Anda di halaman 1dari 9

Structural Functional Theory,

Social Work Practice and


Education
Halimah Afia (1515618022)
INTRODUCTION -THE PARSONIAN SYSTEM
FRAMEWORK

• Functional structural dalam fungsional theory


tidak hanya terdiri dari satu theory, setiap
penulis memiliki ciri khas dan memberikan
contoh fenomena yang bereda dalam satu
tema yang sama.
• Talcott Parson mendiskusikan hubungan
Structural Functional Theory dengan sosial
work education and practice.
• Parsonian system melihat dari perspektif
general dan hubungannya dengan Older
Sosiological Tradition of Organicism
• Parson mengatakan bahwa konsep sistem
terbuka yang saling bertukar dengan sistem
lingkungan juga mengimplikasikan batas-batas
dan pemeliharaannya.
• Parson cenderung menerapkan prinsip dasar
sistem untuk semua fenomena dari tingkat
organisme biologis hingga tatanan sosial yang
lebih besar.
Struktur fungsional menurut
Parson
• Fungsi :
1. Eufunction
2. Disfunction
• Fungsi ≠ tujuan
• Tujuan = subjektif
• Fungsi = objektif
Konsep Utama Parson
• “Functional Pre-requisites”.
Merujuk pada masalah fungsional yang penting dan harus
dipecahkan oleh setiap sistem sosial.
• “Functional alternative”
Merujuk pada gagasan yang pasti. Unsur-unsur sistem tidak
berfungsi secara fungsional tetapi mungkin diganti dengan
elemen lain.
• “Keseimbangan dinamis” dalam sistem sosial. Pada dasarnya
fitur ini berhubungan dengan analogi fitur homeostasis dalam
organisme biologis.
• Dalam hal ini, paling tidak ada dua alasan : (1)
Selalu ada sejumlah proses berkelanjutan
dalam sistem yang memberikan dorongan
untuk menyatakan perubahan, (2) Seharusnya
selalu ada unsur Fluks situasi eksternal yang
cenderung membuang keseimbangan sistem
secara terus menerus.
Unit Analisis Parson
• Unit analisis dalam sistem sosial struktural
fungsionalis adalah Peran-status. Status
mengacu pada lokasi individu dan peran yang
dilakukan individu dalam posisi itu. l
• Sistem status digabungkan menjadi
“collectivities” yang merupakan “sistem sosial
parsial” masing-masing terdiri dari peran
interaktif tertentu.
Kesimpulan
• Sebuah jaringan kolektivitas seperti itu dipandang sebagai
sistem sosial yang kompleks, oleh karenanya Parson
menyebutnya sebagai konsep “pelembagaan” yang mengikat
sistem yang kompleks, yang berarti tindakan dari individu
yang terlibat dalam sistem sosial (“aktor sosial”) dipandu oleh
nilai yang terinternalisasi.
• Nilai-nilai ini diikat oleh aktor sosial menjadi seperti
“perekat” yang menyatukan sistem. Meskipun integrasi
sempurna didalam sistem tidak pernah ditemukan secara
empiris. Itu adalah modus integrasi normatif yang Parson
menganggapnya sebagai hal mendasar dalam semua sistem
sosial.

Anda mungkin juga menyukai