Anda di halaman 1dari 10

BAHASA HUKUM

DALAM PEMBENTUKAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Pentingnya…

 Tidak ada aturan hukum tertulis, yang tidak memerlukan bahasa


(hukum). Demikian pula, tidak ada kaidah atau norma yang bisa
dirumuskan atau dituangkan tanpa bahasa (hukum).
 Kehendak politik sebagus apapun, tetapi tidak dirumuskan dalam
bahasa hukum yang benar dan tepat tak akan mencapai tujuan
(apalagi kalau salah merumuskan).
 Pemakaian bahasa hukum yang benar dan tepat amat penting
dalam merumuskan kaidah atau norma hukum.
 Kesalahan dalam penggunaan bahasa hukum akan berakibat
norma atau kaidah akan inkonsistensi, multiinterpretasi, yang
akan mengakibatkan aturan tidak efektif.
 Bahasa hukum merupakan sarana terpenting untuk
menyampaikan kemauan politik dalam wadah hukum .

2
Prinsip
 Bahasa Hukum pada dasarnya tunduk pada
kaidah tata Bahasa Indonesia baik yang
menyangkut pembentukan kata,
penyusunan kalimat, teknik penulisan,
maupun pengejaannya.
 Sesuai dengan ciri khas/ kekhususannya,
maka ada corak spesifik:
kejernihan/kejelasan pengertian, kelugasan,
kebakuan, keserasian, dan ke-taatasas-an
sesuai dengan kebutuhan hukum
3
Arti Bahasa Hukum
“Rangkaian kata dalam satu frase, frase dalam
kalimat, yang menghasilkan norma dan mempunyai
makna normatif. Makna normatif ini berisikan
(mencerminkan) rangkaian politik hukum”

Hukum Bahasa tidak lain dari kaidah (aturan) bahasa


dalam susunan bahasa baku dengan konstruksi
kalimat baku sebagaimana sistem Ejaaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan, dengan tidak
memperdulikan norma hukum dan politik hukum

(Abdul Gani Abdullah, 2007)

4
Bahasa Hukum dan Hukum Bahasa

 Bahasa Hukum tidak sama dengan Hukum


Bahasa.
 Benar menurut Hukum Bahasa belum tentu
benar menurut Bahasa Hukum.
 Tidak benar menurut Bahasa Hukum belum
tentu benar menurut hukum bahasa
 Contoh:
Hukum Bahasa: S-P-O-K
Bahasa Hukum: S-S, P, O, K-K-K-K
(bermakna normatif)
5
Dalam Bahasa Hukum
 Subyek => Subyek Hukum: pelaku/obyek
pelaku
 Predikat => Perbuatan Hukum
 Obyek pelengkap penderita => Obyek
Hukum
 Keterangan tempat => Locus
 Keterangan waktu => Tempus
 Sasaran pengaturan untuk siapa aturan
dibuat => Addressat
6
Lanjutan:
Ketepatan frase:
- antara lain meliputi
- meliputi antara lain
- “…bahwa oleh karena itu majelis hakim
berpendapat bahwa”, di dunia peradilan

Sumber Bahasa Hukum harus dikaitkan


dengan sumber materiil atau sumber formil

7
Bahasa Hukum memerlukan…
Ketepatan Penggunaan Kata
Contoh:
- apabila atau ketika => dalam hal
- mempunyai => mempunyai kekuatan hukum tetap
- memperoleh => memperoleh kekuatan hukum tetap
- dengan => diatur dengan undang-undang
- dalam => diatur dalam undang-undang
- setiap orang => orang: orang perseorangan, sekelompok orang, atau
badan hukum
- wajib, dilarang
- boleh/dapat/harus

8
Ketepatan tanda Baca
dan Implikasi Makna
 Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan Negara diadakan satu Badan
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri
(Amandemen Ketiga)
 Kekuasaan eksektif berada di tangan p/Presiden
 Kekuasaan legislatif berada di tangan DPR
 … mengundang Ketua DPR beserta istri…
 … mengundang Ketua DPR beserta Istri…

9
Kesimpulan

 Antara bahasa hukum dengan Hukum Bahasa


pada saat tertentu mempunyai kesamaan
yang signifikan, akan tetapi juga pada saat
yang sama terdapat perbedaan signifikan baik
dari segi konstruksi kalimat, penggunaan
istilah maupun makna normatif
 Penguasaan bahasa hukum adalah prasyarat
mutlak yang harus dimiliki untuk dapat
merumuskan kaidah dan norma secara tepat.
10

Anda mungkin juga menyukai