Anda di halaman 1dari 151

RUMUSAN

MASALAH
PENELITIAN

Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM.


Ruang Lingkup

Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
Ruang Lingkup

 Judul
 Latar Belakang
 Rumusan Masalah
 Tujuan Penelitian
 Manfaat Penelitian
 Kerangka Teori
 Kerangka Konsep
 Hipotesis
JUDUL

Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
Judul

– Harus menggambarkan keseluruhan isi penelitian


yang direncanakan
– Ditulis dalam kalimat atau frase yang sederhana
dan tidak terlalu panjang
– Tidak menggunakan singkatan, kecuali yang baku
Judul

– Judul dalam kalimat tanya tidak mutlak salah


– Lebih diterima dalam kalimat netral
– Nama tempat dan waktu penelitian perlu dicantumkan bila
khas
– Juga mencerminkan masalah penelitian
– Contoh:
“Determinan Perilaku Seksual Berisiko pada
Remaja di Kota Samarinda tahun 2017”
LATAR BELAKANG

Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
Latar Belakang

– Menjelaskan tentang mengapa penelitian dilakukan


berdasarkan:
– Fenomena yang diamati
– Bagaimana kaitannya dengan teori secara ringkas
– Dimana letak kesenjangan antara kenyataan dan harapan antara
fenomena dan teori
– Memuat alasan dilakukannya penelitian
– Memuat hal-hal yang diharapkan akan dapat dijelaskan atau
dijawab melalui penelitian
– Awal dari rangkaian penulisan yang merupakan satu benang
merah penelitian
– Identifikasi masalah penelitian merupakan hal pertama yang
harus dilakukan oleh peneliti
– Masalah kesehatan terjadi bila ada kesenjangan antara

Apa yang seharusnya ada (das Sollen)


dengan
Apa yang sekarang terjadi (das Sein)
Apakah semua masalah kesehatan dapat diangkat
menjadi masalah penelitian ?

TIDAK

Tidak semua masalah kesehatan layak


dikembangkan menjadi suatu masalah penelitian
Masalah penelitian harus dapat
dipecahkan sebagian atau
seluruhnya dengan penelitian

Dan kemungkinan jawabannya harus


lebih dari satu.
Misalnya:
Masalah kesehatan bahwa sebagian
besar pasien anak dengan penyakit
jantung bawaan di Indonesia tidak
dioperasi.
Sumber Masalah Penelitian

– Kepustakaan
– Buku ajar
– Jurnal
– Sari Pustaka
– Abstrak
– Bahan Diskusi, hasil konferensi, seminar, simposium,
lokakarya
– Pengalaman sehari-hari
– Pendapat pakar
– Sumber non-ilmiah
Syarat Masalah Penelitian

– Mampu laksana
– Menarik
– Memberikan sesuatu yang baru
– Etis
– Relevan

F easible
I nteresting
Hulley
N ovel Cummings
E thical
R elevant
Kemampulaksanaan (Feasible)

– Merupakan hal praktis yang tidak dapat ditawar


– Banyak masalah kesehatan yang dapat dikembangkan
menjadi penelitian yang baik, menjanjikan hal baru dan
relevan dengan pengembangan ilmu; namun, tidak cukup
subyek, dana, sarana, keahlian atau waktu.
– Untuk mengatasinya: modifikasi desain, penyesuaian
besar sampel, jenis pemeriksaan, dll.
– Feasible:
– Tersedia subyek penelitian
– Tersedia dana
– Tersedia waktu, alat dan keahlian
Menarik (Interisting)

– Penelitian menyita pikiran, tenaga, waktu dan


biaya
– Penelitian memiliki kendala
– Peneliti harus jujur terhadap penelitian

Harus tertarik dengan apa yang diteliti


Memberi Nilai Baru (Novel)

– Orisinilitas penelitian
– Pengulangan penelitian terdahulu:
– Menguji konsistensi hasil penelitian
– Menerapkan kondisi, populasi berbeda
– Kekurangan pada metodologi, pelaksanaan, analisis
– Saran/simpulan penelitian sejenis yang telah dipublikasikan

Bermanfaat, bila:
♦ Dirancang lebih baik
♦ Mengeliminasi kekurangan
Novel

– Mengemukakan sesuatu yang baru


– Membantah atau mengkonfirmasi penemuan
terdahulu
– Melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian
terdahulu
Etis (Ethical)

– Tidak boleh bertentangan dengan etika,


khususnya bila manusia merupakan subyek
– Etika tidak mudah didefinisikan
– Perlu persetujuan komisi etik
Relevan

– Merupakan hal yang dipikirkan sejak awal


– Pertimbangkan:
– Kemajuan ilmu
– Tata laksana pasien
– Kebijakan kesehatan
– Dasar untuk penelitian selanjutnya
Mengukur Ketajaman Masalah

– Rasional
– Alasan rasional disiplin ilmu mengenai masalah tersebut.
– Membedakan faktor-faktor yang diteliti berdasarkan disiplin
ilmu yang meneliti.
– Justifikasi masalah
– Bersifat politis
– prioritas penelitian yang telah ditentukan oleh badan-badan
penelitian nasional dan internasional seperti WHO, USAID,
MDGs, dan lain-lain.
Rasional

– Judul: Pengetahuan, Sikap dan Perilaku


Penyalahgunaan Napza pada Remaja di Kota
Samarinda tahun 2017:
– Bidang kedokteran difokuskan pada pengetahuan
yang berhubungan dengan penyakit dan daya tahan
tubuh;
– Ilmu krimonologi diarahkan pada dampak negatif
remaja penyalahguna Napza dalam masyarakat,
misalnya kenakalan remaja, perkelahian, dan lain-
lain.
Justifikasi Masalah

– Penelitian Pengetahuan Sikap dan Perilaku Deteksi Dini


Kanker Payudara dan Pap Smear mempunyai nilai justifikasi
yang tinggi karena prioritas WHO, USAID, UNFPA bahkan
kementerian kesehatan.
– Prioritas utama program “safe motherhood” atau
kesejahteraan ibu (salah satu program utama dunia
dewasa ini)
– Para sponsor mempunyai prioritas masalah khusus
penelitian yang menjadi perhatiannya.
Uraian Latar Belakang Masalah

– Pembenaran mengapa suatu masalah perlu


diteliti (Besar masalah; waktu; daerah
geografik dan demografik; Karakteristik
masyarakat; penyebab masalah dan
pemecahannya)
– Pernyataan alternatif penyelesaian masalah
– Alternatif yang dipilih serta mengapa
alternatif tersebut dipilih
Contoh

Penelitian Pengetahuan Sikap dan Perilaku AIDS pada remaja


di Jakarta, 2017
Masalah:
Penyakit AIDS sampai saat ini belum ada obat penyangkalnya,
sedangkan penularannya sangat cepat. Terutama masyarakat
di kota besar, karena Jakarta merupakan pintu gerbang
pengaruh era globalisasi dan pusat industri. Remaja
merupakan segmen populasi yang rentan terhadap nilai-nilai
transisi sehingga dampak negatifnya disinyalir lebih cepat
terjadi pada kelompok ini.
Pertanyaan penelitian:
– Sampai sejauh manakah para remaja mengetahui akan bahaya penyakit
AIDS?
– Sampai sejauh manakah para remaja mengetahui cara penularan AIDS?
– Sampai sejauh manakah para remaja mengetahui tindakan pencegahan
terhadap penyakit AIDS?
– Sampai sejauh manakah sikap remaja menghadapi masalah AIDS ini?
– Sampai sejauh manakah para remaja berpartisipasi secara pribadi
ataupun secara kelompok dalam kampanye anti AIDS?
RUMUSAN MASALAH

Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
Rumusan Masalah

– Menguraikan masalah umum penelitian dan


permasalahannya secara khusus dan bisa
terdiri dari beberapa rumusan masalah
– Berisi sesuatu yang belum jelas
Syarat

– Dikemukakan dalam kalimat tanya atau dalam


kalimat pernyataan
– Substansi yang dimaksud harus khas, tidak bermakna
ganda
– Bagaimana pengaruh pemberian obat A pada fungsi ventrikel
kiri?
– Apakah penambahan obat A berhubungan dengan
peningkatan curah jantung?
– Bila ada banyak pertanyaan penelitian, harus
dipertanyakan terpisah
– Apakah pemberian kalium intravena akan menurunkan
tekanan darah, mempercepat laju nadi serta tidak
berpengaruh terhadap kinerja miokardium?
– Diawali dengan kalimat pengantar:
– Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah
diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
– Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas
memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
– Dengan memperhatikan latar belakang diatas, dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Contoh:

– Apakah bayi yang lahir dari ibu yang


suaminya perokok mempunyai berat lahir
yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi
yang lahir ibu yang suaminya bukan perokok?
– Apakah terdapat hubungan antara tingkat
pendidikan ibu dengan keberhasilan program
KB di suatu daerah urban?
CONTOH

– Judul:
Ketidaksinambungan Imunisasi Polio pada Anak-anak Balita di Wilayah
Kota Samarinda

– Latar Belakang masalah menguraikan:


Peranan atau pentingnya imunisasi polio bagi anak balita
Masalah polio di Indonesia dan program imunisasi polio di
Indonesia
Masalah drop out atau ketidaksinambungan imunisasi polio secara
umum di Indonesia
Masalah drop out imunisasi polio di Kalimantan Timur dan Kota
Samarinda
– Rumusan Masalah:

Mengapa kesinambungan imunisasi polio bagi anak


balita di Kota Samarinda rendah?
Mengapa angka drop out imunisasi polio tinggi?
Faktor-faktor apa yang menyebabkan atau
mempengaruhi ketidaksinambungan imunisasi polio
bagi anak balita di Kota Samarinda rendah.
Tujuan Penelitian

Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
Tujuan Umum

– Menuliskan apa yang menjadi tujuan


penelitian secara garis besarnya,
merupakan suatu indikasi ke arah mana,
atau data (informasi) apa yang akan dicari
melalui penelitian sesuai dengan lokasi dan
populasi penelitian .
Contoh:

Penelitian Pengetahuan Sikap Perilaku Mengenai Tumbuh Kembang Balita


Kelurahan Lok Bahu, 2016
Tujuan Umum: Mengetahui pengetahuan sikap dan perilaku ibu
tentang tumbuh kembang balita di Kelurahan Lok Bahu Samarinda

Penelitian mengenai Profil Alat Kontrasepsi serta cara Pemilihannya pada


Akseptor KB di Kelurahan Lok Bahu, 2016
Tujuan Umum: Mengevaluasi penggunaan alat kontrasepsi pada
akseptor KB di kelurahan Lok Bahu, Samarinda.
Tujuan Khusus

– Bersifat khusus, merupakan rincian dari tujuan


umum.
– Semua kegiatan yang akan dilakukan dalam
penelitian dirinci dalam pointer-pointer pada
tujuan khusus.
Contoh

Penelitian Pengetahuan Sikap dan Perilaku Mengenai


Tumbuh Kembang Balita Kelurahan Lok Bahu 2016
Tujuan Khusus:
– Diketahui Pengetahuan Sikap dan Perilaku tumbuh
kembang Balita
– Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan
Pengetahuan Sikap dan perilaku Balita, faktor-faktor
sosio demografi ibu balita seperti umur, pendidikan,
pendapatan, kegiatan dan sumber informasi
Penelitian Profil Alat Kontrasepsi dan Cara Pemilihannya pada Akseptor KB
di Kelurahan Lok Bahu 2016
Tujuan Khusus:
– Diketahuinya konfigurasi penggunaan alat kontrasepsi
– Diketahuinya motif penggunaan alat kontrasepsi
– Diketahuinya cara pemilihan alat kontrasepsi oleh akseptor
– Diketahuinya cara pengambilan keputusan untuk ber-KB dalam keluarga
– Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan KB dalam keluarga yaitu usia ibu/bapak, pendidikan
ibu/bapak, pengetahuan ibu/bapak, sumber informasi dan pekerjaan
ibu/bapak
Penulisan tujuan khusus secara
rinci adalah penting, karena

– Semua kegiatan penelitian berdasarkan rincian


tersebut
– Kerangka konsep dan kerangka operasional
sejalan dengan rincian tujuan khusus
– Dalam bab pembahasan, pembahasan akan diulas
berdasarkan setiap pointer dalam tujuan khusus
– Penulisan laporan disebut selesai bila semua
pointer dalam tujuan khusus sudah diteliti
Manfaat Penelitian

Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
– Dalam manfaat penelitian
dituliskan kegunaan dari hasil
penelitian tersebut pada tingkat
lokasi dan populasi penelitian.
Contoh: (lihat penelitian pada
tujuan khusus)

Manfaatnya:
– Sebagai bahan masukan untuk intervensi atau
penyuluhan bagi ibu-ibu rumah tangga mengenai
tumbuh kembang balita.
– Sebagai bahan masukan untuk intervensi atau
penyuluhan KB
– Untuk mahasiswa perlu dituliskan manfaat bagi
instansi pendidikan dan mahasiswa sendiri disamping
pengembangan ilmu pengetahuan
Kerangka Teori

Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
Kerangka Teori

– Merupakan kumpulan materi ilmu yang berhubungan


erat dengan penelitian.
– Mencakup definisi-definisi, patofisiologi penyakit dan
hasil-hasil penelitian yang relevan.
– Deskripsi alat-alat kesehatan yang digunakan dan
lokasi penelitian.
– Pengembangan kerangka konsep dan kerangka
operasional tergantung dari bobot materi kerangka
teori.
Kerangka Konsep

Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
Kerangka Konsep

– Merupakan pola pikir yang dikembangkan


berdasarkan pengetahuan pada kerangka teori
untuk menyelesaikan permasalahan penelitian.
– Kerangka konsep menjelaskan hubungan atau
kaitan antara konsep satu dengan yang lain dari
masalah penelitian yang ingin diteliti
Contoh kerangka teori
Kerangka Konsep

– Merupakan alur pikir ilmiah yang dikembangkan


peneliti untuk menyelesaikan masalah
berdasarkan konsep epidemiologis “agent-host-
environment” dalam hubungannya dengan
“exposure” atau pemajanan dan “outcome” atau
masalah kesehatan/penyakit. Anak panah antar
variabel belum menggambarkan hubungan
statistik tetapi hubungan konsepsional
Kerangka Konsep

– Merupakan pengembangan satu model penyelesaian


masalah atau kerangka konsep yang terdiri dari
variabel-variabel yang akan diukur. Jenis variabel ada
dua yaitu vaiabel “outcome” atau “dependent” atau
variable tergantung dan variable-variabel
“independent” atau variable bebas yang terdiri dari
faktor-faktor sosiodemografi dan faktor-faktor risiko
outcome lainnya. Adakalanya dikenal variabel
“intermediate” antara variabel dependent dan
variable independent.
Contoh kerangka Konsep
HIPOTESIS

Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
Definisi

– Hipotesis adalah dugaan sementara/


pernyataan sebagai jawaban sementara atas
pertanyaan penelitian, yang harus diuji
validitasnya secara empiris.
Syarat

– Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas


dan sederhana, tidak bermakna ganda.
– Mempunyai landasan teori yang kuat.
– Menyatakan hubungan antara satu variabel
tergantung dengan satu atau lebih variabel bebas
Macam Hipotesis

1. Hipotesis kerja
– Adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan
untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang
terjadi apabila suatu gejala muncul. Biasanya
menggunakan rumusan pernyataan: Jika….,
maka…… Artinya jika suatu faktor atau variabel
terdapat atau terjadi pada suatu situasi, maka
ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkannya.
Contoh sederhana

– Jika sanitasi lingkungan suatu daerah buruk, maka


penyakit menular di daerah tersebut tinggi
– Jika persalinan dilakukan oleh dukun yang belum
terlatih, maka angka kematian bayi di daerah tersebut
tinggi.
– Rumusan hipotesis harus dapat memberi penjelasan
tentang kedudukan masalah yang diteliti, sebagai
bentuk kesimpulan yang akan diuji.
2.Hipotesis Nol atau Hipotesis Statistik

biasanya dibuat untuk menyatakan sesuatu


kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang
bermakna antara kedua kelompok atau lebih
mengenai suatu hal yang dipermasalahkan. Bila
dinyatakan adanya perbedaan antara dua variabel,
disebut hipotesis alternatif.
Contoh sederhana

– Tidak ada perbedaan tentang angka kematian


akibat penyakit jantung antara penduduk
perkotaan dengan penduduk pedesaan.
– Tidak ada perbedaan angka penderita sakit diare
antara kelompok penduduk yang menggunakan air
minum dari PAM dengan kelompok penduduk
yang menggunakan air minum dari sumur.
3. Hipotesis hubungan dan hipotesis
perbedaan

– Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya


hubungan antara dua variabel. Misalnya ada
hubungan antara tingkat pendidikan dengan
praktek pemeriksaan hamil. Hipotesis ini dapat
diperjelas lagi menjadi: makin tinggi tingkat
pendidikan ibu, semakin sering (teratur)
memeriksakan kehamilannya.
– Hipotesis perbedaan menyatakan adanya
ketidaksamaan atau perbedaan diantara dua
variabel, misalnya Praktek pemberian ASI ibu-ibu
di kelurahan X berbeda dengan praktek pemberian
ASI ibu-ibu di kelurahan Y. Hipotesis ini lebih
dielaborasi menjadi: Praktek pemberian ASI ibu-
ibu di kelurahan X lebih tinggi dibandingkan
dengan praktek pemberian ASI ibu-ibu di
kelurahan Y.
Variabel
Penelitian dan
Definisi
Operasional

61
Objective

Peserta mampu menjelaskan tentang:


1. Definisi variabel penelitian
2. Jenis variabel penelitian
3. Skema hubungan antar variabel
4. Skala pengukuran variabel
5. Tujuan membuat definisi operasional
6. Penulisan definisi operasional
Variabel Penelitian

– Karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi antara satu


orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian
– misalnya jenis kelamin, berat badan, indeks massa tubuh, kadar
hemoglobin
– Suatu karakteristik tdk disebut sbg variabel jika sama (tidak
bervariasi) dalam suatu populasi
Variabel Penelitian

– Penelitian pada dasarnya adalah mengukur variabel pada subyek,


menggunakan instrumen penelitian yang valid dan reliabel.
– Kemudian menentukan hubungan antar variabel-variabel yang
diteliti tersebut menggunakan uji statistik yang sesuai.
– Penentuan variabel yang akan diteliti merupakan kunci dalam
suatu penelitian.
Variabel Penelitian

– Dikembangkan dari konsep yang akan diteliti


sesuai dengan fenomena atau masalah penelitian
Jenis Variabel Penelitian

– Variabel bebas (independent variable)


– Variabel terikat (dependent variable)
– Variabel perancu (counfonding variable)
– Variabel antara
– Variabel luar
Variabel bebas

– Merupakan variabel sebab yaitu variabel atau


karakteristik dari subjek yang dengan keberadaannya
menyebabkan perubahan pada variabel lainnya
– Pada penelitian eksperimen berupa intervensi atau
perlakuan yang diujicobakan
Variabel Terikat

– Merupakan variabel akibat atau variabel yang


akan berubah akibat pengaruh atau perubahan
yang terjadi pada variabel bebas
– Pada penelitian eksperimen berupa outcome atau
efek dari intervensi yang diujicobakan.
Variabel Perancu
(counfonding variable)

– Merupakan variabel lain yang berhubungan baik dengan


variabel independen maupun variabel dependen.
– Mempengaruhi hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen
– Harus diidentifikasi secara konseptual dan dikendalikan
ketika menentukan kriteria sampel penelitian atau
dikendalikan saat melakukan uji statistik
Variabel Confounding

– Distorsi dalam menaksir pengaruh variabel


independen terhadap variabel dependen, akibat
dari tercampurnya pengaruh sebuah atau
beberapa variabel lain
Disebut variabel confounding jika
memenuhi 3 kriteria:

1. Merupakan suatu faktor risiko atau varibel yang


berpengaruh terhadap variabel dependen (variabel
terikat)
2. Berhubungan dengan variabel independen (Variabel
bebas/paparan)
3. Bukan merupakan variabel antara dalam hubungan
kausal variabel independen dengan variabel dependen
Contoh Variabel
Confounding
– Minum kopi merupakan confounding untuk hubungan
antara merokok (variabel independen) dengan kejadian
hipertensi (variabel dependen)
– Minum kopi secara langsung berhubungan dengan
perilaku merokok (perokok umumnya meminum kopi)
dan berhubungan juga dengan kejadian Hipertensi
Variabel dikatakan sebagai variabel
perancu didasarkan pada:

1. Pemahaman secara substansi


2. Hasil perhitungan statistik
(pada data hasil penelitian ditemukan adanya
hubungan antara variabel tersebut dengan variabel
independen dan variabel dependen)
Variabel antara

– Merupakan variabel yang berdasarkan kejadian


sebab akibat berada di antara variabel independen
dan variabel dependen
– Variabel independen terlebih dahulu mempengaruhi
variabel antara, kemudian akibat perubahan pada
variabel antara akan berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Variabel luar

– Merupakan variabel lain yang tidak diteliti


namun secara substansi dapat
mempengaruhi variabel dependen atau
variabel independen
Skema hubungan antar variabel

Variabel Variabel
Variabel
independen/be dependen/
antara
bas terikat

Variabel
Variabel Variabel
luar
luar counfounding/
perancu
IDENTIFIKASI JENIS VARIABEL DIATAS !
Jenis Variabel

– Tidak semua penelitian mencantumkan variabel


antara atau variabel luar
– Banyak penelitian langsung menampilkan
hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen atau dengan menunjukkan
beberapa variabel perancu.
POLA HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

1. Hubungan/pengaruh satu variabel independen terhadap satu variabel


dependen

Variabel Variabel
bebas terikat

Variabel
perancu
Contoh : Hubungan antara kepatuhan diet dan kualitas hidup pasien Gagal
Ginjal Kronik yang menjalani terapi Hemodialisa
POLA HUBUNGAN ANTAR
VARIABEL
2. Hubungan beberapa (lebih dari satu) variabel independen dengan satu
variabel dependen

Variabel bebas

Variabel bebas
Variabel terikat

Variabel bebas

Variabel bebas
Contoh no 2 : Faktor-faktor yg mempengaruhi kualitas
hidup pasien GGK yg menjalani terapi HD

Kepatuhan diet

Lama HD
Kualitas hidup pasien

Dukungan sosial
keluarga

Tingkat depresi
POLA HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

3. Hubungan antara satu variabel independen dengan beberapa (lebih dari satu)
variabel dependen
Variabel
dependen

Variabel Variabel
independen dependen

Variabel
dependen
Contoh no 3 : Efektifitas terapi sinar ultraviolet (UV) tipe B terhadap
penyembuhan luka dekubitas (pressure ulcer) pada pasien
Spinal Cord Injury

Luas permukaan luka


dekubitus

Sinar UV tipe B Volume luka dekubitus

Angka kuman pd luka


dekubitus
POLA HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

4. Hubungan antara beberapa variabel independen terhadap variabel


dependen yang dibentuk lebih dari 1 jalur hubungan

Variabel
bebas

Variabel Variabel Variabel


bebas antara terikat

Variabel
bebas
Contoh no 4 : Analis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan

Reward &
punishment

Pengetahuan
tentang hak dan
kewajiban
Motivasi kerja Kinerja perawat
Jenjang
pendidikan

Pengalaman
kerja
Skala Pengukuran Variabel

Variabel penelitian berdasarkan skala pengukuran:


1. Skala Nominal
2. Skala Ordinal
3. Skala Interval
4. Skala Rasio
Skala Nominal

– Berupa pengelompokan atau pengkategorian


peristiwa atau fakta
– Angka yang ditampilkan menunjukkan jumlah dari
kategori yang ditampilkan, frekuensi suatu
kejadian atau persentase dari kategori tertentu
Ciri skala nominal

– Data didapat melalui hasil penjumlahan


setiap kategori dari variabel
– Kategori data bersifat mutually exclusive
(saling memisah)
– Bukan merupakan peringkat
Contoh variabel nominal

– Jenis kelamin (jumlah/persentase laki-laki


dan perempuan)
– Agama
– Jenis pertolongan persalinan
– Jenis perlakuan
Skala Ordinal

– Skala yang dipergunakan disusun secara berurutan dari


yang rendah sampai yang tinggi menurut suatu ciri
tertentu
– Bentuk peringkat atau tingkatan mulai dari yang buruk
sampai yang terbaik
– antara urutan (ranking) yang satu dengan yang lainnya
tidak mempunyai jarak yang sama
Ciri skala ordinal

– Kategori data bersifat saling memisah


– Kategori data mempunyai aturan yang logis
– Terdapat tingkatan (ranking) dari setiap kategori
Contoh variabel ordinal

– Tingkat motivasi
– Tingkat pendidikan
– Tingkat pengetahuan
– Kualitas asuhan keperawatan (baik, cukup atau kurang)
– Status sosial ekonomi
– Tingkat kepuasan pasien
Skala Interval

– Hasil pengukuran/penilaian berupa nilai, skor atau angka


dimana jarak satu data dengan data lainnya sama
– Tidak memiliki nilai nol (0) absolut (mutlak).
– Nilai nol pada data interval menunjukkan skor/nilai yang
didapat adalah nol, bukan berarti tidak ada nilai.
Skala Interval

Jika data pada 2 orang responden berbeda 2 kali lipat, bukan


berarti bahwa kedua responden berbeda kualitas 2 kali lipat pula

Ex : Nilai pengetahuan : A mendapatkan nilai 80 dan B mendapatkan


nilai 40, karena A mendapatkan nilai 2 kali lebih tinggi
dibandingkan B, bukan berarti A lebih pintar 2 kali dibandingkan
dengan B.
Ciri Skala Interval

Data didapat melalui hasil pengukuran atau penilaian bukan


penjumlahan
Angka nol hanya menggambarkan suatu titik dalam skala
Tidak mempunyai nilai nol absolut
Ex : Skor pengatahuan 0, bukan berarti tidak ada skor, tetapi skor
yang didapat adalah 0.
Contoh Skala Interval

– Suhu tubuh pasien


– Skor IQ
– Indeks prestasi mahasiswa
– Skor pengetahuan
– Skor kemampuan fungsional (Bhartel Index)
Skala Rasio

– Didapat melalui pengukuran/penilaian yang berbentuk


nilai, skor atau angka
– Jarak satu data dengan data lainnya sama
– Memiliki nilai nol absolut yang artinya ketiadaan karakter
yang diteliti
– Perbedaan nilai 2 kali menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kualitas 2 kali pula.
Contoh skala rasio

– Berat badan
– Tinggi badan
– Lingkar lengan
– Tekanan darah
– Kadar Hemoglobin (Hb)
– Saturasi oksigen (Sa O2),
Definisi Operasional

Definisi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan literatur yang


menjelaskan variabel secara lebih operasional meliputi :
1. Apa yang harus diukur
2. Bagaimana mengukurnya
3. Apa saja kriteria pengukurannya (indikator)
4. Instrumen yang digunakan untuk mengukurnya
5. Skala pengukurannya
Tujuan membuat def.operasional

1. Membuat variabel menjadi lebih konkrit


ada variabel yang dapat diukur secara langsung tetapi ada yang
ditentukan secara tdk langsung berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu misalnya variabel status gizi (dinilai dengan
menentukan berat badan, indeks massa tubuh, hemoglobin)
Hal ini hanya dapat dipahami dengan menjelaskan variabel
penelitian secara detail
2. Menunjukkan bahwa variabel dapat diukur (measurable)
Skema asal Definisi Operasional
Contoh Penulisan Def.Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
operasional

Kemampuan kemampuan Barthel’s Index Skor kemampuan Interval


fungsional pasien pasien paska (BI) fungsional
Stroke Stroke melakukan dengan rentang 0-
aktivitas dan 100. Semakin
tugas untuk tinggi skor
memenuhi menunjukkan
kebutuhan sehari- semakin mandiri
harinya seperti pasien dalam
aktivitas pemenuhan
perawatan diri, kebutuhan diri.
ambulasi, mandi,
makan, toileting,
berpakaian, dan
menaiki tangga.
Desain PENELITAN KESEHATAN

Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
Bahasan

– Desain Penelitian Kuantitatif


– Desain Penelitian Kualitatif
– Besar Sampel
Penelitian Kuantitatif

Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
Berdasarkan perlakuan/Intervensi

– Observational
– tanpa melakukan manipulasi atau intervensi,
– studi cross-sectional (potong lintang),
– studi kasus-kontrol, dan
– studi kohort.

– Intervensional/ eksperimental
– melakukan manipulasi kemudian mempelajari efek
perlakuan tersebut,
– uji klinis dan
– intervensi atau eksperimen.
Metode Penelitan Survei

– Sampel hanya sebagian dari populasi yang


dianggap mewakili populasi
– Hasil pada sampel digeneralisasikan sebagai hasil
populasi
– Dibagi menjadi:
– Deskriptif
– Analitik
Penelitan Survei Deskriptif

– Untuk menggambarkan atau menguraikan


keadaan dalam komunitas atau masyarakat
– Seringkali disebut Penelitian Penjelajahan
(Exploratory Study)
– Umumnya menjawab pertanyaan
“Bagaimana”
Survei Analitik

– Untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi


– Seringkali disebut Penelitian Penjelasan
(Explanatory Study)
– Umumnya menjawab pertanyaan “Mengapa”
– Dibagi menjadi:
– Seksional Silang (Cross Sectional)
– Studi Retrospektif (Retrospective Study)
– Studi Prospektif (Prospective Study)
Seksional Silang (Cross Sectional)

– Suatu penelitian dimana variabel-variabel yang


termasuk dalam sebab/ resiko dan akibat/ efek
diobservasi pada saat bersamaan
– Misal:
– Penelitian tentang hubungan antara bentuk tubuh dan
hipertensi
– Hubungan antara kondisi sanitasi lingkungan dengan
penyakit menular
– Pengumpulan data variabel sebab (independen)
dan variabel akibat (dependen) dilakukan
bersamaan.
Rancangan Penelitian Cross Sectional

Populasi
(Sampel)

Faktor Faktor
Resiko (+) Resiko (-)

Efek (+) Efek (-) Efek (+) Efek (-)


Keterbatasan Penelitian Cross Sectional:
 Diperlukan subyek penelitian yang besar
 Tidak menggambarkan perkembangan penyakit secara
akurat
 Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan
 Kesimpulan korelasi faktor resiko dan faktor efek yang
paling lemah
Studi Retrospektif
(Retrospective Study)

– Adalah penelitian yang berusaha melihat ke


belakang (backward looking), artinya
pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat
yang sudah terjadi (Case Control)
– Data dikumpulkan dari variabel dependen, baru
dicari variabel independen
– Misal:
– Penelitian tentang hubungan merokok dan kanker paru-
paru
Rancangan Penelitian case control

Faktor Resiko (+)

retrospektif Efek (+)

Faktor Resiko (-)


kasus
Populasi
(Sampel)

Faktor Resiko (+)


retrospektif Efek (-)
Faktor Resiko (-)
kontrol
Kelebihan Kekurangan
 Adanya kesamaan ukuran  Pengukuran variabel
waktu antara kelompok retrospektif kurang obyektif
kontrol dan kasus dan reliabel karena harus re-
call faktor resiko
 Adanya pembatasan faktor
resiko sehingga hasil  Tidak dapat diketahui efek
penelitian lebih tajam variabel luar karena secara
teknis tidak dapat dikendalikan
 Tidak menghadapi kendala
etik seperti cohort  Kadang-kadang sulit memilih
kontrol yang benar-benar
 Tidak memerlukan waktu sesuai dengan kelompok kasus
yang lama karena banyak faktor resiko
yang harus dikendalikan
Studi Prospektif
(Prospective Study)

– Adalah penelitian yang bersifat melihat ke depan


(forward looking).
– Seringkali disebut Penelitian Cohort.
– Penelitian dimulai dari variabel penyebab atau
faktor resiko, kemudian diikuti akibatnya pada
waktu yang akan datang
– Berawal dari variabel independen dan diikuti
akibat variabel independen tadi terhadap variabel
dependen
Rancangan Penelitian Prospektif

Efek (+)

Faktor resiko (+) prospektif

Efek (-)
Populasi
(Sampel)

Efek (+)

Faktor resiko (-) prospektif

Efek (-)
Keunggulan Kekurangan
 Dapat mengatur  Memerlukan waktu yang lama
perbandingan kelompok
subyek dan kontrol sejak  Memerlukan sarana dan
awal penelitian pengelolaan yang rumit
 Dapat langsung menetapkan  Kemungkinan subyek drop out
besarnya angka resiko dari akan mengganggu hasil
waktu ke waktu
 Pertimbangan etis karena
 Ada keseragaman observasi
terhadap faktor resiko dan
faktor resiko akan diamati
efek dari waktu ke waktu sampai terjadi efek (penyakit)
Metode Penelitan Eksperimen

– Adalah kegiatan percobaan, yang bertujuan


untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul, sebagai akibat dari adanya
perlakuan tertentu.
– Ciri khas: ada percobaan (experimen/trial)
– Sampel relatif kecil dibandingkan besar populasi
– Uji statistik harus cermat sehingga dapat di
generalisasi
Macam rancangan penelitian
eksperimen

– Rancangan Pra-eksperimen
– Posttest only design
Eksperimen  Posttest
– One group Pretest-Posttest
PretestPerlakuanPosttest
– Perbandingan kelompok statis
Kel. Eksperimen: Perlakuan  Posttest
Kel. Kontrol :  Posttest
– Rancangan eksperimen sungguhan (True Experiment)
– Pretest-posttest dengan kelompok kontrol
Random Kel. Eksperimen: PretestPerlakuanPosttest
Random Kel. Kontrol: Pretest Posttest
– Randomized Salomon Four Group
Kel. Eksperimen: PretestPerlakuanPosttest
Kel. Kontrol: Pretest Posttest
Kel. Kontrol: PerlakuanPosttest
Kel. Kontrol: Posttest
– Posttest only control group design
Kel. Eksperimen: PerlakuanPosttest
Kel. Kontrol: Posttest
– Rancangan eksperimen Semu (Quasi Experiment)
– Time Series Design
Pretest 01 02 03PerlakuanPosttest 04 05 06
– Control Time Series Design
Kel. Eksperimen: Pretest 01 02 03PerlakuanPosttest 04 05 06
Kel. Kontrol: Pretest 01 02 03 Posttest 04 05 06
– Non-equivalent Control Group
Kel. Eksperimen: PretestPerlakuanPosttest
Kel. Kontrol: Pretest Posttest
– Separate Sample Pretest-Posttest
Random Kel. Eksperimen: PrettestPerlakuanPosttest
Random Kel. Kontrol: PerlakuanPosttest
Metode penelitian Klinik

– Prosedur uji obat


– Harus ada kelompok trial dan kontrol
– Tahapan:
– Uji hewan percobaan atau relawan
– Uji penyembuhan penyakit
– Uji pada masyarakat
– Uji setelah dipasarkan
Desain Penelitian Kualitatif

Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
Penelitian kualitatif

– Tidak ada formula yang pasti untuk menganalisis data


– Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif didasarkan pada
pendekatan yang digunakan.
– pendekatan dalam penelitian kualitatif diantaranya
– studi biografi
– fenomenologi
– grounded theory
– etnografi
– studi kasus
Studi Biografi

– Mengorganisir file (tahap perjalanan hidup dan


pengalaman)
– Tahap kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia
ditulis secara kronologis; pengalaman pendidikan,
pernikahan, dan pekerjaan. Membaca
keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi
kode.
– Kisah diatur secara runtun/ kronologis
– Peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna dari kisah
yang dipaparkan, serta mencari temuan penting dari kisah
tersebut.
– Peneliti juga melihat struktur dari kisah tersebut untuk
menjelaskan makna, seperti interaksi sosial dalam sebuah
kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah,
kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup
individu.
– Riwayat hidup informan ditulis dengan
berbentuk narasi yang berfokus pada
proses dalam hidup individu, teori yang
berhubungan dengan pengalaman
hidupnya dan keunikan hidup individu
tersebut.
Fenomenologi

– Mengorganisasikan semua data atau gambaran


menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang
telah dikumpulkan
– Membaca data secara keseluruhan, kemudian
membuat catatan pinggir mengenai data yang
dianggap penting kemudian melakukan
pengkodean data
– Menemukan dan mengelompokkan temuan atau
dialami pernyataan yang dialami oleh informan dengan
melakukan analisa secara horizontal yaitu setiap
pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai
atau arti yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang
tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun
pernyataan yang bersifat ulangan atau tumpang tindih
dihilangkan.
– Temuan dari Pernyataan tersebut kemudian
dikumpulkan dalam unit makna lalu ditulis bagaimana
pengalaman tersebut terjadi.
– Selanjutnya mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena
atau temuan tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena
tersebut.
– mengembangkan textual description (dekripsi mengenai
fenomena yang terjadi pada informan)
– structural description (uraian yang menjelaskan bagaimana
fenomena itu terjadi).
– Memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena
yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman informan mengenai
fenomena tersebut.
– Membuat laporan yang berupa uraian pengalaman setiap informan.
Setelah itu, menuliskan gabungan dari gambaran tersebut.
Studi Grounded Theory

– Mengorganisir data
– Membaca keseluruhan data dan memberi kode.
– Open coding, peneliti membuat kategori informasi tentang
peristiwa yang dipelajari.
– Lalu membuat axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu
peristiwa, menyelidiki kondisi-kondisi yang
menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi,
dan menggambarkan peristiwa tersebut.
– Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu
jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di
dalam model axial coding.
– Selanjutnya peneliti dapat mengembangkan dan
menggambarkan suatu acuan yang menerangkan
keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi
yang mempengaruhi suatu peristiwa tertentu
yang diteliti.
Studi Etnografi

– Mengorganisir file.
– Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
– Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti.
– Menginterpretasi temuan berdasarkan tujuan penelitian.
– Menyajikan presentasi dalam bentuk tabel, gambar, atau
uraian.
Studi Kasus

– Mengorganisir data.
– Membaca keseluruhan data dan memberi kode.
– Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya.
– Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa
kategori.
– Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan
generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk
penerapannya pada kasus yang lain.
– Menyajikannya secara naratif.
Besar Sampel

Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
– Metode dan hipotesis merupakan salah satu sebagai penunjuk arah
kita mengunakan perhitungan besar sampel mana yang tepat untuk
hipotesis dan desain penelitian.
– Pengujian satu sampel pada prinsipnya ingin menguji apakah suatu
nilai tertentu berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata
sebuah sampel. Nilai tertentu pada umumnya adalah sebuah nilai
parameter untuk mengukur populasi.
– Sedangkan pada uji dua sampel adalah ingin mengetahui apakah ada
perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi dengan melihat
rata-rata data sampelnya.
A. Besar sampel untuk estimasi proporsi.

Kasus 1
– Suatu penelitian dilakukan di Kabupaten Bantul
untuk mengetahui perilaku ibu dalam
memberikan makanan kepada bayi. Jika penelitian
yang dilakukan menginginkan ketepatan 10%,
tingkat kemaknaan 95% dan diketahui prevalensi
pemberian makanan bayi baik 30%. Berapa
sampel yang harus diambil pada kasus diatas?
Rumus
Z21-α/2 PQ
n= —————-
d2
Keterangan
n = Besar sampel
Z21-α/2 = 1,96 pada α 0,05
P = Proporsi prevalensi kejadian (0,3)
d = Presisi ditetapkan (0,1)
(1,96)2(0,3)(1-0,3)
n = ————————— = 81 orang
(0.1)2
Suatu penelitian survei terdahulu diketahui jika angka prevalensi
ketrampilan rendah pada perawat di RSU PKU Muhammadiyah 20%.
Berapa jumlah perawat yang harus diteliti dalam survei jika diinginkan
90% kemungkinan dapat mendeteksi bahwa angka prevalensi
ketrampilan rendah pada perawat 15%.
Diketahui
Po= 0.20
Pa=0.15
α= 0.05 = 1.96
β= 0.10 = 1.282
Berapa sampel?
(1,282)2(0,2)(1-0,2)
n = ————————— = 11,7  12 orang
(0.15)2
Besar sampel untuk hipotesis dua
proporsi populasi/ relative risk

Keterangan :
n1=n2 = Besar sample pada kelompok kasus dan kelompok kontrol
P1 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada kelompok BBLR
P2 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada kelompok BBLN
α = 0.05
Zα = 1.96
ß = 0.20
Zß = 0.842
P 2 = 0.20
Apabila RR 1,75 dianggap bermakna dan perbandingan paparan dan tidak
terpapar 1 : 1, Besar sampel?
α = 0,05 Zα = 1,96 RR = 1,75
ß = 0,20 Zß = 0,842
P 2 = 0,20 P1 = 1,75x0,20=0,35
P = (0,35+0,20)/2 = 0,275
Q2 = 0,80 Q1= 0,65 Q= 0,725

n1=n2= 82  jumlah sampel 164 orang


Besar sampel untuk hipotesis odd rasio
Keterangan :
N : Besar sampel pada masing masing kelompok
P1 : Proporsi bayi dengan penyapihan dini pada kejadian tidak ISPA.
P2 : Proporsi bayi yang tidak penyapihan dini pada kejadian tidak ISPA.
Z1-a : Level of significance, 0,05 = 1.96
Z1-b : Power of the test (80 %) = 0.84
OR : 3.2 (Penelitian Cesar et al, 1999)
P1 : 0.495 Dimana .
P2 : 0.235 (berdasarkan penelitian Cesar, 1999)
Odds ratio (OR) dan proporsi terpapar pada kelompok pembanding P2=23,5%,
OR Kejadian ISPA 3.2 didasarkan pada penelitian Cesar 1999 dengan confidence
interval=95%, Kekuatan uji=80%, tingkat kemaknaan (α)=0,05,
Besar sample untuk penelitian dua
populasi mean

= 57
Besar sampel untuk penelitian
experimen

(t-1)(r-1)> 15
Keterangan:
t : banyaknya jumlah perlakuan
r : jumlah replikasi

untuk mengantisipasi hilangnya unit experimen maka dilakukan koreksi


dengan 1/(1-f) dengan f adalah proporsi unit experimen yang hilang atau
mengundurkan diri atau drop out
Contoh: Jika dalam suatu penelitian terdapat 4 jenis perlakuan,
maka jumlah ulangan untuk tiap perlakuan dapat dihitung:
(4-1)(r-1) > 15
(r-1) > 15/3
r > 6
Kementerian Kesehatan RI
Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., MKM
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur

Anda mungkin juga menyukai