Anda di halaman 1dari 31

BAGIAN SMF ILMU PENYAKIT MATA KASUS BESAR

FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2019


UNIVERSITAS HALU OLEO

ODS KATARAK SENILIS STADIUM HIPERMATUR


DENGAN GLAUKOMA SEKUNDER

Tahria Al Fadiyah
K1A1 13 061

PEMBIMBING: dr. Nevita Yonnia Ayu Soraya, Sp.M


Identitas Pasien
 Nama : Tn. R
 Umur : 56 tahun
 Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Petani
 Tgl Pemeriksaan : 7 Februari 2019
Anamnesis
 Keluhan Utama
Kedua mata tidak dapat melihat
Riwayat penyakit sekarang :
 Pasien datang ke Poliklinik Mata RS Bhayangkara dengan
keluhan kedua mata tidak dapat melihat pada jarak dekat
maupun jauh. Keluhan pada mata kiri dirasakan sekitar 1
tahun yang lalu. Pasien mengatakan awalnya melihat objek
seperti terhalang kabut yang disertai dengan merah dan
nyeri pada mata. Keluhan ini muncul perlahan dan
dirasakan semakin memberat sampai mengganggu
aktivitas. Begitupun pada mata kanan, keluhan ini dirasakan
sekitar 3 bulan yang lalu. Keluhan lain sekarang: mata
berair (-/-), merah (+/-), nyeri (+/-), gatal (-/-), bengkak (-/-
), sakit kepala (+), mual muntah (-).
Riwayat penyakit dahulu :
 Riwayat penyakit mata sebelumnya (-), pemakaian
kacamata (-), kontak lensa (-), alergi (-) trauma pada mata
(-),obat tetes mata jangka panjang (-), operasi mata
sebelumnya (-). Riwayat hipertensi dan diabetes melitus
tidak diketahui.
 Riwayat pengobatan :
Pasien pernah berobat ke dokter spesialis Mata di Makassar
namun belum ada perubahan.
 Riwayat keluarga :
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan
pasien.
Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran : Compos mentis
 Tekanan darah : 140/80 mmHg
 Nadi : 72 x/Menit
 Respirasi : 16 x/Menit
Pemeriksaan Oftalmologik
 INSPEKSI
PALPASI

Pemeriksaan OD OS

Tensi Okuler Kesan meningkat Kesan meningkat


Nyeri Tekan (+) (-)
Massa (-) (-)
Glandula Periaurikuler Pembesaran (-) Pembesaran (-)
Pemeriksaan Oftalmologik
 Tonometri : Tidak dilakukan Pemeriksaan

 Visus
VOD : 1/∞
VOS : 1/∞
SLIT LAMP
Pemeriksaan OD OS
Konjungtiva Hiperemis (+) Hiperemis (-)
Kornea Jernih Keruh
BMD Dangkal Sulit dinilai
Iris Coklat, kripte (+) Sulit dinilai
Pupil Bulat, sentral, Sulit dinilai
diameter 2,5 mm, RC
(+)
Lensa Keruh masif, shadow Sulit dinilai
test (+)
RESUME
 Tn R, 56 tahun, datang ke Poliklinik Mata dengan kedua mata
tidak dapat melihat pada jarak dekat maupun jauh. Keluhan
pada mata kiri dirasakan sekitar 1 tahun yang lalu. Awalnya
melihat objek seperti terhalang kabut yang disertai dengan
merah dan nyeri pada mata. Keluhan ini semakin memberat.
Begitupun pada mata kanan, keluhan ini dirasakan sekitar 3
bulan yang lalu. Keluhan lain sekarang: merah (+/-), nyeri (+/-),
sakit kepala (+).
 Pada pemeriksaan ofthalmologi, pada mata kanan ditemukan
hiperemis, BMD dangkal, kekeruhan lensa yang masif, shadow
test (+). Pada mata kiri, ditemukan kornea keruh. Tensi okular
kedua mata berkesan meningkat. Pada pemeriksaan visus
didapatkan VODS 1/∞.
DIAGNOSIS
 ODS Katarak senilis stadium hipermatur +
Glaukoma sekunder
PENATALAKSANAAN

Farmakologis

 Timolol 0,5% eye drop 2 dd gtt1 ODS


 Potassium Iodide (Catarlent) eye drop 4 dd gtt 1 ODS
 Acetazolamide (Glauseta) 250 mg 2 dd tab 1
 Kalium klorida (KSR) 600 mg 1 dd tab 1
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
DEFINISI

KATARAK GLAUKOMA

 Katarak adalah setiap keadaan  Glaukoma merupakan suatu


kekeruhan pada lensa yang neuropati optik yang ditandai
dapat terjadi akibat hidrasi dengan pencekungan diskus
lensa dan denaturasi protein optikus dan penyempitan
lensa. lapang pandang yang disertai
dengan peningkatan tekanan
intraokuler.
ETIOLOGI
KATARAK
 Katarak senilis pada dasarnya adalah proses penuaan. Faktor risiko:
herediter, radiasi, sinar UV, faktor makanan, krisis dehidrasi,
merokok, diabetes mellitus, miotonik distrofi, serta dermatitis
atopik

GLAUKOMA
 Glaukoma sekunder terjadi sebagai suatu manifietasi dari penyakit
mata lain seperti glaukoma pigmentasi, sindrom eksfoliasi, akibat
kelainan lensa (fakogenik), kelaianan traktus uvea, sindrom
iridokorneoendotelial, trauma, pascaoperasi, glaukoma neovaskuler,
peningkatan tekanan vena episklera dan akibat steroid
STADIUM
 KATARAK
Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis + Glaukoma


Early nuclear senile cataract Mature senile cortical cataract

Immature senile cortical cataract Morgagnian hypermature senile cataract


Diagrammatic depiction of iris shadow in : immature cataract (A)
and no iris shadow in mature cataract (B).
Klasifikasi Glaukoma
 Glaukoma sudut sempit primer dan sekunder (dengan
blokade pupil atau tanpa blokade pupil) ;
 Glaukoma sudut terbuka primer dan sekunder ;
 Kelainan pertumbuhan, primer (kongenital, infantil,
juvenil), sekunder kelainan pertumbuhan lain pada
mata.
Manifestasi Klinis

KATARAK GLAUKOMA

 Kehilangan penglihatan  Peningkatan TIO


 Sukar melihat benda yang  Halo sekitar cahaya dan
menyilaukan kornea yang keruh
 Poliopia uniokuler  Penyempitan lapang
 Halo, warna disekitar pandang
sumber sinar  Perubahan pada diskus
 Bintik hitam di depan optik.
mata
 Gambar buram
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Pemeriksaan oftalmologik.
PENATALAKSANAAN
KATARAK
 Terapi definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa.
Bedah lensa adalah intracapsular cataract extraction (ICCE),
extracapsular cataract extraction ( ECCE), dan fakoemulsifikasi.

GLAUKOMA
 Terapi medikamentosa; agen osmotik, inhibitor karbonik anhidrase
sistemik, beta bloker, agen parasimpatik
 Argon or diode laser trabeculoplasty (ALT atau DLT)
 Pembedahan; trabekulektomi
DISKUSI KASUS
Kasus Teori
Laki-laki, 56 tahun  Katarak senile merupakan jenis katarak yang didapat
paling umum yang mempengaruhi orang yang sama dari
kedua jenis kelamin biasanya di atas usia 50 tahun. Pada
usia 70 tahun, lebih dari 90% individu mengalami
katarak senilis. Kondisi ini biasanya bilateral, tetapi
hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih awal dari
yang lain.
Glaukoma sekunder terjadi sebagai manifiestasi
penyakit mata lain seperti akibat kelainan lensa
(fakogenik). Sebagian katarak stadium lanjut dapat
mengalami kebocoran lensa anterior, dan
memungkinkan protein-protein lensa yang mencair
masuk ke dalam bilik mata depan. Terjadi reaksi
peradangan di bilik mata depan, anyaman trabekular
menajdi edema dan tersumbat oleh protein-protein
lensa, dan menimbulkan peningkatkan tekanan
intraokuler akut
DISKUSI KASUS
Kasus Teori
-Tidak dapat melihat pada Gejala umum katarak yaitu kehilangan penglihatan
kedua mata sukar melihat benda yang menyilaukan, poliopia
-Awalnya melihat objek uniokuler, halo, bintik hitam di depan mata serta
seperti terhalang kabut yang gambar buram (Khurana, 2016).
-Mata merah dan nyeri
-Sakit kepala Glaukoma dapat memberikan gejala penglihatan
menurun seperti berbentuk terowong (funnel) dan
berakhir dengan kebutaan. Rasa sakit yang berat timbul
akibat peningkatan tekanan bola mata. Gejala lain dari
glaukoma adalah mata merah, rasa takut pada sinar,
mata terasa bengkak, berair, mual dan muntah
DISKUSI KASUS
Kasus Teori
Pemberian timolol 0,5% Sebagai inisial, Timolol 0,5% dapat diberikan 2 kali
sebagai agen beta bloker tetes dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang
mata nonselektif, dalam 4, 8 dan12 jam kemudian. Timolol 0,5% berguna
acetazolamide sebagai agen untuk mengurangi produksi aquous humor dan
inhibitor karbonik anhidrase mengurangi masuknya ke dalam mata. Acetazolamide
sistemik, juga mengurangi produksi aquos humor dengan
menghambat karbonik anhidrase di badan siliar
sehingga cepat mengurangi tekanan intraokuler.
Acetazolamide sebaiknya diberikan dengan dosis awal
500 mg IV yang diikuti dengan 500 mg per oral.
Bila pengobatan tidak berhasil maka dilakukan
trabekulektomi laser atau pembedahan
trabekulektomi. Ekstraksi lensa merupakan terapi
definit pada glaukoma sekunder karena katarak,
dilakukan segera setelah tekanan intraokuler
terkontrol secara medis dan terapi steroid topikal
telah mengurangi peradangan intraokular
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai