Tahria Al Fadiyah
K1A1 13 061
Pemeriksaan OD OS
Visus
VOD : 1/∞
VOS : 1/∞
SLIT LAMP
Pemeriksaan OD OS
Konjungtiva Hiperemis (+) Hiperemis (-)
Kornea Jernih Keruh
BMD Dangkal Sulit dinilai
Iris Coklat, kripte (+) Sulit dinilai
Pupil Bulat, sentral, Sulit dinilai
diameter 2,5 mm, RC
(+)
Lensa Keruh masif, shadow Sulit dinilai
test (+)
RESUME
Tn R, 56 tahun, datang ke Poliklinik Mata dengan kedua mata
tidak dapat melihat pada jarak dekat maupun jauh. Keluhan
pada mata kiri dirasakan sekitar 1 tahun yang lalu. Awalnya
melihat objek seperti terhalang kabut yang disertai dengan
merah dan nyeri pada mata. Keluhan ini semakin memberat.
Begitupun pada mata kanan, keluhan ini dirasakan sekitar 3
bulan yang lalu. Keluhan lain sekarang: merah (+/-), nyeri (+/-),
sakit kepala (+).
Pada pemeriksaan ofthalmologi, pada mata kanan ditemukan
hiperemis, BMD dangkal, kekeruhan lensa yang masif, shadow
test (+). Pada mata kiri, ditemukan kornea keruh. Tensi okular
kedua mata berkesan meningkat. Pada pemeriksaan visus
didapatkan VODS 1/∞.
DIAGNOSIS
ODS Katarak senilis stadium hipermatur +
Glaukoma sekunder
PENATALAKSANAAN
Farmakologis
KATARAK GLAUKOMA
GLAUKOMA
Glaukoma sekunder terjadi sebagai suatu manifietasi dari penyakit
mata lain seperti glaukoma pigmentasi, sindrom eksfoliasi, akibat
kelainan lensa (fakogenik), kelaianan traktus uvea, sindrom
iridokorneoendotelial, trauma, pascaoperasi, glaukoma neovaskuler,
peningkatan tekanan vena episklera dan akibat steroid
STADIUM
KATARAK
Insipien Imatur Matur Hipermatur
KATARAK GLAUKOMA
GLAUKOMA
Terapi medikamentosa; agen osmotik, inhibitor karbonik anhidrase
sistemik, beta bloker, agen parasimpatik
Argon or diode laser trabeculoplasty (ALT atau DLT)
Pembedahan; trabekulektomi
DISKUSI KASUS
Kasus Teori
Laki-laki, 56 tahun Katarak senile merupakan jenis katarak yang didapat
paling umum yang mempengaruhi orang yang sama dari
kedua jenis kelamin biasanya di atas usia 50 tahun. Pada
usia 70 tahun, lebih dari 90% individu mengalami
katarak senilis. Kondisi ini biasanya bilateral, tetapi
hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih awal dari
yang lain.
Glaukoma sekunder terjadi sebagai manifiestasi
penyakit mata lain seperti akibat kelainan lensa
(fakogenik). Sebagian katarak stadium lanjut dapat
mengalami kebocoran lensa anterior, dan
memungkinkan protein-protein lensa yang mencair
masuk ke dalam bilik mata depan. Terjadi reaksi
peradangan di bilik mata depan, anyaman trabekular
menajdi edema dan tersumbat oleh protein-protein
lensa, dan menimbulkan peningkatkan tekanan
intraokuler akut
DISKUSI KASUS
Kasus Teori
-Tidak dapat melihat pada Gejala umum katarak yaitu kehilangan penglihatan
kedua mata sukar melihat benda yang menyilaukan, poliopia
-Awalnya melihat objek uniokuler, halo, bintik hitam di depan mata serta
seperti terhalang kabut yang gambar buram (Khurana, 2016).
-Mata merah dan nyeri
-Sakit kepala Glaukoma dapat memberikan gejala penglihatan
menurun seperti berbentuk terowong (funnel) dan
berakhir dengan kebutaan. Rasa sakit yang berat timbul
akibat peningkatan tekanan bola mata. Gejala lain dari
glaukoma adalah mata merah, rasa takut pada sinar,
mata terasa bengkak, berair, mual dan muntah
DISKUSI KASUS
Kasus Teori
Pemberian timolol 0,5% Sebagai inisial, Timolol 0,5% dapat diberikan 2 kali
sebagai agen beta bloker tetes dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang
mata nonselektif, dalam 4, 8 dan12 jam kemudian. Timolol 0,5% berguna
acetazolamide sebagai agen untuk mengurangi produksi aquous humor dan
inhibitor karbonik anhidrase mengurangi masuknya ke dalam mata. Acetazolamide
sistemik, juga mengurangi produksi aquos humor dengan
menghambat karbonik anhidrase di badan siliar
sehingga cepat mengurangi tekanan intraokuler.
Acetazolamide sebaiknya diberikan dengan dosis awal
500 mg IV yang diikuti dengan 500 mg per oral.
Bila pengobatan tidak berhasil maka dilakukan
trabekulektomi laser atau pembedahan
trabekulektomi. Ekstraksi lensa merupakan terapi
definit pada glaukoma sekunder karena katarak,
dilakukan segera setelah tekanan intraokuler
terkontrol secara medis dan terapi steroid topikal
telah mengurangi peradangan intraokular
TERIMA KASIH