Anda di halaman 1dari 14

HAFIA SISKA NOFIYANTI

SUKMAWATI
HASNIATI
DIAN EKAWATI
Bayi lahir dengan bayi berat
lahir rendah (BBLR)
A. Pengertian Bayi berat lahir rendah ( BBLR)

 Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir


yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram
(sampai dengan 2499 gram) (Prawirohardjo, 2007).
 Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat
lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia
gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37
minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth
restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010).
B. Patofisilogi BBLR
Berat badan lahir rendah dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu, faktor ibu, faktor janin dan faktor
lingkungan. Dimana faktor-faktor tersebut dapat
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim sehingga mengalami gangguan dan suplai makanan ke
bayi jadi berkurang.Hal tersebut dapat mengakibatkan bayi
lahir prematur atau dismatur dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram.Jika hal tersebut terjadi, maka bayi
dituntut untuk beradaptasi pada kehidupan ekstrauterin
sebelum organ dalam tubuhnya berkembang secara optimal.
Bayi BBLR dapat diklasifikasikan berdasarkan umur
kehamilan dan berat badan lahir rendah yaitu :
1. Menurut Sarwono Prawiharjo (2007), diklasifikasikan
berdasarkan berat badan waktu lahir, yaitu:
 Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang
lahir dengan berat lahir 1.500-2.500 gram.
 Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi
yang lahir dengan berat lahir <1.500 gram.
 Berat Badan Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), yaitu
bayi yang lahir dengan berat lahir <1.000 gram
2. Menurut Pantiawati (2010), bayi dengan berat badan
lahir rendah dapat dibagi menjadi dua golongan :
• Prematuritas murni
• Dismaturitas
3 . WHO (1979) membagi umur kehamilan menjadi tiga
kelompok, yaitu :
 Pre-term: kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari
259 Hari).
 Aterm: mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42
minggu lengkap (259- 293 hari).
 Post-term: 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau
lebih).
C. Etiologi BBLR
Menurut Proverawati (2010). Faktor- faktor yang dapat
menyebabkan kejadian BBLR, yaitu:
1. Faktor ibu :
a. Penyakit
- Mengalami komplikasi kehamilan, seperti pendarahan
ante partum, hipertensi, preeklampsia berat, eklampsia,
infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih dan ginjal)
- Menderita penyakit seperti malaria, Infeksi Menular
Seksual, HIV/AIDS.
b. Ibu
- Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia< 20
tahun
atau lebih dari 35 tahun.
- Jarak kehamilan yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun)
- Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

c. Keadaan sosial ekonomi:


 Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah.
 Mengejar aktivitas fisik beberapa jam tanpa istirahat.
 Keadaan gizi yang kurang baik.
 Pengawasan antenatal yang kurang.

D. Sebab lain:
 Ibu merokok
 Ibu peminum alcohol
 Ibu pecandu obat narkotik
 Penggunaan obat antimetabolik
2. Faktor janin
 Kelainan kromosom
 Infeksi janin kronik
 Radiasi
 Kehamilan ganda/kembar (gemeli)

3. Faktor plasenta:
 Berat plasenta berkurang atau berongga
 Luas permukaan berkurang
 Plasentitis vilus (bakteridan virus)
 Plasenta yang lepas

4. Faktor lingkungan:
 Terkena radiasi
 Terpapar zat beracun
D. Karateristik BBLR
Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
 Berat kurang dari 2500 gram
 Panjang kurang dari 45 cm
 Lingkar dada kurang dari 30 cm
 Lingkar kepala kurang dari 33 cm
 Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
 Kepala lebih besar
 Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak
kurang
 Otot hipotonik lemah
 Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
 Nadi 100 – 140 kali / menit
E. Penanganan BBLR
Menurut Saifuddin, AB (2002 : 380), penanganan BBLR
adalah :
1) Umum
 Mempertahankan suhu yang ketat ; BBLSR mudah
mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
stabil
 Mencegah infeksi yang ketat ,BBLR sangat rentan terhadap
infeksi
 Pengawasan ASI / nutrisi, Reflek menelan BBLR belum
sempurna, pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat
 Penimbangan ketat; Perubahan BB mencerminkan kondisi
gizi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh.
2) Dismaturitas
 Diberikan makanan dini (early feeding)
 Kadar gula harus diperiksa setiap 8 – 12 jam
 Frekuensi pernapasan pada 24 jam pertama
 Temperature harus dikelolah, jangan sampai
kedinginan karena bayi dismatur lebih rentan
terhadap hipotermi
3) BBLSR / Prematur kecil
 Pastikan bayi terjaga tetap hangat. Bungkus bayi
dengan kain kering yang hangat dan pakai topi untuk
mencegah kehilangan panas

 Jika pada riwayat ibu terdapat kemungkinan infeksi


bakteri. Beri dosis pertama antibiotic Gentamicin 4
mg / kg BB (IM) atau Kendamicin dan Ampicilin 100
mg / kg BB (IM) atau Benzin Penicilin

Anda mungkin juga menyukai