Anda di halaman 1dari 21

SISTEM IMUN HUMORAL

DAN SELULAR

Kelompok :
Zeny Susilandari (173333101)
Ika Nur Azizah (173333104)
SISTEM IMUN HUMORAL
 Sistem imun humoral yaitu imunitas
yang dimediasi oleh molekul didalam
darah, yang disebut sebagai antibodi
 Antibodi merupakan molekul yang
akan menempel disuatu molekul
spesifik (antigen) dipermukaan benda
asing tersebut
 Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit
 Molekul yang bekerja pada system
imun humoral : defesin, kateisidin dan
system komplemen
Komponen system imun
humoral
1. Komplemen adalah protein dalam serum
darah yang bereaksi, berjenjang sebagai
enzim untuk membantu sistem kekebalan
selular dan kekebalan humoral serta
melindungi tubuh dari infeksi
2. Interferon merupakan hormon berbentuk
sitokina berupa protein berjenis
glikoprotein yang disekresi oleh sel
vertebrata karena akibat rangsangan
biologis seperti virus bakteri dll
3. Antibodi merupakan molekul yang akan
menempel disuatu molekul spesifik
(antigen) dipermukaan benda asing
tersebut
Respon imun humoral
Sel B
Limfosit Menyerang antigen
berkembang
yang ada di cairan
B antar sel menjadi
plasma yang
dapat
membentuk
antibodi

plasma pembelah memori

Antibodi mengikat Sel B berkembang


antigen dan menjadi plasma yang
terbentuk IgG dapat membentuk
antibodi
Ada 5 jenis IgG, yaitu :
1. IgG, merupakan komponen utama di dalam Ig serum dengan
kadar didalam darah sekitar 75% dari semua immunoglobin
2. IgA ditemukan dalam jumlah yang sedikit di dalam darah. IgA
didalam serum dapat mengaglutinasi kuman
3. IgM, merupakan antibody dalam respon imun primer terhadap
kebanyakan antigen
4. IgD, merupakan 1% dari total immunoglobin dan ditemukan
banyak pada sel membrane sel B bersama IgM
5. IgE diitemukan dalam serum dengan kadar yang rendah didalam
serum dan meningkat pada penyakit alergi, dan infeksi cacing
Peran sel imun humoral
 Menyebabkan sitotoksitas
 Memungkinkan imunisasi pasif
 Meningkatkan opsonisasi (pengendapan komplemen pada
suatu antigen sehingga kontak lekat dengan sel fagositik
menjadi lebih stabil
 Mengaktifkan komplemen
 Dapat menyebabkan anafilaksis
 Melawan patogen ekstraseluler
 Penting dalam pertahanan terhadap bakteri
SISTEM IMUN SELULER
 Imunitasseluler adalah respon imun yang
dilakukan oleh molekul – molekul protein yang
tersimpan dalam limfa dan plasma darah
 Berfungsiuntuk pertahanan terhadap bakteri
yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan
keganasan
Imunitas Selular
 Dimediasi oleh sel T limfosit.
Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing yang dapat
menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus) sehingga tidak dapat
dilekati oleh antibodi.
T limfosit kemudian akan menginduksi 2 hal :
(1) fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi,
(2) lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke
luar sel dan dapat di dilekati oleh antibodi.
FUNGSI IMUNITAS SELULAR
Mengorganisasi respons inflamasi nonspesifik :
 aktivasi fungsi makrofag sebagai fagosit dan bakterisid,
serta sel fagosit lainnya
 proses sitolitik atau sitotoksik spesifik terhadap sasaran
yang mengandung antigen.
meningkatkan fungsi sel B untuk memproduksi antibodi
 meningkatkan fungsi subpopulasi limfosit T baik sel
Th/penginduksi maupun sel Tc/sel supresor
 meregulasi respons imun dengan mengadakan regulasi
negatif dan regulasi positif terhadap respons imun.
Peran imunitas selular
• Penting melawan infeksi virus dan bakteri intra-selular
• Ex : Mycobacterium tuberculosis, Legionella
pneumophila, Listeria monocytogenes, Salmonella typhi
• Penting menginduksi imun memori
• Memodulator respon imun
Mekanisme imunitas seluler
RESPONS IMUN SELULAR DALAM KLINIK

 Hipersensitivitas kulit pernah kontak dengan antigen tertentu


(bakteri mikobakterium, virus, fungus, obat dll) 
dipaparkan kembali  reaksi berupa eritema, indurasi pada
kulit atau peradangan pada tempat antigen berada setelah
beberapa hari kemudian.
 Pada penyakit infeksi intraseluler (bakteri, virus, jamur,
parasit dan protozoa ) : mis. kavitas dan granuloma pada
infeksi Mycobacterium tuberculosis, lesi granulomatosa
pada kulit penderita lepra. Limfokin yang dilepaskan sel Td
mengakibatkan terjadinya granuloma dan sel yang
mengandung antigen akan mengalami lisis oleh sel Tc dan
sel killer lainnya.
 Imunitas selular pada penyakit autoimun :
dalam ontogeni sel T autoreaktif dihancurkan dalam timus
keadaan normal diperkirakan sel T autoreaktif ini tetap ada
(jumlah kecil, dapat dikendalikan oleh mekanisme homeostatik)
homeostatik ini terganggu  penyakit autoimun
Kunci sistem pengendalian homeostatik : pengontrolan sel T
penginduksi/Th Sel T penginduksi/Th dapat menjadi tidak
responsif terhadap sel T supresor merangsang sel T autoreaktif
yang masih bertahan hidup atau sel Tc gagalnya autoantigen
dipresentasikan ke sel T
Jika ada gangguan sel T supresor / gagal menghilangkan sel T
autoreaktif / gagal mempresentasikan autoantigen pada masa
perkembangan penyakit autoimun
 Reaksi graft versus host : disebabkan sel
imunokompeten donor terhadap jaringan resipien
reaksi berupa kelainan kulit (makulopapular,
eritroderma, bula dan deskuamasi), kelainan pada hati
dan traktus gastrointestinal
 Penolakan jaringan transplantasi : jaringan yang tadinya
mulai tumbuh  berhenti tumbuh  reaksi imunitas
selular karena adanya antigen asing  disebabkan sel T
resipien mengenal antigen kelas I dan II donor yang
berbeda dengan antigen diri  sama seperti pengenalan
antigen asing di antara celah domain molekul MHC
 Penolakan sel tumor  simunitas sama dgn pada
penolakan jaringan transplantasi  bukan satu-satunya
cara untuk hambat pertumbuhan sel tumor, imunitas
humoral juga berperan
 UJI IN VIVO FUNGSI IMUNITAS SELULAR : reaksi
tipe lambat oleh antigen yang pernah dikenal, misalnya
tuberkulin, kandida, toksoid tetanus, streptokinase, dan
antigen virus mumps  Antigen disuntikkan
intradermal  dinilai apakah terjadi indurasi pada
tempat antigen dimasukkan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai