
Gambar 3. Apparent Structure dan True Structure

Sebaliknya, pada zona dibawah kecepatan rendah seperti water bottom dengan kemiringan
yang tajam atau fluktuatif (canyon), loose material overburden atau rapid sedimentation,
dibawah detached listric normal faults dan shale diapir akan diperoleh push down velocity
anomaly atau sinklin semu, padahal pada keadaan sesungguhnya adalah antiklin.
Disamping itu, interpretasi struktur pada domain kedalaman akan sangat mempengaruhi
keputusan serta perencanaan eksplorasi. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh peta
struktur dalam domain waktu dan domain kedalaman.
Gambar 4. Time Structure Map

Gambar 5. Depth Structure Map

Dalam praktiknya, terdapat beberapa metode yang dilakukan untuk melakukan konversi
waktu ke kedalaman, diantaranya dengan menggunakan Time Depth Curve. Kurva
dibangun dari data sonic, check-shot, VSP, dll. Disamping Time Depth Curve, digunakan
juga hubungan well tops-time, migration velocity, kecepatan dari PSTM (Pre-Stack
Migration), kecepatan dari PSDM (Pre-Stack Depth Migration), velocity tomography,
horizon keyed velocity analysis (HVA) baik dari PSTM ataupun PSDM.
Pemilihan metode-metode diatas didasarkan pada keperluan serta asumsi yang digunakan.
Sebagai contoh, time depth curve adalah metode yang paing murah, cepat tetapi kurang
akurat, dan hanya cocok jika tidak ada variasi kecepatan secara lateral karena sesar, facies,
dll.
Untuk kasus lapisan-lapisan dibawahnya setelah lapisan pertama, kecepatan yang
digunakan tidak lagi kecepatan average, namun kecepatan interval.

Gambar 6. 4 Horizon dalam Domain Waktu (TWT) dengan Masing-Masing Kecepatan


Interval (Vi)

Kecepatan interval (interval velocity) merupakan kecepatan perambatan dimana interval


tebal kedalaman dibagi menjadi interval waktu vertikal.
BAB III
METODOLOGI

3.1. Diagram Alir

Gambar 7. Diagram Alir Pengolahan Data (Misliana, 2019)


3.2. Langkah Kerja
a. Time Depth Conversion (HRS)
Buka Geoview HRS STRATA buka penampang Vinterval yang telah dibuat
sebelumnya.
Klik View Base-map catat titik sample inline dan xline pada gambar yang
ditandai sebagai berikut :

Lalu klik File Data Manager Export Data Seismic Trace lalu akan muncul window
Export Trace, maka pada Trace Location isikan inline dan xline nya dengan yang sudah
dicatat dari basemap sebelumnya dan pada Output Format pilih Write to an ASCII text
file OK. Lakukan sampai titik sample inline dan xline yang terakhir.
Gabungkan file ASCII yang telah di export menjadi satu didalam Excel, save dalam
format .txt tanpa header.
Kembali ke HRS, buka penampang seismik.
Klik Process Utility Time to Depth Conversion maka akan muncul tampilan
Depth Conversion Menu. Isikan Output Volume File dengan nama file yang diinginkan
Next.
Lalu pilih Use Time-Velocity Table klik Open TV Table lalu akan muncul Time-
Velocity Entry Menu. Lalu akan muncul tampilan sebagai berikut

Isikan seperti gambar diatas, lalu klik import lalu akan muncul tampilan Time- Velocity
Read ASCII Menu lalu klik Open ASCII File, pilih file ASCII yang telah disimpan
sebelumnya Open pada ASCII Format, pilih Free Column Next OK.
Lalu isikan Domain Range pada Depth Conversion Menu dengan 0-7000 m Next
Next OK.
Lalu akan muncul tampilan Time Depth Conversion di HRS.

b. Penampang Depth Structure Map (PETREL)


Pilih Import pilih penyimpanan file yang telah dikonversi file of type : Irap
Classic Points (ASCII) (*.*) Open Open for all.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Basemap (Titik Sample 3x5)

Gambar 8. Sebaran Titik Sample Inline dan Xline


4.1.2. File ASCII (Excel dan Txt)

Gambar 9. Hasil Export Vinterval pada Excel

Gambar 10. Tampilan File ASCII dalam .txt


4.1.3. Penampang Time Depth Conversion (HRS)

Gambar 11. Hasil Penampang Time Depth Conversion

4.1.4. Depth Structure Map (PETREL)

Gambar 12. Hasil Penampang Depth Structure Map


4.2. Pembahasan
Konversi data seismik ataupun peta struktur dari domain waktu menjadi domain kedalaman
merupakan hal yang sangat penting didalam dunia eksplorasi migas. Pengambilan keputusan
untuk program pengeboran didalam domain waktu merupakan hal yang sangat
membahayakan. Pengerjaan prognosis kedalaman merupakan hal yang kritikal, kesalahan
interpretasi prognosis kedalaman dapat sangat berakibat fatal, terutama impactnya akan
terjadi pada program pengeboran yang dilakukan dan keputusan ekonomis yang akan
diambil.Karena, seringkali interpretasi didalam domain waktu akan menghasilkan penafsiran
yang menyesatkan terutama pada zona di bawah kecepatan tinggi seperti sub-salt ataupun
sub carbonate. Dibawah zona ini, akan diperoleh pull up velocity anomaly atau antiklin semu
padahal pada keadaan sesungguhnya hanyalah datar-datar saja atau bahkan sinklin,
Konversi kedalaman merupakan cara untuk menghilangkan ambiguitas struktural yang
melekat dalam domain waktu dan memastikan kondisi struktur yang ada. Banyak metode
yang digunakan dalam konversi kedalaman. Setiap metode memiliki kelebihan dan
kekurangan sendiri, dan pemilihan metode seringnya secara subyektif, atau ditentukan oleh
waktu dan kendala biaya. Hal ini, karena tidak ada metode tunggal yang dapat terbukti baik
untuk semua kasus.
Salah satu masalah utama dalam pengolahan data seismik adalah menentukan konversi waktu
menjadi kedalaman yang dapat dianggap sebagai titik pertemuan antara geologi dan
geofisika. Konversi data waktu tempuh menjadi formasi kedalaman mengharuskan hubungan
kecepatan dengan setiap zona geologi yang dapat diketahui atau dapat disimpulkan sebagai
gelombang yang berkembang terhadap waktu. Perhitungan konversi waktu menjadi
kedalaman membutuhkan model kecepatan seismic diberbagai jenis bahan. menggambarkan
proses konversi waktu menjadi kedalaman untuk satu set jejak seismik dalam elemen volume
3-D. Model kecepatan pada gambar mengandung kecepatan seismic yang dapat digunakan
untuk memetakan nilai waktu untuk nilai-nilai kedalaman .
Penerapan pemodelan kecepatan tergantung pada kondisi kecepatan terhadap kedalaman.
Tingkat yang paling sederhana adalah kecepatan rata-rata, karena mengabaikan layering dan
dapat langsung tertuju ke horizon target. Kecepatan interval menetapkan kecepatan konstan
untuk setiap lapisan dalam suatu sumur yang diberikan. Menggunakan kecepatan rata-rata
atau interval memberi peluang terhadap variasi kecepatan spasial antara lokasi sumur .
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
• Konversi kedalaman merupakan cara untuk menghilangkan ambiguitas struktural yang
melekat dalam domain waktu dan memastikan kondisi struktur yang ada.
• Kecepatan interval menetapkan kecepatan konstan untuk setiap lapisan dalam suatu sumur
yang diberikan. Menggunakan kecepatan rata-rata atau interval memberi peluang terhadap
variasi kecepatan spasial antara lokasi sumur
DAFTAR PUSTAKA

Akugeofisika.blogspot.com. (2019, 05 November). Hubungan Kecepatan dengan Densitas


(Gardner’s Equation). Diakses pada 10 Desember 2019, dari:
https://akugeofisika.blogspot.com/2019/11/hubungan-kecepatan-dengan-densitas.html

Akugeofisika.blogspot.com. (2019, 21 Oktober). Time Depth Conversion Menggunakan Metode


Vinterval (Vint). Diakses pada 10 Desember 2019, dari:
https://akugeofisika.blogspot.com/2019/10/time-depth-conversion-menggunakan.html

Anda mungkin juga menyukai