Anda di halaman 1dari 28

Tugas Mid

RAB DAN PENGENDALIAN PROYEK


DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH
( GALIAN)

NAMA
EVIKA HATMA
P3A1 17 033
Tujuan MATERI INI

Agar Setelah mengikuti semua kegiatan yang


berhubungan dengan pekerjaan tanah maka kita
akan paham dan mengerti cara kerja dan AHSP dari
pekerjaan it,sehingga diharapkan mampu
mengetahui tentang Gambar Desain, Spesifikasi
Teknis dan Volume Pekerjaan (BoQ), sehingga dapat
meningkatkan pelaksanaan Estimasi Biaya Konstruksi.
Tujuan materi

Indikator :
Setelah mengikuti pembelajaran ini
peserta pelatihan diharapkan mampu:
•Mengetahui tentang Gambar Desain
dan Perhitungan Volume Pekerjaan;
MATERI POKOK

• Gambar Desain
• Spesifikasi Teknis Komponen Dasar
• Spesifikasi Teknis Bidang Pekerjaan
tanah galian
II. GAMBAR DESAIN DAN
PERHITUNGAN VOLUME
PEKERJAAN
2.1 Gambar Desain
2.2 Perhitungan Volume Pekerjaan
Gambar Desain adalah gambar dokumen untuk pelelangan atau biasa juga
disebut dengan gambar bestek yaitu gambar desain sebagai gambar
perencanaan yang termasuk gambar detail dengan skala yang lebih besar.
Gambar desain ini merupakan lampiran dari uraian dan syarat-syarat teknis
pekerjaan. Gambar desain merupakan lampiran dari uraian dan syarat-syarat
teknis pekerjaan. Gambar desain merupakan acuan utama dalam
menentukan kualitas, lingkup pekerjaan dan juga sebagai dasar dalam
menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Dalam pelaksanaan pekerjaan harus dibuat gambar kerja dengan ketentuan


sebagai berikut :
1. Gambar Pelaksanaan (Conctruction Drawing) atau juga disebut Gambar
Kerja yang harus dibuat Penyedia berdasarkan gambar perencanaan yang
disesuaikan dengan keadaan lapangan dan/atau persyaratan pabrik dan
bahan/material juga peralatan yang ada di pasaran saat itu yang harus
disetujui oleh direksi.
2. Gambar Kerja ini harus menyajikan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produksi, bahan, cara pemasangan, dimensi dan lainnya.

3. Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan Gambar Kerja


yang sebelumnya telah diajukan dan mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi.

4. Pada dasarnya Penyedia diwajibkan membuat Gambar kerja apabila ada


persyaratan khusus dari pabrik/produksi bahan tertentu dan/atau belum
tercakup secara lengkap dalam gambar kerja, dan/atau disesuaikan dengan
kondisi lapangan.

5. Selanjutnya setiap bagian pekerjaan yang telah diselesaikan dan telah


dilakukan uji coba agar dibuatkan gambar purna laksana (As Built Drawing)
sesuai dengan kondisi akhir pekerjaannya.
Gambar Desain VCO/CCO vs Tetap As Built Drawing

Kondisi Lapangan
Gambar Desain - Stake out di lapangan VCO/
sbg Gambar Pelengkap - Pengecekan/Penetapan Datum
Dokumen Kontrak CCO vs
- Penghitungan BoQ sbg MC0% Tetap

Ketersediaan Peralatan VCO/


Shop Drawing - Spesifikasi Teknis & Kinerja
CCO vs
- Ready stock vs import
Disetujui Direksi Tetap
- Kendala waktu
Work Drawing Pelaksanaan Konstruksi
(Gambar Kerja) - Kendala Teknologi/teknis VCO/
- Kendala Lahan CCO vs
As Built Drawing - Kendala Biaya Tetap
(Gambar Purna - Kendala Peraturan
laksana) - Pengecekan MC100% untuk PHO
2 Perhitungan Volume Pekerjaan
a) Perhitungan Volume Galian

Per – 2 m Per – 1 m

Cara Mekanis Cara Manual


Per 2 m’ kedalaman: Per m’ kedalaman:
0–2m 0–1m
2–4m 1–2m
>4m 2-3m
3–4m
> 4 m’
b) Perhitungan Volume Pekerjaan Tembok Sayap

Tembok sayap
bagian hulu
Prinsip Dasar Perhitungan Volume Pekerjaan
a. Mengacu pada “cara pengukuran” dari Pedoman
Spesifikasi Teknis
b. Berdasarkan Volume Netto yaitu:
• Volume terpasang
• Hanya memperhitungkan volume manfaat saja
tanpa menghitung volume tambahan untuk
mendukung metode kerja atau sub-pekerjaan
penunjang ataupun tahapan antara
c. Kelebihan kuantitas/kualitas dari volume/mutu acuan
dianggap sudah memenuhi kuantitas/kualitas
minimum, namun jika terjadi kekurangan
kuantitas/kualitas dari volume/mutunya yang dihitung
sebagai pekerjaan kurang.
Perhitungan Volume Galian Tanah Netto
(Kontrak Internasional)

3v

1h

Jarak ke pinggir
20 – 50 cm

Konvensi Volume Volume Galian Netto


galian tanah saat rencana ke depan
Ini di Bidang SDA
Semakin dalam
galian tanah akan
Draft Spesifikasi Teknis
semakin besar
untuk perhitungan
deviasinya dengan
volume galian tanah
Volume Netto
Perkuatan Tembok Sayap Hulu
0,5
0,4

3,0

1,0
3,0

Kemiringan Talud asal Kemiringan Talud setelah ada TPT


a) b)
Penggambaran untuk
Menghitung Volume Pekerjaan
0,5
0,4
Tembok Sayap Bagian Hulu: panjang 50 m’

- Pasangan batu TPT, 1pc: 4pp 3,0


(m3)
- Pasangan batu muka (m2)
- Cap beton (m’ atau m3)
* Tebal pasangan batu muka diasumsikan 6 - 10 cm 1,0
3,0
Prestasi Kerja vs Metode Kerja
(Kontrak Internasional)

Kasus - 1
Tidak perlu
Dibayar

Metode Kerja Kasus - 2

Tidak dibayar
Dibayar
Mencermati Kasus
Metode Kerja
Penampang Melintang

Tidak dibayar

Tidak dibayar
Tampak Atas

Tidak dibayar

1) Metode kerja hanya dibuat lorong selebar 5 m’


2) Secara keseluruhan, tambahan umumnya < 5%.
III. SPESIFIKASI TEKNIS KOMPONEN
DASAR
3.1 Pekerjaan Komponen Dasar
3.2 Contoh Spektek Komponen Dasar
3.1 Pekerjaan Komponen Dasar
Pekerjaan yang secara umum digunakan utk berbagai
jenis konstruksi al.: Pek. Tanah, Pasangan dll. Karena
pekerjaan-pekerjaan ini merupakan komponen dari
berbagai infrastruktur, selanjutnya disebut Pekerjaan
Komponen Dasar seperti sebagai berikut:
1) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
2) Pekerjaan Geoteknik
3) Pekerjaan Hidrologi
4) Pekerjaan Tanah
5) Pekerjaan Pasangan
6) Pekerjaan Beton
7) Pekerjaan Pemancangan
8) Pekerjaan Dewatering
9) Pekerjaan Lain-lain
4) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Jenis Tanah Metode Alat
1. Galian Tanah 1. Tanah Biasa 1. Manual 1. Stamper
2. Urugan Tanah 2. Tanah Berbatu 2. Semi- 2. Jack Hammer
mekanis
3. Pemadatan 3. Batu 3. Excavator
Tanah 3. Mekanis
4. Cadas atau 4. Loader
Tanah Keras 5. Grader
5. Lumpur 6. Buldozer
6. Pasir 7. Roller Vibro
8. Dredger
9. Kapal keruk
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Umum
(general specification)
a) Hal-hal yang bersifat umum atau hal yang kecil dan sederhana,
risiko rendah bahkan tidak berbahaya.
b) Komponen Dasar (seperti Pek. Tanah; pasangan; beton;
dewatering; dll.)
No. SDA BM CK
1. Pekerjaan Manual dan Spesifikasi Umum: Bangunan Sederhana: *)
Semi-mekanis *) 1) Pekerjaan Utama Bangunan Kantor, SD/SMP 2 lanti
2. Pekerjaan Mekanis *) 2) Pekerjaan Rutin Bangunan Tidak Sederhana: *)
- Galian/Timbunan Tanah 3) Pekerjaan Pengem- Bangunan Kantor, SD/SMP dua
- Pemadatan balian Kondisi lantai atau lebih, Rumah Sakit
3. Bendungan kecil dan Jembatan dengan Gedung bertingkat kurang dari 10
Embung *) bentang < 50 m **) lantai **)
Ket: *) Biasa melaksanakan; **) Jarang melaksanakan; ***) Jarang digunakan
Spesifikasi Khusus
a) Hal-hal yang bersifat khusus, hal-hal yang tidak umum ditemui,perlu
keakhlian khusus atau grade tinggi dan jumlah tenaga ahli terbatas,
risiko tinggi, atau hal yang besar dan komplek (Special provision).
b) Berbagai jenis infrastruktur banyak hal-hal yang khususnya, seperti
berikut ini.
No. Hal Khusus Sumber Daya Air Keterangan
1. Galian tanah atau - Galian tanah pada bekas **)karena peraturan
pengerukan sedimen kolong lingkungan yang
mengandung B3 - Pemanfaatan sisa tailing dari longgar
kegiatan tambang
2. Bendungan besar - Tinggi bendungan > 15 m’ *) PP No. 37/2010;
- Volume > 500.000 m3 Bendungan
3. Terowongan - Pipa pesat PLTA Pekerjaan yg komplek
- Pembuatan saluran irigasi ***) karena mahal
Ket: *) Dilaksanakan; **) Jarang melaksanakan; ***) Jarang digunakan
No. Hal Khusus Bina Marga Keterangan
1. Terowongan Pembuatan Jalan menggunakan ***) karena mahal
Terowongan
2. Jembatan Panjang bentang jembatan > 200 m’ ***) karena mahal
Gantung
3. Pekerjaan Geotextile Filter untuk Drainase Spek. Khusus SKh-
Tanah Bawah Permukaan 1.3.2 (1)

No. Hal Khusus Cipta Karya Keterangan


1. Pemasangan pipa Teknologi Jacking ***) karena mahal
2. Gedung bertingkat Lebih dari 10 lantai ***) belum perlu
3. Bangunan Khusus Istana Presiden/wakil presiden, PerMen PU No. 45
Bandara, Kantor DPR/DPRD Tahun 2007
dll.
Ket: *) Dilaksanakan; **) Jarang melaksanakan; ***) Jarang digunakan
5.1 Spesifikasi Teknis Bina Marga
Spesifikasi Umum 2010 Revisi-3
visi – 1 Umum
visi – 2 Drainase
visi – 3 Pekerjaan Tanah
visi – 4 Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
visi – 5 Perkerasan Berbutir dan Beton Semen
visi – 6 Perkerasan Aspal
visi – 7 Struktur
visi – 8 Pengenbalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
visi – 9 Pekerjaan Harian
visi – 10 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
5.2 Contoh Spesifikasi Teknis Bina Marga
Spesifikasi Umum 2010 Revisi-3
Lingkup pekerjaan jalan dan/ atau jembatan dalam spesifikasi ini dibagi
dalam tiga kelompok yaitu:
1) Pekerjaan Utama,
2) Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan Minor, dan
3) Pekerjaan Pemeliharaaan Rutin.
Pekerjaan Utama
Pekerjaan utama dilakukan dengan tujuan untuk hal-hal berikut:
1) Pekerjaan pada ruas jalan termasuk jembatan untuk ditingkatkan ke
kondisi yang lebih baik.
2) Pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan baru atau penggantian
jembatan lama.
3) Umumnya pekerjaan yang bersifat memperbaiki kerataan /bentuk
permukaan dan/atau meningkatkan proyeksi umur struktur
perkerasan.
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin harus dimulai sejak tanggal mulai kerja sampai
dengan
menjelang serah terima pekerjaan sementara atau Provisional Hand Over
(PHO), dengan tujuan untuk hal-hal berikut:
Pekerjaan pemeliharaan yang bersifat mencegah kerusakan lebih lanjut,
Pekerjaan pemeliharaan yang tidak untuk mengembalikan ke kondisi
lebih baik dari pada kondisi semula.

Pekerjaan Pengembalian Kondisi


Pekerjaan pengembalian kondisi harus dimulai paling lambat 30 hari
sejak tanggal mulai kerja dan dalam periode mobilisas. Pekerjaan ini
dimaksudkan untuk mengembalikan jalan lama dan jembatan minor yang
ada ke suatu kondisi yang dapat digunakan, konsisten dengan kebutuhan
normal untuk jalan dan/atau jembatan menurut jenisnya.
Rangkuman
Gambar desain atau disebut juga gambar bestek adalah gambar rencana dengan
gambar detail dasar (skala baku) yang merupakan lampiran dari uraian dan syarat-
syarat teknis pekerjaan.
Beberapa jenis pekerjaan yang merupakan komponen dasar dari masing-masing
sektor diantaranya yaitu: Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pasangan, Pekerjaan Beton,
Pekerjaan Pemancangan, Pekerjaan Dewatering dan Pekerjaan Lain-lain. Namun
ternyata detail pekerjaannya komponen dasar tersebut, setelah diperhatikan dengan
seksama pekerjaan-pekerjaan lebih 80% dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
masing-masing berbeda pula baik metode pekerjaannya ataupun spesifikasi teknis
yang dibutuhkannya serta tingkat kesulitan pengerjaannya, sehingga masing-masing
sektor membuat mata pekerjaan sendiri-sendiri.
Penggunaan AHSP tidak berbasis sektor anggaran tetapi berdasarkan karakteristik
pekerjaan, misal anggaran SDA jika akan membangun jalan gunakan AHSP Bina
Marga yang demikian juga jika akan membangun bangunan gedung gunakan AHSP
Cipta Karya. Untuk kondisi yang hampir sama, misal di SDA akan mengecat Pintu Air
menggunakan AHSP pengecatan CK.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai