Anda di halaman 1dari 22

Gangguan Bipolar Episode

Manik dengan Gejala


Psikotik

Rafael Bimo W

102016132
SKENARIO 12
Seorang perempuan 25 th, dibawa ke
puskesmas oelh ibunya karena malam tidak
tidur, banyak kegiatan, gembira terus,
banyak bicara, make up secara mencolok
sekali, ganti pakaian baru setap hari.
Mind Map
anam
P.
nesis
Fisik
progn
dan
osis
Penun
jang

Penat
WD/D
alaksa
D
naan
RM
Kompl Etiolo
ikasi gi

Epde
Patofi
miolo
siologi
gi
Anamnesis
 Keluhan utama : pasien dikeluhankan oleh
ibunya malam tidak tidur.
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat Sosial Ekonomi
Pemeriksaaan status
mental
• Status mental:
1. Penampilan dan prilaku
2. Kebersihan pribadi
3. Kontak mata
4. Kegiatan motorik
5. Gerak tubuh
6. Perasaan (mood)
WD: gangguan Afektif episode
kini manik
 (DSM) IV: gangguan bipolar dibedakan
menjadi 2 yaitu gangguan bipolar I dan II.
 juga dikenal dengan gangguan manik
depresi
 Bipolar: penyakit kejiwaan ini didominasi
adanya fluktuasi periodik dua kutub,
yakni kondisi manik (bergairah tinggi yang
tidak terkendali) dan depresi
Golongan gangguan bipolar

• kehadiran episode mania, dengan atau tanpa periode


depresi
Tipe I • sebelumnya dikenal sebagai Manic Depressive Disorder

• depresi yang disertai dengan periode hypomania


• bentuk ringan dari bipolar I disorder
Tipe II

• dikenal dengan istilah cyclothymania


• dikarateristikan dengan kemunculan perubahan kecil
Tipe III namun cepat pada mood
Pembagian Gangguan
Afektif Bipolar Berdasarkan
PPDGJ III
Tabel 1. Pembagian Gangguan Afektif Bipolar Berdasarkan
PPDGJ III (F31)3
F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa
gejala psikotik
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan
gejala psikotik
F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan
atau sedang
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat
tanpa gejala psikotik
F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat
dengan gejala psikotik
F31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran
F31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi
Dd: 1. skizoafektif
 gangguan skizoafektif memiliki ciri baik skizofrenia dan gangguan afektif
 Prevalensi gangguan lebih rendah pada laki-laki dibandingkan para wanita

Etiologi: kausa genetik dan lingkungan

Gejala Klinis:
• semua tanda dan gejala skizofrenia, episode manic, dan
gangguan depresif
=Gejala skizofrenik dan gangguan mood dapat ditemukan
bersama-sama atau dalam cara yang bergantian
Etiologi
 Faktor biologi
◦ Herediter
◦ Genetik
◦ Neurotransmitter
◦ Kelainan otak
Epidemiologi
 prevalensi seumur hidup adalah 2%
 Di dunia, tingkat prevalensi gangguan
bipolar sebagai gangguan yang lama dan
menetap sebesar 0,3– 1,5 %.
 onset gangguan bipolar I lebih awal
daripada onset gangguan depresif berat.
 Onset terentang dari masa anak-anak
(seawalnya usia 5 atau 6 tahun) sampai 50
tahun dengan rata-rata usia 30 tahun
Manifestasi klinis
 Suatu mood yang meningkat, meluap-luap, atau
lekas marah merupakan tanda dari episode manik.
 mood mungkin mudah tersinggung
 suatu kecenderungan untuk menanggalkan pakaian
di tempat-tempat ramai
 mengenakan perhiasan dengan warna-warna yang
terang dan dengan kombinasi yang tidak sesuai
 tidak memeperhatikan perincian-perincian yang kecil
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
1. Stabilisator Mood
a. Litihium
 Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari
 Untuk terapi rumatan: 0,4-0,8 mEql/L
 ES: mual, muntah, tremor, somnolen,
penambahan berat badan, dan penumpulan
kognitif,neurotoksisitas, delirium, dan
ensefalopati
b. valproat
 obat antiepilepsi yang digunakan sebagai anti mania
 Dosis terapeutik: 45 -125 ug/mL
 Dosis awal: 15-20 mg/kg/hari atau 250 – 500 mg/hari
dan dinaikkan setiap 3 hari hingga mencapai
konsentrasi serum 45- 125 ug/mL.
 Dosis terapi rumatan:75-100 ug/mL
 ES: sedasi, peningkatan nafsu makan, dan
penurunan leukosit serta trombosit dapat terjadi bila
konsentrasi serum diatas 100 ug/mL
anoreksia, mual, muntah, diare, dispepsia,
peningkatan (derajat ringan) enzim transaminase,
sedasi, dan tremor
c. carbamazepine
 dimulai dengan dosis 200 sampai
600 mg
 Dosis dapat ditingkatkan tiap
lima hari sesuai indikasi
 Konsentrasi terapeutik serum:
respon klinis baik
 Biasanya: 4 -15 ug/mL
D. LAMOTRIGIN
 Indikasi: mengobati episode depresi, GB
I dan GB II, baik akut maupun rumatan
 Dosis: 50-200mg/hari
 ES: sakit kepala, mual, muntah, pusing,
mengantuk, tremor, dan berbagai
bentuk kemerahan di kulit
d. Lamotrigin
 Bertujuan untuk mengobati gangguan
bipolar dengan siklus cepat
 Dosis 50-200 mg/hari
 Efek samping:
oSakit kepala
oMual’muntah
oMengantuk
otremor
Non farmakoterapi
1. Psikoterapi
 Terapi Perilaku
 Terapi Kognitif
 Terapi Interpesonal
 Terapi Ritme Sosial

2. Aktivitas

3. Edukasi
prognosis

Dari segi medis, pasien dengan gangguan


bipolar memiliki tingkat kematian yang
lebih tinggi akibat bunuh diri, masalah
jantung, dan kematian dari semua
penyebab dibandingkan populasi umum.
Pasien yang mendapatkan pengobatan,
bagaimanapun, mengalami peningkatan
besar dalam tingkat kelangsungan hidup,
termasuk kematian akibat bunuh diri
komplikasi
 1. Bunuh diri
 2. Efek Perilaku dan Emosional
fase manik
 3. Asosiasi dengan Penyakit Fisik
kesimpulan

Berdasarkan skenario dan hasil


pembahasan pasien tersebut mengalami
gangguan bipolar episode kini manik dengan
gejala psikotik sesuai dengan hipotesis awal
dan diperkuat dengan adanya gejala-gejala
yang mendukung.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai