Anda di halaman 1dari 146

Pusat Pengembangan Paliatif & Bebas Nyeri

RSUD Dr. Soetomo – FK Unair


 Data WHO : puluhan juta manusia
meninggal tiap tahun akibat penyakit
terminal (kanker – AIDS) terutama dari
negara berkembang
 Banyak diantara mereka sangat menderita
karena tidak mendapat terapi simptomatik
yang efektif
 Perawatan paliatif membuka wawasan lebih
luas petugas kesehatan guna meringankan
penderitaan dan meningkatkan kualitas
hidup penderita
Simptom / keluhan pada penderita kanker
disebabkan oleh penyakit dasarnya, akibat terapi
dan penyakit lain yang menyertai
Banyak sekali keluhan selain nyeri
 pada kesempatan ini dibicarakan keluhan yg sering
dijumpai
• Saluran cerna (xerostomia, stomatitis, gangguan rasa
kecap, mual dan muntah, konstipasi, diare)
• Saluran nafas (batuk, sesak nafas, hemoptisis, efusi
pleura, hiccup = cegukan)
• Kardiovaskuler (limfedema)
• Urogenital (obst. tr. urinarus)
• Stoma
• Dekubitus
• Demam
Pedoman Penting

1. Komunikasi dengan penderita dan keluarga


2. Pengelolaan simtom harus sungguh-sungguh
dan profesional
3. Tidak semua simptom disebabkan oleh kanker
4. Banyak simptom mempunyai beberapa faktor
penyebab
5. Menghilangkan simptom dgn obat-obatan dan
tindakan medik / keperawatan
6. Simptom yang menetap perlu tindakan medik
terus menerus
Pedoman Penting

7. Obat yang sudah tidak diperlukan dihentikan


8. Perlu konsultasi / kerjasama  dengan disiplin
ilmu yg lain
9. Jangan sampai pengatakan : “tidak ada lagi yang
dapat dilakukan” atau “tim medis angkat tangan”
10. Layani penderita dengan penuh perhatian, sikap
yang positif dan percaya diri
akibat penurunan volume/perubahan :
Komposisi saliva (menjadi pekat, pH,
kehilangan komponen organik-
inorganik)
• terjadi pada 70-97% penderita :
terutama stadium lanjut
I. Saluran Cerna

• berhubungan dengan penyakit


• berhubungan dengan kanker
• akibat terapi
• lain-lain : anxietas / depresi, DM,
DI, uremia, defisiensi vitamin.
• Mukosa mulut dan lidah halus, merah, kering
• Sering terdapat sisa makanan / minuman,
mukositis, eritema
• Nyeri pada mulut dan penurunan rasa kecap,
haus, sulit menelan, bahkan mengganggu
saat bicara
• Mudah infeksi dan terjadi halitosis
 Atasi penyebab :
infeksi, hentikan obat, atasi dehidrasi

 Higiene oral

bersihkan debris, gunakan spatula plastik/ kayu


dengan / tanpa kassa dan gigi dengan sikat gigi
lembut, dental floss; cuci mulut = 1 l air + 1 sendok
teh nabic (backing soda) + 1 sendok teh garam +
cairan peppermint  gunakan 15-30 ml kumur-
kumur 2 – 4 jam
Terapi Xerostomia

 Petroleum jelly oleskan 2 x/hari atau


saliva artifisial = 1 l air + 10 gram
methylcellulose + 0,2 ml lemon essence
 Gunakan 1 ml / jam diteteskan pada mulut

 Basahi mulut (sering minum), mengulum


es batu / air dingin dan potongan kecil
nanas, ascorbic acid lozenges, permen karet
rendah gula, makanan yang lunak dan
lembab.
adalah inflamasi, infeksi/ulserasi membrana
mukosa mulut

Penyebab :
khemoterapi, radioterapi, xerostomia, higiene oral
yang jelek, malnutrisi, infeksi, obat

Klinis :
Eritema, ekskoriasis, ulserasi, pseudomembran,
perdarahan
Stomatitis

Higiene oral

Atasi penyebab :
- Perbaiki nutrisi, hentikan obat, atasi
infeksi, hindari makanan terlalu
panas/dingin/pedas/keras.
Anaestesi & Anti Radang Lokal :
Lignocaine Visc. 2%, 15 ml / 4 jam
Benzocaine Sol. 20%, 10-15 ml / 4 jam
Triamcinolone Acetonide Ointment Inorabase
Benzydamide Sol. 0,15%, 15 ml / 4 jam
Diphenhydramine elixir + Kaopectat eq. 15-30 ml /
2-4 jam
Diphenhydramine + Al OH + Liqnocaine Visc.
eq. sol., 15-30 ml / 2-4 jam
• Antiseptik : Povidon Iodine
• Antibiotika : sesuai kuman penyebab
• Anti Jamur : Nystatin Susp., Amphotericin
Loz/Susp., Clotrimazole Loz./Susp., Miconazole
gell. Ketokonazole tab, Fluconazole tab.
• Antivirus Herpes : Acyclovir 5 x 200 mg/hr 
7-10 hr
• Halitosis : Metronidazole 250 mg 3-4x/hr p.o. /
Topikal + kumur H2O2 1% 4x/hr
- Hipogeusia - Ageusia - Dysgeusia

Penyebab : 25-50%
• Ujung syaraf rasa  (bedah, radioterapi,
khemoterapi) higiene oral jelek, tumor nekrotik,
stomatitis, xerostomia, lesi N-VII, gangguan
metabolik, penyakit kankernya sendiri

Terapi :
• Atasi penyebab
• Diskusikan dgn penderita makanan yg
diinginkan
• Kortikosteroid, alkohol (appetite stimulants)
mual adalah perasaan tidak enak
berhubungan dengan saluran cerna
bagian atas diikuti rasa ingin muntah,
pucat, berkeringat, salivasi dan takhikardi

Muntah : keluarnya isi lambung melalui


mulut
Mual dan Muntah

• Obat : - morfin / opioat lain, khemoterapi,


dll
- Azithromycin untuk tx. / Profilaksis
mycobacterium
avium complex dan cryptosporidiosis
- Sulfadiazine, untuk toxoplasmosis
• Infeksi
• Pankreatitis, gastritis, peptic ulcer,
gastroparesis
• Iritasi dan obstruksi saluran cerna
Mual dan Muntah

• Metabolik : hypercalcemia, GGK, gagal hati,


hiponatremia
• Gangguan vestibuller (infiltrasi tumor)
• Gangguan pusat kortikal : psikologis
(ansietas), bau, rasa kecap, peningkatan TIK,
iritasi meningeal
• Gangguan sistem vestibuler
Mual dan Muntah

Tenangkan penderita, atur posisi yang nyaman


• Atasi penyebab
• Beri makanan porsi kecil tapi sering dan beri
sesuai selera penderita
• Beri makanan kecil seperti kentang
panggang, singkong bakar dll
• Beri minuman yang disukai seperti air, juice
atau teh, air jahe dapat menolong
• Hindari makanan berlemak dan terlalu
manis, pilih makanan lunak atau cair, lakukan
relaksasi
Mual dan Muntah

Terapi Non Farmakologik :


– Psychological Techniques
(Progressive Muscle Relaxation,
guided mental imagery, terapi
kognitif)
– TENS
– Accupuncture & acupressure
- Istirahat
The interrelationship between CTZ, VC, and their afferent inputs

Higher centres

Antiemetic
centre Vestibular input

H1 H1 Achm

CTZ vc
D2 5HT3 H1 Achm

DRUGS / TOXINS / METABOLITES


via systemic circulation VAGUS
VAGAL AFFERENT from:

Chemoreceptors in liver
Mechanoreceptor in liver

5HT3 Chemoreceptors in gut


Mechanoreceptor in gut
Mechanoreceptor in viscera/serosae:
- head and neck
- thorax
- abdomen
- pelvis
Mual dan Muntah

Terapi Farmakologik :
1. Antagonis Reseptor 5HT3
– Ondansetron 4-8 mg p.o/iv 8-12 jam
– Granisetron 3-9/hari
– Tropisetron 5 mg/hari
2. Antagonis Dipamin (D2)
– Haloperidol 0,5-2,0 mg 2-4 x/hari
– Metoclopramid 10 mg 3x1/hari
– Domperidon 10 mg 3x1/hari
3. Phenothiazine
– Chlorpromazine HCl 25-35 mg/hari dibagi dalam 2-3
dosis
Mual dan Muntah

Terapi Farmakologik :
4. Glukokortikoid
– Dexametason 4-12 mg/hari dibagi dalam 3-4 dosis

5. Antihistamin
– Cyclizine 50 mg p.o tiap 4-6 jam/hari
– Diphenhydramine 25-50 mg tiap 4-6 jam

6. Benzodiazepin
– Lorazepam 0,5-2 mg tiap 4-6 jam/hari
Konstipasi dan diare
Motilitas intestinal

Usus kecil dan usus besar masing-masing


punya pola motilitas
Sepanjang usus terjadi pemecahan makanan
oleh enzim dan terjadi penyerapan
makanan dan cairan

Aktivitas motorik usus kecil terjadi tiap 90 –


120 menit disetai peningkatan sekresi
lambung, pankreas dan biliar
Pola makan berpengaruh terhadap pola ini
(frekwensi, kandungan lemak, makanan
merangsang dll)

Aktifitas motorik colon sekitar 6x /hr


puncaknya saat bangun pagi / makan
pagi, pergerakan lebih kecil saat makan
siang

Sisa makanan secara normal berada di usus


kecil selama 1-2 jam, di colon 2-3 hari,
(pada konstipasi 4-12 hari )
Defikasi

Kontraksi abdomen (tekanan intra


abdominal )

Faeces menuju ampula rectum


Faeces kontak dengan anus (reseptor bagian
atas lubang anus mendeteksi adanya
faeces )
Anorectal reflex
Relaksasi involuntary internal anal
sphincter dan puborectalis

Faeces mendesak sphincter

Defikasi
Saliva, sekresi gaster, pancreas, biliar± 7 liter

Penyerapan
air 75%

Penyerapan
Air ± 150 cc
• Sulit bab dan frekwensinya jarang, faeses
dapat keras, normal/lunak

• Penyebab : imobilitas, sedasi, asupan


nutrisi , metabolik, gangguan neurologis
& psikologis, gangguan pd colorectal, obat
Absopsi air ± 150 cc

Absopsi air 75 %
Penyebab konstipasi

Malignancy
Directly due to tumour
Intestinal obstruction due
i) tumour in the bowel wall
ii) external compression by
abdominal of pelvic tumour

Damage to lumbosacral spinal cord, cauda


equina or pelvic plexus
Hypercalcaemia
Due to secondary efects of disease

Inadequate food intake


Low-fibre diet
Dehydration
Weakness
Inacivity
Confusion
Depression
Unfamiliar toilet arrangements
Drugs
Opioids
Drugs with anticholinergic effects
Hyoscine
Phenothiazines
Tricyclic antidepressants
Antiparkinsonian agents
Antacids (calcium and aluminium compounds)
Diuretics
Anticonvulsants
Iron
Antihypertensive agents
Vincristine
Concurrent disease
Diabetes
Hypothyroidism
Hypokalaenia
Hernia
Diverticulas disease
Rectocele
Anal fissure or stenosis
Anterior mucosal prolapse
Haermorrhoids
Colitis
Haemorrhoids
Haemorrhoids
Ca Gaster
Polyp rectal
 Gejala Klinis

 Sulit BAB dan frekwensinya jarang


 Nyeri abdomen

 bloating = kembung

 Flatulensi

 Nausea

 Malaese

 Headache

 Halitosis
• tentukan penyebab
 Anamnesis
 fisik diagnostik
 penunjang

• atasi penyebab
• colok dubur
tonus dan refleks anus
ada tidaknya faecs konsistensinya

faeces teraba keras faeces tak teraba


manual laxative oral
Gagal
enema/supp
Manual
 STIMULAT LAXATIVE • BISACODYL : 5-10 mg p.o
(meningkatkan motilitas • SENNA : 17.5 p
usus)

 OSMOTIC LAXATIVE • LACTULOSE : 15-30 ml 2x/hr


(P.O./P.Rektal)
• SORBITOL 70% : 15-30 ml 2x/hr
(P.O./P.Rektal)

 EMOLLIENT LAXATIVE  Natrium dioctylsulfosuccinate 5 mg do


(Stool softener) awal 1 tab/hari
Predominantly softening
Liquid pareffin
Bulk-forming laxatives (e.g. methyl
cellulose, ispaghula)
Docusate sodium
Lactulose

Predominantly perstalsis stimulating


Anthracenes (e.g. senna, danthron0
Polyphenolics (e.g. bisacodyl, sodium
picosulphate)
•Asupan cairan cukup

•Hentikan obat penyebab


konstipasi

•Diet tinggi serat lunak (20-35


g/hr)
Profilaksis konstipasi

 penanganan keluhan secara umum yang


baik
 Usahakan penderita

tetap mobilisasi
 Usahakan asupan cairan yang cukup

 Maksimalkan diet mengandung serat

 Antisipasi efek konstipasi akibat obat

 Ciptakan lingkungan

yang nyaman untuk penderita


buang air besar lembek / cair dan sering
Lebih dari 3x dalam 24 jam
Prevalensi 7 – 10 %
diarrhoea
Surgical

Endocrine
psychogenic

Invective

Osmotiec

Dietery

Alergy

Inflamatory Malabsorbtion
Penyebab
Gejala klinis
BAB lembek atau cair lebih dari 3 x dalam 24 jam

Diare lebih dari 3 minggu disebut diare kronis

Watery diarrhoea dan profus disebut cologenic diarrhoea


disebabkan vagotomi, reseksi ileum, penggunaan laksan
berlebihan

Steatorrhoea (faeces mengandung banyak lemak ) terjadi


pada ca caput pankreas, gastrektomi, reseksi ileum

Diare disertai gejala sistemik febris pertanda infeksi

Diare disertai lendir dan darah kemungkinan akibat


ca/ulseratif
Pemeriksaan

•Anamnesis
Frekwensi, konsistensi faeces, waktu, diet,
serat berlebihan, obat-obat termasuk
laksan

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan badominal, rektal

• Pemeriksaan penunjang
Analisa faeces, radiografi abdominal
Penatalaksanaan

1. Terapi suportif
Rehidrasi oral / parenteral, penataan diet

2. Terapi spesifik
Terapi spesifik
Couse Treatment
Fat malabsorption Pancreatin (may be more effective if
H2 antogonist given before meals)
Chologenic diarrhoea Cholestyramine 4 – 12 g three times
daily
Radiation diarrhoea Cholestyramine 4 – 12 g three times
daily or aspirin

Zollinger-Ellison syndrome H2-antagonist (e.g. ranitidine),


initally 150 mg three daily

Carcinoid syndrome Cyproheptadine, initaly 12 mg daily ;


methysergide 12-20 mg/day

Pseudomenbranous Vancomycin 125 mg four times daily;


metronidazole 400 mg three times
daily

Ulcerative colitis Mesalazine 1.2-2.4 g/day ; steroids


Preparak anti diare yang non spesifik

1. Absorbent
Bulk forming agent (methyl cellulose
pectim)

2. Adsorbent
Kaolin 2-6 gr tiap 4 jam
Chalk 0,5 – 5 gr tiap 4 jam
Attapulgite 1,2 gr pertama dilanjutkan
1,2gr tiap x BAB cair maksimal 8,4 gr /
hari
3. Mucosal prostaglandin inhibitors

Aspirin 300 mg tiap 4 jam maksimal 4 gr /hr

Mesalazine 1,2 - 2,4 gr/hr

Bismuth subsalicylate 525 mg tiap 30 menit


maksimal 5 gr/hr
4. Opioid

Codein 10 – 60 mg /4 jam

Diphenoxylate 10 mg pertama dilanjutkan 5


mg/6 jam

Loperamide 4 mg pertama dilanjutkan 2 mg


tiap BAB cair makimal 16 mg / hr
5. Octreotide :
- 50 mcq sc/iv 2-3 x/hari
Merupakan refleks fisiologis untuk
membersihkan bahan iritan/ benda asing dari
saluran nafas

Penyebab : - iritasi saluran nafas


- tumor
- aspirasi
- retensi sputum
- fibrosis paru
- edema paru
- iritasi pleura, perikard dan diafragma
Saluran Nafas

• hindari bahan iritan dan bantu posisi


penderita hingga nyaman
• beri ekspektoran, mukolitik, bronkhodilator,
anti biotik, anti histamin, anti kholinergik,
antitusive (opioid = codein,
dextrometophan), sedasi, steroid
• tx. Spesifik (bedah, radioterapi,
khemoterapi, drainase cairan pleura)
Cough Suppression

Medication Dose Frequency Route

Codeine 10 – 30 mg 4 – 6 hrs PO

Hydrocodone 5 mg 4 – 6 hrs PO

Morphine (enteral) 2 – 5 mg 4 hrs PO, PR


Morphine
1 – 2 mg 4 hrs SC, IV
(parenteral)
Lidocaine (1-2% Inhaled
3 cc 4 to 6 hrs
soln) aerosol
Saluran Nafas

Sulit bernafas dan sering disertai anxietas yang


menyebabkan makin beratnya kesulitan bernafas

Penyebab :
- Obstruksi saluran nafas (Nasal, trachea,
bronchial)
- Penurunan fungsi jaringan paru
- Efusi pleura
- Gangguan ventilasi
- Gangguan pada sistem kardiovaskuler
- Anemia
- Anxietas
Respiratory Symptoms

Fibrosis
Lymphadenopathy
Respiratory muscle
weakness
Lymphangitis carcinomatosa
Carcinoma + SVCO
COAD

Secondaries Heart failure, arrythmias


Pericardial effusion
Pleural effusion Mesothelioma
Pulmonary embolism
Diaphragmatic weakness or collapse/consolidation
pressure by ascites Pneumonia
Other anemia, uraemia, anxiety

Causes of breathlessness
• Umum : jangan panik, tenangkan penderita
bantu mengambil posisi nyaman, longgarkan
pakaian, perbaiki sirkulasi udara, relaksasi,
oxygen
• Tx. Spesifik : reseksi, stenting, radioterapi,
drainase
• Tx. Simtomatik :- Bronkhodilator nebuliser/oral
- Kortikosteroid
- Opioid nebuliser/oral
- Anestesi lokal
- Anticholinergic
- Respiratory panic :
- Midazolam/CPZ
Batuk darah warna merah cerah, berbuih
sering bercampur dahak
Penyebab :
- tumor (primer, metastasis)
- infeksi
- khemoterapi
- gagal jantung
- diatesis hemoragik
- trauma
Hemoptisis

Tenangkan penderita beri penjelasan pada


penderita dan keluarga.
- Atur posisi (hindari sufokasi)
- Tranexamic acid (1gr p.o/IV/8 jam)
- Cough supressant (cod500 mg – ein 3-60
mg/4 jam)
- Kortikosteroid
- Morphin 10-15 mg IV / Midazolam 5 mg
IV
Adanya cairan dalam rongga pleura  sasak
nafas, batuk non produktif, nyeri pleuritik
Penyebab :
- Inflamasi permukaan pleura
- Obstruksi limfatik
- Keadaan edematus lain

Terapi :
- Efusi pleura minimal dan asimptomatik 
tak perlu terapi
- Aspirasi pleura  pleurodesis atau
pleurektomi
Adalah refleks pernafasan yang patologis
ditandai dengan spasme satu atau kedua
sisi diafragma, menyebabkan inspirasi
mendadak dan penutupan glottis, kadang-
kadang disertai keterlibatan otot aksesoris
pernafasan (anterior scalene, intercostal
dan abdominal)
Hiccup = Cegukan

Iritasi N. Phrenicus / Diafragma oleh


tumor, distensi lambung,
gastroesophageal reflux, candidiasis
esofagus, obat (Kortikosteroid,
Benzodiazepin, Barbiturat, dll),
gangguan sistem saraf pusat
Hiccup = Cegukan

 Merangsang pallatum mole,


 Bernafas ke dalam kantong,
 Tarik lidah sepanjang mungkin,
Tarik lutut penderita dekatkan ke dada
dan condongkan dada ke depan (untuk
menekan dada),
 Tarik kedua kaki (traksi),
 Pemasangan Ng tube bila terdapat
dilatasi lambung
Medication Dose Frequency Route

Chlorpromazine 12.5 to 50 mg 6 to 8 hrs PRN PO, IM, PR

Metoclopramide 5 to 20 mg 6 to 8 hrs PO, IV, PR

Baclofen 5 to 20 mg 8 hrs PO

Haloperidol 2 mg 6 to 8 hrs PRN PO, SC, IV, PR

Valproic acid 250 mg Daily PO, PR

Midazolam 3 to 10 mg PRN SC, IV

Midazolam 1 to 5 mg/hr Continuous SC, IV


1.Limfedema
Pembengkakan pada ekstremitas bersifat
non pitting, tidak membaik dengan
istirahat dan menyebabkan rasa tidak
nyaman dan gangguan fungsi ekstremitas

Penyebab :
Obstruksi/terganggunya/terpotongnya
sistem limfatik akibat tindakan bedah,
radioterapi atau infiltrasi tumor
Ca mamma
Limfedema lengan kanan Limfedema kaki kanan
• Perawatan kulit dan kuku
• Hindari trauma
• Massage
• Latihan gerakan aktif dan waktu istirahat
posisi elevasi
• Compression pumps
• Pemasangan Ellastic Bendage
• Tindakan bedah tidak memberi hasil yang
baik
Sistem Kardiovaskuler

• Terapi Farmakologik :
− Diuretika :Furosemid 40 mg p.o
+
Spironolacton 100 mg p.o
− Kortikosteroid : Dexametason 8 mg

p.o
Merah bengkak secara cepat + tanda
sistemik ( panas, nyeri telan, malaise,
nyeri kepala )
infeksi

terapi,

antibiotika, anti radang, analgetik, anti


peretik
Ulserasi pada limfoedema akibat kombinasi
venous oedema + infiltrasi sel tumor
sulit disembuhkan

terapi
perawatan luka kanker, + compression
banndages bersamaan
Limforoe
keluarnya cairan limfe melalui kulit pada
limfoedema

Terapi
Ellastic bandages dilepas bila basah diganti
yang baru
1. Obstruksi traktus urinarius
Penyebab :
Atas (renal, pelvis renalis, ureter)
Infiltrasi tumor, struktur, fibrosis retro
peritoneal, blood clott
Bawah (vu, uretra)
Infiltrasi tumor, BPH, blood clott, striktur
uretra, faecal impaction, detrusor failure,
eso anticholinergic, neurogenic
Obstruksi bawah :
Kateterisasi, tindakan bedah radioterapi,
laser terapi reseksi endoskopik

Obstruksi atas :
 Retrograde ureteric stenting
 Percutaneous nephrostomy
Stoma = lubang buatan pada abdomen
untuk menyalurkan urine atau faëces
keluar dari tubuh

1. Bowel Stoma
2. Urinary Stoma
Lampiran 1

3 2

4
6
5
1

Types of stoma and typical sites


Lampiran 1
Ostomy Care

Colostomy

Bladder

Resection of the rectosigmoid colon with construction of a


sigmoid colostomy
Lampiran 2
Lines of
resection

Splenic
flexure

Cutaneou
s mucus
fistula

Disease or injury to a colon segment requires resection of the


segment and may result in a double–barrel colostomy
Lampiran 3

Mesentery

Anastomosis

(B)
(A) Ileal segment

Ileal conduit
(C) Ureters (D)

Construction of ileal conduit


Lampiran 4

Costal
margin
Umbilicus
Right stoma site
Left
stoma
Crest of ilium site

Pubis Rectus
muscle

Right and left lower quadrant abdominal stoma


sites for an ambulatory adult of normal weight
Lampiran 5

Costal
margin
Umbilicus
Urinary
condult
site Umbilicus
Colostomy Transverse
site colostomy
Crest of
ilium
Pubis

Two abdominal stomas: urinary diversion, right lower


quadrant, and fecal diversion, left lower quadrant
Tracheostomy :

lubang buatan pada dinding anterior trachea


untuk membuat saluran udara

1. Tracheal stoma post laryngetomy


2. Tracheal stoma without
laryngetomy
(Pressure Sore)

+ 9,4% penderita dirawat di R.S mengalami


dekubitus

beberapa penyebab / kondisi menyebabkan


pergerakan terganggu : nyeri, paralisis,
kelemahan umum, sedasi koma, kontraktur,
demensia/depresi berat,
asites masif edema
Bagan; ALur Patofisiologi Luka Decubitus

Tekanan yang terlokalisir

Peningkatan tekanan arteri kapiler

Pada kulit

Terhambatnya aliran darah

Iskemik

Nekrosis
Klasifikasi Pressure Sore
(Dekubitus)

Grade I.
Kulit kemerahan, kulit intak, mikrosirkulasi
baik.

Grade II.
Ekskoriasi, vesikulasi, kerusakan epidermis.
Klasifikasi Pressure Sore
(Dekubitus)

Grade III.
Kerusakan kulit, jaringan subkutan masih
intak, keluar cairan eksudat serosanguinus.

Grade IV.
Luka mengenai jaringan lemak subkutan,
fasia dalam, destruksi otot bahkan sampai
tulang, sering terjadi infeksi.
Dekubitus

Grade I + Grade II

POLYRETHANE FILM
Mencegah kontaminasi dan goresan
Dekubitus

Grade III

Eksudat sedikit Eksudat banyak

Hydrocolloid Calcium Alginate

Proteksi luka wound debridement dan


merangsang penyembuhan luka
Dekubitus

Grade IV
I. Membuang jaringan nekrotik

A. Hydrocolloid B. Hydrogel C. Enzymatic. Hydrogel

Rehidrasi jaringan Membuang jaringan


Wound debridement kering dan nekrotik, nanah dan
mengangkatnya eksudat
Dekubitus

Grade IV
II. Eliminasi / kontrol infeksi

Polysacharide Dextranomers
Absorbsi eksudat, merusak bakteria
Perawatan Ulkus Kanker

 Bersihkan luka dengan larutan NaCl 0,9%


(PZ)

 Taburkan bubuk Metronidazole

 Tutup luka dengan kassa steril yang diolesi


dengan Zing Zalf
Pencegahan Dekubitus

1. Pertahankan integritas kulit


dengan usahakan kulit tetap bersih, bebas dari
kontominan seperti urine, faeces

2. Hindari penekanan
khususnya pada daerah penonjolan-penonjolan tulang

3. Usahakan penderita sering bergerak


baik secara aktif maupun pasif, sering dirubah
posisinya.

4. Perbaikan status nutrisi


dengan melakukan koreksi defisiensi nutrisi dan
hidrasi yang adekuat.

5. Edukasi
kepada penderita dan keluarga tentang pentingnya
program pencegahan dan peran keluarga
Dikatakan demam bila temperatur
tubuh meningkat diatas suhu tubuh
normal
( > 37,5% )
Intectious Agent Sel Tumor
Toxins Sel Host
Mediators of inflamation

Monocytes / macrophages FEVER


Endothelial cells
Other cell types
Heat conservation
Pyrogenic cytokines Heat production
IL-1, TNF, IL-6, IFNs

Anterior hypothlamus
elevated
Action of
thermoregulatory
Antypyretic
set point
PGE2
Infeksi

Reaksi Demam pada Drug Related


Transfusi Kanker Fever

Tumor Fever
- Proses Inflamasi
- Nekrosis
Kecurigaan Infeksi

Temperatur > 38,5oC satu kali pemeriksaan


Atau
> 38oC pada tiga kali pemeriksaan selama
24 jam
Atau
38,3oC satu kali pemeriksaan
Atau
38oC dua kali pemeriksaan dalam waktu
satu jam
• Hidrasi dan nutrisi yang cukup

• Kompres ICE-pack / air dingin / Fan 


pertahankan dalam keadaan hangat dan
kering
Terapi Farmakologis Demam :

• Paracetamol 650-1000 mg p.o/p rektal tiap 6


jam

• Aspirin = acetyl salicylic acid 500-900 mg tiap


4 jam

• NSAID
• Kortikosteroid : Dexametason 4-6 jam/hari
Atasi Penyebab :

I. Infeksi

A. Bakteri : dapat diberikan antibiotika secara


empiris antara lain :

 Per Oral : Quinolon (Ceprofloxacin 2 x 500-


750 mg plus amoxicillin-clavulanate 625 mg 2
x/hari atau gatifloxacin 1 x 400 mg atau
maxefloxacin. Quinolon generasi keempat
yang mempunyai spektrum luas terhadap
gram (+), gram (-) dan anaerobe.
Atasi Penyebab :

 Parenteral :

1. Monoterapi :
- Cephalosporin generasi III (ceftazidine 2 gram / 8
jam)
- Cephalosporin generasi IV (cafepime 2 gram / 8
jam)
- Carbapenem (Impenem 500 mg / 6 jam),
Meropenem 1 gram / 8 jam
Atasi Penyebab :

 Parenteral :
2. Terapi Kombinasi :
a. Ceftazidine 2 gram/ 8 jam / cefepime 2 gram/ 8
jam/ ceftriaxone 1-2 gram / 12-24 jam +
Amnoglycoside (Amikacin 7,5 mg/ kg BB/8
jam/ Tobramycin 2 mg/kg BB/ 8 jam /
Gentamycin 3-5 mg/kg BB/ hari dibagi 2-3
dosis tiap 8-12 jam.
Pipiracillin 3-4 gram/ 4-6 jam + Aminoglycoside.
Carbapenem (Imipenem 500 mg/ 6 jam atau
Meropenem 1 gram / 8 jam) + Aminoglycoside.
Atasi Penyebab :

 Parenteral :
2. Terapi Kombinasi :
b. Seperti a + Vancomysin atau preparat Abtibiotika
seperti A + Vancomycin tanpa Aminoglycoside.

c. Adanya inefeksi anaerobe dapat ditambahkan ;


Clindamycin 250-750 mg IV/ 6 jam/ Metronidazole
IV loasing 15 mg/Kg BB/ 6 jam kemudian
lanjutkan 7,5 mg/ Kg BB tiap 6 jam. Selanjutnya
sesuai kultur dan tes kepekaan antibiotika.
Atasi Penyebab :

I. Infeksi
B. Jamur : Fluconazole 200-400 mg/ 24 jam,
Amphotericin B 0,5 mg - 1 mg/ Kg BB/ hr atau
p.o : Flukonazole 50-150 mg/ hr.
C. Virus : Untuk Herpes dan Varicella Zoster p.o
Acyclovir 800 mg 5 x/ hr, Valacyclovir 1 gram 3
x/hr, Famciclovir 500 mg 3 x /hr. IV : Acyclovir 10
mg/Kg/BB tiap 8 jam untuk Herpes dan Varicella
Zoster dan Chieken pox untuk CMV Ganciclovir 5
mg/ Kg BB tiap 12 jam
II. Tumor : Operatif, radiasi, kemoterapi

III. Obat : hentikan penggunaan obat


• Data WHO : puluhan juta manusia meninggal
akibat penyakit terminal (kanker dan AIDS)
• Diantaranya banyak yang menderita karena
tidak mendapat terapi simptomatik yang efektif
• Perawatan paliatif membuka wawasan petugas
kesehatan untuk mengurangi penderitaan dan
meningkatkan kualitas hidup penderita
• Simptom/keluhan pada penderita kanker
disebabkan oleh penyakit kanker, akibat terapi
dan penyakit lain yang menyertai
Ringkasan

• Saluran cerna : xerostomia = dry mouth,


stomatitis dan, gangguan rasa kecap, mual
muntah, kontipasi
• Saluran nafas : batuk, sesak nafas, hemoptisis,
efusi pleura, Hiccup = cegukan
• Kardiovaskuler : limfedema
• Urogenital : Obstruksi traktur urinarius
• Dekubitus
• Stoma
• Demam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai