Anda di halaman 1dari 29

K3 PERTAMBANGAN

Natasya Cahya F (162110101031)


Amanul Ardhi (162110101237)
SNI 13-7083-2005

 Induksi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pertambangan


Induksi keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan adalah
penjelasan dan pengarahan tentang K3 yang berkaitan dengan
potensi bahaya, pengendalian bahaya, tanggap darurat dan
cara-cara penyelamatan pada kegiatan pertambangan umum.
Jenis induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah induksi
umum, induksi local,
induksi tamu, dan induksi ulang.
INDUKSI UMUM

Induksi umum adalah penjelasan


dan pengarahan tentang K3 yang
bersifat umum yang dibenkan
kepada karyawan baru atau
karyawan yang kembali setelah 6
bulan atau lebih meninggalkan
kegiatan tambang.
a) Induksi harus diberikan  Topik materi yang diberikan pada
kepada karyawan baru yang induksi umum yakni berkaitan
akan melakukan pekerjaan dengan:
di perusahaan.  Hak dan kewajiban karyawan
dan pengusaha dalam hal
b) Induksi dilakukan oleh K3berdasarkan peraturan yang
orang yang berkompeten berlaku
yang diberi wewenang oleh  Kebijakan dan sistem
perusahaan manejemen K3 perusahaan
c) Topik materi induksi  Peraturan umum K3 perusahaan
harus dimasukkan dalam  Prestasi K3 dan pengalaman
suatu daftar periksa dan kegagalan sistem K3
akan menjadi (Kecelakaan)
acuan bagi pelaksana  Gambaran umum kegiatan
perusahaan dan struktur
induksi organisasa perusahaan
d) Induksi diakhiri dengan  Prosedur penanganan gawat
evaluasi tertulis dan darurat, nomor telepon,
diberikan kartu identitas komunikasi saluran radio.
karyawan.  Prosedur evakuasi dan tempat
e) Peserta dan penyaji berkumpul bila ada kebakaran
induksi menandatangani dan atau keadaan darurat
daftar periksa  Denah lokasi tambang dan Pusat
Pertoongan Pertama Kecelakaan
(P3K)
INDUKSI LOKAL

Induksi lokal adalah penjelasan


dan pengarahan tentarg K3 yang
bersifat khusus/spesifik yang
diberikan kepada karyawan baru
yang telah mengikuti Induksi
Umum dan karyawan
mutase/pindahan dalam
perusahaan yang sama
a) Induksi harus diberikan Topik materi yang diberikan
kepada kar yawan yang sudah dalam induksi lokal ialah:
mendapatkan induksi umum dan a.Prosedur evakuasi dan tempat
kar yawan pindahan/mutasi berkumpul bila ada kebakaran di
b) Induksi harus diberikan oleh lokasi
pengawas atau orang yang b.Pengenalan terhadap lokasi
ditunjuknya yang memiliki dan alat kerja serta fasilitas
pengetahuan yang cukup Iainnya
tentang daerah ter sebut dan c.Potensi bahaya dan
prosedur keselamatan terkait. kecelakaan yang pemah terjadi
c) Topik materi induksi di lokasi kerja
sekurang-kurangnya dimasukkan d.Alat pelindung diri yang wajib
dalam suatu daflar periksa dan untuk lokasi tersebut
akan menjadi acuan bagi e.Gambaran umum kegiatan
pelaksana induksi. depar temen/unit kerja dan
d) Induksi diakhiri dengan struktur organisasinya
evaluasi ter tulis, f.Prosedur kerja yang terkait
e) Peser ta dan penyaji induksi dengan tugas yang akan
menandatangani daf tar penksa dikerjakan atau akan segera
dilakukan
INDUKSI TAMU

Induksi tamu adalah


penjelasan dan pengarahan
tentang K3 secara singkat
yang diberikan khusus untuk
tamu atau pengunjung
Hal-hal yang perlu Materi berisi
diperhatikan dalam 1 . Gambaran umum
memberikan induksi tamu perusahaan
ialah: 2. Kebijakan perusahaan
tentang K3.
a) lnduksi dilakukan saat
3. Kewajiban tamu selama
tamu akan masuk ke
berada di lingkungan
daerah kerja pekerjaan.
b) lnduksi untuk tamu 4. Tempat berkumpul bila ada
diberikan oleh pegawai K3 kebakaran dan fasilitas
atau petugas lain yang Iainnya
ditunjuk d) Para tamu tersebut selalu
didampingi oleh pengawas
c) Topik/materi induksi
daerah kerja atau orang yang
dimasukan dalam suatu
ditunjuknya bila tamu
brosur yang disediakan tersebut hendak ke lapangan
khusus untuk
e) Tamu yang sudah
petunjuk tamu mendapat induksi diberikan
tanda pengenal tamu/visitor
INDUKSI ULANG

Induksi tamu adalah penjelasan dan


pengarahan tentaInduksi ulang adalah
pengarahan dan penjelasan tentang K3
yang diberikan kepada karyawan yang
melakukan penyimpangan prosedur dan
atau kurang paham terhadap aspek K3
selama melaksanakan
tugas/pekerjaannya. Induksi ulang
diberikan oeh pengawas/atasan langsung
dan dibatasi hanya pada topik yang terkait
dengan pelanggaran prosedur atau
kekurangtahuannya tersebut,
ng K3 secara singkat yang diberikan
khusus untuk tamu atau pengunjung
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN
SUMBER MINERAL RI NO 1821 2018
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK
K E P U T U S A N M E N T E R I E N E R G I D A N S U M B E R M I N E R A L R I N O 1 8 2 7 2 0 1 8 T E N TA N G
P E D O M A N P E L A K S A N A A N K A I D A H P E R TA M B A N G A N YA N G B A I K T E R D I R I D A R I 8
L A M P I R A N YA K N I :

1. pedoman permohonan, evaluasi, dan/atau pengesahan


kepala teknik tambang, penanggung jawab teknik dan
lingkungan, kepala tambang bawah tanah, pengawas
operasional, pengawas teknis, dan/atau penanggung jawab
operasional yang tercantum dalam Lampiran I;
2. pedoman pengelolaan teknis pertambangan yang tercantum
dalam Lampiran II;
3. pedoman pelaksanaan keselamatan pertambangan dan
keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian mineral dan
batubara yang tercantum dalam Lampiran III;
4. pedoman penerapan sistem manajemen keselamatan
pertambangan minerál dan batubara yang tercantum dalam
Lampiran IV;
5. pedoman pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup
pertambangan mineral dan batubara yang tercantum dalam
Lampiran V;
6. pedoman pelaksanaan rekiamasi dan pascatambang serta
pascaoperasi pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan
batubara yang tercantum dalam Lampiran VI;
7. pedoman pelaksanaan konservasi mineral dan batubara yang
tercantum dalam Lampiran VII; dan
8. pedoman kaidah teknik usaha jasa pertambangan dan
evaluasi kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang
tercantum dalam Lampiran VIII,
1. Pedoman Permohonan, Evaluasi, Dan/Atau Pengesahan Kepala Teknik Tambang,
Penanggung Jawab Teknik Dan Lingkungan, Kepala Tambang Bawah Tanah,
Pengawas Operasional, Pengawas Teknis, Dan/Atau Penangoung Jawab
Operasional

a. Permohonan, Evaluasi, Dan Pengesahan Kepala


Teknik Tambang, Penanggung Jawab Teknik dan
Lingkungan, Kepala Tambang Bawah Tanah
 Pengajuan Permohonan
 Evaluasi
 Penerbitan Surat Pengesahan
DIAGRAM ALIR TATA CARA PENGAJUAN
PERMOHONAN PENGESAHAN PJO
3 . P E DOMA N P E LA KSA NA AN K E SE LAMATA N P E RTA MBANG A N
DA N K E SE LAMATA N P E N G OLA H A N DA N / ATAU P E M URNIA N
M I NE RAL DA N B AT UBA RA

A . Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Pertambangan Dan Pengolahan Dan/Atau Pemurnian Mineral
Dan Batubara
 Keselamatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau
Pemurnian mencakup
a. Manajemen Resiko
b. Program Keselamatan Kerja
c. Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan kerja
d. Kampanye
e. Administrasi Keselamatan Kerja
f. Manajemen Keadaan Darurat
g. Inspeksi Keselamatan kerja
h. Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya
KECELAKAAN TAMBANG MEMENUHI 5
(LIMA) UNSUR

 (1) benar-benar terjadi


 (2) mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang
diberi izin oleh kepala teknik tambang (KTT) atau
penanggungjawab teknik dan lingkungan (PTL);
 (3) akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan
dan/atau pemurnian atau akibat kegiatan penunjang lainnya;
 (4) terjadi pada jam kerja pekerja tanibang yang mendapat
cidera atau setiap saat orang yang diberi izin; dan
 (5) terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan
atau wilayah proyek.
Cidera Ringan

Klasifikasi Cidera Cidera Berat

Mati
 Kesehatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau
Pemurnian mencakup:
a) Program Kesehatan Kerja
b) Higiene dan Sanitasi
c) Pengelolaan Ergonomi
d) Pengelolaan Makanan, Minuman, dan Gizi Pekerja
Tambang
e) Diagnosis dan Pemeriksaan Penyakit Akibat Kerja
 Lingkungan Kerja
Pengelolaan lingkungan kerja paling kurang mencakup:
a. pengelolaan debu;
b. pengelolaan kebisingan;
c. pengelolaan getaran;
d. pengelolaan pencahayaan;
e. pengelolaan kuantitas dan kualitas udara kerja;
f. pengelolaan iklim kerja;
g. pengelolaan radiasi;
h. pengelolaan faktor kimia;
i. pengelolaan faktor biologi; dan
j. pengelolaan kebersihan lingkungan kerja.
B. PE LA KSANAAN KE SE LAMATAN OPE RA SI PE RTA MBANGAN
DA N P E N GOLAH AN DA N / ATAU P E M URNIAN M I N ERAL DA N
BAT UBARA

Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana,


Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
•Pengamanan Instalasi

Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten di Bidang


Keselamatan Operasi
•Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
Kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
dengan melaksanakan uji dan pemeliharaan kelayakan.

Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan


Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan
•Keselamatan Fasilitas Pertambangan

Keselamatan Eksplorasi
•Keselamatan Tambang Permukaan

Keselamatan Tambang Bawah Tanah


•Keselamatan Kapal Keruk/Isap

Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian


KEPMEN 234/ 2003 TENTANG
WAKTU KERJA DAN ISTIRAHAT
PADA SEKTOR USAHA ENERGI
DAN SUMBER DAYA MINERAL
PADA DAERAH TERTENTU
PENGERTIAN DI KEPMEN 234/ 2003

Waktu Kerja adalah waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan pada
satu periode tertentu.
Waktu Kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 Jam/ Hari dan 40 Jam/
Minggu untuk 6 hari kerja atau 8 Jam/Hari dan 40 Jam/ Minggu untuk 5 hari
kerja.
Upah kerja lembur adalah upah yang harus dibayar kepada buruh/ pekerja yang
melakukan pekerjaan melebihi 7 Jam/ Hari dan 40 Jam/ Minggu untuk 6 hari
kerja atau 8 Jam/Hari dan 40 Jam/ Minggu untuk 5 hari kerja.

Periode Kerja adalah waktu tertentu bagi pekerja/ buruh untuk melakukan
pekerjaan.
Daerah tertentu adalah daerah operasi kegiatan perusahaan sektor Energi dan
Sumber Daya Mineral di daerah terpencil dan atau lepas pantai.

Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
JENIS WAKTU KERJA

 7 Jam/ Hari dan 40 Jam/ Minggu untuk waktu


kerja 6 Hari dalam 1 minggu
 8 Jam/ Hari dan 40 Jam/ Minggu untuk waktu
kerja 5 Hari dalam 1 minggu
 9 Jam/ Hari dan maksimal 45 Jam/ 5 Hari kerja
untuk 1 periode kerja
 10 Jam/ Hari dan maksimal 50 Jam/ 5 Hari untuk
1 periode kerja
 11 Jam/ Hari dan maksimal 55 Jam/ 5 Hari untuk
1 periode kerja
 9 Jam/ Hari dan maksimal 63 Jam/ 7 Hari kerja
untuk 1 periode kerja
 10 Jam/ Hari dan maksimal 70 Jam/ 7 Hari kerja
untuk 1 periode kerja
 11 Jam/ Hari dan maksimal 77 Jam/ 7 Hari kerja untuk 1
periode kerja
 9 Jam/ Hari dan maksimal 90 Jam/ 10 Hari kerja untuk 1
periode kerja
 10 Jam/ Hari dan maksimal 100 Jam/ 10 Hari kerja untuk 1
periode kerja
 11 Jam/ Hari dan maksimal 110 Jam/ 10 Hari kerja untuk 1
periode kerja
 9 Jam/ Hari dan maksimal 126 Jam/ 14 Hari kerja untuk 1
periode kerja
 10 Jam/ Hari dan maksimal 140 Jam/ 14 Hari kerja untuk 1
periode kerja
 11 Jam/ Hari dan maksimal 154 Jam/ 14 Hari kerja untuk 1
periode kerja
KEWAJIBAN DAN KEWENANGAN

 Perusahaan dapat melakukan pergantian dan atau perubahan


waktu kerja dengan memilih dan menetapkannya kembali, dan
dalam hal ini perlu diberitahukan terlebih dahulu oleh
pengusaha kepada pekerja/ buruh sekurang – kurangnya 30 hari
sebelum tanggal perubahan dilaksanakan, pengusaha juga harus
melakukan pemberitahuan secara tertulis atas perubahan yang
dilakukan dan dilaporkan ke Instans yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan di Kabupaten/ Kota.
 Perusahaan juga wajib memberikan waktu istirahat 1 hari dalam
seminggu jika pekerjaan dilakukan 7 Jam/ Hari dan atau 2 hari
dalam seminggu jika pekerjaan dilakukan 8 Jam/ Hari.
 Perusahaan yang menggunakan waktu kerja pada huruf c sampai
n harus menggunakan perbandingan waktu kerja dengan waktu
istirahat yaitu 2 banding 1 selama 1 periode pekerjaan dan jika
maksimal 14 hari maka diberikan waktu istirahat sebanyak 5
hari dan upah tetap dibayarkan.
- LANJUTAN

 Perusahaan juga wajib dalam membayar upah secara penuh


walaupun pekerja/ buruh dipekerjakan kurang dari waktu
yang telah ditentukan.
 Perusahaan wajib membayar upah kerja lembur jika
memperkerjakan pekerja/ buruh pada hari libur resmi.
 Perusahaan wajib melaporkan pelaksanaan penggunaan
waktu kerja minimal 3 bulan sekali kepada instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di Kabupaten/
Kota dengan tembusan Menteri, laporan yang dimuat adalah
waktu kerja dan waktu istirahat yang dipilih dan ditetapkan,
jumlah pekerja/ buruh yang dipekerjakan, daftar upah kerja
lembur tetap, perubahan pelaksanaan waktu kerja
STUDI KASUS

1.569 Perusahaan Tambang Disebut Belum Taruh Dana


Reklamasi
a. What
1 .569 Perusahaan Tambang Disebut Belum Taruh Dana Reklamasi
b. When
Di Indonesia yakni data dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batu
Bara Kementerian ESDM pada Juni 201 8 masih terdapat 1 .569
pemegang Izin Usaha Per tambangan (IUP) atau 60 per sen dari total
2.579 pemegang IUP Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tidak
menempatkan dana jaminan reklamasi
c. Who
Pemegang IUP yang belum memberikan dana reklamasi
d. When
Kejadian ter sebut terjadi pada Juni 201 8
e. Why
Banyaknya pemegang IUP yang belum memberikan dana
reklamasi diakibatkan buruk perizinan dan lemahnya sistem
pengawasan. Perusahaan yang secara prosedur telah
menyalahi regulasi dan standar kegiatan pertambangan
dibiarkan lolos begitu saja untuk menjalankan usaha
pertambangannya. Padahal seharusnya perusahaan yang tidak
memberikan jaminan reklamasi tidak boleh menjalankan
usaha tambang dan jaminan reklamasi dibayarkan di depan
sebelum usaha tambang dimulai.
f. How
meningkatkan kepatuhan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai

  • MAKALAH Kutu Manusia Fix Revisi
    MAKALAH Kutu Manusia Fix Revisi
    Dokumen45 halaman
    MAKALAH Kutu Manusia Fix Revisi
    Natasya Cahya II
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen40 halaman
    Bab 4
    Natasya Cahya II
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen20 halaman
    Bab 3
    Natasya Cahya II
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen31 halaman
    Bab 2
    Natasya Cahya II
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen9 halaman
    Bab 1
    Natasya Cahya II
    Belum ada peringkat