Anda di halaman 1dari 8

SCHIZOPHRENIA

ADHIST YA NOVITASARI/1713015130
ARYA MAULANA/17130151 22
AWALIA SARININGSIH /171 30151
EMY AYU RIANTI/171 301515 4 Kelompok 4
ISMAIL/1713015146
JESSICA SHANIN T/1713015162
NADIA NADILA ABDUL KADIR/1713015150
NOVINDA TAMI SUKOWATI /171 30151
SHASQIA NURAPRILIANI FAUZIAH/171 30151 26
USWATUN KHASANAH DURI PUTRI/171 3015206
DEFINISI SCHIZOPHRENIA

Schizophrenia merupakan sebuah gangguan


yang terjadi pada fungsi otak yang
menyebabkan suatu individu memiliki satu
kepribadian tetapi kepribadian tersebut lepas
dari realitas atau fungsi-fungsi emosi dan
penalaran dalam dirinya terpecah
GEJALA SCHIZOPHRENIA

Schizophrenia dapat mempengaruhi cara


berpikir, perasaan dan tingkah laku. Gejalanya
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Gejala positif
2. Gejala negatif
3. Gejala kognitif
PATOFISIOLOGI

1. Hipotesis dopamine
Pada hipotesis ini diduga bahwa gejala skizofrenia muncul karena
neurotransmiter dopaminergic yang berlebihan di mesolimbic otak.
Up-regulation dari reseptor dopamine D2 di caudatus berkaitan
dengan resiko terjadinya skizofrenia. Tingginya densitas reseptor
dopamine D2 di caudatus dihubungkan dengan kemunduran
kognitif pada skizofrenia
2. Hipotesis neurodevelopmental
Pada hipotesis ini dinyatakan bahwa perkembangan otak fetus
dalam masa embrional menyebabkan defektif konektivitas neuron
dan merubah fungsi biokimia neurotransmiter yang mengakibatkan
disfungsi kognitif dan emosional.Seorang anak yang mengalami
infeksi sistem saraf pusat atau kondisi hipoksia selama
kelahirannya mempunyai resiko 5 kali lebih besar terserang
gangguan psikosis termasuk skizofrenia.
PATOFISIOLOGI

3. Hipotesis glutamatergic
Pada hipotesis ini dinyatakan bahwa hipofungsi glutamat pada
kortikostriatal menyebakan pembukaan loop thalamokortikal.
Hal ini menyebabkan aliran sensorik berlebihan dan
menimbulkan gejala-gejala psikostik yang terjadi karena
perubahan konsentrasi dopamine
4. Hipotesis GABAergic
Banyak bukti yang mendukung bahwa pada skizofrenia terjadi
abnormalitas glutamat dan gamma amino butyric acid (GABA).
Enzim yang mengkatalis biosintesis GABA adalah glutamic acid
decarboxylase (GAD). Enzim ini terekspresi berlebihan pada post
mortem otak penderita skizofrenia. Peningkatan ekspresi gen
GAD1(2q31) (gen yang mengkode GAD67) berkaitan dengan
terjadinya skizofrenia
PATOFISIOLOGI

5. Hipotesis imun
Beberapa bukti menunjukkan kuatnya dugaan bahwa skizofrenia
berkaitan dengan imunitas tubuh. Infeksi ibu selama
kehamilannya meningkatkan resiko terjadinya skizofrenia pada
keturunannya. Suatu meta analisis menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan antibodi Toxoplasma gondii pada individu penderita
skizofrenia .Peningkatan interleukin 6(IL-6) peningkatan
immunoglobulin, IL-10 dan IL-4 ditemukan pada cerebrospinal
fluid pasien skizofrenia.
PATOFISIOLOGI

Schizophrenia dapat diobati dengan obat-obat antipsikotik


juga dikenal sebagai neuroleptik dan sebagai trankuiliser
mayor. Obat antipsikotik pada umumnya membuat tenang
dengan mengganggu kesadaran dan tanpa menyebabkan
eksitasi Paradoksikal.
Mekanisme kerja obat antipsikotik :
Mekanisme Kerja Antipsikotik menghambat (agak) kuat reseptor
dopamine (D2) di sistem limbis otak dan di samping itu juga
menghambat reseptor D1/D2 ,α1 (dan α2) adrenerg, serotonin,
muskarin dan histamin. Akan tetapi pada pasien yang kebal
bagi obat-obat klasik telah ditemukan pula blokade tuntas dari
reseptor D2 tersebut.
LANJUTAN

Riset baru mengenai otak telah menunjukkan bahwa


blokade-D2 saja tidak selalu cukup untuk
menanggulangi skizofrenia secara efektif. Untuk ini
neurohormon lainnya seperti serotonin
( 5HT2), glutamate dan GABA (gamma-butyric acid)
perlu dipengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai