Anda di halaman 1dari 20

BAB 3.

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik. Menurut Notoatmdjo
(2018) penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana
dan mengapa fenomena itu terjadi atau mengetahui hubungan sebab akibat.
Pendekatan yang digunakan ialah cross sectional study karena pada penelitian ini
variabel independen dan variabel dependen diukur pada waktu yang bersamaan
untuk mengetahui faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat
dengan kesiapsiagaan kondisi darurat kebakaran pada SATPAM di gedung
bertingkat Universitas Jember.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di semua gedung bertingkat yang telah
beroperasi di wilayah Kampus 1 Universitas Jember. Gedung-gedung bertingkat
tersebut terdiri dari gedung fakultas hukum, fakultas ekonomi bisnis, fakultas ilmu
budaya, FISIP, UPT. BSPB (Bahasa), UPT, lembaga penelitian, FKIP Gedung III,
kantor pusat, gedung mas soerachman, UPT. Perpustakaan dan PSSI,
pascasarjana, C-Dast dan UPT, Kerasipan, UPT. SAC/LP3, rusun putri, fakultas
MIPA, rusun putra, UPT.TI, fakultas pertanian, fakultas farmasi, fakultas
kesehatan masyarakat, UPT. Agroteknopark I, fakultas teknologi pertanian,
fakultas teknik II, fakultas kedokteran, fakultas kedokteran gigi, RSGM, dan
fakultas ilmu perawat,

39
40

3.2.2 Waktu Penelitian


Waktu penelitian ini adalah bulan September 2019 hingga Juni 2020,
dimulai dari penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis hasil
penelitian sampai dengan penyusunan laporan.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015:80). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh SATPAM yang bertugas di gedung bertingkat
Kampus 1 Universitas Jember yang berjumlah 103 orang. Jumlah seluruh
SATPAM Kampus 1 Universitas Jember yakni 151 orang, namun yang bertugas
di gedung bertingkat Kampus 1 Universitas Jember yakni 103 orang. Kampus 1
dipilih karena memiliki jumlah fakultas, program studi, dosen, civitas akademika,
serta bangunan yang lebih banyak dibandingkan kampus Universitas Jember
lainnya, yakni Kampus 2 Bondowoso, Kampus 3 Lumajang, serta Kampus 4
Pasuruan. Sehingga, apabila terjadi kebakaran berisiko menyebabkan kerugian
dan korban jiwa yang lebih besar.

3.3.2 Sampel Penelitian


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2015:81). Sampel yang digunakan pada penelitian
ini adalah SATPAM gedung bertingkat Universitas Jember yang berstatus sebagai
pekerja aktif. Adapun rumus untuk perhitungan sampel dari populasi
menggunakan rumus Slovin dengan taraf kesalahan 10% karena diketahui jumlah
populasi dalam penelitian ini. Perhitungan sampel menggunakan rumus Slovin
yakni sebagai berikut:
41

N
𝑛=
1 + 𝑁(𝑒)2
103
𝑛=
1 + 103(0,1)2
103
𝑛=
2,03
n = 50,73
n = 51
Keterangan:
N = Ukuran populasi
n = Ukuran sampel
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengembalian
sampel yang masih dapat ditoleransi atau diinginkan yaitu 10%

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random
sampling yaitu pengambilan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi (Sugiyono, 2015:82). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
51 orang. Pemilihan sampel dilakukan secara acak berdasarkan daftar nama dari
SATPAM. Keseluruhan nama-nama SATPAM yang berjumlah 103 orang akan
dilakukan pengacakan untuk dipilih sebanyak 51 orang.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional


3.4.1 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2015:38), variabel penelitian merupakan suatu sifat atau
atribut atau nilai orang, objek atau kegiatan yang memiliki karakteristik tertentu
yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian disimpulkan. Berikut ini variabel penelitian yang digunakan oleh
peneliti:
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
42

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab atau yang


mempengaruhi variabel terikat (dependent variable) (Sugiyono, 2015:39).
Variabel bebas pada penelitian ini adalah faktor predisposisi yang terdiri
dari karakteristik responden (umur, masa kerja, tingkat pendidikan),
pengetahuan tentang kebakaran, sikap pencegahan dan penanggulangan
kebakaran. Faktor pemungkin yakni pelatihan, sarana prasarana, dan faktor
penguat yakni dukungan rekan kerja.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015:39). Variabel terikat
pada penelitian ini adalah kesiapsiagaan kondisi darurat kebakaran pada
SATPAM di gedung bertingkat Universitas Jember.

3.4.2 Definisi Operasional


Definisi operasional merupakan uraian atau penjelasan mengenai batasan
variabel yang diteliti atau mengenai apa yang diukur oleh variabel yang
bersangkutan (Notoatmodjo, 2018:112). Berikut ini definisi operasional dari
variabel yang diteliti:

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Cara Hasil Pengukuran Skala
Penelitian Operasional Pengukuran Data
Variabel Bebas (Independent Variable)
1. Umur Umur responden Wawancara Umur Nominal
yang diukur sejak menggunakan dikategorikan
dilahirkan sampai angket menjadi 2, yaitu:
saat penelitian 1. Umur dewasa
berlangsung dalam ≤ 26-45 tahun
satuan tahun 2. Umur lansia
awal > 46-55
tahun
(Depkes RI tahun
2009)

2. Masa Kerja Lama waktu kerja Wawancara Masa kerja Nominal


responden dimulai menggunakan dikategorikan
43

No Variabel Definisi Cara Hasil Pengukuran Skala


Penelitian Operasional Pengukuran Data
saat pertama kali angket menjadi 2, yaitu:
bekerja hingga saat 1. ≤ 10 tahun
penelitian 2. > 10 tahun
(Budiono, 2003)
3. Tingkat Jenjang pendidikan Wawancara Tingkat Ordinal
Pendidikan formal yang menggunakan pendidikan
ditempuh oleh angket dikategorikan
responden menjadi 2, yaitu:
dibangku sekolah 1. Pendidikan
yang diukur dari menengah:
ijazah terakhir yang SMA/SMK
dimilikinya 2. Pendidikan
tinggi:
Perguruan
Tinggi
(Undang-Undang
RI No 20 tahun
2003)
4. Pengeta- Informasi yang Wawancara Pengetahuan Nominal
huan telah diketahui dan menggunakan dikelompokkan
tentang dipahami oleh angket menjadi:
kebakaran responden 1. Pengetahuan
mengenai prinsip Kurang
kebakaran, 2. Pengetahuan
pencegahan dan Baik
penanggulangan Skor penilaian:
kebakaran a. Nilai
Maksimal:
1x9 = 9
b. Nilai
Minimal: 0x9
=0
Selanjutnya dari
range 0-9 akan
dikelompokkan
menjadi 2
kategori Sudjana
(2005) dengan
perhitungan
sebagai berikut:
Rentang = Nilai
Maks-Nilai Min
= 9-0
=9
Banyak kelas = 2
Panjang kelas =
rentang dibagi
banyak kelas
44

No Variabel Definisi Cara Hasil Pengukuran Skala


Penelitian Operasional Pengukuran Data
=9:2
= 4,5
Sehingga
pengelompokan
pengetahuan
yakni:
a. Nilai ≥ 4,5 =
Pengetahuan
Baik
b. Nilai < 4,5 =
Pengetahuan
Kurang
5. Sikap Reaksi atau respon Wawancara Sikap Nominal
pencegahan responden dalam menggunakan dikelompokkan
dan pencegahan dan angket menjadi:
penanggu- penanggulangan 1. Sikap Kurang
langan bahaya kebakaran 2. Sikap Baik
Skor penilaian:
a. Nilai
Maksimal:
1x9 = 9
b. Nilai
Minimal:
0x9 = 0
Panjang kelas
interval pada
masing-masing
kategori
berdasarkan
aturan distribusi
frekuensi yang
dikemukakan
Sudjana (2005)
dengan
perhitungan
sebagai berikut:
Rentang = Nilai
Maks-Nilai Min
= 9-0
=9
Banyak kelas = 2
Panjang kelas =
rentang dibagi
banyak kelas
=9:2
= 4,5
Sehingga
pengelompokan
45

No Variabel Definisi Cara Hasil Pengukuran Skala


Penelitian Operasional Pengukuran Data
sikap yakni:
a. Nilai ≥ 4,5 =
Sikap Baik
b. Nilai < 4,5 =
Sikap Kurang
Pelatihan Jenis kegiataan Wawancara Pelatihan Nominal
pemada- yang pernah diikuti menggunakan dikelompokkan
man responden untuk angket menjadi:
kebakaran menciptakan dan 1. Kurang
meningkatkan 2. Baik
pengetahuan serta Skor penilaian:
keterampilan a. Nilai
responden dalam Maksimal:
kesiapsiagaan 1x5 = 5
menghadapi bahaya b. Nilai
kebakaran yang Minimal: 0x5
terdiri dari =0
pelatihan Panjang kelas
pemadaman interval pada
kebakaran, simulasi masing-masing
penanggulangan kategori
kebakaran, dan berdasarkan
praktik penggunaan aturan distribusi
APAR frekuensi yang
dikemukakan
Sudjana (2005)
dengan
perhitungan
sebagai berikut:
Rentang = Nilai
Maks-Nilai Min
= 5-0
=5
Banyak kelas = 2
Panjang kelas =
rentang dibagi
banyak kelas
=5:2
= 2,5
Sehingga
pengelompokan
pelatihan
pemadaman
kebakaran yakni:
a. Nilai ≥ 2,5 =
Baik
b. Nilai < 2,5 =
Kurang
46

No Variabel Definisi Cara Hasil Pengukuran Skala


Penelitian Operasional Pengukuran Data
6. Sarana Persepsi responden Wawancara Sarana prasarana Nominal
Prasarana terkait ketersediaan menggunakan dikelompokkan
sarana prasarana di angket menjadi:
masing-masing 1. Sarana
lokasi kerja yang prasarana
terdiri dari sarana Kurang
pemadaman 2. Sarana
kebakaran dan Prasarana
sarana penyelama- Baik
tan jiwa Skor penilaian:
a. Nilai
Maksimal:
1x11 = 11
b. Nilai
Minimal:
0x11 = 0
Panjang kelas
interval pada
masing-masing
kategori
berdasarkan
aturan distribusi
frekuensi yang
dikemukakan
Sudjana (2005)
dengan
perhitungan
sebagai berikut:
Rentang = Nilai
Maks-Nilai Min
= 11-0
= 11
Banyak kelas = 2
Panjang kelas =
rentang dibagi
banyak kelas
= 11 : 2
= 5,5
Sehingga
pengelompokan
dukungan rekan
kerja yakni:
a. Nilai ≥ 5,5 =
Sarana
Prasarana
Baik
b. Nilai < 5,5 =
Sarana
47

No Variabel Definisi Cara Hasil Pengukuran Skala


Penelitian Operasional Pengukuran Data
Prasarana
Kurang
7. Dukungan Sokongan atau Wawancara Dukungan rekan Nominal
rekan kerja bantuan yang menggunakan kerja
diterima oleh angket dikelompokkan
responden dari menjadi:
teman bekerja 1. Dukungan
Rekan Kerja
Kurang
2. Dukungan
Rekan Kerja
Baik
Skor penilaian:
a. Nilai
Maksimal:
1x6 = 6
b. Nilai
Minimal: 0x6
=0
Panjang kelas
interval pada
masing-masing
kategori
berdasarkan
aturan distribusi
frekuensi yang
dikemukakan
Sudjana (2005)
dengan
perhitungan
sebagai berikut:
Rentang = Nilai
Maks-Nilai Min
= 6-0
=6
Banyak kelas = 2
Panjang kelas =
rentang dibagi
banyak kelas
=6:2
=3
Sehingga
pengelompokan
dukungan rekan
kerja yakni:
a. Nilai ≥ 3 =
Dukungan
Rekan Kerja
48

No Variabel Definisi Cara Hasil Pengukuran Skala


Penelitian Operasional Pengukuran Data
Baik
b. Nilai < 3 =
Dukungan
Rekan Kerja
Kurang
Variabel Terikat (Dependent Variable)
9. Kesiapsia- Serangkaian Wawancara Kesiapsiagaan Nominal
gaan tindakan yang menggunakan dikelompokkan
kondisi disiapkan dan angket menjadi:
darurat direncanakan untuk 1. Kesiapsia-
kebakaran merespons kondisi gaan Kurang
pada darurat kebakaran 2. Kesiapsia-
SATPAM secara cepat dan gaan Baik
di gedung tepat agar mampu Skor penilaian:
bertingkat menyelamatkan diri a. Nilai
Universitas dan mengurangi Maksimal:
Jember risiko yang 1x26 = 26
ditimbulkan. b. Nilai
Tindakan yang Minimal:
disiapkan dan 0x26 = 0
direncanakan Panjang kelas
diukur dengan interval pada
menggunaakan masing-masing
parameter: kategori
a. Pengetahuan: berdasarkan
Indikator aturan distribusi
pengetahuan yakni frekuensi yang
pengetahuan dikemukakan
tentang kebakaran, Sudjana (2005)
penyebab dengan
terjadinya perhitungan
kebakaran, dampak sebagai berikut:
yang diakibatkan Rentang = Nilai
oleh kebakaran Maks-Nilai Min
pada gedung = 26-0
bertingkat, letak = 26
sarana prasarana Banyak kelas = 2
yang digunakan Panjang kelas =
untuk rentang dibagi
penanggulangan banyak kelas
= 26 : 2
kebakaran = 13
b. Sikap: Indikator
Sehingga
sikap yakni
pengelompokan
motivasi untuk
kesiapsiaagaan
melakukan
yakni:
tindakan
a. Nilai ≥ 13 =
penyelamatan dan
Kesiapsia-
penanggulangan
49

No Variabel Definisi Cara Hasil Pengukuran Skala


Penelitian Operasional Pengukuran Data
kebakaran gaan Baik
c. Rencana tanggap b. Nilai < 13 =
darurat: Indikator Kesiapsia-
rencana tanggap gaan Kurang
darurat yakni
adanya rencana
atau prosedur untuk
memberikan
pertolongan kepada
penghuni gedung,
melakukan
evakuasi,
tersedianya alat
komunikasi dan
nomor telepon
penting seperti
pemadam
kebakaran
d. Sistem
peringatan bencana:
Indikator sistem
peringatan bencana
yakni mengetahui
adanya sistem
peringatan bencana
di dalam gedung
dan langkah apa
yang dilakukan bila
alarm/sirine tanda
peringatan bencana
berbunyi
e. Mobilisasi
sumber daya:
Indikator mobilisasi
sumber daya yakni
keikutsertaan
SATPAM dalam
pertemuan,
seminar, atau
pelatihan
kesiapsiagaan
bencana, atau
adanya
pengetahuan
SATPAM yang
berkaitan dengan
kesiapsiagaan
50

3.5 Data dan Sumber Data


3.5.1 Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang secara langsung memberikan data
kepada pengumpul data atau peneliti (Sugiyono, 2015:137). Data primer pada
penelitian ini diperoleh melalui angket kepada SATPAM Universitas Jember
meliputi, , karakteristik responden (umur, masa kerja, tingkat pendidikan),
pengetahuan tentang kebakaran, sikap pencegahan dan penanggulangan
kebakaran, pelatihan, sarana prasarana dan dukungan rekan kerja, kesiapsiagaan
kondisi darurat kebakaran.

3.5.2 Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung baik dari
buku literatur, arsip-arsip, dan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh instansi
bersangkutan. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh secara studi dokumen,
meliputi jumlah kejadian kebakaran di Kabupaten Jember, jumlah SATPAM di
Kampus 1 Universitas Jember dan daftar nama-nama SATPAM.

3.6 Teknik, Instrumen, dan Prosedur Pengumpulan Data


3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah:
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan stau informasi
lisan dari sasaran penelitian (Notoatmodjo, 2018:148). Wawancara pada
penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai faktor
predisposisi yang terdiri dari karakteristik responden (umur, masa kerja,
pendidikan), pengetahuan tentang kebakaran, sikap pencegahan dan
penanggulangan,. Faktor pemungkin yakni pelatihan, sarana prasarana dan
51

faktor penguat yakni dukungan rekan kerja serta kesiapsiagaan kondisi darurat
kebakaran pada SATPAM di gedung bertingkat Universitas Jember.
b. Dokumentasi
Sugiyono (2015:240) menjelaskan dokumentasi merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu berupa tulisan, gambar atau karya-karya
monumental. Dokumentasi berbentuk tulisan pada penelitian ini yaitu
mengenai data jumlah SATPAM di gedung bertingkat Universitas Jember.
Dokumentasi berbentuk gambar atau foto digunakan peneliti sebagai bukti
dilakukannya penelitian pada SATPAM Universitas Jember yang diambil
menggunakan kamera telepon genggam peneliti.

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah
angket. Menurut Hermawan (2019:75) angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam artian laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

3.6.3 Prosedur Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2020.
Tempat pengumpulan data yaitu di gedung bertingkat Universitas Jember.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh Kepala SATPAM
Universitas Jember. Prosedur pengumpulan data disusun untuk memudahkan dan
menertibkan penelitian dalam proses pengumpulan data. Berikut ini merupakan
prosedur pengumpulan data yang telah disusun peneliti untuk melakukan
pengumpulan data di Universitas Jember:
a. Pengumpulan data dilakukan menggunakan google formulir
Instrumen pengumpulan data diinput ke dalam aplikasi google formulir
b. Distribusi google formulir
52

Google formulir akan di distribusikan kepada sampel penelitian oleh Kepala


SATPAM melalui pesan pribadi di whatsapp kepada masing-masing
responden. Daftar nama responden telah dilampirkan di pesan whatsapp agar
memudahkan Kepala SATPAM dalam mengirim ke masing-masing
responden.

3.7 Teknik Pengolahan, Penyajian, dan Analisis Data


3.7.1 Teknik Pengolahan Data
Heriana (2015:7) menyatakan terdapat empat tahapan dalam pengolahan
data, yakni sebagai berikut:
a. Editing data
Editing data adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa isi
kuesioner atau formulir yang digunakan penelitian (Heriana, 2015:7). Tahap
editing data dilakukan untuk memeriksa jawaban dari pertanyaan atau
pernyataan yang ada di kuesioner penelitian. Pemeriksaan dilakukan untuk
melihat apakah data tersebut sudah lengkap (pertanyaan atau pernyataan
sudah terisi atau terjawab semua) dan apakah data tersebut jelas (jawaban
yang ditulis dari pertanyaan atau pernyataan jelas terbaca). Tahapan ini
penting karena apabila terdapat kuisioner yang tidak ada jawabannya atau
masih kurang lengkap, maka dapat segera dilengkapi sebelum dilakukan
analisis data.
b. Pengkodean (coding)
Setiap data yang telah dilakukan pemeriksaan atau editing selanjutnya
dilakukan coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peneliti
dalam proses memasukkan data (data entry) dan pengolahan data.
c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing
Data-data dalam bentuk “kode” (angka atau huruf dimasukkan ke dalam
program pengolah data.
d. Pembersihan Data (Cleaning)
53

Pengecekan kembali seluruh data-data atau koreksi yang diperoleh dari


kuesioner atau lembar observasi yang telah dimasukkan ke dalam program
komputer untuk pengolahan data. Hal tersebut bertujuan untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan,
kesalahan input, dan lain-lain, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

3.7.2 Teknik Penyajian Data


Penyajian data dalam penelitian ini bertujuan untuk mempermudah peneliti
dalam menginformasikan hasil penelitian yang sudah dilakukan. Teknik penyajian
data dalam penelitian ini berupa teks atau narasi dan tabel.

3.7.3 Teknik Analisis Data


Notoatmodjo (2018:180) menjelaskan, analisis data bertujuan untuk
memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam tujuan
penelitian, membuktikan hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan,
dan memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian.
a. Analisis Univariat
Analisis univariat menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari
tiap variabel. Variabel tersebut ialah pengetahuan tentang kebakaran, sikap
pencegahan dan penanggulangan kebakaran, karakteristik responden (umur,
masa kerja, pendidikan), pelatihan, sarana prasarana dukungan rekan kerja dan
kesiapsiagaan kondisi darurat kebakaran.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel
bebas (faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat) dengan
variabel terikat (kesiapsiagaan kondisi darurat kebakaran) pada SATPAM di
gedung bertingkat Universitas Jember. Dalam penelitian ini analisis bivariat
dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square. Uji Chi-square digunakan
untuk menguji hubungan dan tidak dapat untuk melihat seberapa besar
54

hubungannya. Derajat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini


adalah 95% (α= 0,05). Output yang digunakan untuk pengambilan keputusan
pada penelitian ini yakni melihat nilai p-value pada Fisher Exact Test
dikarenakan seluruh uji bivariat pada penelitian ini tidak memenuhi syarat
E<5 atau tidak boleh lebih dari 20%. Pengambilan keputusan hipotesis
didasarkan pada nilai p-value Fisher Exact Test yang dibandingkan dengan
α=0,05, yakni:
1) 𝐻0 diterima atau tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat apabila p-value > (α) = 0,05
2) 𝐻0 ditolak atau terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat apabila p-value < (α) = 0,05
Analisis yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara
dua variabel yakni Koefisien Kontingensi atau disimbolkan dengan “C”.
Analisis Koefisien Kontingensi ditujukan untuk menguji keeratan hubungan
antara dua variabel yang berbentuk nominal. Jenis analisis yang digunakan
untuk dua variabel yang tidak sama jenis datanya misal nominal-ordinal
mengunakan analisis untuk data yang lebih rendah urutannya, dalam hal ini
yaitu analisis untuk data nominal (Santoso, 2018). Jenis data pada penelitian
ini berbentuk nominal dan ordinal sehingga analisis yang digunakan pada
seluruh variabel untuk mengukur keeratan hubungannya yakni Koefisien
Kontingensi. Dasar pengambilan keputusan untuk mengukur seberapa kuat
hubungan antara dua variabel yakni dengan melihat nilai value pada hasil
analisis Koefisien Kontingensi kemudian diklasifikasikan sesuai ketentuan
berikut ini:
1) 0,0 sampai dengan < 0,2 : Sangat lemah
2) 0,2 sampai dengan < 0,4 : Lemah
3) 0,4 sampai dengan < 0,6 : Sedang
4) 0,6 sampai dengan < 0,8 : Kuat
5) 0,8 sampai dengan 1 : Sangat kuat
55

3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen


3.8.1 Validitas Instrumen
Menurut Yusuf (2017:234) validitas instrumen adalah cara yang dilakukan
untuk mengetahui apakah instrumen tersebut tepat untuk digunakan dalam
mengukur objek yang hendak diukur. Uji validitas yang dilakukan menggunakan
Pearson Product Moment (r) yang mana dasar pengambilan keputusan yakni
instrumen dikatakan valid jika nilai nilai r hitung > r tabel dan dikatakan tidak
valid jika r hitung < r tabel yan artinya pertanyaan tersebut harus dihilangkan.
Taraf signifikansi yang digunakan yakni 5%. Uji validitas pada penelitian ini
dilakukan pada faktor predisposisi yakni variabel pengetahuan, dan sikap, faktor
pemungkin yakni variabel pelatihan, dan sarana prasarana, faktor penguat berupa
variabel dukungan rekan kerja, serta variabel terikat yakni kesiapsiagaan kondisi
darurat kebakaran.
Uji validitas dilakukan pada SATPAM Politeknik Negeri Jember sebanyak
30 pekerja. Hal tersebut dikarenakan SATPAM Politeknik Negeri Jember
mempunyai karakteristik yang sama dengan SATPAM gedung bertingkat
Universitas Jember yaitu, sama-sama bekerja di instansi perguruan tinggi dan
lingkungan kerja berupa gedung bertingkat.
Hasil dari uji validitas faktor predisposisi yaitu variabel pengetahuan dan
sikap dengan jumlah soal masing-masing 10 butir, didapatkan 1 butir soal pada
variabel pengetahuan dan 1 butir soal pada variabel sikap dikeluarkan karena nilai
r hitung < r tabel sehingga pertanyaan tersebut tidak valid. Hasil uji validitas pada
faktor pemungkin yaitu variabel pelatihan dengan 6 butir soal dan variabel sarana
prasarana dengan 12 butir soal, didapatkan masing-masing variabel mempunyai 1
butir soal tidak valid sehingga dikeluarkan dari daftar pertanyaan. Faktor penguat
berupa dukungan rekan kerja dengan jumlah soal 6 butir, mempunyai hasil uji
validitas keseluruhan soal valid. Variabel terikat yakni kesiapsiagaan kondisi
darurat kebakaran yang terdiri dari 28 butir soal, mempunyai hasil uji validitas 2
butir soal dikeluarkan karena tidak valid dengan nilai r hitung < r tabel.
56

3.8.2 Reliabilitas Instrumen


Reliabilitas menunjukkan suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji reliabilitas dilakukan kepada 30
SATPAM Politeknik Negeri Jember dikarenakan memiliki karakteristik yang
sama yaitu merupakan SATPAM di gedung bertingkat instansi perguruan tinggi.
Pengambilan keputusan uji reliabilitas didasarkan kepada perbandingan nilai
cronbach alpha dengan r tabel. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai
cronbach alpha.> r tabel (Heriana, 2015). Nilai r tabel untuk taraf signifikan 5%
dengan jumlah responden 30 yakni 0,361.
Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan pada faktor predisposisi yakni
variabel pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin yakni pelatihan, dan sarana
prasarana, faktor penguat yakni variabel dukungan rekan kerja, dan variabel
terikat berupa kesiapsiagaan kondisi darurat kebakaran. Variabel pengetahuan
memiliki nilai cronbach alpha 0,686 dan variabel sikap memilik nilai cronbach
alpha 0,828. Nilai cronbach alpha variabel pelatihan yakni 0,794. Selanjutnya,
variabel sarana prasarana memiliki nilai cronbach alpha 0,961 variabel dukungan
rekan kerja memiliki nilai cronbach alpha 0,847, dan variabel kesiapsiagaan
memiliki nilai cronbach alpha 0,959. Keseluruhan variabel tersebut reliabel
karena nilai cronbach alpha > r tabel.
57

3.9 Alur Penelitian

Langkah Hasil
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kesiapsiagaan Kondisi Darurat Kebakaran
Menentukan topik penelitian Pada Satpam Hasil
Di Gedung Bertingkat
Universitas Jember

Mengetahui jumlah SATPAM Universitas


Studi pendahuluan Jember, faktor kesiapsiagaan Kondisi
Darurat Kebakaran Pada Satpam Di Gedung
Bertingkat Universitas Jember

Faktor apa yang berhubungan dengan


Menentukan masalah kesiapsiagaan kondisi darurat kebakaran
pada SATPAM di gedung bertingkat
Universitas Jember?

Kerangka Teori Modifikasi Tun Lin Moe dan


Membuat kerangka teori dan Pathranarakul P (2006), Ramli (2010),
kerangka konsep Lawrence Green (1980), Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008, dan
LIPI-UNESCO/ISDR (2006)

Jenis penelitian yaitu analitik dengan


Menentukan jenis penelitian, pendekatan cross sectional. Populasi
populasi dan sampel SATPAM Universitas Jember yakni 103
orang dan besar sampel yakni 51 orang

Instrumen penelitian menggunakan


Menyusun instrumen penelitian kuesioner

Pengumpulan data, pengolahan Editing, coding, processing, cleaning,


data, analisis data dan data dianalisis menggunakan chi-
square

Menyajikan data, hasil, dan Data disajikan dalam bentuk teks atau
Pembahasan narasi dan tabel

Penyusunan hasil dan pembahasan, serta


Membuat kesimpulan dan saran penarikan kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai