Anda di halaman 1dari 46

HASIL MONEV STANDAR

NASIONAL PAUD

DR.HJ GUNARTI DWI LESTARI, M.Si,M.Pd


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
19 PEBRUARI 2019
HP: 081233770700
email:tarie_henry@yahoo.co.id
gunartilestari@unesa.ac.id
Dr. Hj. Gunarti Dwi Lestari, M.Si.M.Pd
Pembina Utama Muda/Lektor Kepala/IVC

Kepala Pusat Pendidikan dan


Pelayanan Masyarakat : Lembaga
Pengabdian Masyarakat Unesa
2006-2012 Ketua Jurusan PLS FIP Unesa 2011-
2016
WAKIL DEKAN UMUM DAN
KEUANGAN
FIP UNESA
2015-2019
Australian Award Fellowship Workshop Master of Trainers ( MOT )
EnhancingSustainable Early Childhood Education & Juli 18th-
Leadership for Quality Early 20th 2013
Childhood Education
Teacher Training in Indonesia
1 August – 30 August 2015
Overseas Degree:
The Bridging Programme
Workshop in Singapore Sept
Workshop Master of Trainers 30- Oct 12 2009
( MOT ) Early Childhood
Education & Mei 2012

National Early Childhood Specialist


Team (NEST )& Desember 2006-
Developing ECE by Lecture April 2007
Monash University Australia, ( 700 hours/4 Months )
April 25th-29th 2011
TIM ADHOC BADAN
STANDAR NASIONAL TIM PENYUSUN BAHAN AJAR DIKLAT
PENDIDIKAN ( STANDAR BERJENJANG
PAUD ) 208, 2014 DAN
STANDAR PNF TAHUN 2011-
2012

TIM PENYUSUN BAHAN IKAPENFI (IKATAN AKADEMISI


AJAR KURIKULUM K13 PENDIDIKAN NONFROMAL DAN
PAUD INFORMAL INDONESIA )

PERWARI JATIM
(PERSATUAN WANITA
REPUBLIK INDONESIA)
AMANAT UUD
Tujuan Nasional:

“ … mencerdaskan
kehidupan bangsa” ( Alinea ke IV
Pembukaan UUD 1945)

“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan


satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang” (Pasal 31 Ayat (3) UUD 1945)
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas:

“..Pendidikan Nasional … bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


OTAK SEORANG ANAK
IBARAT TANAH SUBUR -YANG DAPAT MENUMBUHKAN TANAMAN APA SAJA
YANG DITANAMKAN DI ATASNYA

Anda tanam yang positif,


otak anak menumbuhkan yang positif.
Anda tanam kemandirian,
otak akan menumbuhkan kemandirian.
Anda tanam kebiasaan komunikasi yg baik,
otak akan menumbuhkan pribadi yang santun dan
baik.
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK

 Selama hidup, manusia berkembang


 dengan tahap-tahap tertentu.
ARTI KRITERIA MINIMAL?
Adalah suatu kondisi dimana dalam 5-6 tahun ke depan sebagian besar
satuan pendidikan dapat memenuhi sebagian besarnya.
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
TENTANG SNP

• Pemantauan Pelaksanaan SNP adalah proses


pengumpulan dan analisis data dan informasi
menggunakan metodologi pemantauan yang
sesuai untuk menilai pelaksanaan standar yang
mencakup keterbacaan (readability),
keterlaksanaan (implementability),
keterukuran (measurability), dan
kemampucapaian (achievability) standar.
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
TENTANG SNP
Evaluasi SNP adalah kegiatan yang ditujukan untuk

melakukan penilaian kesesuaian dan relevansi SNP dengan

kebutuhan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan

melalui penilaian tentang ketercapaian SNP.


1. STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN
TUJUAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI

1. Memberikan rekomendasi dalam mendorong


implementasi Standar Nasional PAUD Nomor 137 tahun
2014

2. Memberikan rekomendasi revisi Standar Nasional PAUD


Nomor 137 tahun 2014
STPPA
 Hasil akhir capaian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah berkembangnya

semua potensi anak/peserta didik secara optimal yang akan menjadi dasar bagi

perkembangan dan pendidikan selanjutnya. Sementara itu PAUD memiliki

karakterisik yang agak berbeda dengan pendidikan lainnya, baik dalam hal

sasaran layanannya (sejak lahir sampai usia 6 tahun), maupun penyelenggaraan

pendidikannya (jalur formal dan nonfomal). Karakteristik sasaran dan

penyelenggaraan PAUD yang khas tersebut tidak boleh diartikan sebagai

kebebasan menyelenggarakan PAUD yang tanpa mempedulikan mutu. Oleh

karena itu keberadaan standar nasional pendidikan (SNP), khususnya standar

nasional PAUD, amat diperlukan untuk mendorong setiap program/ satuan PAUD

tetap mengedepankan pencapaian mutu sebagaimana yang telah ditetapkan

oleh pemerintah.
 Keberadaan SNP khususnya standar nasional PAUD

juga semakin diperlukan setelah keluarnya

Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 Tahun 2018

tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang

telah memasukan PAUD sebagai salah satu yang

harus dipenuhi Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota.
Pendidikan untuk
Pendidik PAUD
Studi
Sinergi Kebijakan
Perkembangan
Nasional PAUD
Pertumbuhan Anak
Formal & Non
indonesia yang
Formal
kurang lengkap

Spektrum Isu
Strategis SN PAUD
Kompetensi
Berkebutuhan
pendidik PAUD SNP Anak Khusus
yang luas
Usia Dini
HASIL MONEV
1. Perlu adanya studi tentang pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak
Indonesia, agar dapat merumuskan STTPA berdasarkan hasil penelitian tentang anak
Indonesia
2. Penjelasan terhadap Standar Isi pasal 9, pasal 10 dan ketentuan umum tentang standar
isi belum digambarkan dalam penjelasan konsep yang tepat dan masih tercapur aduk
dengan standar perkembangan. Pemaknaan tema belum sejalan dengan hakikat tema
dalam konteks pembelajaran serta pemaknaan tema sebagai isi materi pembelajaran.
3. Penjelasan tentang Standar Proses Pasal 14 (a) dan pasal 16 (2) masih kurang jelas dan
bermakna, terutama terkait dengan redaksional, yang menyebabkan salah persepsi
terhadap pengguna standar, terutama terkait makna dari proses pembelajaran
4. Standar Penilaian pasal 18, ayat 1 dan 2 serta pasal 19 rumusannya masih banyak
menimbulkan berbagai penafsiran. Diharapkan ada tambahan pasal untuk
menjelaskan teknik dan instrumen penilaian dan menegaskan teknik penilaian yang
digunakan adalah observasi dan instrumen minimal yang digunakan guru karena teknik
dan instrumen tersebut sesuai dengan karakteristik anak dan objek yang diukur serta
digunakan guru dalam pembelajaran. Penegasan pentingnya keterlibatan orang tua
dalam pelaksanaan penilaian serta penyusunan laporan perkembangan anak diharapkan
muncul dalam penjelasan standar penilaian
STANDAR PTK

Pasal 24 (1) masih belum memuat tugas Pendidik PAUD


pada aspek perawatan, gizi dan kesehatan, pasal 24 (2)
terkait 3 level/jenis Pendidik PAUD masih relevan dengan
kondisi faktual saat ini. Penggunaan kata Guru Pendamping
dan Guru Pendamping berbeda dengan istilah dan yang
dimaksud pada UU Guru dan Dosen. Disisi lain persyaratan
kualifikasi dan kompetensinya juga berbeda, sementara itu
pasal 24 dan pasal-pasal lainnya belum memuat bahwa
Kepala PAUD adalah guru yang mendapat tugas tambahan.
Pasal 25 (1) pada kualifikasi akademik perlu diperjelas terkait
latar belakang S1 yang dipersyaratkan, sedangkan pasal 25 (2)
hanya berlaku bagi Pendidik PAUD pada level Guru PAUD
jalur formal (TK dan RA). Pasal 26 (2) persyaratan kualifikasi
akademik Guru Pendamping sama dengan Guru PAUD
Sertifikat diklat Pendidik PAUD belum didefinisikan secara pasti
padahal Kemdikbud telah menetapan Diklat Berjenjang sebagai
Diklat Standar untuk 3(tiga) klasifikasi Pendidik PAUD. Pada isi
dan lampiran Permendikbud belum mempersyaratkan bahwa
Kompetensi Pendidik pada level Guru PAUD dan Guru
Pendamping termasuk kompetensi level Guru dibawahnya.
Lampiran I dan II perlu ditelaah kembali karena belum memuat
semua kompetensi . Belum terdapat kewajiban Pendidik PAUD
untuk ketiga level Guru PAUD. Pada Pasal 29 (2) Kepala
KB/TPA/SPS dipersyaratkan lolos seleksi padahal seharusnya tidak
perlu. Belum terdapat aturan terkait kewajiban supervise secara
berkala pada penilik dan pengawas. Belum terdapat rasio satu
orang pengawas dan penilik terhadap jumlah satuan dan guru yang
dibinanya. Terdapat inkonsistensi antara UU no 23 tahun 2003, UU
Guru dan Dosen, PP no 19 tahun 2005 dan PP Nomor 17 tahun 2010
tentang Pengelolaan Pendidikan
Standar Sarana dan Prasarana

pasal 31 ayat (1) belum tercakup pentingnya “perawatan,


gizi dan kesehatan”, pada pasal 31 ayat (2) dirasakan
sulit untuk ketercapaiannya, pada pasal 31 ayat (3)a dan
(3)c tentang prinsip pengadaan sarana prasarana
terdapat perbedaan persepsi penerapannya. Pasal 32
tentang persyaratan sarana prasarana belum
mengarahkan persyaratan minimal (umum) dan
persyaratan khusus sesuai kekhasan dari tiap jenis
layanan. Dalam standar sarana prasarana belum ada
penjelasan tentang penataan ruang kegiatan anak yang
sejalan dengan standar proses.
Standar Pengelolaan

Pasal 34 ayat 5 dan 6 masih menimbulkan


persepsi yang bermacam-macam, sehingga
perlu penjelasan terkait pelaksanaan rencana
kerja atau pelaksanaan rencana kegiatan.
Pasal 35 belum memuat kata perawatan dan
kesejahteraan, sedangkan pasal 36 ayat 2
belum menjelaskan tentang jenis layanan
berdasarkan usia anak.
Standar Pembiayaan
belum memuat tentang biaya investasi, sebagaimana
diamanahkan pada PP SNP 19 Tahun 2005 bab X standar
pembiayaan pasal 62 ayat (1) pembiayaan pendidikan
terdiri atas biaya investasi, biaya operasi dan biaya
personal. Ada Usulan responden dan narasumber
tentang perlunya biaya asuransi kesehatan bagi pendidik
dan tenaga kependidikan. Pemerintah daerah wajib
membiayai penyelenggaraan PAUD di daerahnya,
mengacu pada PP No 2 Tahun 2018 tentang
pemerintahan daerah. Dunia usaha dan industri
dituliskan secara ekplisit dalam sumber biaya
penidikan PAUD
Saran

1.Perlu revisi pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak yaitu:


a.Pada pasal 5 ayat (1) Istilah Standar Tingkat Percapaian Perkembangan Anak
(STPPA) diubah menjadi Standar Tingkat Pencapaian Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak (STPPPA)
b.Pada pasal 7 ayat (3) STPPA cukup mencakup 5 Aspek perkembangan (Nilai
agama dan moral, Kognitif, Bahasa, Sosial-emosi, dan fisik/motorik)
c.Pada lampiran standar tingkat pencapaian perkembangan anak tentang
indikator perkembangan perlu diperbaiki agar kontinum sesuai dengan
pencapaian perkembangan anak Indonesia
d.Adanya penambahan pada standar tingkat pencapaian perkembangan anak
yaitu:
e.Perlu tambahan tahapan untuk usia 6 s/d sebelum usia 7 tahun dengan
pertimbangan untuk mengatasi kevakuman atas layanan anak usia sebelum 7
tahun
f.Adanya penghapusan pasal pada standar tingkat pencapaian perkembangan
anak yaitu: pada pasal 6. Penghapusan pasal ini karena bagi anak usia dini tidak
memerlukan kompetensi inti dan kompetensi dasar serta tidak ada kaitannya
dengan pasal-pasal berikutnya .
2.Ketentuan umum tentang pengertian
Standar Isi perlu diperbaiki, perlu dilakukan
perombakan struktur dan sistematika
penjelasan untuk standar isi, serta perlunya
ditata ulang pengggunaan konsep tema,
kegiatan bermain dan pembiasaan, isi
(materi) pembelajaran) serta standar tingkat
pencapaian perkembangan anak.
3.Standar Proses perlu diperbaiki dengan
mencantumkan rentang waktu kerja mengajar bagi
pendidik paud yang sesuai dengan tugas dan fungsi dari
pendidik. Waktu yang dapat disediakan sekitar 5 jam
dengan rincian 1 jam sebelum kegiatan berlangsung, 3
jam kegiatan pembelajaran dan 1 jam setelah kegiatan
selesai. Sebaiknya dimasukkan di standar pendidik dan
tenaga kependidikan. Bagi direktorat teknis terkait perlu
membuatkan panduan teknis terkait dengan :
perencanaan pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran;
evaluasi pembelajaran; dan . pengawasan pembelajaran.
4.Standar Penilaian perlu diperbaiki pada rumusan
pasal 18 ayat 1 dan 2 serta pasal 19 untuk membantu
para guru memahami apa yang dimaksudkan dalam
rumusan ayat tersebut. Perlu penambahan pasal
untuk menegaskan penggunakan teknik dan
instrument penilaian, serta Perlu program
pengembangan kemampuan dan keterampilan guru
mengembangkan instrumen dan melakukan
penilaian serta merumuskan laporan penilaian
5.Standar PTK perlu perbaikan pada semua pasal
pada standar PTK, penambahan pada uraian Pasal
ayat 1, penambahan satu ayat pada Pasal 24,
penambahan 2 (dua) ayat pada pasal 28,
penambahan dua Pasal yang mengatur terkait:
Kompetensi Pendidik PAUD, Kewajiban Pendidik
PAUD, perlu ditelaah dan diperbaiki isi pada
Lampiran I dan II, serta dilakukan reorganisasi
penulisan dan penempatan ayat dengan mengacu
pada UU Guru dan Dosen dan PP 19/2005.
6.Standar Sarana dan Prasarana perlu ada penjelasan
tambahan untuk pasal 31 ayat (1) dan (2), pendefinisian lebih
lanjut untuk pasal 31 ayat (3)a dan (3)c, perubahan struktur
penjabaran persyaratan sarana prasarana yang dikategorikan
menjadi persyaratan umum dan persyaratan khusus (sesuai
jenis layanan), serta ditambahkan arahan/ketentuan
penataan ruang kegiatan anak, agar pelaksanaan
pembelajaran sejalan dengan standar proses. Standar sarana
prasarana perlu diberikan LAMPIRAN, agar dapat
memperjelas pengguna dalam menerapkannya.
7.Standar Pengelolaan sebaiknya usia anak
dihitung menggunakan bulan, sedangkan
usia anak 4 – 6 tahun bisa dimasukkan
kedalam jenis layanan KB, untuk daerah
dengan kondisi lingkungan yang mengalami
kekurangan. Perlu adanya pasal yang
menyatakan tentang frekuensi pertemuan
dan rasio antara pengawas dan guru untuk
meningkatkan kinerja pengawas dan guru.
8.Standar Pembiayaan sebaiknya mengacu kepada aturan yang lebih tinggi yaitu PP SNP 19
Tahun 2005 bab X standar pembiayaan pasal 62 ayat (1) pembiayaan pendidikan terdiri atas
biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal. Standar biaya operasional dan biaya
personal tidak perlu dirinci besarannya dengan indikator yang jelas tidak dapat dipenuhi
karena PP SNP 19 Tahun 2005 bab X standar pembiayaan pasal 62 ayat (6) telah diatur
bahwa standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
berdasarkan usulan BSNP. Biaya asuransi kesehatan bagi pendidik dan tenaga kependidikan
mengacu kepada PP SNP 19 Tahun 2005 bab X standar pembiayaan pasal 62 ayat (4)
diperkuat dengan Permendiknasl No. 69 Tahun 2009: Lampiran 1 peraturan Menteri
Pendidikan nasional no. 69 tahun 2009 5 Oktober 2009 Keterangan (8) Biaya asuransi
adalah biaya membayar premi asuransi, untuk keamanan dan keselamatan sekolah,
pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik seperti asuransi kebakaran, asuransi
bencana alam, asuransi kecelakaan praktek kerja di industri dan lain-lain; serta dipertegas
dengan PP RI No19 No. 2016 tentang jaminan kesehatan: pasal 4 ayat 2 pekerja penerima
upah, huruf g pegawai swasta; pasal 5 pekerja penerima upah dan anggota keluarganya;
pasal 11 pemberi kerja sesuai pasal 6 ayat (3) dan ayat (4) wajib mendaftarkan dirinya,
pekerjanya sebagai peserta Jaminan Kesehatan kepada BPJS dengan membayar iuaran.
Tidak mewajibkan pemerintah daerah untuk membiayai PAUD sebelum ada ketentuan yang
lebih tinggi mengaturnya. Acuan PP SNP 19 Tahun 2005 bab X standar pembiayaan pasal 62
ayat (5) bahwa salah satu sumber biaya PAUD adalah dari pemerintah daerah. Perlu secara
dunia usaha dan industri menjadi salah satu sumber biaya pendidikan bagi PAUD guna
memperkuat komitment dunia usaha dan industri dalam pendidikan khususnya PAUD.
REKOMENDASI
1. BSNP perlu melakukan studi tentang pencapaian dan
perkembangan anak Indonesia, agar dapat menjadi
rujukan dalam menyusun Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak Usia Dini
2. BSNP perlu melakukan kajian akademik dan komparatif
dengan standar nasional (national standar) pada negara
lain tentang makna, tujuan dan cakupan perkembangan
serta standar isi, perombakan terhadap struktur,
sistematika dan gradasi standar isi antara jenis dan
jenjang Pendidikan (PAUD, SD, SMP dan SMA), perlu
melakukan kajian cakupan, kedalaman dan tingkatan
standar isi pada masing-masing jenjang yang sesuai
dengan kebutuhan, karakteristik dan tahapan
perkembangan anak.
Perubahan pada Standar Proses

3. meliputi Pasal 14 (a) agar penekanan pada ragam kegiatan


main, kecukupan jumlah bahan main, alat permainan
edukatif dengan peserta didik lebih jelas. Sehingga
redaksinya menjadi “keragaman kegiatan bermain dan
kecukupan jumlah bahan main, alat permainan edukatif
dengan peserta didik. Penambahan kegiatan pada
Pelaksanaan pembelajaran di pasal 15 ayat 2 menjadi:kegiatan
pembukaan; kegiatan inti; kegiatan penutup; dan kegiatan
istirahat/main bebas. Dibatalkan sehingga pasal 15 ayat 2
tetap. Menambah 1 ayat pada pasal 15 untuk menegaskan
bahwa proses pembelajaran merupakan semua kegiatan yang
dilakukan anak dari mulai anak datang, mengikuti kegiatan
awal, inti dan penutup sampai anak pulang.Menghilangkan
kata hasil pada kalimat di pasal 16 ayat 2.
STANDAR PENILAIAN

4.BSNP perlu memperbaiki rumusan pada pasal 18 dan 19


serta membuat pasal tambahan pada Standar Penilaian.
Kemendikbud perlu membuat program pengembangan
peningkatan keterampilan menggunakan penilaian otentik
dan portofolio, mengembangkan dan menggunakan
instrumen penilaian dalam kegiatan belajar anak usia dini
serta membuat panduan penilaian yang berisi penjelasan
operasional tentang penilaian, teknik dan instrumen disertai
dengan contoh merumuskan instrumen yang khususnya
untuk teknik observasi dengan teknik pencatatan, yaitu
catatan menyeluruh, catatan anekdot, pembuatan rubrik dan
penilaian otentik dan portofolio.
STANDAR PTK

5.BSNP perlu melakukan revisi pada Standar


PTK,karena capaian perkembangan anak bersifat
universal dan hak setiap anak sama, maka
implikasinya pada kualifikasi, kompetensi,
kewajiban dan hak Pendidik PAUD tidak perlu
pembedaan. DPR perlu merevisi UU Sisdiknas dan
UU Guru. Pemerintah perlu merevisi PP dan
Permendikbud lainnya yang menjadi turunan UU
STANDAR SARPRAS

6.BSNP perlu melakukan kajian


akademik dan komparatif dengan
standar international dan standar
nasional negara lain tentang prinsip-
prinsip pengadaan sarana prasarana
untuk anak usia dini,serta melakukan
perombakan terhadap sistematika
penyampaian standar sarana prasarana
STANDAR PENGELOLAAN

7.Perlu revisi pada Standar Pengelolaan


dengan menentukan rasio antara anak
dan guru. (karena jika rasio guru dan
anak tidak mencapai batasan maksimal
akan mempengaruhi DAPODIK), Perlu
adanya instrument pada pasal 35 ayat 6.
(pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan)
STANDAR PEMBIAYAAN

8.Standar Pembiayaan perlu menyesuaikan terhadap PP SNP


19 Tahun 2005 bab X standar pembiayaan pasal 62 ayat (1)
pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya
operasi dan biaya personal, maka perlu penyesuaian standar
pembiayaan sehingga biaya investasi perlu ditambahkan.
Sesuai dengan PP. No 17 tahun2010 tentang pengelolaan
pendidikan dan PP No.2 tahun 2018 tetang Standar
Pelayanan Minimal, maka perlu ditegaskan dalam standar
pembiayaan, perlunya tanggungjawab pemerintah
Kabupaten /Kota mengalokasikan anggaran PAUD dalam
upaya mewujudkan PAUD berkualitas.
STEAM
Sains
Secara umum, ada 3 area, yaitu:
a. Sains fisik (physical science)
Sains fisik mencakup properti fisik berbagai bahan,
perubahan benda, dan kekuatan yang mempengaruhi bahan
seperti magnet, gravitasi.
Biasanya PAUD lebih mengenalkan karakteristik benda
seperti warna, bentuk, ukuran, tekstur, berat, atau
temperatur. Juga konsep yang berkaitan dengan gerakan
seperti menarik, mendorong, meniup, tenggelam, terapung,
dsb.
b.Sains kehidupan (life science)
cSains bumi dan ruang angkasa (earth and space science).
Matematika
Hubungan satu-satu (satu kata bilangan untuk satu benda yang
dihitung)
• Kuantifikasi jumlah
• Membandingkan (lebih banyak, lebih sedikit, sama)
• Menghitung
• Urutan (ke-satu, ke-dua, ke-tiga, dst)
• Penggabungan (penjumlahan awal)
• Pengambilan dari set (pengurangan awal)
• Membagi material di antara teman (pembagian awal)
• Kardinalitas (bilangan terakhir merupakan hasil perhitungan
total)
Aljabar
Pemahaman terhadap pola dan hubungan seperti
menganalisa,
merepresentasi, dan modeling situasi matematika. Di
PAUD, aljabar
ditunjukkan berupa:
 Memilah
 Mengelompokkan
 Membuat pola
 Memecahkan masalah
Geometri
 Geometri lebih dari sekedar menamai bentuk-
bentuk. Geometri
 termasuk memahami hubungan spasial, posisi,
benda 2 dimensi dan 3
 dimensi.
Pengukuran
 Memahami atribut benda-benda yang dapat
diukur
 Membangun konsep pengukuran tidak baku
 Aplikasi bilangan untuk mengukur
 Membandingkan pengukuran
 Seriasi (mengurutkan berdasarkan ukuran)
4 formula STEAM
Komponen dari scientific inquiry
1. Menduga (predicting) : membentuk ide atau harapan berdasarkan pengetahuan
sebelumnya yang memandu ke investigasi scientific
2. Mengamati (observing) : secara seksama memeriksa karakteristik dari sebuah
obyek, baik dalam lingkungan alami ataupun setting eksperimen.
3. Mencoba (experimenting) : menciptakan situasi untuk menyelidiki sebuah
prediksi atau memanipulasi obyek untuk mendapatkan pengetahuan.
4. Membandingkan (comparing) : membangun hubungan melalui pengamatan
atau eksperimen dengan benda-benda.
5. Mengukur (measuring) : menggunakan metode untuk membandingkan atau
menghitung atribut obyek tertentu seperti panjang, berat, jarak dan kecepatan.
6. Menyimpulkan (inferring) : membangun asumsi (pendapat) berdasarkan
pengamatan atau eksperimen yang berulang-ulang.
7. Mengomunikasikan (communicating) : berbagi pengetahuan yang diperoleh
melalui inquiry dengan bercakap-cakap, menulis, menggambar atau menghadirkan
kembali suatu situasi yang pernah dialami.
TERIMA KASIH

tarie_henry@yahoo.co.id
GUNARTI DWI LESTARI : 081 233770700

Anda mungkin juga menyukai