Head Injury Patofisiologi Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan (aselerasi) terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan (deselerasi) adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba-tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi alba dan batang otak. Asuhan Keperawatan Pengkajian 1. Identitas • Identitas klien • Riwayat kesehatan • Riwayat Penyakit Sebelumnya 2. Pemeriksaan fisik • Sistem respirasi • Kardiovaskuler • Sistem saraf • Sistem pencernaan • Kemampuan bergerak • Pemeriksaan 6B (Breathing, Blood, Brain, Blader, Bowel, Bone) Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah: • Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungn dengan obstruksi jalan napas • Nyeri akut berhubungn dengan agen cidera biologis kontraktur (terputusnya kontinuitas jaringan kulit, otot, tulang). • Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungn dengan hiposksia • Hambatan mobilitas fisik berhubungn dengan imobilitas • Perubahan persepsi sensori berhubungn dengan defisit neorologis. • Nyeri akut berhubungn dengan agen cidera biologis kontraktur (terputusnya kontinuitas jaringan kulit, otot, tulang). • Resiko tinggi cedera berhubungn dengan kejang. • Resiko tinggi infeksi berhubungn dengan kontinuitas yang rusak • Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungn dengan mual- munta Intervensi Implementasi Melaksanakan implementasi sesuai dengan Intervensi keperawatan Evaluasi Setelah mendapatkan intervensi keperawatan, maka pasien dengan trauma tulang belakang diharapkan sebagai berikut : • Rasa nyeri berkurang • Pasien mampu beraktifitas kembali secara bertahap. • Tidak ada dekubitus • Tidak ditemukan tanda-tanda kekurangan volume cairan atau dehidrasi • Jalan nafas efektif yang ditandai dengan tidak ada sesak atau kesukaran bernafas Spinal Injury Patofisiologi Cedera medula spinalis kebanyakan terjadi sebagai akibat cedera pada vertebra. Medula spinalis yang mengalami cedera biasanya berhubungan dengan akselerasi, deselerasi, atau kelainan yang diakibatkan oleh berbagai tekanan yang mengenai tulang belakang. Tekanan cedera pada medula spinalis mengalami kompresi, tertarik, atau merobek jaringan. Lokasi cedera umumnya mengenai C1 dan C,, C4, C6, dan Til atau L,. Mekanisme terjadinya cedera medula spinalis dapat dilihat pada Figur 3-3. Asuhan Keperawatan