Penyakit resessif autosomal muncul dengan keberadaan gen mutan pada locus yang
sama pada kedua kromosom homolog (yaitu, homozygositas untuk gen mutan) atau
dari 2 alel mutan yang berbeda pada locus yang sama (heterozygositas gabungan)
Alel mutan tunggal sudah cukup untuk menyebabkan penyakit recessif jika alel
normal pada kromosom homolog terhapus.
• Penyakit recessif autosom sering terjadi akibat dari adanya cacat dalam protein
enzymatik.
• Kebanyakan dari apa yang disebut dengan kesalahan metabolisme bawaan lahir
yang terjadi akibat dari cacat enzym adalah sifat recessif autosom, walaupun ada
beberapa penyakit recessif terkait-X (misalnya, sindrom Lesch-Nyhan).
Heterozygot carrier
• Carrier heterozygot gen mutan dapat menunjukkan bukti minimal dari cacat gen,
terutama pada tingkat biokimia.
• Orang yang terserang penyakit mempunyai anak-anak yang, walaupun normal dari
segi fenotipenya, merupakan carrier (heterozygot) gen.
Pseudodominansi
Bila homozygot yang terpengaruh kawin dengan heterozygote, dari antara anak-
anak mereka, 50% akan menjadi carrier dan 50% akan menjadi homozygot yang
terpengaruh. Karena pola segregasi ini mirip dengan pola penurunan dominan, ini
disebut pseudodominansi. Untungnya, perkawinan sedemikian biasanya jarang dan
tidak mungkin mempengaruhi lebih dari dua generasi vertikal.
Penurunan Dominan Autosom
• Bila alel autosom menimbulkan kelainan yang dapat dipastikan secara reguler dan jelas
pada heterozygot, sifat ini disebut dengan istilah dominan
• Sifat-sifat dominan autosom sering merupakan cacat dalam protein nonenzym struktural,
seperti pada fibrillin dalam sindrom Marfan atau kolagen dalam sindrom Stickler. Selain
itu, cara penurunan dominan diamati untuk sebagian sindrom neoplastik ganas, seperti
retinoblastoma, penyakit von Hippel-Lindau, sklerosis tuberus dan sindrom Gardner.
Walaupun neoplasia pada penyakit ini diturunkan sebagai sifat dominan autosom, tumor
itu sendiri terjadi akibat dari hilangnya fungsi kedua alel dari gen supresot-tumor recessif
autosom.
• Hampir semua penderita penyakit dominan pada populasi manusia adalah
heterozygot. Pada penurunan dominan, heterozygot terpengaruh secara klinik, dan
dosis tunggal gen mutan mengganggu fungsi normal. Kadang-kadang, dengan
tergantung pada frekuensi gen abnormal pada populasi dan fenotipe, 2 carrier
kelainan yang sama menghasilkan anak-anak. Setiap anak dari 2 orangtua
heterozygot mempunyai risiko 25% menjadi homozygot yang terpengaruh.
• Ada yang berpendapat bahwa penyakit dominan adalah disebabkan oleh mutasi
yang mempengaruhi protein struktural, seperti faktor pertumbuhan reseptor sel
(misalnya, PGFR2 pada penyakit Crouzon), atau oleh cacat fungsional yang
dihasilkan oleh subunit polipeptida abnormal (misalnya, hemoglobin tak stabil).
Penyakit dominan aniridia dan sindrom Waardenburg terjadi akibat dari hilangnya
1 dari 2 alel untuk faktor transkripsi perkembangan PAX6 dan PAX3.
• Dalam sebagian kasus, sifat yang diturunkan secara dominan tidak diekspresikan
secara klinik.
• Sifat yang ditentukan oleh gen pada salah satu kromosom sex tepatnya disebut
dengan istilah terkait-sex.
• Perempuan mempunyai kromosom XX, dimana 1 di antaranya akan pergi ke
setiap ovum. Laki-laki mempunyai kromosom X dan Y. Orangtua laki-laki
mengkontribusikan kromosom X satu-satunya kepada semua puterinya dan
kromosom Y satu-satunya kepada semua puteranya. Sifat yang ditentukan gen
yang dibawa pada kromosom Y diturunkan dari ayah kepada 100% anak laki-
lakinya
• Di antara gen kromosom Y ini adalah faktor penentu-testis (TDF – juga disebut
dengan daerah penentu-sex Y, atau SRY). Gen yang mengontrol ukuran gigi,
tinggi badan, spermatogenesis dan warna rambut juga ada pada kromosom Y.
Semua sifat atau penyakit terkait-sex lainnya dianggap terjadi akibat dari gen pada
kromosom X dan tepatnya disebut dengan istilah terkait-X. Sebagian kondisi
terkait-X mempunyai frekuensi yang lumayan besar pada populasi manusia;
• berbagai cacat penglihatan warna protan dan deutan juga termasuk sifat manusia
pertama yang dialokasikan pada kromosom spesifik.
• Ciri khas dari penurunan terkait-X, baik dominan maupun recessif, adalah tidak
adanya penurunan ayah-kepada-puteranya. Karena kromosom X laki-laki hanya
diturunkan kepada anak perempuan, maka semua anak perempuan dari laki-laki
yang terpengaruh akan mewarisi gen mutan.
Penurunan recessif terkait-X
• Laki-laki hanya mempunyai 1 copy dari setiap gen terkait-X dan karena itu disebut
hemizygot untuk gen, bukan homozygot atau heterozygot. Karena tidak ada gen normal
untuk menyeimbangkan gen terkait-X mutan pada laki-laki, maka fenotipe yang
dihasilkannya, apakah itu dominan atau recessif, akan selalu diekspresikan.
• Perempuan bisa heterozygot atau homozygot untuk gen terkait-X mutan. Sifat terkait-X
umumnya disebut recessif jika disebabkan oleh gen yang berlokasi pada kromosom X,
karena gen ini terekspresikan sendiri sepenuhnya hanya dengan ketiadaan alel normal
• Dengan demikian, laki-laki (dengan kromosom-X tunggalnya) adalah penderita
dominan. Semua puteri mereka yang sehat secara fenotipik namun heterozygot
adalah carrier. Sebaliknya, setiap anak laki-laki dari wanita heterozygot
mempunyai kemungkinan yang sama menjadi normal atau terpengaruh secara
hemizygot.
• Perempuan akan terpengaruh dengan sifat recessif terkait-X dalam sejumlah
terbatas keadaan:
• Ia homozygot untuk gen mutan melalui penurunan (yaitu, dari ayah yang
terpengaruh dan ibu yang heterozygot).
• Ibunya adalah heterozygot dan ayahnya mengkontribusikan mutasi baru.
• Ia mengidap sindrom Turner, dengan hanya 1 kromosom X, atau penghapusan
parsial 1 kromosom X dan karenanya pada pokoknya hemizygot.
• Ia sangat contong ke nonaktivasi kromosom X normalnya, seperti yang dijelaskan
hipotesis Lyon (dibahas dalam bagian Lyonization di bagian kemudian dalam bab
ini).
• Penyakitnya sesungguhnya adalah genocopy autosom dari kondisi terkait-X.
Penurunan dominan terkait-X
• Sifat dominan terkait-X disebabkan oleh gen mutan yang diekspresikan dalam
dosis tunggal dan dibawa pada kromosom X. Dengan demikian, semua anak laki-
laki dari laki-laki yang terpengaruh bebas dari sifat kecuali ibunya juga
terpengaruh.
Ciri-ciri dari Penurunan Recessif Terkait-X
• Biasanya hanya laki-laki yang terpengaruh.
• Laki-laki yang terserang penyakit menurunkan gen kepada semua anak perempuannya
(carrier wajib) dan tidak kepada semua anak laki-lakinya.
• Semua anak perempuan dari laki-laki yang terserang penyakit, bahkan yang normal
secara fenotipik, adalah carrier.
• Semua laki-laki yang terserang penyakit dalam sebuah keluarga adalah bersaudara atau
mempunyai pertalian darah dengan satu sama lainnya melalui perempuan carrier
(misalnya, paman si ibu).
• Jika laki-laki yang terserang penyakit mempunyai anak-anak dengan perempuan
carrier, maka rata-rata 50% anak perempuannya akan homozygot dan terserang
penyakit dan 50% akan heterozygot dan carrier.
• Perempuan heterozygot mungkin jarang terserang penyakit (yang
memanifestasikan heterozygot) karena hyonisasi.
• Carrier perempuan menurunkan gen rata-rata kepada 50% anak laki-lakinya, yang
terserang penyakit, dan kepada 50% anak perempuannya yang akan menjadi
carrier.
Penyakit terkait-X
• Perempuan dengan penyakit terkait-X mengalami gejala-gejala yang lebih ringan
daripada laki-laki
• Ciri-ciri dari Penurunan Dominan Terkait-X :
• Bila hampir semua anak dari wanita yang terserang penyakit tampaknya berisiko
menurunkan dan mengekspresikan sifat, dan anak perempuan berisiko
menurunkan sifat pada generasi berikutnya, pola penurunan disebut penurunan
maternal.
• Penyakit berhenti dengan semua anak adalah laki-laki, terlepas dari apakah ada
yang terserang penyakit atau tidak. Bentuk penurunan ini mengisyaratkan dengan
kuat penyakit mitokondria.
Keturunan, Genetika, Familial, Bawaan
• Turun temurun mengindikasikan bahwa suatu penyakit atau sifat yang dikaji
merupakan akibat langsung dari komposisi genetik (atau genom) tertentu
seseorang dan bahwa itu bisa diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
• Genom menyatakan bahwa penyakit adalah disebabkan cacat gen, apakah itu
didapat atau turunan. Dalam sebagian kasus, seperti mutasi pada gen yang terkait
dengan melanoma ocular, penyakit jelas bersifat genetik, tetapi tidak diturunkan
ke generasi selanjutnya dan karenanya bukan turun temurun. Dengan demikian,
istilah turun temurun dan genetik tidak persis bersinonim tetapi ada kalanya
digunakan untuk menyampaikan konsep serupa. Baik penyakit turun temurun
maupun penyakit genetik bisa bawaan atau berkembang di usia kemudian.
• familial jika kondisi tersebut terjadi pada lebih dari satu anggota keluarga.
Tentu saja ini bisa turun temurun tetapi tidak perlu harus demikian. Penyakit
familial bisa disebabkan keterpaparan bersama pada agen penginfeksi (misalnya,
adenoviral conjunctivitis), konsumsi makanan berlebihan (misalnya, obesitas) atau
agen lingkungan seperti asap rokok. Akan tetapi, faktor-faktor lainnya bisa
berkontribusi kepada dampak keterpaparan pada faktor-faktor lingkungan ini dan
mengaburkan gambarannya.
• Istilah bawaan mengacu kepada ciri-ciri yang ada pada saat lahir. Ciri-ciri ini
mungkin turun temurun atau familial, atau bisa terjadi sebagai kejadian tersendiri,
sering sebagai akibat dari infeksi (misalnya, rubella, toxoplasmosis atau
cytomegalovirus) atau agen toksik (misalnya, thalidomide embryopathy atau
sindrom alkohol janin). Keberadaan dari ciri-ciri sedemikian pada saat lahir atau
segera setelah lahir (dalam minggu-minggu pertama) merupakan faktor yang
menentukan. Literatur opthalmologi anak mengacu kepada nystagmus bawaan,
esotropia bawaan, glaucoma bawaan dan katarak bawaan, tetapi dalam banyak
kasus penyakit-penyakit ini tidak ada pada saat lahir dan seharusnya disebut
sebagai penyakit masa bayi.
• Heritabilitas berkenaan dengan proporsi variasi fenotipik pada populasi yang
terkait dengan variasi genetik di antara individu.
• Taksiran heritabilitas bertujuan untuk menjawab perdebatan “alam versus
pengasuhan” dan untuk memungkinkan para peneliti mengejar faktor-faktor
genetik dan/atau lingkungan dari penyakit, walaupun kebanyakan kasus
melibatkan kombinasi dari 2 faktor.
• Contoh kasus :
• perbandingan korelasi kembar identik (kembar monozygot yang berbagi 100%
rangkaian DNA) dengan korelasi kembar nonidentik (kembar dizygotik yang
berbagi 50% rangkaian DNA). Dengan kedua kembar berbagi usia yang sama dan
lingkungan dalam kandungan dan masa anak-anak awal serupa, sebagian besar
variasi dianggap disebabkan faktor-faktor genetik
• Suatu kondisi yang diketahui bersifat genetik dan turun temurun (misalnya, RP)
bisa muncul hanya pada 1 orang dari sebuah keluarga. Orang sedemikian disebut
mengalami penyakit genetik bentuk simplex atau tersendiri. Sifat yang tertentu
secara genetik bisa tersendiri pada silsilah karena beberapa alasan:
• Silsilah kecil.
• Ekspresi sepenuhnya dari penyakit tidak diupayakan atau tak termanifestasi pada
kerabat lainnya.
• Penyakit merupakan mutasi genetik baru atau perubahan kromosom.
• Penyakit bersifat recessif, dan penelitian untuk mengetahui apakah kedua orangtua
adalah carrier kurang memadai.
• Ada nonpaternitas.
• Penyakit yang serupa secara klinik bisa diturunkan dengan beberapa cara yang
berbeda – misalnya, RP bisa terjadi dari dominan autosom, recessif autosom,
recessif terkait-X atau mutasi mitokondria.
• Berbagai bentuk genetik ini merupakan cacat gen yang berbeda dengan perubahan
yang berbeda pada struktur gen dan patogenesis biokimia yang berbeda, yang
masing-masing mempunyai ekspresi fenotipik klinik serupa.