Anda di halaman 1dari 23

“Perancangan Formulasi”

Oleh
MUTHIA FADHILA
No. BP 1821012003

Dosen Pengampu
Dr. Muslim Suardi, MS, Apt
Studi biofarmasetika
Sifat fisika dan Rute pemakaian
kimia bahan obat obat

Efek Sifat toksikologi


farmakodinamik obat

Pengaruh eksipien
Keamanan eksipien
dan bentuk sediaan
Tahap Penentu dalam Absorpsi Obat

Untuk produk oral padat, pelepasan segera :


1. Disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat
2. Pelarutan obat dalam lingkungan equeous
3. Absorpsi melewati membran sel menuju sirkulasi sistemik
Pertimbangan Tipe produk obat (larutan,
suspensi, suppos)
dalam
Sifat bahan tambahan
merancang
obat Sifat fisikokimia molekul obat

Rute pemakaian obat


• Sifat fisikokimia bahan obat dan tambahan
merupakan pertimbangan dalam rancangan
produk obat
Contoh 1
• Kloramfenikol
mempunyai beberapa
bentuk kristal, bila
diberikan secara oral
yaitu suspensi, maka
konsentrasi obat
didalam tubuh
tergantung pada
persen polimorf β
dalam suspensi
Eritromisin hidrat yang
mempunyai kelarutan
yang cukup berbeda
dibandingkan dengan
bentuk obat anhidrat
Faktor Formulasi yang Mempengaruhi Pelarutan Obat
• Bahan tambahan yang lazim digunakan untuk
produk padat
• Bahan tambahan yang lazim digunakan untuk
produk cair
• Pengaruh bahan tambahan pada parameter
farmakokinetik produk obat oral

• Ka = tetapan laju absorpsi


• Tmax = waktu untuk mencapat konsentrasi obat puncak
dalam plasma
• AUC = area bawah kurva konsentrasi obat dalam
plasma
Disolusi dan Uji Pelepasan Obat
Keseragaman pelepasan obat dari batch ke batch

Stabilitas

Scale up

Prediksi tampilan in vivo


• Kondisi yang dapat mempengaruhi disolusi dan
pelepasan obat
Metode Uji Disolusi Kompendial
Syarat Disolusi
Metode Uji Disolusi Alternatif
Metode Rotating Bottle

Metode Disolusi Intrinsik

Metode Peristaltik

Sel Difusi
Korelasi Kelarutan In Vitro-In Vivo (IVIVC)

• IVIVC menetapkan suatu hubungan antara suatu


sifat biologis dan sifat fisikokimia produk obat yang
mengandung bahan obat seperti laju disolusi.
• Untuk mempunyai IVIVC, beberapa sifat pelepasan
obat dari produk obat in vitro, dibawah kondisi
tertentu harus berkorelasi dengan tampilan obat in
vivo.
Pertimbangan Biofarmasetika
• Pertimbangan biofarmasetik dalam rancang
bangun produk obat
BIOPHARMACEUTICAL KLASSIFIKATION SYSTEM (BCS)

KELAS BCS KELARUTAN PERMEABILITAS CONTOH

I TINGGI TINGGI Metoprolol, Diltiazem,


Verapamil, Propranolol

II RENDAH TINGGI Fenitoin, Danazol,


Ketokonazol, asam mefenamat,
Nifedipine

III TINGGI RENDAH Simetidin, Acyclovir,


Neomycin B, Captopril.

IV RENDAH RENDAH Hydroclorthiaziade,


Furosemid
Pertimbangan Farmakodinamika
Contoh:
Respon terapeutik yang • Nitrogliserin diformulasi
diinginkan dalam tablet
sublingual untuk
angina
Reaksi • Obat asma dipilih
toksik/merugikan dari sediaan lepas
obat terkendali
Pertimbangan Produk Obat
Farmakokinetika obat
• Rentang terapeutik menentukan konsentrasi obat plasma target yang diinginkan
efektif dengan efek merugikan yang minim

Bioavailabilitas Obat
• Jika bioavailabilitas rendah sehubungan dengan metabolisme enzim saluran cerna
atau dalam liver, maka diperlukan dosis yang besar.

Pertimbangan Dosis
• Didasarkan pada potensi obat dan volume distribusi

Frekuensi Pendosisan
• Dikaitkan dengan klirens obat dan konsentrasi obat plasma target
Pertimbangan Pasien
• Kepatuhan pasien,
o Kesulitan menelan
o Bau yang tidak menyenangkan
o Rasa obat pahit
• Dalam merancang suatu sediaan obat pabrik
farmasi harus mempertimbangkan:
Rute pemakaian ang dituju

Besaran dosis

Karakteristik anatomis dan fisiologis site pemakaian

Sifat fisikokimia

Interaksi obat

Bentuk sediaan

Anda mungkin juga menyukai