Anda di halaman 1dari 20

Pengambilan dan Pengelolaan

Specimen

Ns. Tunik
Latar Belakang
 Adanya agen luar tubuh yang dapat menginvasi, mengganggu,
menyebabkan penyakit infeksi dalam tubuh manusia
 Agen tersebut terdiri dari : virus, bakteri, protozoa
 Agen tersebut dapat menyebabkan kerusakan DNA, sel
menjadi ganas dan berbagai gejala penyakit yang lain
 Strategi pertahanan tubuh manusia dikenal sebagai kekebalan
tubuh (imunitas) harus melawan penyakit tersebut
Persiapan pengumpulan specimen
 Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian dari rangkaian
pemeriksaan untuk mengetahui penyebab penyakit, menilai
perkembangan penyakit setelah diberikan pengobatan, atau
menyakinkan penyakit yang diduga berdasarkan gejala klinis
yang ditemui pada pasien.
 Hasil pemeriksaan specimen dipakai sebagai pedoman dalam
pengobatan, perawatan, atau tindakan lainnya.
 Kegagalan hasil pemeriksaan penyebab penyakit dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, dan bila hasil pemeriksaan
negatif tidak berarti bahwa hasil diagnosis klinik salah, tetapi
dapat disebabkan oleh teknik atau cara kerja pengambilan dan
pengiriman specimen (sampel, bahan pemeriksaan) yang
salah.
 Mengingat hasilnya yang sangat penting, maka pengambilan
dan penanganan specimen harus dilakukan dengan benar.
Persiapan Untuk Pemeriksaan
1. Specimen pemeriksaan sebaiknya diambil sebelum
pemberian obat-obatan, bila terlanjur
mengkonsumsi antibiotik sebaiknya setelah 24 jam
pemberian antibiotik.
2. Pengambilan harus dilakukan sengan cara yang
aseptik
3. Tempat specimen harus steril
4. Terdapat keterangan yang jelas terhadap
pengambilan specimen
Prinsip pemeriksaan specimen
1. Sampel harus representatif (mewakili proses pemeriksaan
yang dikehendaki dan ada hubungannya dengan infeksi
mikroorganisme penyebab penyakit)
2. Tidak memandang asal/jenis specimen
3. Specimen dalam wadah steril yang dapat ditutup dengan
baik dan tidak bocor
4. Sampel specimen harus segera dikirimkan untuk mencegah
terjadinya pencemaran.
5. Dalam pengambilan specimen harus memperhatikan
kenyamanan dan privasi klien
6. Berikan penjelasan dan arahan yang cukup pada klien,
sehingga specimen yang diambil sesuai dengan kebutuhan.
Alat pengambilan specimen
1. Tempat penampungan specimen
2. Label/barcode
3. Registrasi
4. Media transport atau media pembiakan
5. Biakan aerob dan anaerob
6. Lingkungan tempat pengambilan specimen
Pengambilan Specimen
Macam Specimen
Specimen dapat berasal dari pengambilan di tempat pemeriksaan,
atau berupa specimen kiriman berasal dari tempat pelayanan
kesehatan lain.
Jenis-jenis specimen untuk pemeriksaan antara lain :
 Darah
 Urin
 Feses
 Sputum
 Drainase luka
 Makanan ataupun jaringan
 Bagian tubuh
Jenis specimen
No Jenis specimen Mikroba penyebab peyakit
1 Darah Salmonella typhy, streptococcus, staphylococcus
2 Urin Salmonela typhy, staphylococcus, escherichia coli, trichomonas
vaginalis
3 Feses (rectal swab) Salmonella, shigella, eschechio, vibrio
4 Pus (nanah) Neisseria gonorrhoea, treponema palidum, streptococcus,
staphylococcus
5 Sputum Mycobacterium tuberculosis, streptococcus pneumoniae,
staphylococcus, corynebacterium diptheriae
6 Sel/jaringan Micobacterium lepra
Waktu pengambilan sampel
 Kepentingan cultur, pengambilan darah dilakukan pada
minggu 1 proses penyakit
 Kepentingan pemeriksaan widal (serologis) pengambilan
darah dilakukan pada minggu ke 3
 Kepentingan kontrol (pada klien yang sudah sembuh),
diambil tinja sebagai bahan pemeriksaan.
 Pengambilan specimen yang bertujuan untuk menemukan
microfilaria wuchereria bancrofti, pengambilan darah
dilakukan pada malam hari
 Sedangkan untuk menemukan plasmodium sp, pengambilan
darah dilakukan saat demam.
 Pengambilan untuk pemeriksaan toksilogik pada dugaan
keracunan, harus dilakukan secepatnya agar betul-betul
ditemukan bahan penyebab keracunan tersebut. Specimen
dapat berupa sisa makanan yang dimakan, bahan muntahan,
dan bahan mentah sisa yang dicurigai sebagai penyebab
keracunan.
Jumlah specimen
 Sampel darah
• Untuk widal/kultur diperlukan 3-5 ml darah vena
• Pada bakterimia diperlukan 10 ml. dimasukkan dalam media atau
kedalam tabung yang berisi antikoagulan
 Sampel urin
 Diperlukan 10-20 ml urin dari pancaran urin tengah atau melalui
kateter steril
 Cara pengambilan urin dengan cara melalui selang urin (bukan dari
urinbag), dengan aspirasi daerah suprabiotik, dan dengan cara clean
cath (cara yang paling sering digunakan)
 Specimen harus dikirim dalam 1-2 jam, bila tidak memungkinkan
dikirim dapat disimpan dalam lemari es paling lama 24 jam
 Sampel sputum
Pada klien pneumonia, klien harus batuk yang dalam dan
mengeluarkan dahaknya langsung ke dalam wadah steril. Bila
perlu diberikan nebulizer atau obat ekspektoran.
 Sputum sesaat/pot sputum, yaitu sputum yang keluar saat klien
memeriksakan diri
 Sputum pagi hari (early morning sputum), yaitu sputum yang
keluar pada pagi hari
 Sputum tampung (collecting sputum), yaitu sputum yang
dikumpulkan selama 24 jam
 Specimen saluran napas bagian atas
• specimen didapat dnegan cara swab hidung, nasofaring,
tenggorokan, dan aspirasi sinus.
• Sekresi nasofaring diambil dengan swab kapas. Swab
dimasukkakn melalui hidung, diputar dan dikeluarkan dengan
hati-hati dan dimasukkan ke medium transport.
• Usapan tenggorokan diperoleh dengan menekan lidah
menggunakan spatel lidah, kemudian daerah tonsil kiri dan
kanan, faring sebelah posterior, dan daerah yang ada kelainan
diusap dengan lidi kapas steril, dan usahakan tidak menyentuh
lidah, ovula atau bibir klien.
 Sekret genital
 Specimen berupa usapan vagina atau serviks
 Pengambilan sekret menggunakan speculum (tanpa lubrikan)
dan sekret diambil langsung dengan swab lidi, hati-hati jangan
menyentuh dinding vagina

 Pus
 Pada luka tertutup diambil dengan spuit steril
 Apabila diambil saat operasi, sebagian dari dinding abses perlu
disertakan
 Specimen permukaan luka diambil dengan swab, juga specimen
dari mata, telinga dll
 Sampel feses (tinja)
 Digunakan untuk pemeriksaan salmonella dan shigella
 Sebaiknya dipilih tinja yang ada darah atau pus atau lendirnya
 Feses yang diambil sebaiknya tidak terkena air kencing
Pewadahan Specimen
 Tempat penampungan specimen atau pewadahan harus
memenuhi syarat bersih atau steril
 Wadah disteril dengan menggunakan nsterilisasi fisik
(autoklaf), tidak dianjurkan memakai antiseptik atau
desinfektan untuk mensucihamakan wadah tersebut
 Wadah dalam pengambilan specimen yang dipakai disesuaikan
dengan kebutuhan
 Kadang ada satu wadah yang sekaligus dapat digunakan untuk
transpost
Pengiriman Specimen
Pengantar Pemeriksaan
Tiap specimen atau bahan pemeriksaan yang dikirim ke laboratorium
harus disertai dengan surat pengantar atau blanko permintaan
pemeriksaan yang meliputi :
• Nama lengkap, jenis kelamin, umur, serta alamat
• Tanggal pengambilan specimen
• Jenis specimen (darah, urin, pus dll)
• Jenis pemeriksaan yang diminta, misal : feses, jenis pemeriksaan :
Shigella, salmonela, cholera
• Asal specimen : hasil muntahan, rectum (rectal swab), tenggorokan
• Keterangan klinik klien, lebih baik ditambahkan sedikit tentang riwayat
penyakit sudah mendaapt pengobatan atau nbelum. Jika sudah maka
disebutkan jenis obat yang telah dikonsumsi
• Nama, alamat pengirim serta tanda tangan
 Waktu pengiriman
waktu pengiriman tidak boleh terlalu lama, untuk
menghindari rusaknya specimen yang dikirim
 Keamanan specimen
 Tempat specimen harus steril, tertutup rapat
 Untuk pemeriksaan widal tidak perlu ditambahkan antikoagulan
karena akan diambil serumnya
 Specimen feses (5-10 gr) ditaruh dalam tempat steril, kemudian
ditutup dan dibungkus rapat, dan kirim segera
 Untuk pemeriksaan cholera, pengambilan feses dengan cara
rectal swab steril langsung, kemudian swab dan feses
dimasukkan ke dalam tabung steril berisi 10 ml pepton alkali.
 Untuk bahan muntahan sejumlah 1 ml dimasukkan ke dalam
tabung steril berisi 10 ml pepton alkali.
semoga bermanfaat….

Anda mungkin juga menyukai