Anda di halaman 1dari 20

Kebijakan Penerapan SDIDTK dalam

Upaya Meningkatkan cakupan


Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Dr.H. Achmad Azis, M.Kes


Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Barat
PENATALAKSANAAN
PELAYANAN KESEHATAN ANAK USIA DINI
Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif

Stimulasi –
Perkembangan Pengasuhan Perlindungan
Pelayanan Kesehatan Pemenuhan & Parenting
Kecukupan Gizi Psikososial &
Pendidikan

Riwayat •Pola Asuh orang tua MASALAH


Prenatal •Temperamen anak - Morbiditas
- Kecacatan Tumbuh
- Gangguan pertumbuhan Kembang
Riwayat Penyimpangan:
- Gangguan optimal
natal •Antropometri
perkembangan sesuai
• Hasil screening
- Status gizi potensi
tumbuh kembang
Riwayat - Status vaksinasi
Pasca - Sosial ekonomi
Kebutuhan Dasar
natal
ASUH-ASIH-ASAH

Lingkungan Mikro –Mini-Meso-Makro


KELUARGA MASYARAKAT dan PELAYANAN
LINTAS SEKTOR KESEHATAN

SELURUH KELUARGA Sehat, BB Naik (N),


perkembangan sesuai umur
1. Mempraktekkan:
a.Pemberian ASI eksklusif
serta MP-ASI BGM, gizi buruk,
b.Pemberian gizi seimbang POSYANDU masalah perkembangan,
c.Pemeliharaan kesehatan • Penimbangan balita sakit
d.Pola asuh & stimulasi balita (D)
perkembangan • Konseling
e.Perlindungan anak semua • Suplementasi
2. Memantau pertumbuhan dan Balita gizi
perkembangan anak Punya • YANKES, deteksi Gizi kurang,
3. Menggunakan garam Buku KIA intervensi dini BB tidak naik,
beryodium Puskesmas
/KMS perkembangan perlu stimulasi
4. Memanfaatan pekarangan
5. Meningkatkan daya beli
RS
KELUARGA MISKIN • PMT pemulihan
6. Menerima bantuan pangan • Stimulasi fisik-
darurat; psikososial
a. PMT balita, ibu hamil
b. Raskin
TPA, KB, BKB, Pos PAUD
comprehensive home care
100

0
20
40
80

60
DIY 88.4 9.1 2.5
Jateng 69.1 19.1 11.9
NTT 68.4 14.5 17.1
Jatim 66.8 20.6 12.6
Jabar 66.1 22.5 11.4
DKI 61.2 27.8 11
Bali 61.1 18.5 20.4
Papuabar 56.8 16.2 27
Gorontalo 56 20.2 23.8

Indonesia 56 23.2 20.8

NTB 54 26.6 19.5


≥ 4 kali

Sumbar 52.9 27.8 19.3


Banten 51.1 29.7 19.2
Papua 50.3 21 28.7
Sulut 49.7 27.5 22.8
Babel 49.6 25.6 24.8
Riau
1 – 3 kali

47.9 26 26
Lampung 47 25.3 27.7
Kalbar 46.1 13.1 40.8
Aceh 46 30.6 23.5
Malut 44.7 22.8 32.5
Bengkulu 44.6 17.9 37.5
Kalsel 44.6 28.4 27
Kepriau
Tdk Pernah

43.5 36.5 20
Sulsel 42.5 25.2 32.3
Sulbar 42.4 24.2 33.3
Kaltim 40.6 30.4 29
Sumut 39.2 25.1 35.7
Sultra 38.5 16.7 44.9
Dalam 6 Bulan Terakhir Menurut Provinsi
Frekuensi Penimbangan Anak 6 -59 Bulan

Sumsel 37.9 22.1 40


Maluku 37.3 26.1 36.6
Jambi 36.4 34.6 28.9
Kalteng 32.5 25.7 41.7
Sulteng 31.5 24.4 44.1
Prevalensi Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Menurut Indikator BB/U,
Pendek dan Sangat Pendek Menurut Indikator TB/U, Kurus dan Sangat Kurus
Menurut Indikator BB/TB,
2007 dan 2010

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Sangat
Gizi Kurang Gizi Buruk Pendek Kurus Sangat Kurus
Pendek
2007 13 5.4 18 18.8 7.4 6.2
2010 13 4.9 17.1 18.5 7.3 6
100

0
10
20
30
40
60
70
80
90

50
DIY 91.1
Babel 81.4
Jatim 78.7
Jateng 78.6
Jabar 75.7
Sulut 74.3
DKI 72.9
Kaltim 72.7
Sumbar 71.6
NTB 70.7
Kalsel 70.1
Sulsel 69.9

Indonesia 69.8

Banten 69.3
Gorontalo 68.9
Kepriau 67.3
Aceh 66.2
Lampung 65.5
Bengkulu 65.4
Jambi 63.7
NTT 62.3
Sultra 61.3
Kalteng 59.7
Riau 58.9
Persentase Anak 6 – 59 Bulan

Bali 58.5
yang Mendapat Kapsul Vitamin A

Sumsel 55.7
Papua 55
Sumut 53.7
Sulteng 53.5
dalam Enam Bulan Terakhir menurut Provinsi

Sulbar 53.5
Kalbar 50.9
Maluku 50.4
Malut 49.6
Papuabar 49.3
Mengapa Tumbuh Kembang Anak Sangat Penting ?

 Kualitas generasi penerus tergantung kualitas tumbuh kembang anak,


terutama batita (0-3 th) -> perkembangan OTAK
 Keluarga harus mengupayakan agar anaknya dapat tumbuh kembang
optimal
 Penyimpangan tumbuh kembang harus dideteksi (ditemukan) sejak dini,
terutama sebelum berumur 3 tahun, supaya dapat segera di intervensi (diperbaiki)
 Bila deteksi terlambat, maka penanganan terlambat, penyimpangan sukar diperbaiki

PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN
Bertambahnya ukuran tubuh Bertambahnya fungsi / kemampuan
sensorik (dengar, lihat, raba, rasa, cium)
- berat badan
motorik (gerak kasar, halus)
- tinggi badan kognitif (pengetahuan, kecerdasan)
- lingkar kepala komunikasi / berbahasa
emosi - sosial
kemandirian
Waktu untuk mulai stimulasi  synaptogenesis.
Huttenlocher, 1987; Jernigan, et al, 1991; Pfefferbaum et all, 1994

Synaptogenesis  pembentukan sinaps


(hubungan) antar sel otak

(Chugani, 1999)
STIMULASI Tumbuh Kembang
Merangsang perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian balita secara optimal sesuai dengan umur anak dan potensinya

DETEKSI DINI Tumbuh Kembang


PERTUMBUHAN :
 Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
PERKEMBANGAN :
 Perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
 TDD (Tes Daya Dengar), TDL (Tes Daya Lihat)
 Masalah perilaku dengan kuesioner MME, autis dengan CHAT, gangguan
pemusatan perhatian & hiperaktif dengan kuesioner Conners
PELAKSANA
Tenaga kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar (dokter, bidan, perawat, ahli
gizi atau tenaga kesehatan lain) dan atau
 petugas dari sektor lain pada layanan peduli anak (pendidik PAUD, BKB, TPA dll)
yang terlatih SDIDTK

TEMPAT PELAKSANAAN
 Posyandu,
 PAUD formal informal,
 TK,
 BKB,
 TPA, dll
INDIKATOR KINERJA
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Definisi Operasional:
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah anak usia 12-
59 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar,
meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali dalam
setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali dalam
setahun dan pemberian vitamin A 2 kali dalam setahun

Cakupan Jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan


Pelayanan = sesuai standar disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun X 100%
Anak Balita Jumlah seluruh anak balita disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Prinsip SDIDTK
di Posyandu terintegrasi pos PAUD
Mempunyai sasaran yang sama (balita)
Mempunyai tujuan yang sama dalam rangka
pemenuhan hak anak
Ada sistem rujukan dengan tujuan anak mendapatkan
pelayanan yang komprehensif
Memiliki pencataan dan pelaporan yang dapat
digunakan oleh stakeholder lainnya dan dilaksanakan
secara berjenjang
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara
integratif dan berjenjang
Pos PAUD: pemantauan dan stimulasi perkembangan
Posyandu : pelayanan kesehatan balita dan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita
menggunakan SDIDTK  stimulasi, deteksi, intervensi
dini tumbuh kembang
14
BENTUK KERJASAMA PEMENUHAN PELAYANAN KESEHATAN,GIZI
BAGI ANAK USIA DINI DI PROGRAM PAUD

• Bersama melakukan pendataan anak usia dini dan


membuat baseline data. Setiap balita memiliki Buku MOU antara Penanggung Jawab Program
KIA/KMS dan pencatatan perkembangan PAUD Kab/Kota dg Kadinkes Kab/Kota
• Pengelola PPAUD membawa anak usia dini pada hari yg ditandatangani Bupati
buka POSYANDU
• Pengelola PPAUD membawa anak usia dini ke
Puskesmas pada untuk mendapat pelayanan SDIDTK
• Bidan desa memberikan penyuluhan dan pelayanan
bila dibutuhkan dan memungkinkan
KECAMATAN:
• Penanggung jawab PPAUD merujuk anak usia dini ke
Puskesmas dan Penanggung Jawab
Puskesmas bila didapatkan anak dengan gangguan PPAUD tingkat Kecamatan
tumbuh kembang
• Penanggung jawab PPAUD berkoordinasi dengan
Puskesmas dan PKK dalam penyelenggaraan PMT
Lokal di PPAUD
DESA:
• Pemda memastikan ketersediaan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan, gizi dan penyelenggaraan Bidan Desa, Kader Posyandu
PPAUD dan Pengelola PPAUD
LANGKAH IMPLEMENTASI INTEGRASI SDIDTK -PAUD
• Sosialisasi
• Konsolidasi dan Pengaturan Pelaksanaan
• Penyelenggaraan Kegiatan
• Pembinaan, Pengawasan, Pemantauan, dan Evaluasi
POKOK –POKOK KEGIATAN
1. Pendidikan kesehatan anak didik
a. membiasakan PHBS  terintegrasi pada kegiatan belajar &
penyuluhan (perorangan/berkelompok, bagi anak didik/orang tua)
b. Pelatihan guru dan penyelenggara Pos PAUD, penyegaran/
orientasi/seminar serta memanfaatkan sistem pembinaan
profesional.
2. Pembinaan tenaga kesehatan di Pos PAUD bilamana diperlukan
3. Pembinaan terpadu dari penanggungjawab Posyandu dan Pos PAUD
kecamatan/Kabupaten-Kota
Pengembangan Model Posyandu-PAUD Terintegrasi
Banten,Sumut, Sumbar, Sumsel, DKI, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, Kaltim,
Kalsel, Sulut, Sulsel, Gorontalo 16
BAYI/BALITA
DATANG

MEJA I
PENDAFTARAN

MEJA II
PENIMBANGAN

MEJA III
PENCATATAN

MEJA IV
PENYULUHAN

MEJA V
PELAY.KSHTN

IMUNISASI SDIDTK
BAYI/BALITA
PULANG

RUJUK
MTBM /
APOTEK PULANG
IMUNSS

DATANG LOKET SDIDTK

MTBS RUJUK
PUSTU

POSYANDU PAUD/TK

Pengembangan Fasilitas PUSKESMAS

Rujukan Kasus Gangguan


Tumbuh Kembang
(6 propinsi):
Jabar, Jateng, Jatim, DIY,
Sumbar, Kalsel

RSUD
Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita
Klinik tumbuh kembang / sarana pelayanan kesehatan rujukan kelainan
pertumbuhan dan perkembangan mampu dalam penanganan gangguan
tumbuh kembang yang sering ditemukan
Level Sarana SDM Tempat Alat
I Sanggup menangani - dr. Sp Anak - Ruang Tunggu 1. Kit Pengukur
30% kasus - Perawat/Bidan - Ruang Assessment antropometri
gangguan Tumbang - Dokter Umum - Ruang intervensi - Kit Skrining
yg ada di - Fisioterapis/ - Kit pem mata
masyarakat terapis lainnya - Kit Pem Pendengaran
dst
16. Compic
II Dpt menangani 30 – - Level I + -Level I + -Level I +
70 % kasus Sp Rehab medik, - Ruang Fisioterapi - 45. Kit Screening dan
gangguan Tumbang Sp Mata, THT, - Ruang terapi intervensi kasus
yg ada di Radiologi, wicara psikologi
masyarakat Psikiatri, Ahli gizi
III Dpt menangani 80 – - Level II + - Level II + - Level II +
100 % kasus Orthopedi, - Ruang Gym - Kursi CP
gangguan Tumbang Sp kedok jiwa - CCTV - Crawler (alat
yg ada di kons Anak, - Ruang Hydroterapi merangkak)
masyarakat nutrionis klinis - alat berjalan, dll
Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita
Klinik tumbuh kembang / sarana pelayanan kesehatan rujukan kelainan
pertumbuhan dan perkembangan mampu dalam penanganan gangguan
tumbuh kembang yang sering ditemukan

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai