Anda di halaman 1dari 22

Landasan ilmiah

ilmu pendidikan

Febby Fauzila Putri


Latifa Efni

Nendy Gusrianti
Silvia Rahayu

Sintia Aria Yunanda

Dosen Pengampu :
Prof. Nurhizrah Gistituati, M.Ed., Ed. D.

Kel.7
KURIKULUM DAN GURU
DALAM PERSPEKTIF BUDAYA

Hakikat
Kurikulum

Kedudukan guru
dalam kurikulum

Kurikulum dalam
perspektif budaya

Peranan guru dalam


perspektif budaya
A Hakikat
Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum


1. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari


kata curere dalam bahasa latin yang berarti
perjalanan, suatu pengalaman tanpa berhenti.

Secara tradisional, kurikulum dipandang sebagai


rencana pelajaran di suatu sekolah yang mencakup
pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus
ditempuh di sekolah.
1. Pengertian Kurikulum

Secara modern (Adiwikarta), kurikulum adalah segala


pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan
dan diorganisir untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan

Menurut UUD N0. 20 Tahun 2003, kurikulum adalah


seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Jadi, Kurikulum merupakan
suatu usaha terencana dan terorganisir untuk
menciptakan suatu pengalaman belajar bagi
siswa di bawah tanggung jawab sekolah atau
lembaga pendidikan untuk mencapai suatu
tujuan lembaga pendidikan tersebut.
2. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Saodih

Prinsip Umum Prinsip Khusus

relevansi tujuan pendidikan

fleksibilitas isi pendidikan

kontinuitas proses belajar mengajar

praktis mediadan alat pelajaran

efektivitas kegiatan penilaian


2.Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kontinuitas

Fleksibilitas Efisiensi

Abdullah
Relevansi Efektivitas
B Kedudukan guru
dalam kurikulum

1. Guru sebagai implementers

Guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang


sudah ada. Dalam pengembangan kurikulum guru
dianggap sebagai tenaga teknis yang hanya
bertanggung jawab dalam mengimplementasikan
berbagai ketentuan yang ada. Akibatnya kurikulum
bersifat seragam antar daerah yang satu dengan
daerah yang lain.
2. Guru sebagai adapters

Guru berperan sebagai penyelaras kurikulum dengan


karakteristik, kebutuhan siswa, dan kebutuhan
daerah. Guru diberi kewenangan untuk menyesuaikan
kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik
sekolah dan kebutuhan lokal.
3. Guru sebagai pengembang kurikulum

Guru memiliki kewenganan dalam mendesain sebuah


kurikulum. Guru bukan saja menentukan tujuan dan isi
pelajaran yang disampaikan, akan tetapi juga menentukan
strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana
mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang
kurikulum guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan
karakteristik, visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan
pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa.
4. Guru sebagai curriculum researcher

guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai


komponen kurikulum, misalnya menguji bahan-bahan
kurikulum, menguji efektifitas program, menguji
strategi dan model pembelajaran dan lain sebagainya
termasuk mengumpulkan data tentang keberhasilan
siswa mencapai target kurikulum.
Kurikulum dalam
C
perspektif budaya

1. Kurikulum untuk Suatu Kebudayaan yang


Berubah

2. Kurikulum Sekolah untuk Mengajarkan


Kebudayaan yang Kompleks

3. Mendidik Orang yang Kurang Beruntung


Secara Budaya
1. Kurikulum untuk suatu kebudayaan
yang berubah
Tiga hal yang harus dilakukan
kurikulum terhadap perubahan
budaya yang begitu cepat, yaitu:
1
harus sesuai dengan tuntutan masyarakat

2
harus berorientasi pada sains dan teknologi

3
harus memahami masyarakat dinamis
dua solusi pemecahan masalah
pendidikan dan kebudayaan, yaitu:

1. Solusi oleh kaum progresif


pendidik progresif berpendapat bahwa
kurikulum pendidikan harus lebih up to date
(sesuai dengan perkembangan masyarakat)

2. Solusi oleh kaum konservatif


pendidik konservatif mempertahankan
bahwa dalam masa perubahan yang cepat
pendidikan harus bertindak sebagai
kekuatan yang menstabilkan
2. Kurikulum sekolah untuk mengajarkan
kebudayaan yang kompleks

1
Solusi oleh kaum progresif
Usul golongan progresif ialah dengan menggunakan
pendekatan sekolah dasar yang lebih umum sampai
ke tingkat lanjutan melalui penggunaan kurikulum
inti dalam pendidikan umum.

2
Solusi oleh kaum konservatif
pendidik konservatif mempertahankan bahwa
kebudayaan masa kini terlalu luas dan komplek
untuk dimengerti melalui penelitian berbagai
masalahnya.
3. Mendidik orang yang kurang
beruntung secara budaya

Faktor yang terkait dalam hal ini, yaitu: arus


urbanisasi. Menurunnya kualitas pusat kota
disebabkan berbagai dampak dari urbanisasi.
Kebanyakan orang yang miskin budaya disebabkan
karena orang tersebut umumnya berasal dari kelas
bawah yang secara akademis terbelakang, orang tua
yang tidak sanggup memberi mereka latar belakang
dan persiapan yang perlu bagi pelajar formal.
Guru dalam perspektif
d
budaya

1. Otoritas Guru

2. Peranan Guru dalam Membangun Budaya


dan karakter Bangsa

3. Mengembangkan Peran Strategis Guru Untuk


Membangun Budaya dan Karakter Bangsa
1. Otoritas guru

Guru harus menjadi seorang pembimbing yang akan


menolong siswa-siswa yang sedang melakukan
explorasi memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya dengan memberi nasehat kepadanya
bagaimana cara memperoleh pengetahuan dan
keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut.
2. Peranan guru dalam membangun
budaya dan karakter bangsa

guru suatu profesi yang mulia, profesi yang sangat


berperan dalam peningkatan sumber daya manusia
dan kemajuan suatu bangsa. guru seorang yang
mampu menginspirasi dan memotivasi siswa, sehingga
mampu berbuat sesuatu yang baik dengan
kemampuannya sendiri. Di sinilah pentingnya guru
sebagai sumber keteladanan dan kemampuan dalam
menumbuhkan motivasi.
3. Mengembangkan peran strategis untuk
membangun budaya dan karakter Bangsa

dimulai dari penanaman nilai yang mulia, mengajari


siswa untuk menjadi anak bangsa yang berdiri tegak
berhadapan dengan anak bangsa lain, cerdas, dan
memiliki kepribadian yang kokoh. Tanamkan kembali
kebanggaan sebagai anak bangsa yang bermartabat,
berdaulat, dan berkepribadian mulia. Pendidikan
agama, akhlak atau budi pekerti, dan pendidikan
kewarganegaraan dirancang-bangun secara lebih
sistematik dan komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai