Anda di halaman 1dari 75

PENGKAJIAN FISIK DASAR DAN

LANJUT PADA SISTEM HEMATOLOGI-


ONKOLOGI PADA ANAK
N S . R I N A M A R I YA N A . S . K E P, M . K E P
D E PA R T E M E N I L M U K E S E H ATA N A N A K
Hematologi-Onkologi Anak
Masalah yang sering dijumpai :
1. Anemia
2. Perdarahan
3. Tumor/benjolan
4. Thalasemia
5. leukemia
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
(Agustus 2015)
HEMATOLOGI ONKOLOGI
2% 4%
5%
1. Thalassemia 2%
4%

2. Hemofilia Leukemia
Retinoblastoma

8% Neuroblastoma

3. Anemia defisiensi besi 3% 52%


Tumor Willms
Rhabdomiosarkoma
Limfoma malignum
2%
Osteosarcoma
13%
Sarkoma Ewing
5%
KNF
Yolk sack
Histiositosis
Pengkajian fisik pada sistem hematologi-
onkologi anak
 Status generalis :  Status lokalis :
 Keadaan umum  Tumor/benjolan
 Tanda vital  Lesi
 Kesadaran
 Mata
 Jantung
 Paru Holistik  menyeluruh
 Abdomen
 Ekstremitas
Anemia
ANEMIA: Suatu gejala akibat sel
darah merah /hemoglobin (Hb)
kurang

WHO
◦< 5 th : Hemoglobin < 11 g/dL
◦> 5 th : Hemoglobin < 12 g/dL
Pengkajian keperawatan anemia
1. Kaji adanya tanda-tanda anemia (pucat, lemah, sesak, napas
cepat, hipoksia kronik, nyeri tulang dan dada, menurunnya
aktivitas, anorexia), epistaksis berulang
2. Kaji tingkat aktivitas anak  mudah lelah?
3. Kaji tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak
Asuhan keperawatan pada anemia
Identifikasi dan laporkan tanda dan gejala anemia

• Tanda-tanda vital (kesadaran, denyut apex meningkat, nadi lemah dan cepat, TD menurun)
• Monitor perfusi jaringan
• Warna kulit (pucat) dan tanda-tanda diaphoresis  tempat perdarahan
• Kelemahan
• Beri produk darah dan pantau respon anak terhadap infus  kelebihan cairan, reaksi transfusi

Edukasi

• Diet
• Obat-obatan
• Reaksi transfusi
• Toleransi anak terhadap aktivitas anak
• Terpenuhinya kebutuhan nutrisi
• Keluarga dapat mengatasi dan mengendalikan stress
Pengkajian keperawatan perdarahan
1. Mengkaji tempat-tempat perdarahan dan gejala perdarahan
2. Mengkaji tingkat aktivitas  intoleransi ? Kelelahan?
3. Mengkaji tingkat perkembangan  gangguan tumbuh kembang ?
Asuhan keperawatan pada perdarahan
Identifikasi dan laporkan tanda dan gejala perdarahan

• Tanda-tanda vital (denyut apex meningkat, nadi lemah dan cepat, TD menurun)
• Tempat perdarahan
• Warna kulit (pucat) dan tanda-tanda diaforesis
• Kelemahan
• Penurunan tingkat kesadaran
• Penurunan jumlah trombosit
• Beri produk darah dan pantau respon anak terhadap infus  kelebihan cairan, reaksi transfusi

Perhatian

• Lindungi dari trauma


• Jangan beri aspirin atau obat-obat NSAID
• Hindari suntikan IM
• Beri obat kontrasepsi untuk mengurangi menstruasi berlebihan
• Usahakan higiene mulut yang baik dengan sikat gigi lunak
• Hindari kontak dengan sumber infeksi potensial
• Usahakan isolasi ketat (rujuk kebijakan dan prosedur RS)
Pengkajian keperawatan tumor
1. Kaji reaksi anak terhadap gejala akibat tumor
2. Kaji tingkat aktivitas anak  terganggu?
3. Kaji tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak
Asuhan keperawatan pada tumor
Identifikasi dan laporkan tanda dan gejala tumor

• Tanda-tanda vital (denyut apex meningkat, nadi lemah dan cepat, TD menurun)
• Tumor (letak, besar, gangguan fungsi dan perdarahan)
• Warna kulit (pucat) dan tanda-tanda diaforesis
• Kelemahan
• Penurunan tingkat kesadaran
• Gangguan BAB dan BAK

Perhatian

• Lindungi dari trauma


• Menjaga higiene tumor  rawat luka
• Menjaga higiene pasien  usahakan higiene mulut yang baik dengan sikat gigi lunak
• Hindari kontak dengan sumber infeksi potensial
Thalassemia
 Kelainan genetik tunggal terbanyak di dunia

Dunia (WHO 2001)


◦ 7% dari total penduduk dunia  pembawa sifat thalassemia
◦ 300-400 ribu anak lahir dengan thalassemia mayor

Indonesia  pembawa sifat


◦ Thalassemia-β : 3-10%
◦ Thalassemia-α : 2,6-11%
◦ HbE : 1,5-36%

Lanni, 2008
THALASSEMIA
FENOTIP (SECARA KLINIS) GENOTIP (SECARA GENETIK)
1. Thalassemia mayor 1. Thalassemia β
2. Thalassemia minor 2. Thalassemia α
3. Thalassemia intermedia 3. Thalassemia αβ
THALASEMIA
PENYAKIT KELAINAN DARAH, HB TIDAK TERBENTTUK SEMPURNA DI SUMSUM TULANG
BELAKANG SEHINGGAN SEL DARAH MUDAH RUSAK DDAN PECAH DAN ANAK MENGALAMI
KEHILANGAN DARAH

UMUR DARAH 120 HARI PADA THALASEMIA 2 KALI LEBIH PENDEK YAITU 30 HARI
Pusat Thalassemia Jakarta
• Terdaftar 1723 pasien
• Rerata : 14 tahun
• Kisaran 9 bulan – 47 tahun
• Pasien baru : 40-100 pasien /
tahun
Penurunan thalassemia
Hukum Mendel
Patofisiologi β-thalassemia




Gejala klinis

Hiperpigmentasi
Organomegali Organomegali
Facies Cooley
Kelainan radiologis
MAJOR INTERMEDIA MINOR
Klinis Saat bayi Muncul kemudian Asimptomatik
Splenomegali ++++ +++ - ++++ 0-+
Ikterik +++ + - +++ 0-+
Perubahan ++++ ++ - ++++ 0
tulang
Perubahan wajah ++ - ++++ 0 - ++++ 0

Hematologik
Anemia ++++ ++ - +++ 0-+
RBC   N or 
Mikrositosis + + +
NRBC ++ - ++++ + - ++++ 0

Hb analisis
HbF 10->95 % 10->95 % N or < 10%
HbA2 N or  N or  N or  (>3.5%)
Transfusi darah
Hb 9-10 g/dL, terutama pada anak
Target Hb 11-12 g/dL
Jenis darah : leukodepleted, NAT (ideal)
Diberikan bertahap

Jumlah darah = (Hb 12 – Hb sekarang) x 4 x BB


Kelasi besi
Diberikan bila feritin > 1000 ng/mL
Terdapat 3 jenis :
1. Desferoksamin
2. Deferipron
3. Deferasiroks

MONITORING
EFEK SAMPING
Pengobatan tambahan
Medikamentosa:
• Asam folat : 2 x 1 mg/hari
• Vitamin E : 2 x 200 IU/hari
• Vitamin C : 2-3 mg/kg/hari
 Hanya diberikan pada saat pemakaian DFO (Kelasi besi)
 Maksimal 50 mg / hari pada anak < 10 tahun
 Maksimal 100 mg / hari pada anak ≥ 10 tahun
 TIDAK melebihi 200 mg / hari
 TIDAK diberi pada pasien dengan gangguan fungsi jantung
….PENGOBATAN TAMBAHAN

Nutrisi:
• Hindari bahan makanan kaya zat besi terutama daging merah dan jeroan, alkohol
• Perbanyak Kalsium, makanan rendah besi: sereal, gandum dan lain-lain

X √
Terapi psikososial: Pasien, orang tua, dan anggota keluarga lainnya
Splenektomi: dengan pertimbangan yang matang
SPLENEKTOMI
 HANYA dilakukan pada keadaan/indikasi:
1. Kebutuhan transfusi/tahun > 1,5x normal, tanpa sebab yang lain seperti: infeksi, auto antibodi,
ditandai kebutuhan PRC >200 mL/kgBB/tahun (hipersplenisme dini)
2. Pasien dengan peningkatan feritin, walaupun kelasi besi adekuat
3. Splenomegali masif disertai gejala klinis, atau takut terjadi ruptur
4. Pansitopenia/hipersplenisme (sebaiknya saat hipersplenisme dini)

 Syarat-syarat
1.Sebaiknya usia > 5 tahun
2.Imunisasi 2 minggu pre / pasca-operasi (Meningitis, Hepatitis B, Pneumokok, Hemofilus
Influenza jika usia < 2 tahun)
KOMPLIKASI IRON OVERLOAD

120 Kematian

100
Gagal jantung

Hipoparatiroidisme
80
Hipotiroidisme
Besi (gr)

60 Diabetes

40 Hipogonadisme

Aritmia jantung
20
Fibrosis hati Sirosis hati
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
Usia (tahun)
Thalassemia Centre, Dept. of Pediatrics
University of Turin, Italy
Hemofilia
RSCM : 157 pasien

Hemofilia adalah penyakit yang diturunkan dengan gejala darah


tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal.

Klasifikasi :
◦ Hemofilia A: kekurangan faktor VIII
◦ Hemofilia B: kekurangan faktor IX
Pembekuan pada hemofilia
Proses pembekuan normal
Hemofilia
Diagnosis hemofilia
Khas : terjadi perdarahan yang lebih
lama atau perdarahan berulang.
Letak : subkutan, otot, sendi
Bisa terjadi spontan atau ada riwayat
trauma.
Gejala awal : kebiruan (hematom)
sering dan luas akibat sering terjatuh
dan terbentur.
Tata laksana
 Perdarahan harus segera diatasi untuk penyembuhan dan
mencegah kerusakan.
 Bila terlambat, perdarahan membutuhkan waktu lebih lama untuk
sembuh dan membutuhkan terapi lebih banyak
Obat hemofilia

Terapi pengganti  secepatnya


Tata Laksana
• Istirahatkan anggota tubuh dimana ada luka.
R est • Bila kaki yang mengalami perdarahan, gunakan alat bantu
seperti tongkat.

• Kompreslah bagian tubuh yangterluka dan daerah sekitarnya dengan

I ce es atau bahan lain yang lembut & beku/dingin.


• Keep alternating: 5 minutes on, 10 minutes off, for as long as the joint
feels hot

• Tekan dan ikat, sehingga bagian tubuh yang mengalami perdarahan


tidak dapat bergerak (immobilisasi).
C ompress • Gunakan perban elastis namun perlu di ingat, jangan tekan & ikat
terlalu keras.

• Letakkan bagian tubuh tersebut dalam posisi lebih tinggi dari posisi
E levation dada dan letakkan diatas benda yang lembut seperti bantal
Perdarahan Otot dan Sendi
Gejala: rasa sakit yang hebat dan
pembengkakan.
Posisikan anggota tubuh yang terluka pada
posisi yang paling nyaman (tidak
menimbulkan rasa sakit).
Bila perdarahan terjadi di daerah sendi,
jangan memaksakan posisi sendi lurus.
Pada umumnya perdarahan di daerah
sendi mengakibatkan sendi tidak dapat
digunakan.

Hemofilia : http://hemofilia.or.id/main.php
Anjuran
1. Lakukan sunat saat anak masih kecil (< 10 tahun).
2. Mengkonsumsi makanan/minuman yang sehat dan menjaga BB tidak
berlebihan.
3. Tetap melakukan olah raga (jenis tertentu).
4. Rajin merawat gigi dan gusi.
5. Hindari penggunaan Aspirin, ibuprofen.
Anemia Defisiensi Besi
 Masalah di dunia
 Insidens tinggi
 40-50% anak balita
 5.5 % usia sekolah (5-8 tahun)
 2.6% anak remaja
 25% remaja putri yang hamil

Etiologi
 Kurangnya asupan
 Absorpsi inadekuat
 Peningkatan kebutuhan : pertumbuhan (BBLR, gemeli, remaja, hamil, obesitas)
 Kehilangan darah
http://www.bigcscottsboro.com/hipics/iron.jpg
Dampak anemia ketika bayi pada prestasi anak
prasekolah dan usia sekolah

Gangguan konsentrasi
Daya ingat rendah
Kapasitas pemecahan masalah rendah
IQ lebih rendah
Gangguan perilaku

Indonesia (Soewondo dkk, 1989; Soemantri, 1985)


India (Seshadri-Gopaldas, 1989)
Thailand (Politt dkk, 1989)
Akibat defisiensi Fe
Tumbuh kembang terganggu
Gangguan kognitif (belajar)
Penurunan fungsi otot  penurunan aktifitas fisik  rendahnya
produktifitas
Penurunan daya tahan tubuh  meningkatnya risiko infeksi
Manifestasi
Diagnosis
1. Pucat lama
2. Tanpa perdarahan
3. Tanpa pembengkakan organ
4. Ditemukan penyebab/etiologi
5. Ada/tidak adanya komplikasi
6. Darah tepi: anemia hipokrom-mikrositer
7. Responsif terhadap pemberian senyawa besi
Penanganan
1. Terapi zat besi
2. Mengatasi penyebab
◦ Gizi  hal utama
◦ Faktor lainnya
Makanan mengandung Fe
Zat besi non Heme :
Zat besi Heme : ◦ Sumber :
◦ Sumber : ◦ Buah-buahan
◦ Daging merah ◦ Sayuran
◦ Ikan ◦ Sereal
◦ Ayam ◦ Susu
◦ Bioavailabilitas tinggi ◦ Produk susu
◦ Absorpsi tidak bergantung ◦ Absorpsi 2-4 % lebih rendah dari
komponen dalam makanan Heme
◦ Penyerapan dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi

Menghambat Meningkatkan
◦Tanin (teh) ◦Daging
◦Polifenol (kopi) ◦Vitamin C
◦Fitat (padi/sereal)
◦Kalsium, fosfat
◦Keasaman lambung
◦Infeksi H. Pylori
Komposisi preparat besi
PREPARATIONS AVAILABLE STRENGTH Fe++ CONTENT

Oral formulations tablets/capsules

Ferrous fumarate 300 mg/cap 99 mg/cap

Ferrous gluconate 300 mg/tab 35 mg/tab

Ferrous sulphate 300-325 mg/tab 60-65 mg/tab

Ferrous sulphate, sustained-release 160 mg/tab 65 mg/tab

Polysaccharide-iron complex 150 mg/cap 150 mg/cap

Oral liquid suspensions

Ferrous fumarate 60 mg/ml 20 mg/ml

Ferrous sulphate Drops : 75 mg/ml Drops : 15 mg/mL


Syrup : 30 mg/ml Syrup : 6 mg/mL
Intravenous/intramuscular formulations

Iron dextran - 50 mg/mL

Iron sucrose - 20 mg/mL

Anemia Institute for Research and Education. Http:www.anemiainstitute.org


Pemberian preparat besi
Cara : oral / parenteral
Dosis : 3-6 mg/kg BB/hr besi elemental,
2x/hari sebelum sarapan pagi & makan malam
Evaluasi : hemoglobin, retikulosit
Besi serum, feritin (bila ada biaya)
Lama pemberian :
◦ Sampai besi serum-feritin normal
◦ Bila biaya (-) : ditambah 2 bulan sejak Hb normal
Suplementasi besi
• Bayi cukup bulan
▫ 1 mg/kgBB/hari, max 15 mg/hari
▫ Dimulai umur 4 bulan
• Bayi prematur/BBLR
▫ Berat badan 1500-2000 gr : 2 mg/kgBB
▫ Berat badan 1000-1500 gr : 3 mg/kgBB Max :
▫ Berat badan < 1000 gr : 4 mg/kgBB 15 mg/hari
▫ Dimulai pada umur 1-2 bulan
(kepustakaan lain : 2 mgg)
• Anak
▫ < 14 thn : 10 mg/hari
▫ > 14 thn : 12 mg/hari (laki-laki)
15 mg/hari (perempuan)
Leukemia
 Merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada
anak.
 Klasifikasi :
 Leukemia akut : Leukemia limfoblastik akut dan leukemia
mieloblastik akut
 Leukemia kronik : CML
Gejala dan tanda leukemia
 Infiltrasi :
 Sumsum tulang : anemia, trombositopenia,
leukopenia/leukositosis
 Organ lainnya : hepar, limpa, limfadenopati,
tulang, kulit, dll
Penanganan leukemia
 Diagnosis berdasarkan BMP  Terapi
 Kemoterapi
 Suportif
The Child with Altered Hematologic Status
Penampilan umum - Demam yang disertai infeksi yang berhubungan dengan
neutropenia.
- Lelah, pucat, berat badan rendah, penurunan berat badan
merupakan gejala umum anemia.
- Pendarahan, memar, petechie merupakan gejala
trombositopenia, idiopathic thombocytopenic purpura, dan
kelainan pendarahan.
- Sclera Jaundice yang disertai anemia hemolitik, penyakit sel
sabit, thalasemia,
- Pembengkakan sendia dan otot merupakan gejala hemofilia.
- Dactylitis (arthritis dan pembenkakan dan peradangan pada
kaki atau tangan ), terutama pada bayi, merupakan gejala
umum krisis sel sabit.
Sistem integumen - Mudah memar, petechie, ekimosis, purpura;
(kulit, rambut, kuku) pendarahan dari luka, sayatan, atau prosedur
invasive; lesi telangiectatic, lepuhan pendarahan
menandakan trombocytopenia, ITP, atau kelainan
pendarahan.
- Pucat, kulit kuning dan merah tua, kulit lilin, kuku
sendok, bisul di kaki dan tangan merupakan gejala
anemia.
- Lesi kulit, kerusakan kulit pada permukaan kulit
atau area perianal, selulitis kulit, abses bedah,
infeksi luka pada luka pembedahan, prosedur
pembedahan, bekas operasi, bekas trauma
menandakan neutropenia.
- Perubahan pembuluh darah berhubungan dengan
telangiectasia dan hemangioma.
Kepala dan leher Kepala bagian depan menonjol berkaitan dengan talasemia.
Mata Sclera Jaundice disertai anemia hemolitik, penyakit sel sabit,
talasemia.
Wajah, hidung, rongga - Membran mukosa pucat muncul bersama anemia.
mulut - Epistaksis (umum) dan hemoptisis (jarang) berkaitan dengan
kelainan pendarahan.
- Stomatitis angular merupakan gejala anemia.
- Sariawan, sakit pada orofaring menandakan neutropenia.
Thorax dan paru2 - Takipnea disertai anemia atau infeksi.
- Sinusitis, faringitis, bronkitis, pnemonia merupakan gejala
neutropenia.
- Infeksi pernafasan bisa disertai gejala tinggi neutropenia.
Sistem cardiovascular - Takikardi dan hipotensi berkaitan dengan kehilangan darah
pada kelainan pendarahan, pengurangan hemoglobin pada
anemia, dan demam serta infeksi pada neutopenia.
- Palpitasi, aritmia, dan murmur berkaitan dengan anemia.
- Sepsis atau syok septic merupakan komplikasi neutropenia.
- Pembesaran jantung atau gagal jantung berkaitan dengan
anemia.
Pembuluh darah Pembengkakan dari area proksimal ke area sentral, adanya
pembuluh darah kolateral, atau kehadiran kedua tanda tersebut
menandakan adanya thrombosis/pembekuan darah
Sistem gastrointestinal Pembesaran limfa biasanya disertai penyakit sel sabit, anemia
hemolitik.
Sistem limfa Pembesaran jaringan getah bening terus-menerus menandakan
neutropenia.
Payudara dan genital luar Perkembangan lambat dari karakterikstik kelamin sekunder
merupakan hal umum pada penyakit sel sabit dan anemia lain.
Sistemmusculoskeletal - Perawakan pendek dan trihpalangeal Thumbs (kelainan
kongenital dimana jempol memiliki 3 ruas ) berkaitan
dengananemia Fanconi dan Diamond-Blackfan.
- Avascular necrosis (kematian jaringan tulang akibat kurangnya
pasokan darah) biasanya merupakan penyebab nyeri pinggul
pada anak dengan penyakit sel sabit.
- Pembesaran sendi atau otot, terutama setelah trauma,
berkaitan dengan hemofilia.
Sistem neurologi - Sakit kepala, pendarahan sclera atau
konjungtiva, pendarahan retina,
pendarahan intrakranial, perubahan
neurologis fokal dan kejang, serta
perubahan tingkat kesadaran berkaitan
dengan kelainan perdarahan.
- Sakit kepala, pusing, konsentrasi
berkurang, peningkatan sensitifitas (mudah
marah) terjadi disertai dengan anemia
- Pusing, konsentrasi berkurang, perubahan
tingkat kesadaran, lesu (Sering melamun),
kebingungan berkaitan dengan infeksi dari
neutropenia.
STUDI KASUS
KASUS PEMICU

Tom berumur 7 tahun. Orangtuanya khawatir karena


Tom agak demam selama seminggu. Nafsu makan dan
energinya menurun. Orangtuanya juga menemukan
ruam-ruam pada kakinya walaupun Tom tidak
melakukan aktivitas fisik. Hasil pemeriksaan darah
lengkap menunjukkan adanya sel blast. Tom kemudian
dirujuk ke bagian onkologi.
PERTANYAAN ???????
Sebutkan jenis pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan
untuk memastikan diagnosis Tom!

Berdasarkan hal-hal yang ditemukan, apakah kemungkinan


diagnosis medis yang dapat ditegakkan pada Tom?
• Setelah dilakukan bone marrow aspiration, kemudian Tom
mulai diberikan kemoterapi.
• Apakah tanggung jawab perawat ketika merawat anak yang
mendapat kemoterapi?
• Apakah pengkajian keperawatan yang perlu dilakukan saat
Tom mendapat kemoterapi?
• Apakah diagnosis keperawatan yang mungkin ditemukan
pada anak yang mendapat kemoterapi?
JAWABAN

Pemeriksaan
penunjang yang
perlu dilakukan :
Aspirasi/Biopsi
sumsum Lumbal pungsi
tulang
Diagnosa
medis yang
di tegakkan •Leukemia
pada An.Tom Limfoid Akut
adalah
Acute Lymphoid Leukemia, (ALL) sesuai karakteristik yang
ditemukan di dalam data : demam, ruam pada kaki,
ditemukan sel blast pada pemeriksaan darah lengkap,
nafsu makan dan energinya menurun
Tanggungjawab perawat ketika mendapatkan anak
yang menjalani kemotherapy

a. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan: melakukan


pengkajian kepada klien dan keluarga dimulai dari pre
kemoterapi, intra dan post kemoterapi
b. Perawat sebagai pendidik: memberikan pendidikan
kesehatan terkait hal-hal yang berhubungan dengan
kemoterapi
c. Perawat sebegai advokat yaitu membantu klien dan keluarga
dalam memahami berbagai tindakan yang dilakukan serta
memfasilitasi klien dan keluarga dalam mengambil
keputusan.
Pengkajian yang dilakukan pada An. Tom pada saat
mendapat kemotherapy

Pengkajian pre kemoterapi


Evaluasi kesiapan fisik klien
Psikososial klien dan keluarga
Pengkajian yang dilakukan pada An. Tom pada saat
mendapat kemotherapy

Pengkajian meliputi pengkajian status hidrasi


sebelum khemotherapy
Kekhawatiran pasien (orangtua) tentang
perawatan, termasuk kesalahpahaman,
kebutuhan belajar, keluarga and dukungan
sosial dan strategi penanggulangannya
Pastikan bahwa pasien/orangtua telah mengetahui dan menandatangani
informasi yang spesifik untuk kemotherapy  INFORMED CONSENT
Kaji status alergi pasien
Kolaborasi kembali dalam penghitungan darah lengkap,
jika nilai darah melewati batas normal maka perawat
harus konsultasi dengan dokter tentang dosis obat yang
diberikan pada saat kemotherapy serta kewaspadaan
terhadap keracunan
Intra Kemotherapy
Kaji adanya tanda-tanda infiltrasi (nyeri, merah, dan
bengkak pada tempat pemasangan infus)

Observasi selama 20 menit sesudah pemberian infus


untuk mendeteksi tanda-tanda reaksi anafilaksis

Kaji adanya efek samping obat selama kemotherapy


Post kemotherapy
Kaji adanya efek samping dan toxisitas obat setelah
kemotherapy

Kaji kemampuan koping anak dan orangtua secara


berkesinambungan
Diagnosa keperawatan yang
ditemukan pada anak dengan
kemotherapy
• Ketakutan berhubungan dengan uji diagnostik,
prosedur diagnostik dan therapy
• Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
anak yang sedang menjalani kemotherapy
• Resiko cedera berhubungan dengan proses
therapy
Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
Perubahan membran mukosa berhubungan dengan pemberian agens
kemotherapy
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan selera makan
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agen kemotherapy
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kerontokan rambut, moon face
dan kelemahan
Menurut Wong, D.L (2004 :596 – 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia adalah :
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan
muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas.
9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.
10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia.
11. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.

Anda mungkin juga menyukai