Anda di halaman 1dari 17

START

Kamis, 21 November 2019


Berdasarkan struktur dan fungsinya, lemak dibagi menjadi bermacam-macam:
1. Asam-asam lemak : Merupakan suatu rantai hidrokarbon yang mengandung satu
gugus metal pada salah satu ujungnya dan salah satu gugus asam atau karboksil.
Secara umum formula kimia suatu asam lemak adalah CH3(CH2)nCOOH,
dan biasanya kelipatan dua.
2. Rantai pendek : rantai hidrokarbonnya terdiri dari jumlah atom karbon genap 4-6
atom.
3. Rantai sedang : 8-12 atom
4. Rantai panjang : 14-26 atom.
Semua asam lemak lemak ini merupakan asam lemak jenuh

Sedangkan untuk asam lemak tidak jenuh, adalah lemak yang mempunayi
ikatan rangkap atau lebih misalnya palmitoleat, linolenat, arakhidat, dan lain
sebagainya. CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH (oleat).
Turunan-turunan asam lemak : merupakan suatu komponen yang terbentuk
dari satu atau lebih asam lemak yang mengandung alcohol dan disebut ester. Terdapat
dua golongan ester yaitu gliserol ester dan cholesterol ester.
Lemak merupakan salah satu sumber energy bagi tubuh, bahkan kandungan
energinya paling tinggi diantara sumber energy yang lain, yaitu sebesar 9kkal/gram.
Energi hasil pemecahan lemak dimulai saat lemak berada didalam kebutuhan energi.

Pemecahan atau katabolisme lemak dimulai saat lemak berada didalam system
pencernaan makanan. Lemak akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Dari kedua
senyawa tersebut, asam lemak sebagian mengandung sebagian besar energi, yaitu
sekitar 95%, sedangkan gliserol hanya mengandung 5% dari besar energi lemak.

Untuk dapat menghasilkan energi, asam lemak akan mengalami oksidasi yang
terjadi didalm mitokondria, sedangkan gliserol dirombak secara glikolisis. Gliserol dalam
glikolisis akan diubah kembali menjadi dihidroksi aseton fosfat. Oksidasi asam lemak juga
melalui lintasan akhir yang dilalui karbohidrat, yaitu siklus krebs.

Setelah berada didalam mitokondria, asam lemak akan mengalami oksidasi


untuk menghasilkan energi. Oksidasi asam lemak terjadi dalam dua tahap, yaitu oksidasi
asam lemak yang menghasilkan residu asetil KoA dan oksidasi asetil KoA menjadi karbon
dioksida melalui siklus krebs.
Gliserol ester
Gliserol ester terbentuk melalui metabolisme karbohidrat yang mengandung
tiga atom karbon, yang salah satu atom karbon bersatu dengan salah satu gugus alcohol.
Reaksi kondensasi antara gugus karboksil dengan gugus alcohol dari gliserol akan
membentuk gliserida, tergantung dari jumlah asam lemak dari gugus alkohol yang
membentuk reaksi kondensasi. (monogliserida, digliserida, trigliserida)
Kolesterol ester
Kolesterol ester terbentuk melelui reaksi kondensasi, sterol, kolesterol, dan
sam lemak terikat dengan gugus alcohol.

Glikolipid
Glikolipid merupakan komponen yang mempunayi sifat serperti lipid, terdiri
dari satu atu lebih komponen gula, dan biasanya glukosa dan galaktosa.

Sterol
Sterol merupakan golongan lemak yang larut dalam alcohol, Mislanya
kolesterol sterol. Berbeda dengan struktur lainnya sterol mempunyai nucleus dengan
empat buah cincin yang saling berhubunga, tiga diantaranya mengandung 6 atom
karbon, sedang yang keempat mengandung 5 atom karbon.
Fungsi Lemak
Sebagai penyusun struktur membran sel Dalam hal ini lipid berperan sebagai
barier untuk sel dan mengatur aliran material-material.
Sebagai cadangan energi Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa
Sebagai hormon dan vitamin, hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan
vitamin membantu regulasi proses-proses biologis
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa
organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini
membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa
energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk
mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih
kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi
tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar.

Pertama, produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida.


Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif
menggunakan energi dari ATP.
Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein,
polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis)
menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA
masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi. Proses di
atas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktivitas, misalnya berpikir, mencerna
makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan
energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses
anabolisme ini dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh
dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati
(sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih
besar daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai
empat kali lebih banyak. Seperti amilum, glikogen merupakan polimer -D-Glukosa yang
bercabang.
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses
glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan
simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah,
khususnya pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua
simpanan glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna
setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama. Rangkaian proses terjadinya
glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
a. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga
pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati
oleh glukokinase.

b. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan
gugus fosfat akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 6-fosfat ↔Enz + Glukosa 1,6-bifosfat ↔ Enz-P + Glukosa 1-fosfat

c. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk


membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc
pirofosforilase.
d. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan
menarik reaksi ke arah kanan
e. Atom C1pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan
uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen
yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai
reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang
dikenal sebagai glikogenin.
UDPGlc + (C6)n ↔ UDP + (C6)n+1

Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1→4 untuk membentuk
rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap
melekat pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul
glikogen yang melebihi jumlah molekul glikogenin.
f. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa
tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang
memindahkan bagian dari rantai 1→4 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai
yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 1→6 sehingga membuat titik cabang
pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih
lanjut 1→ glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu
terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan
meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.

Biosintesis glikogen
Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh
enzim glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari
glikogen induknya dan berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang
berperan dalam tahap ini adalah enzim pembentuk cabang (branching enzyme).
Glikogenolisis adalah kebalikan glikogenesis, yaitu reaksi pemecah molekul
glikogen menjadi molekul-molekul glukosa.glikogen yang terdapat dalam hati dan otot
dapat dipecah menjadi molekul glukosa-1-fosfat melalui suatu proses yang disebut
fosforolisis, yaitu reaksi dengan assam fosfat. Enzim fosforilase ialah enzim yang menjadi
katalis pada reaksi gikogenolisis.
Glikogen + asam fosfat fosforilase glukosa-1-fosfat

Ada dua macam fosforilase yaitu fosforilase a (bentuk aktif) dan fosforilase b (suatu
bentuk tidak aktif) yang dapat diaktifkan. Aktivasi fosforilase b berlangsung oleh adanya
fosfokinase, ATP dan ion Mg++.

Dalam hati glukosa-1-fosfat diubah menjadi glukosa-6-fosfat yang kemudian


diubah menjadi glukosa dan fosfat oleh enzim fosfatase. Glukosa yang terjadi masuk ke
dalam darah dan dibawa ke jaringan-jaringan. Glukosa-1-fosfat yang dihasilkan oleh
pengurai glikogen dalam otot diubah menjadi glukosa-6-fosfat untuk digunakan lebih
lanjut dalam proses glikolisis. Akan tetapi karena dalam sel otot tidak terdapat enzim
fosfatase, maka glukosa-6-fosfat tidak dapat diubah menjadi glukosa.
Glukoneogenesis adalah proses pembentukan D-glukosa dari prekursor yang
bukan karbohidrat. Karena prekursor yang digunakan bukan karbohidrat, maka sumber
karbonnya adalah sejumlah prekursor glukogenik yang terutama berasal dari asam
amino-L, laktat atau gliserol. Proses ini terjadi jika makanan yang dimakan tidak cukup
mengandung D-glukosa yang dapat menyebabkan turunnya kadar glukosa darah. D-
glukosa harus dibentuk karena senyawa ini penting untuk fungsi sebagian besar sel dan
mutlak dibutuhkan oleh sistem syaraf dan eritrosit. Jalur metabolisme ini terjadi
terutama di hati dan ginjal, tetapi glukoneogenesis secara fisiologis tidak berarti dalam
otot karena otot tidak mempunyai enzim glukosa 6-fosfatase yang mengubah glukosa 6-
fosfat menjadi glukosa untuk dilepaskan ke darah.
Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati.
Di sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam
suatu proses yang disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru). Pada dasarnya
glukoneogenesis ini adalah sistesis glukosa dari senyawa-senyawa bukan karbohidrat,
misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung
terutama dalam hati. Walaupun proses glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa,
namun bukan kebalikan dari proses glikolisis, karena ada tiga tahap reaksi dalam
glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
Dalam proses glikolisis, asam laktat adalah hasil yang terakhir, untuk
metabolism lebih lanjut, asam laktat harus diubah kembali menjadi asam piruvat terlebih
dahulu. Demikian pula untuk proses gluconeogenesis.
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi.
Maka tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia,
barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya. Protein berperan pokok
sebagai pembangun tubuh. Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses
pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun
protein. Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan
sebagai berikut:
a. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam
siklus Krebs. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
b. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.

Anda mungkin juga menyukai