Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 2

1. DELLA SELFIYANA
2. D E S J TA M E LAT I A
3. HIK M AT U N N A Z ILA H
4. FANNY KURNANDA
KADAR PROTEIN
PENGERTIAN DAN FUNGSI
Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian
dari sel. Semua jenis protein protein terdiri dari rangkaian dari kombinasi
dari 20 asam amino.

Fungsi Protein :
1. Katalisis enzimatik
2. Transportasi dan penyimpanan
3. Koordinasi gerak
4. Penunjang mekanis
5. Proteksi imun
6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf
7. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
JENIS-JENIS DAN SUMBER PROTEIN

Jenis-jenis Protein
1. Kolagen 5. Hemoglobin
2. Antibodi 6. Toksin
3. Dismutase superoxide 7. Insulin
4. Ovulbumin 8. Tripsin

Sumber Protein
Protein lengkap ditemukan dalam daging, ikan, unggas, keju, telur, susu,
tumbuhan berbiji, dan kentang.
Protein tidak lengkap ditemukan dalam sayuran, padi-padian, dan polong-
polongan.
ANALISA KADAR PROTEIN

Analisa kadar protein dapat dilakukan dengan dua metode,


yaitu :
1. Secara kualitatif, terdiri atas : reaksi Xantoprotein, reaksi
Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi Nitroprusida, dan reaksi
Sakaguchi.
2. Secara kuantitatif, terdiri atas : metode Kjeldahl, metode
Titrasi Formol, metode Lowry, metode Spektrofotometer
visible (Biuret), dan metode Spektrofotometri UV.
REAKSI XANTOPROTEIN
Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi 3. Penjepit tabung 5. Sampel
2. Bunsen 4. Reagen HNO3
Prosedur
1. Reagen HNO3 ditambahkan dengan hati-hati kedalam sampel
2. Campuran keduanya dihomogenkan
3. Kemudian dipanaskan

Jika dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning
apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang
terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang
mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan.
METODE KJELDAHL
Alat dan Bahan :
1. Timbangan 8. 100 ml aquadest
2. Labu Kjeldahl 9. lempeng Zn
3. Erlenmeyer 10. 15 ml K2SO4 4%
4. Pipet ukur 11. 50 ml NaOH 50%
5. 7,5 gr K2SO4 12. 50 ml HCl 0,1 N
6. 0,35 gr HgO 13. Ind. Metil merah 0,1%
7. 15 ml H2SO4 14. NaOH 0,1 N
• PROSEDUR
1. Timbang 1 g bahan yang telah dihaluskan, masukkan dalam labu Kjeldahl
(kalau kandungan protein tinggi, misal kedelai gunakan bahan kurang dari 1
g).
2. Kemudian ditambahkan 7,5 g K2SO4 dan 0,35 g HgO dan 15 ml H2SO4
3. Panaskan semua bahan dalam labu Kjeldahl dalam lemari asam sampai
berhenti berasap dan teruskan pemanasan sampai mendidih dan cairan
sudah menjadi jernih. Tambahkan pemanasan kurang lebih 30 menit, matikan
pemanasan dan biarkan sampai dingin.
4. Selanjutnya tambahkan 100 ml aquadest dalam labu Kjeldahl yang
didinginkan dalam air es dan beberapa lempeng Zn, tambahkan 15 ml K2SO4
4% (dalam air) dan akhirnya tambahkan perlahan-lahan NaOH 50% sebanyak
50 ml yang telah didinginkan dalam lemari es.
5. Pasanglah labu Kjeldahl dengan segera pada alat destilasi. Panaskan labu
Kjeldahl perlahan-lahan sampai dua lapis cairan tercampur, kemudian
panaskan dengan cepat sampai mendidih.
6. Destilasi ditampung dalam Erlenmeyer yang telah diisi dengan larutan baku
HCl 0,1N sebanyak 50 ml dan indikator merah metil 0,1% b/v (dalam etanol
95%) sebanyak 5 tetes, ujung pipa kaca destilator dipastikan masuk ke dalam
HCl 0,1N.
7. Proses destilasi selesai jika destilat yang ditampung lebih kurang 75 ml. Sisa
HCl 0,1N yang tidak bereaksi dengan destilat dititrasi dengan larutan baku
NaOH 0,1N. Titik akhir titrasi tercapai jika terjadi perubahan warna larutan
dari merah menjadi kuning. Lakukan titrasi blanko.
Kadar Protein dihitung dengan persamaan
Kadar = V NaOH blanko – V NaOH sampel x N NaOH x 14,008 x 100% x Fk
berat sampel (mg)
Keterangan :
Fk : faktor konversi
Fk N : 16 % nitrogen
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai