Anda di halaman 1dari 32

1.

Apa yang dimaksud dengan


gangguan jiwa?
 suatu sindroma/pola prilaku atau psikologis yg
secara klinis bermakna, disertai adanya
penderitaan (gejala yg menyakitkan) atau
kecacatan (ggn fungsi) atau dg peningkatan
resiko yg bermakna atau kehilangan kebebasan
secara penting, apapun penyebabnya dianggap
sebagai manifestasi dari disfungsi perilaku,
psikologis atau biologis pd individu (DSM-IV).
 Istilah yang digunakan adalah Gangguan Jiwa
atau gangguan mental (mental disorder) tidak
mengenal istilah penyakit jiwa (mental illnes atau
mental disease)
 Kriteria Gangguan jiwa :
 Adanya gejala klinis yang bermakna
 Sindrom atau pola perilaku
 Sindrom atau pola psikologi
 Gejala klinis menimbulkan distress (rasa nyeri, tdk
nyaman dll)
 Gejala klinis menimbulkan disability (ketidakmampua
dalam perawatan diri, dll)
PPDGJ III
2. Macam-macam gangguan jiwa?
Gangguan Gangguan Organik F0 Gangguan Mental F00 – F03 Demensia
Mental dan Simtomatik Organis termasuk F04 – F07, Sindroma Amnesik dan
Organik Gangguan Mental F09 Gangguan Mental Organik
Sistomatik

Gangguan akibat F1 Gangguan Mental F10 Gangguan Mental dan


Perilaku Akibat Penggunaan
alkohol dan obat/zat dan Perilaku Akibat Alkohol
Penggunaan Alkohol
dan Zat Psikoaktif F11,F12, F14 Gangguan Mental & Perilaku
Akibat Penggunaan
Lainnya Opioida/Kanabinoida/Kokain

F13,F15,F16 Gangguan Mental dan


Perilaku Akibat Penggunaan
Sedativa atau
Hipnotika/Stimulansia
lain/Halusinogenika

F17, F18, Gangguan Mental & Perilaku


F19 Akibat Penggunaan
tembakau/Pelarut yang Mudah
menguap/Zat Mltiple & Zat
Psikoaktif Lainnya
Gangguan Skizofrenia dan F2 Skizofrenia, F20,F21,F Skizofrenia, gangguan
Mental 23 Skizotipal, psikotik Akut
gangguan yang Gangguan Skizotipal dan Sementara
Psikotik terkait dan Gangguan
Waham F22, F24 Gangguan Waham
Menetap,
Gangguan Waham
Terinduksi

F25 Gangguan Skizoafektif

F28, F29 Gangguan Psikoaktif


Non Organik Lainnya,
atau YTT
Gangguan F3 Gangguan F30, F31 Episode Manik,
Gangguan Afektif
Afektif Suasana Perasaan Bipolar
(Mood)
F32-F39 Episode Depresif,
Gangguan Depresi
berulang, gangguan
Suasana Perasaan
(Mood/Afektif)
Menetap/Lainnya/YTT
Gangguan Gangguan Neurotik F4 Gangguan F40, F41 Gangguan Anxietas
Neurotik Neurotik, Fobik atau Lainnya
dan Gangguan
F42 Gangguan Obsesif
Gangguan Somatoform dan Kompulsif
Kepribadian Gangguan Terkait
Stress F43,F45, F48 Reaksi Terhdap Stress
Berat dan Gangguan
Penyesuaian, Gangguan
Somatoform, Gangguan
Neurotik Lainnya

F44 Gangguan Disosiatif


(Konversi)

Gangguan F5 Sindroma F50-F55, F59 Gangguan Makan,


Kepribadian dan Perilaku yang Gangguan Tidur,
Perilaku Masa Berhubungan Disfungsi Seksual, dan
Gangguan Perilaku
Dewasa dengan Gangguan Lainnya
Fisiologis dan
Faktor Fisik
F6 Gangguan F60-F69 Gangguan Kepribadan,
Kepribadan dan Gangguan Kebiasaan &
Perilaku Masa Impuls, Gangguan
Identitas atau Preferensi
Dewasa Seksual
Gangguan Retardasi Mental F7 Retardasi F70-F79 Retardasi Mental
Masa Mental
Kanak,
Remaja
dan
perkemban
gannya
Gangguan Masa F8 Gangguan F80-F89 Gangguan
kanak, remaja dan Perkembangan Perkembangan
perkembangannya Psikologis Psikologis

F9 Gangguan F90-F98 Gangguan


Perilaku dan Hiperkinetik,
Emosional dengan Gangguan Tingkah
Laku, Gangguan
Onset Biasanya
Emosional atau
Pada Masa Kanak Fungsi Sosial Khas,
dan Remaja Gangguan “Tic”, atau
Gangguan Perilaku
Emosional Lainnya
3. Gejala dari gangguan jiwa?
Tanda dan gejala gangguan jiwa menurut Yosep (2007) adalah
sebagai berikut:
1. Ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah,
cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive),
hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut,
pikiran-pikiran buruk.
2. Gangguan kognisi pada persepsi: merasa mendengar
(mempersepsikan) sesuatu bisikan yang menyuruh
membunuh, melempar, naik genting, membakar rumah,
padahal orang di sekitarnya tidak mendengarnya dan suara
tersebut sebenarnya tidak ada hanya muncul dari dalam diri
individu sebagai bentuk kecemasan yang sangat berat dia
rasakan. Hal ini sering disebut halusinasi, klien bisa
mendengar sesuatu, melihat sesuatu atau merasakan sesuatu
yang sebenarnya tidak ada menurut orang lain.
3. Gangguan kemauan: klien memiliki kemauan yang
lemah (abulia) susah membuat keputusan atau
memulai tingkah laku, susah sekali bangun pagi,
mandi, merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor,
bau dan acak-acakan.
4. Gangguan emosi: klien merasa senang, gembira
yang berlebihan (Waham kebesaran). Klien merasa
sebagai orang penting, sebagai raja, pengusaha,
orang kaya, titisan Bung karno tetapi di lain waktu
ia bisa merasa sangat sedih, menangis, tak
berdaya (depresi) sampai ada ide ingin mengakhiri
hidupnya.
5. Gangguan psikomotor: Hiperaktivitas, klien
melakukan pergerakan yang berlebihan naik ke
atas genting berlari, berjalan maju mundur,
meloncat-loncat, melakukan apa-apa yang tidak
disuruh atau menentang apa yang disuruh, diam
lama tidak bergerak atau melakukan gerakan aneh.
4. Etiologi dari gangguan jiwa?
Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor
pada ketiga unsur itu yangterus menerus saling mempengaruhi,
yaitu:
 Faktor-faktor somatik (somatogenik):
1. Neuroanatomi
2. Neurofisiologi
3. Nuerokimia
4. Tingkat kematangan dan perkembangan organik
5. Faktor-faktor pre dan peri – natal
 Faktor-faktor psikologik (psikogenik):
1. Interaksi ibu & anak: normal (rasa percaya dan rasa aman) atau
abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang
terputus (perasaan tak percaya dankebimbangan)
2. Peranan ayah
3. Persaingan antara saudara kandung
4. Inteligensi
5. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
6. kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau
rasa salah
7. Konsep dini: pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak
menentu
8. Keterampilan, bakat dan kreativitas
9. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
10. Tingkat perkembangan emosi
 Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik):
1. Kestabilan keluarga
2. Pola mengasuh anak
3. Tingkat ekonomi
4. Perumahan: perkotaan lawan pedesaan
5. Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas
kesehatan, pendidikandan kesejahteraan yang tidak memadai
6. Pengaruh rasial dan keagamaan
7. Nilai-nilai
Budi Ana Keliat, Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan
Klien Gangguan Jiwa, Buku Kedokteran,1992.
5. Bagaimana cara mendiagnosis
pasien dengan gangguan jiwa?
 Anamnesa riwayat psikiatrik
Garis besar riwayat psikiatrik memiliki struktur sebagai
berikut :
1. Data identitas
2. Keluhan utama dan masalah
3. Riwayat penyakit/ Gangguan sekarang
4. Riwayat penyakit/ Gangguan sebelumnya
5. Riwayat kehidupan pribadi :
a. masa pranatal & perinatal
b. masa kanak awal (sampai usia 3 thn)
c. masa kanak pertengahan (usia 3-11 thn)
d. masa kanak akhir (pubertas – masa remaja)
e. masa dewasa
i. Riwayat pekerjaan
ii. Riwayat perkawinan
iii. Riwayat pendidikan
iv. Riwayat kehidupan keagamaan (rohani)
v. Aktivitas sosial
vi. Situasi kehidupan sekarang
vii. Riwayat pelanggaran hukum
f. Riwayat kehidupan psikoseksual
g. Riwayat keluarga
h. Mimpi, khayalan & nilai hidup
 Pemeriksaan status mental
Struktur pemeriksaan status mental adalah :
1. Gambaran umum (penampilan, perilaku & aktivitas psikomotor,
& sikap terhadap pemeriksa)
2. Mood, afek & kesesuaian
3. Karakteristik bicara
4. Gangguan persepsi
5. Isi & proses pikir
6. Sensorium & kognisi
a. Kesadaran
b. Orientasi & memori
c. Konsentrasi & perhatian
d. Kemampuan membaca & menulis
e. Kemampuan visuospasial
f. Pikiran abstrak
g. Kecerdasan & intelegensia
7. Pengendalian impuls
8. Pertimbangan & tilikan
9. Reliabilitas (keterpercayaan)
 Pemeriksaan diagnostik lanjutan
Meliputi :
1. Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan neurologis
3. Wawancara psikiatrik diagnostik lanjutan
4. Wawancara dengan anggota keluarga
5. Tes-tes psikologis, atau pemeriksaan penunjang.
Dr. L. F. J. Kandou, Sp. KJ, WAWANCARA, RIWAYAT PSIKIATRIK,
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUT.
6. Faktor resiko terkena gangguan
jiwa?
7. Macam-macam waham?
 Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir
yang tidak sesuai dengan kenyataanya atau
tidak cocok dengan intelegensi dan latar
belakang kebudayaan, biarpun dibuktikan
kemustahilan hal itu (Marasmis 2005 hal 117).
 Waham kebesaran
Penderita merasa dirinya org besar, org berpangkat
tinggi,org yg pandai sekali, org kaya bnyak uangnya
dan bnyak rumahnya. Didapatkan pada sindroma
Manik
 Waham berdosa
Timbul perasaan salah yg luar biasa dan merasakan suatu
dosa yang besar. Penderita percaya sudah selayaknya
dirinya harus dihukum berat, atau menjalani hukuman mati
sekalipun. Didapatkan pada sindroma depresi.
 Waham dikejar
Individu merasa dirinya senantiasa dikejar-kejar oleh orang
lain atau sekelompok orang yang bermaksut berbuat jahat
kepada dirinya.
 Waham curiga
Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang di
sekitarnya. Individu curiga terhadap sekitarnya.
 Waham cemburu
Selalu cemburu pada org lain.
 Waham rendah diri
Perasaan rendah diri/kurang dari pada orang lain.
 Waham hypochondri
Perasaan mengenai berbagai penyakit yg berada dlm
tubuhnya. Sering didapatkan pada skizofrenia
 Waham magik-mistik
Waham mengenai soal-soal magik dan mistik
 Waham sistematis
8. Macam-macam halusinasi?
Halusinasi menurut Rasmun (2001), itu dapat menjadi :
 Halusinasi penglihatan (visual, optik): tak berbentuk(sinar,
kilapan atau pola cahaya) atau yang berbentuk(orang,
binatang, barang yang dikenal) baik itu yang berwarna atau
tidak
 Halusinasi pendengaran (autif, akustik): suara manusia,
hewan, binatang mesin, barang, kejadian alamiah atau musik
 Halusinasi Penciuman (olfaktorius): mencium sesuatu bau
 Halusinasi pengecap (gustatorik): merasa/ mengecap
sesuatu
 Halusinasi peraba (taktil): merasa diraba, disentuh,
ditiup,disinari atau seperti ada ulat bergerak di bawah
kulitnya
 Halusinasi kinestetik: merasa badannya bergerak dalam
sebuah ruangan, atau anggota badannya bergerak
(umpamanya anggota badan bayangan atau phantom limb)
 Halusinasi viseral: perasaan tertentu timbul
didalam tubuhnya
 Halusinasi Hipnagogik: terdapat ada kalanya
pada seorang yang normal, tetap sebelum
tertidur persepsi sensorik bekerja salah
 Halusinasi hipnopompik: seperti pada nomor 8,
tetapi terjadi tepat sebelum terbangun
samasekali dari tidurnya. Disamping itu ada pula
pengalaman halusinatorik dalam impian yang
normal
 Halusinasi histerik: Timbul pada nerosa histerik
karena konflik emosional
9. Pemeriksaan untuk gangguan jiwa?
10. Apa yang dimaksud dengan
gangguan jiwa psikotik?
 Psikosis merupakan gangguan tilikan pribadi yang
menyebabkan ketidakmampuan seseorang menilai
realita dengan fantasi dirinya. Hasilnya, terdapat
realita baru versi orang psikosis tersebut. Psikosis
adalah suatu kumpulan gejala atau sindrom yang
berhubungan gangguan psikiatri lainnya, tetapi
gejala tersebut bukan merupakan gejala spesifik
penyakit tersebut, seperti yang tercantum dalam
kriteria diagnostik DSM-IV (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders) maupun ICD-10 (The
International Statistical Classification of Diseases)
atau menggunakan kriteria diagnostik PPDGJ- III
(Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa).
11. Macam-macam gejala psikotik?
12. Apa yang dimaksud dengan
stressor?
13. Macam-macam stressor?
14. Derajat stressor?
15. Apa itu GAF?
 Global Assessment of Functioning (GAF) adalah
skala numerik (0 sampai 100) digunakan oleh
dokter kesehatan mental dan dokter untuk
menilai subyektif fungsi sosial, pekerjaan, dan
psikologis orang dewasa, misalnya, seberapa
baik atau adaptif satu adalah pertemuan
berbagai masalah hidup (DSM-IV-TR ).
16. Bagaimana cara menilai GAF itu?
 Aksis I
Gangguan Klinis (F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-68, F80-89,
F90-98, F99)
Kondisi Lain yang Menjadi Focus Perhatian Klinis
(tidak ada diagnosis à Z03.2, diagnosis tertunda à R69)
 Aksis II
Gangguan Kepribadian (F60-61, gambaran kepribadian maladaptive, mekanisme
defensi maladaptif)
Retardasi Mental (F70-79)
(tidak ada diagnosis à Z03.2, diagnosis tertunda à R46.8)
 Aksis III
Kondisi Medik Umum
 Aksis IV
Masalah Psikososial dan Lingkungan (keluarga, lingkungan social, pendidikan,
pekerjaan, perumahan, ekonomi, akses pelayanan kesehatan, hukum, psikososial)
 Aksis V
Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale)
 Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment
of Functioning = GAF Scale)
 100-91: gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang
tidak tertanggulangi
 90-81: gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalah harian biasa
 80-71: gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam social
 70-61: beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum baik
 60-51: gejala dan disabilitas sedang
 50-41: gejala dan disabilitas berat
 40-31: beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
 30-21: disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak
mampu berfungsi dalam hampir semua bidang
 20-11: bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat
berat dalam komunikasi dan mengurus diri
 10-01: persisten dan lebih serius
 0: informasi tidak adekuat
NILAI GAF GEJALA GANGGUAN FUNGSI MASALAH

100-91 - - -

90-81 + (minimal) - -

80-71 ++ (dpt diatasi) + -

70-61 +++ (ringan menetap) + -

60-51 ++++ (sedang) ++ (sedang) +

50-41 +++++ (berat) +++ (berat) ++ (berat)

Komunikasi baik

40-31 +++++ (berat) +++ (berat) ++ (berat)

Gangguan Komunikasi ringan

30-21 +++++ (berat) +++ (berat) ++ (berat)

Gangguan Komunikasi berat

20-11 +++++ (berat) +++ (berat) Mencederai diri/or lain

Gangguan Komunikasi berat

10-1 +++++ (berat) +++ (berat) persisten

Gangguan Komunikasi berat

PPDGJ III
17. Terapi untuk gangguan jiwa?
 Terapi farmakologi:
1. Obat anti depresi: amitriptyline, amoxapine, clomipramine.
2. Obat anti psikotik:
a. Tipikal (Clorpromazine, Haloperidol)
b. Atipikal (Sulpiride, Cloazpine, Risperidone)
 Terapi psikososial:
 Terapi individual
 Social skill training
 Terapi okupasi
 Terapi kognitif dan perilaku
 Psikoterapi kelompok
 Psikoterapi keluarga
 Manajemen kasus
 Assertive Community Treatment (ACT)
Dr. H. Rusdi Effendi, SpKJ, Farmakoterapi gangguan jiwa.

Anda mungkin juga menyukai