Anda di halaman 1dari 56

KEBIJAKKAN

PROMOSI KESEHATAN
Teti Rahmawati, S.Kp., M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom
MASALAH
KESEHATAN

2
Double burden of diseases
 Non communicable diseases
 Communicable deseases

New threats to health


 Avian influenza , HIV/AIDs,
cedera/injury dll
MASALAH
KESEHATAN
Re-emerging diseases
INDONESIA  TB, malaria, dengue, dll

Unfinished Agenda
 Kesehatan Ibu Anak, Remaja dan
Lansia
PENYAKIT MENULAR

4
5
6
ANNUAL PARASITE INCIDENCE (API)
DI 10 PROVINSI TAHUN 2013
45.00 42.65

40.00 38.44

35.00

30.00

25.00

20.00

15.00

10.00 8.25
4.51
5.00
1.38 1.13 1.11 1.08 0.62 0.40 0.25
-

7
ESTIMASI DAN PROYEKSI PREVALENSI HIV
PADA POPULASI USIA 15-49 TAHUN
DI INDONESIA 2011-2016

Sumber : Laporan Pemodelan 2012


ESTIMASI JUMLAH ODHA
591.823
591.823

Sumber : Laporan Estimasi 2012


JUMLAH HIV DAN AIDS DI INDONESIA YANG
DILAPORKAN PERTAHUN S/D DESEMBER 2013
35,000
Total kumulatif HIV = 127. 416 ; AIDS = 52.348,
30,000
Jumlah kumulatif AIDS yang hidup = 41.586. 29,037

25,000
21,591 21,511
21,031

20,000

15,000

10,362
9,793
10,000 8,610
7,195 6,048 6,867 7,286
5,986 5,608
5,003 4,995
4,462
5,000 3,531

859
-
s.d. 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*
10
Jumlah Kasus HIV Jumlah Kasus AIDS

Sumber : Laporan Triwulanan Des 2013


PENYAKIT
TIDAK MENULAR

11
MENINGKATNYA DIABETUS MELITUS

12
MENINGKATNYA PREVALENSI
HIPERTENSI

13
MENINGKATNYA STROKE

14
KECELAKAAN

15
MENINGKATNYA CEDERA/ KECELAKAAN

16
17
KESEHATAN IBU
DAN ANAK

18
JUMLAH KEMATIAN IBU PER
PROVINSI TAHUN 2011, 2012 DAN
(SEPTEMBER) 2013*
1000 2011 : 5118 Kasus
900 2012 : 4986 Kasus
800 2013 : 3793 Kasus*
700
600
500
400
300
200
100
0

2011 2012 2013


19

*Sumber Data - Laporan rutin pengelola program


KARAKTERISTIK IBU MENINGGAL

20

Sumber : Kajian Lanjut hasil SP 2010


STATUS GIZI BALITA 2005 - 2013

21
22
23
24
ANAK KEKURANGAN GIZI

25
26
27
ANAK PENDEK

28
FAKTOR RISIKO

29
30
PROPORSI AKTIVITAS FISIK KURANG PENDUDUK > 10
TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013

31
PREVALENSI MEROKOK
REMAJA (15-19 Tahun)
ANAK DAN BALITA
PEROKOK

Sumber: SUSENAS 1995, SKRT 2001, SUSENAS 2004, RISKESDAS 2007*, 2010

32

Sumber data: WHO 2010-2011


PENYAKIT TIDAK MENULAR & FAKTOR RISIKO

Merokok

Serangan Jantung

Diet Kanker

Diabetes

Penyakit Paru Kronik


Kurang
aktifitas
Gangguan Janin
fisik
Impotensi

33
Stroke
Alkohol
Cidera
TEMBAKAU, FAKTOR RISIKO PADA
6 DARI 8 PENYEBAB KEMATIAN UTAMA

34

Area yang diarsir menunjukkan proporsi kematian terkait tembakau


Sumber: World Health Statistics 2008
PHBS
35
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
Aceh

33.1
Sumatera Utara

62.7
Sumatera Barat

69.5
Riau

41.5
Jambi
Sumatera Selatan 62.1 62.6
Bengkulu
65.4

Lampung 52.0

Kepulauan Bangka…
55.7

Kepulauan Riau
42.9

DKI Jakarta
63.2

Jawa Barat
48.4

Jawa Tengah
75.1

DI Yogyakarta
35.5

Jawa Timur
45.0

Banten
35.3

Bali
69.4

Nusa Tenggara Barat


28.9

Nusa Tenggara Timur


49.0

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
50.0 51.3

Kalimantan Selatan
60.1

Kalimantan Timur
75.3

Sulawesi Utara
70.7

Sulawesi Tengah
37.2

Sulawesi Selatan
50.2

Sulawesi Tenggara
43.8

Gorontalo
69.4

Sulawesi Barat
53.6

Maluku
38.4

Maluku Utara
41.8
(LAPORAN PROVINSI PER 17 JAN 2014)

Papua Barat
25.5

Papua
37.4

36

nana m_Puspromkes
INDONESIA
55.06
CAPAIAN PERSENTASE RT BER-PHBS 2013
MASALAH
PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
• kebijakan publik berwawasan kesehatan
( <<<<)
• Lingkungan yang belum mendukung
upaya peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat
• Belum optimalnya pemberdayaan
masyarakat termasuk upaya kesehatan
berbasis masyarakat
• Masih rendahnya perilaku hidup bersih
dan sehat, terutama konsumsi sayur dan
buah, ASI ekslusif, cuci tangan, dan
aktivitas fisik.
37
• Pelayanan kesehatan belum sepenuhnya
mendorong promosi kesehatan
KEBIJAKAN
PROMOSI KESEHATAN

38
PARADIGMA PEMBANGUNAN KES
PARADIGMA SEHAT

MASYARAKAT PROMOTIF MENGUTAMAKAN


BERADA PROMOTIF & PRE
PREVENTIF VENTIF, TANPA
MENGABAIKAN
REHABILITATIF KURATIF & REHA
MASY SEHAT BILITATIF
YANG MANDIRI KURATIF
DAN BERKEADILAN

PARADIGMA SAKIT

MASYARAKAT KURATIF MENGUTAMAKAN


MISKIN KURATIF & REHA
REHABILITATIF BILITATIF, TANPA
MENGABAIKAN
PREVENTIF PROMOTIF & PRE
VENTIF
PROMOTIF
(SEBELUMNYA DIKENAL DG SEBUTAN
PENDIDIKAN KESEHATAN
ATAU PENYULUHAN KESEHATAN)

UPAYA MEMBANTU MASYARAKAT AGAR


MAMPU MELAKSANAKAN PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT (PHBS) UTK
MENOLONG DIRI SENDIRI,
MELALUI PEMBELAJARAN DARI, OLEH
& BERSAMA MASYARAKAT,
SESUAI SOSIAL BUDAYA SETEMPAT
& DIDUKUNG OLEH KEBIJAKAN
PUBLIK YG BERWAWASAN KESEHATAN
MISI PROMOSI KESEHATAN
1. Advokat (advocate)
Ditujukan kepada para pengambil keputusan
atau pembuat kebijakan

2. Menjembatani (mediate)
Menjalin kemitraan dengan berbagai program
dan sektor yang terkait dengan kesehatan

3. Memampukan (enable)
Agar masyarakat mampu memelihara dan
41
meningkatkan kesehatan secara mandiri
STRATEGI PROMKES (PIAGAM
OTTAWA, 1986)

1. Kebijakan Berwawasan Kesehatan


2. Lingkungan yang Mendukung
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan
4. Keterampilan Individu
5. Gerakan Masyarakat

42
SASARAN PROMOSI KESEHATAN
 Sasaran Primer
Sesuai misi pemberdayaan. Misal : kepala keluarga,
ibu hamil/menyusui, anak sekolah

 Sasaran Sekunder
Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh agama,
tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda.

 Sasaran Tersier
Sesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan
mulai dari pusat sampai ke daerah 43
KEBIJAKAN
PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Kebijakan Strategis:
UUD 1945: Pasal 28 C, 28 F, 28 H, 28 I; Pasal 34

nana m_Puspromkes
Kebijakan Umum:
• UU 36 tahun 2009 ttg Kesehatan Pasal 52b, Pasal 62
• Perpres 72 tahun 2012 ttg SKN: Pasal 3: UKM dan
Pemberdayaan Masyarakat

Kebijakan Khusus/Teknis:
Permenkes nomor 65 tahun 2013 ttg Pedoman
Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Kesehatan:
• Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat
• Penggalangan kemitraan 44
• Peningkatan upaya advokasi
• Peningkatan akses komunikasi, informasi dan edukasi
KEBIJAKAN NASIONAL
PROMKES (1)

1. Promkes diselenggarakan dalam rangka


desentralisasi ke arah otonomi daerah bidang
kesehatan
2. Promkes tidak berdiri sendiri  terpadu dengan
program kesehatan
3. Promkes harus berlandaskan paradigma sehat
4. Promkes harus didukung oleh kebijakan dan per
UU-an, keterjangkauan, & mutu pelayanan
kesehatan
5. Strategi dasar ABG yang harus mengandung
kemitraan
KEBIJAKAN NASIONAL
PROMKES (2)

6. Dinkes kab/Kota: koordinasi, tingkatkan, & bina


pemberdayaan masyarakat oleh Puskesmas, RS,
sarana kesehatan

7. Dinkes prov: Koordinasi, kembangkan, & Fasilitasi


promosi kesehatan Kab/Kota; perkuat
pemberdayaan masyarakat oleh Kab/kota; Bina
suasana dan advokasi tingkat provinsi
KEBIJAKAN NASIONAL
PROMKES (3)

8. Pusat promkes: kembangkan kebijakan


nasional, pedoman, dan standar; Fasilitasi &
koordinasi promkes daerah: Bina suasana &
Advokasi tingkat nasional
9.Kemitraan adalah dalam rangka Good
Govermance
10.Promkes harus berdasarkan fakta 
pendayagunaan data dalam perencanaan &
desain
KEBIJAKAN NASIONAL
PROMKES (4)

11. Peningkatan kemampuan promkes dilakukan


secara bertahap
12.Peningkatan promkes: kembangkan sumber
daya manusia (jumlah dan mutu)
13.Pengembangan SDM promkes 
profesionalisme dan kesejahteraan
14. Pengorganisasian promkes harus memadai
STRATEGI DASAR PROMKES

3
ADVO MASYARAKAT
KASI
(A)
1 PERILAKU
GERAKAN MENCEGAH
KEMI &
TRAAN PEMBER-
DAYAAN MENGATASI
(G) MASALAH
KES
2
BINA
SUASANA
(B)
LANJUTAN ........

• Advokasi (advocacy): kebijakan sehat


• Bina Suasana (social support):
menciptakan suasana yang kondusif
• Gerakan Pemberdayaan Masyarakat
(empowerment) : peningkatan
kemampuan masyarakat

dilandasi: Kemitraan
MENGUTAMAKAN
PROMOTIF-PREVENTIF

Sehat (70%)
X Mengeluh Sakit (30%)

Selfcare (42%) Yankes (58%)


KIE, selfcare
Promosi kesehatan
Selfcare Sarana
rasional kesehatan
UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)
Posyandu, Posyandu lansia, Posbindu PTM, Polindes,
Poskesdes, Desa Siaga, SBH, dokter kecil, dll) Kualitas
Sumber: Susenas 2010
yankes
MENGUPAYAKAN AGAR YG SEHAT TETAP SEHAT, DENGAN
MEMPRAKTIKKAN GAYA HIDUP SEHAT & PERILAKU HIDUP
BERSIH & SEHAT (PHBS) SESUAI MASALAH KES-NYA,
SERTA BERPERANAKTIF DLM PEMBANGUNAN KESEHATAN
MASYARAKAT (MISALNYA MELALUI UPAYA KESEHATAN
BERSUMBER MASY ATAU UKBM)
 PROMOTIF & PREVENTIF

MENGUPAYAKAN AGAR YG TERLANJUR SAKIT TIDAK MEN-


JADI SEMAKIN PARAH, TIDAK MATI, TIDAK MENULARI ORANG
LAIN, DAN BAHKAN DPT DISEMBUHKAN & DIPULIHKAN KES-
NYA, DG MEMANFAATKAN PELAYANAN KESEHATAN YG ADA
 KURATIF & REHABILITATIF
PENCEGAHAN PENYAKIT
DALAM PELAYANAN KEEHATAN
LEVELS OF PREVENTION BY STAGES OF HEALTH
CARE
Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif

Early Diagnosis
Spesific
Health Promotion and prompt Disablity Limitation Rehabilitation
Protection
Treatment
• Promotion • Screening • Treatment and Acute Care • Continuing Care
healthy • Imunization • Complication Management • Maintenance
Behaviors and • Case Finding • Rehabilitation
Environments • Periodic Health • Self Management
across the Examination
lifecourse • Control Risk Factor
(Behavior Change and
Medication)

PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN PERSEORANGAN


MASYARAKAT
Ditujukan untuk memelihara dan Ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan
meningkatkan kesehatan serta memulihkan kesehatan perseorangan dan
mencegah penyakit suatu kelompok keluarga
dan masyarakat
Upaya Promosi Kesehatan
Ada pada setiap level pelayanan
1. Promosi Kesehatan pada tingkat promotif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif
adalah pada kelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka
mampu meningkatkan kesehatannya.

2. Promosi Kesehatan pada tingkat preventif


Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adlh kelompok
yang berisiko tinggi (high risk), misalnya kelompok ibu hamil
dan menyusui, para perokok, kelompok obesitas/kegemukan.
Tujuan promosi kesehatan pada tingkat ini adalah untuk
mencegah kelompok-kelompok tersebut agar tidak jatuh sakit
atau terkena sakit (primary prevention).
3. Promosi Kesehatan pada tingkat kuratif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita
penyakit (pasien), terutama penderita penyakit kronis spt : asma,
diabetes mellitus, tuberculosis, dsbnya. Tujuan agar kelompok ini
mampu mencegah penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah
(secondary prevention), pentingnya PKRS (Promosi Kesehatan di RS)

4. Promosi Kesehatan pada tingkat rehabilitatif


Promosi kesehatan pada tingkat ini mempunyai sasaran pokok yaitu
kelompok penderita atau pasien yang baru sembuh (recovery) dari
suatu penyakit. Tujuan agar mereka segera pulih kembali
kesehatannya, dan atau mengurangi kecacatan seminimal mungkin.
Dengan kata lain, promosi kesehatan pada tahap ini adalah
pemulihan dan mencegah kecacatan akibat penyakitnya (tertiary
prevention), pentingnya PKRS

Anda mungkin juga menyukai