FARMAKOTERAPI III
KELOMPOK 6
Alkohol
Perkembangan sirosis tergantung pada jumlah dan keteraturan mengonsumsi
alkohol. Mengonsumsi alkohol pada tingkat-tingkat yang tinggi dan kronis dapat
melukai sel-sel hati. Alkohol merupakan zat hepatotoksis yang merupakan
penyebab utama pada perlemakan hati sehingga menyebabkan infiltrasi lemak
sehingga menghalangi pembentukan lipoprotein.
Hepatitis virus
Secara klinik telah dikenal bahwa hepatitis virus B lebih banyak mempunyai
kecenderungan untuk lebih menetap dan memberi gejala sisa serta menunjukkan
perjalanan yang kronis bila dibandingkan dengan hepatitis virus A. penderita
dengan hepatitis aktif kronik banyak yang menjadi sirosis karena banyak terjadi
kerusakan hati yang kronis. Terbentuknya jaringan parut dan nodul yang semakin
meluas.Sebagaimana kita ketahui bahwa sekitar 10 % penderita hepatitis virus B
akut akan menjadi kronis.
Obat-obatan hepatotoksik
Beberapa obat-obatan (pain killer) dan zat kimia dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan fungsi sel hati secara akut dan kronik. Pemberian
bermacam obat-obatan hepatotoksik secara berulang kali dan terus
menerus. Mula-mula akan terjadi kerusakan setempat, kemudian terjadi
kerusakan hati yang merata, dan akhirnya dapat terjadi Sirosis Hepatis. Obat
obat TB yang juga mengandung hepatotoksik juga harus diperhatikan
indikasi dan pemberian alternative pengganti obat yang tidak menimbulkan
efek yang progesive bagi kerusakan hati (Hadi,2005).
Mikronodular(portal).
a. Septa tebal teratur
b. Besar nodul sampai dengan 3 mm
c. Mengandung nodul kecil dan halus diseluruh lobulus
Makronodular(pascanekrotik)
a. Septa tebal bervariasi
b. Mengandung nodul yg besarnya bervariasi (> 3mm)
Campuran (bilier).
EPIDEMIOLOGI
Varises Gastroinstestinal.
Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat perubahan fibrotik yang
mengakibatkan pembentukan pembuluh darah kolateral dalam sistem
gastrolintestinal dan pemintasan (shunting) darah dari pembuluh portal ke dalam
pembulu darah dengan tekanan yang lebih rendah.
Edema.
Gejala lanjut lainnya pada sirosis hepatis ditimbulkan oleh gagal hati yang kronis.
Konsentrasi albumin plasma menurun sehingga menjadi predisposisi untuk
terjadinya edema.
Lanjutan…….
Kemunduran mental
, pemeriksaan neurologi perlu dilakukan pada sirosis hepatis yang
mencakup perilaku umum pasien, kemampuan kognitif, orientasi
terhadap waktu serta tempat, dan pola bicara.
KOMPLIKASI
Pendarahan gastrointestinal
Setiap penderita Sirosis Hepatis dekompensata terjadi
hipertensi portal, dan timbul varises esophagus. Varises esophagus
yang terjadi pada suatu waktu mudah pecah, sehingga timbul
perdarahan yang massif. Sifat perdarahan yang ditimbulkan adalah
muntah darah atau hematemesis biasanya mendadak dan massif
tanpa didahului rasa nyeri di epigastrium.
Koma hepatikum
Timbulnya koma hepatikum dapat sebagai akibat dari faal hati
sendiri yang sudah sangat rusak, sehingga hati tidak dapat
melakukan fungsinya sama sekali. Ini disebut sebagai koma
hepatikum primer. Dapat pula koma hepatikum timbul sebagai
akibat perdarahan, parasentese, gangguan elektrolit, obat-obatan
dan lain-lain, dan disebut koma hepatikum sekunder.
Lanjutan….
Ulkus peptikum
timbulnya ulkus peptikum pada penderita Sirosis Hepatis lebih besar bila
dibandingkan dengan penderita normal.
Karsinoma hepatoselular
Kemungkinan timbulnya karsinoma pada Sirosis Hepatis terutama pada
bentuk postnekrotik ialah karena adanya hiperplasi noduler yang akan
berubah menjadi adenomata multiple kemudian berubah menjadi karsinoma
yang multiple.
infeksi
infeksi yang sering timbul pada penderita sirosis, diantaranya adalah :
peritonitis, bronchopneumonia, pneumonia, tbc paru-paru, glomeluronefritis
kronik, pielonefritis, sistitis, perikarditis, endokarditis, erysipelas maupun
septikemi.
DIAGNOSIS
Pada saat ini penegakkan diagnosis sirosis hati terdiri atas pemeriksan
fisis, laboratorium, dan USG. Pada kasus tertentu diperlukan
pemeriksaan biopsi hati atau peritonioskopi karena sulit membedakan
hepatitis kronik aktif yang berat dengan sirosis hati dini. Pada stadium
lanjut, diagnoosis kadang kala tidak sulit karena gejala dan tanda –
tanda klinis sudah tampak dengan adanya komplikasi.
PENATALAKSANAAN
TERAPI FARMAKOLOGI
Aminoglikosida
Antibiotik digunakan pada kasus abses hati yang disebabkan oleh infeksi
bakteri. Preparat ini diberikan tiga kali sehari secara teratur .
Antiamuba
Antiamuba seperti dehydroemetine, diiodohydroxyquinoline, diloxanide furoate,
emetine, etofamide, metronidazole, secnidazole, teclozan, tibroquinol, tinidazole
adalah preparat yang digunakan untuk amubiasis. Dengan terapi ini maka risiko
terjadinya abses hati karena amuba dapat diminimalkan.
Lanjutan terapi farmakologi….
Antimalaria
Antimalaria, misalnya klorokuin, dapat juga digunakan untuk mengobati
amubiasis. Obat ini mencegah perkembangan abses hati yang disebabkan
oleh amuba.
Antivirus
Lamivudine adalah obat antivirus yang efektif untuk penderita hepatitis B
Diuretik
Diuretik tertentu, seperti Spironolactone, dapat membantu mengatasi
edema yang menyertai sirosis hati, dengan atau tanpa asites.