Oleh Drs. Iwan Kurniadi PERWUJUDAN AKULTURASI KEBUDAYAAN HINDU BUDHA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA
SENI BANGUN
Akulturasi antara Kebudayaan Hindu-Budha dan
Kebudayaan Indonesia dibidang seni bangun terlihat pada bangunan candi. Banguan candi di Indonesia merupakan perpaduan antara punden berundak undak (bangunan di Indonesia pada masa Megalithikum) dengan bangunan suci di India.
Struktur Candi Hindu di Indonesia terdiri dari tiga
Candi Jago Tingkatan, yaitu : 1. Swarloka (atap candi), melambangkan dunia para dewa 2. Bhurwaloka (tubuh candi), melambangkan Candi candi Hindu di Indonesia kehidupan antara dunia para dewa dengan berfungsi sebagai tempat pemujaan manusia terhadap dewa dewa dan untuk 3. Bhurloka (kaki candi), melambangkan penyimpanan abu jenazah para raja kehidupan manusia Candi candi bercorak Budha hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi raja, dalam candi biasanya terdapat patung Budha. Candi candi di Indonesia yang bercorak Budha diantaranya Candi Mendut, Candi Borobudur, Candi Muara Takus, Candi Sewu, Candi Kalasan.
Candi Gedong Songo
Candi Budha terbagi tiga tingkatan :
1. Kamadhatu (Kaki Candi), melambangkan manusia di dalam rahim 2. Rupadhatu (Badan Candi), melambangkan manusia di dunia yang penuh nafsu dan keduniawian 3. Arupadhatu (Atap Candi), melambangkan manusia yang telah mencapai nirwana Candi Mendut SENI RUPA
Bangunan candi dihiasi oleh arca arca
dan pahatan pahatan dinding yang disebut relief.
Arca yang ditemukan pada situs candi
berbentuk arca dewa sebagai lambang orang yang sudah Meninggal
Pada beberapa candi terlihat adanya
pengaruh kebudayaan asli Indonesia, misalnya lukisan rumah panggung dan perahu bercadik pada relief yang terdapat pada candi Borobudur, juga ditemukannya patyng Budha berlanggam Amarawati di Sulawesi Selatan, atau yang berlanggam Gandara di Kutai SENI AKSARA DAN SENI SASTRA
Aksara Jawa (Kawi) dan Bali (Dewa Nagari)
dipengruhi oleh bentuk tulisan India. Aksara Dewa Nagari yang dipakai masyarkat Bali merupakan pengembangan aksara Kawi yang banyak mendapat pengaruh dari aksara Pallawa yang banyak digunakna di India Selatan
Kesusastraan Jawa Kuno hadir pada
Masa kerajaaan kerajaan Hindu dan Budha. Hasil karya para pujangga Jawa Banyak diilhami oleh sastra India seperti Mahabarata, Negarakertagama, Baratayudha. Naskah Kitab Baratayudha SISTEM PEMERINTAHAN
Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia mendorong
mendorong berkembangnya kerajaan kerajaan di Indonesia. Sebelumnya masyarakat Indonesia hanya terdiri dari kelompok kelompok kecil yang dipimpin oleh Kepala Suku (yang dipilih berdasarkan sistem Primus Inter Pares) Setelah masuknya Hindu-Budha ke Indonesia sistem pemerintahan disesuaikan dengan yang berkembang di India, seorang raja berkuasa secara turun temurun.
Pengaruh lainnya dengan dikenalnya konsep
Pandeta Ratu, maksudnya raja merupakan titisan atau reinkarnasi Dewa. Raja memiliki kesaktian dan berbeda dengan masyarakat umumnya misalnya Raja Airlangga (dari Mataram Kuno) dianggap titisan Dewa Wisnu) Patung Raja Airlangga SISTEM KEPERCAYAAN SISTEM KALENDER DAN FILSAFAT
Nenek moyang bangsa Indonesia Sebelum masuknya Hindu-Budha
walaupun belum sempurna telah ke Indonesia, masyarakat telah mengenal sistem penanggalan, mengenal sistem kepercayaan mereka menggunakan tanda tanda yang dikenal dengan Animisme alam sebagai patokan waktu. dan Dinamisme.
Ketika budaya Hindu masuk ke Setelah masuknya Hindu dan
Indonesia, berkembang sistem Budha , masyarakat Indonesia penanggalan yang disebut Tahun diperkenalkan dengan kepercayaan Saka yang berasal dari India Barat, dan filsafat Hindu dan Budha. yang baru diterapkan tahun 78 M. Agama Hindu memperkenalkan Dikenal juga sistem Kronogram, konsep Dewa, sedangkan Budha yang disebut Candrasangkala, memperkenalkan konsep Samsara berupa angka huruf. dan Moksa, juga Reinkarnasi