Lidah mertua merupakan tanaman hias yang dapat dijadikan alternatif untuk menangani masalah bau tidak sedap
dan polusi udara, selain menyerap polusi udara di luar ruangan, lidah mertua juga dapat menetralisir udara
kotor di dalam ruangan. Pasalnya saat ini banyak sekali ruangan yang tidak sehat karena banyak
mengandung karbondioksida, gas AC, hingga nikotin dari asap rokok.
Kopi merupakan bahan yang mudah didapat, kopi diketahui mengandung zat absorban yaitu dapat mengikat bau
tidak sedap seperti amonia.
LANJUTAN…
Penduduk lansia di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 34.490.8 ribu jiwa (Profil Lansia
Provinsi jawa Tengah, 2018).Penduduk lansia di Kabupaten Semarang sebanyak
1.040.6 ribu jiwa (Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah, 2018).
Total populasi lansia di Bangsal Cempaka sebanyak 30 lansia. Sebanyak 21 (70%)
lansia dari 30 lansia mengalami inkontinensia urin. Berdasarkan hasil observasi,
didapatkan bahwa lansia BAK ditempat tidurnya, sehingga menimbulkan bau tidak
sedap (bau amonia).
Berdasarkan permasalahan diatas, kami tertarik melakukan desain inovatif tentang
Penanganan bau tak sedap (bau amonia) dengan aroma terapi kopi.
RUMUSAN MASALAH
○ Apakah masalah bau dapat teratasi dengan penanganan menggunakan aroma terapi kopi?
TUJUAN
○ Untuk menangani masalah bau tidak sedap (bau amonia) di ruang Cempaka Rumah
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading.
MANFAAT
○ Manfaat Teoritis
Sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang
khususnya penanganan dalam mengatasi bau tidak sedap (bau amonia) di Ruang Cempaka
Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading.
○ Manfaat Aplikatif
Hasil penerapan ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai pertimbangan untuk
tindakan dalam mengatasi permasalahan bau tidak sedap (bau amonia) di Ruang Cempaka
Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading.
PENGERTIAN LANSIA :
Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia pada bab I pasal 1 ayat 2 yang dimaksud lansia
adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.
BATASAN LANSIA :
Menurut WHO menggolongkan lansia berdasarkan usia kronologis atau biologis menjadi 4
kelompok yaitu :
1. Usia pertengahan (Middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun.
2. Lanjut usia (Elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun.
3. Lanjut usia tua 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (Very old) diatas 90 tahun.
Sedangkan menurut Nugroho (2008) menyimpulkan pembagian umur berdasarkan pendapat
beberapa ahli bahwa yang disebut lansia adalah orang yang telah berumur 65 tahun ke atas
(Azizah, 2011).
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA :
1. Perubahan Fisik 2. Perubahan Kognitif
● Sistem Penglihatan ● Memori (Daya Ingat)
● Sistem Pendengaran ● IQ (Intellegent Quocient)
● Sistem Integumen ● Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
● Sistem Muskuloskeletal ● Pemecahan Masalah (Problem Solving)
● Sistem Kardiovaskuer ● Kinerja (Performance)
● Sistem Respirasi
● Sistem Pencernaan 3. Perubahan Spiritual
● Sistem Perkemihan 4. Perubahan Psikososial
● Sistem Saraf 5. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
● Sistem Reproduksi
“
Bau Tidak Sedap
(Bau Amonia)
1. Definisi
Amonia merupakan senyawa yang ada didalam urin, yang bersifat basa dan bila terkena sinar
atau panas akan menimbulkan bau menyengat. Bau amonia tersebut berasal dari peruraian urea
sebagai komponen bahan organik terbanyak dalam urin oleh jasad renik menjadi energy dan gas
NH3. (Fujishima, 2016)
Ammonia juga dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan yaitu
mengganggu pernapasan, iritasi selaput lendir hidung dan tenggorokan, iritasi mata (mata merah,
pedih dan berair) dan iritasi kulit. Konsentrasi ammonia dalam ruang jika mencapai 1,5 ppm
(bau tidak enak) setelah kurang lebih satu minggu dan meninggalkan warna kuning yang sulit di
bersihkan. (Mukono, 2015).
1. SOP Menyapu Lantai (Sweeping)
“
a. Definisi : Suatu proses pembersihan lantai dengan menggunakan sapu dan dustpan
b. Tujuan : Agar supaya lantai menjadi bersih dari debu dan kotoran
c. Persiapan Alat :
○
“
Usahakan agar ruangan yang akan disapu tidak banyak perlengkapannya yang dapat menghalangi teknik pembersihan
○ Mulai menyapu dari sudut terjauh dari pintu masuk
○ Peganglah sapu dengan tangan kanan dan sodo (dustpan) dengan tangan kiri
○ Kumpulkan sampah dan debu ke dalam dustpan
○ Lanjutkan menyapu sehingga keseluruh ruangan atau lantai bersih dari debu dan sampah
○ Perhatikan tempat – tempat tersembunyi /”hidden places” seperti : dibalik pintu, disudut ruangan dan sebagainya
○ Jika pekerjaan telah selesai, bersihkan sapu dengan cara mengibaskan di atas bak sampah, agar kotoran/debu lepas dari bulu-
bulu sapu
○ Sampah atau debu yang dikumpulkan pada “dustpan” di buang kedalam tempat-tempat sampah atau garbage
○ Bersihkan dustpan dengan lap, bila perlu dicuci dengan air dan sabun cair
○ Gudangkan semua alat – alat pembersih dengan benar, yakni dalam kondisi bersih, kering dan teratur
2. SOP Pengepelan Lantai (Metode Mopping) “
a. Definisi : Mop adalah sebendel serat/benang yang dipergunakan untuk membersihkan debu dan kotoran lain
yang melekat di lantai.
b. Tujuan : Agar supaya lantai menjadi bersih dan bebas dari kuman
○ Mop
○ Tangkai mop, pada ujung tangkai mop ada alat penjepit untuk menjepit mop
○ Dua buah ember, ember berisi air putih untuk membilas dan ember berisi chemical/bahan kimia
○ Pemeras (metallic presser)
○ Kereta mop (mop trolley)
○ Air (pure water)
○ Sabun cair
d. Persiapan Memulai Pekerjaan :
○
“
Buat larutan air dengan sabun cair pada ember biru dengan perbandingan 10 liter air :20 cc sabun cair
○ Siapkan air bersih (pure water) ke dalam ember merah sebanyak 10 liter air
○ Pasang mop pada mop yang bersih pada tangkai mop
○ Taruh kedua ember diatas trolley, kemudian dorong ketempat yang akan dibersihkan
○ Atur perabot kamar/ruangan (furniture), sehingga lantai bebas dari halangan
e. Cara Kerja :
○
○
○
○
“
Celupkan mop pada ember yang berisi campuran sabun cair
Angkat dan peras dengan alat pemeras (metallic presser)
Mulai mopping dari sudut yang terjauh dari pintu masuk
Gerakkan mop maju mundur, atau kiri dan kekanan, dengan mundur, sehingga lantai yang sudah dibersihkan tidak terinjak
lagi
○ Bila mop sudah kotor, celupkan ke dalam ember yang berisi air saja, sehingga kotoran pada mop akan larut kedalam air
○ Angkat mop dari ember tersebut dan celupkan kedalam ember yang berisi larutan air dan sabun
○ Angkat mop tersebut dan peras dengan alat pemeras sehingga mop tersebut tidak terlalu basah namun lembab
○ Lanjutkan mopping dengan gerak seperti tersebut diatas, sehingga seluruh lantai menjadi bersih
○ Mop yang menyerap kotoran dengan baik, maka cepat kotor, oleh karena itu aia pembilas harus sering diganti
○ Untuk sabun cair dan air diganti seperlunya
● Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa pembersihan ruangan kurang, karena ketidaktepatan teknik
mengepel sehingga memperparah bau.
● Ketika akan membersihkan lantai seharusnya lantai yang terkena BAB dan BAK dibersihkan terlebih dahulu
dengan pel lain sehingga tidak menyebabkan kontaminasi
● Setelah mengepel dengan desinfektan seharusnya lantai dipel lagi menggunakan pewangi
● Kain pel yang digunakan seharusnya lebih sering dicuci supaya air kencing yang menempel di pel tidak
mencemari bagian lantai yang lain
● Air risol yang sudah digunakan di bangsal Cempaka sebaiknya dibuang setelah di pakai untuk mencuci kain pel
dan di ganti air yang baru untuk bangsal Gardenia, sehingga tidak memperparah bau.
● Setelah mengepel, sebaiknya air bekas pel di buang di kamar mandi, karena jika di buang di selokan akan
menguap jika terkena panas dan menimbulkan bau, karena selokan didepan ruangan jarang teraliri air, kadang
kondisi selokan kering.
● Sebaiknya lebih sering dilakukan pengontrolan kebersihan terutama bangsal cempaka bagian belakang.
2. Keadaan Lingkungan Di Luar Wisma
a. Pemanfaatan Lingkungan
Lingkungan disekitar ruang cempaka dimanfaatkan dengan baik, banyak pot bunga yang menghiasi lingkungan
ruang cempaka.
b. Pembuangan air limbah
air limbah dibuang melalui saluran pembuangan limbah yang sudah ada(selokan), selokan dalam kondisi terbuka
namun selalu dalam keadaan bersih.
c. Pembuangan sampah
Berdasarkan observasi, di ruang Cempaka ada 2 tempat sampah, salah satu tempat sampah terbuka.
Bak sampah yang tidak tertutup akan menambah bau di lingkungan sekitar ruangan, terutama jika sampah
tersebut berisi bekas pampers PM, sehingga sebaiknya bak sampah tertutup dan dibedakan menjadi 2 yakni bak
sampah infeksius dan non infeksius, infeksius diberi plastik warna kuning dan non infeksius diberi plastik warna
hitam, hal ini akan mempermudah pemilahan sampah, pembersihan, serta dapat mengurangi bau.
e. Sanitasi
Berdasarkan observasi diketahui bahwa WC yang digunakan dapat berfungsi dengan baik dan terlihat cukup
bersih. Saluran pembuangan air limbah mengalir dengan lancar. Ditemukan ada 1 PM laki – laki di depan ruang
cempaka yang sering buang air kecil di selokan depan ruangan, sehingga jika terkena panas akan menimbulkan
bau pesing.
3. Tingkah Laku PM (Penerima Manfaat)
● BAB/BAK
Berdasarkan observasi, terdapat 7 PM (20 %) yang pipis ditempat tidur dan 4 (11,42 %) PM yang BAB di tempat
tidur, hal ini dikarenakan PM melepas pampers yang telah di berikan, penyebab lainnya yakni pampers PM yang
sudah penuh sehingga bocor dan membasahi pakaian sehingga menimbulkan bau pesing. Sehingga sebaiknya
dilakukan pengontrolan pampers setiap 4 jam untuk meminimalisir kebocoran dan untuk mengetahui PM yang
BAB ditempat tidur
● Kebersihan Diri
Berdasarkan observasi, PM mandi 2 kali sehari. Ada 8 PM ( 22,85 % ) yang mampu mandi sendiri, PM mandi
menggunakan sabun dan keramas menggunakan shampo. Ada 3 PM yang tidak melakukan gosok gigi saat mandi
dan 2 PM tidak memakai sabun. Ada 27 PM (77,14%) yang mandi dibantu oleh petugas, PM mandi menggunakan
sabun, serta keramas menggunakan shampo, akan tetapi PM tidak melakukan gosok gigi. Kebersihan kuku PM
terjaga, PM yang tidak mampu memotong kuku dibantu oleh petugas, sedangkan untuk kebersihan tangan
mayoritas PM tidak melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah makan, beberapa PM mengusapkan tangannya
ke baju setelah makan
● Makan
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa PM makan 3 kali sehari, ada 33 PM ( 94,28 %) makan secara
mandiri dan 2 (5,71 %) PM dibantu. Dari 35 PM ada 4 (11,42 %) PM yang suka membuang makanan dibawah
tempat tidur.
DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
Data Subjektif Gangguan rasa nyaman Stimuli lingkungan
- PM dan karyawan mengeluh tidak nyaman dengan bau tidak sedap ( pesing) pada 00214 yang menganggu
ruangan cempaka. (bau tidak sedap)
- PM dan karyawan mengatakan kurang puas dengan keadaan lingkungan.
Data Obyekif
- Terdapat 7 PM (20 %) yang pipis ditempat tidur dan 4 (11,42 %) PM yang BAB di tempat tidur
- PM melepas pampers yang telah di berikan, penyebab lainnya yakni pampers PM yang sudah
penuh sehingga bocor dan membasahi pakaian sehingga menimbulkan bau pesing
- Terdapat 2 Bak sampah tidak tertutup sehingga menambah bau di lingkungan sekitar ruangan
- Petugas kebersihan hanya menggunakan 1 kain pel untuk membersihkan seluruh ruangan dan
hanya menggunakan 1 ember air sehingga air tersebut terkontaminasi dengan kotoran sebelum
nya.
Diagnosa Fokus yang berhubungan dengan Desain Inovatif yang
diaplikasikan :
Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan Stimuli lingkungan yang
menganggu (bau tidak sedap)
a. Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam mengelola lingkungan dan kenyamanan yang optimal
b. Memberikan aplikasi tanaman lidah mertua pada sudut-sudut ruangan sebagai biofilter
c. Memberikan aplikasi aroma kopi
d. Memberikan edukasi kepada petugas kebersihan tentang SOP sweeping ( menyapu lantai) dan SOP metode
mopping (pengepelan lantai) yang benar.
e. Pertimbangkan penempatan pasien di kamar dengan beberapa tempat tidur (teman sekamar dan masalah
lingkungan yang sama bila memungkinkan
f. Hindari gangguan yang tidak perlu dan berikan untuk waktu istirahat
g. Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
h. Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
i. Pertimbangkan sumber-sumber ketidaknyamanan, seperti pampers yang sudah penuh
j. Bersihkan segera selimut, seprei , baju yang terkena urine dan feses
k. Fasilitasi tindakan-tindakan kebersihan untuk menjaga kenyamanan individu (personal hygiene)
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia
tidaksecaratiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak,
dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan
tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat
mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Di masa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap
PEMBAHASAN (Azizah, 2011).
Penerima Manfaat di Ruang Cempaka Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Pucang Gading Semarang berjumlah 52 orang lansia.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan, PM mengeluh ruangan kotor dan
berbau sehingga mengganggu kenyamanan. Sehingga mahasiswa tertarik
untuk mengambil desain inovativ penanganan bau tidak sedap (bau amonia)
dengan tanaman lidah mertua dan penambahan aroma kopi. Desain inovativ
tersebut dilakukan ditunjang dengan adanya kegiatan membersihkan ruangan
terlebih dahulu meliputi sweeping dan mopping sesuai SOP. Setelah
dilakukan kegiatan pembersihan, ruang cempaka menjadi bersih dan bau
berkurang.
1. Kesimpulan
○ Dari 30 orang PM di ruang Cempaka rata-rata berumur 73 tahun
○ Dari 30 orang PM yang berada diruang Cempaka, PM mengeluh
ruangan kotor dan bau
○ Dari 30 PM yang berada diruang Cempaka harus diedukasi bagaimana
KESIMPULAN cara bertoileting yang benar, jika PM sudah memakai pampers
diharapkan untuk berkemih di pamers saja.
TERIMA KASIH…