Anda di halaman 1dari 2

Perilaku yang Mencerminkan Keimanan Kepada

Qada dan Qadar


Keimanan nantinya berhubungan dengan ikhtiar (usaha) dan juga tawakal. Setelah
berusaha maka tugas kita adalah bertawakal atau menyerahkan segala urusannya
kepada Allah swt. Tawakal dilakukan setelah berikhtiar semaksimal mungkin.

Berikut ini beberapa bentuk bukti keimanan terhadap qadha dan qadar Allah swt.
yaitu:

1. Ikhtiar semaksimal mungkin

Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada qadha qadar adalah ikhtiar


semaksimal mungkin atau berusaha dan bekerja keras. Karena dengan usahalah
takdir menuju takdir Allah yang lebih baik akan terwujud. Tanpa adanya usaha,
maka kemungkinannya sangat kecil kecuali benar-benar orang yang beruntung.
Wkwk

2. Etos kerja yang tinggi


Usaha membutuhkan keseriusan, artinya tidak hanya dilakukan sekali dua kali tetapi
berkali kali dan pantang menyerah. Apabila seseorang sudah terbiasa dengan kerja
keras, maka akan menjadi kebiasaan dalam hidupnya dan karakter akan terbentuk
dengan sendirinya. Karakter inilah yang disebut dengan etos kerja yang tinggi, yaitu
karakter pantang menyerah, profesional dan tanggung jawab.

3. Selalu berdoa
Ikhtiar saja tidak cukup, harus dibarengi dengan doa agar memuluskan perjalanan.
Tidak hanya doa kita saja, tetapi doa orang-orang tercinta seperti ibu, bapak,
keluarga atau kerabat. Doa juga menyadarkan kita bahwa semua usaha yang kita
lakukan, pada akhirnya adalah Allah yang menentukan. Sehingga kita harus
memohon agar apa yang kita usahakan dapat tercapai.

4. Bersukur dan bersabar


Orang yang mengimani qadha dan qadhar hari-harinya dihiasi dengan rasa syukur
dan kesabaran. Bersyukur ketika mendapatkan nikmat berupa keberhasilan,
kemenangan atau sesuatu yang diinginkan tercapai. Selain bersyukur juga bersabar,
yakni bersabar ketika mendapatkan musibah, kegagalan atau cobaan hidup yang
lain.

5. Huznuzdzzon kepada Allah dan bersikap raja


Sebagai hamba-Nya kita diperintahkan untuk berperasangka baik kepada Allah swt,
karena dalam sebuah hadits menyebutkan bahwa Allah swt adalah seperti yang
hamba-Nya sangkakan. Jika kita berprasangka baik, InshaAllah Allah akan
memberikan kita yang terbaik. Selain berprasangka baik kita juga harus bersikap
raja' atau berharap, berharap yang terbaik untuk kita.
6. Bertawakal kepada Allah dan ridha dengan takdir Allah

Setelah berikhtiar dengan maksimal dan berdoa, kita selanjutnya bertawakal atau
menyerahkan semuanya kepada Allah swt. Beriman kepada qadha dan qadar akan
membuat orang tidak terpaku pada hasilnya saja, melainkan terhadap proses.
Masalah hasil itu adalah urusan Allah swt. Kita harus ridho dengan hasil yang
diperoleh, dan meyakini bahwa hasil tersebut merupakan yang terbaik buat kita.

Manfaat Iman Kepada Qada Dan Qadar


1. Bertawakal kepada Allah SWT setiap melakukan suatu usaha sebab usaha
yang dilakukannya dan hasil yang akan diperoleh semuanya terjadi dengan
Qadha Dan Qadar Allah SWT
2. Memperoleh ketenangan jiwa dan kedamaian hati bilamana dia mengetahui
semua yang terjadi dengan Qadha (ketentuan) Allah SWT dan apa yang
ditakdirkan akan terjadi walaupun tidak diinginkannya maka tenanglah
jiwanya dan damailah hatinya. Maka tiada seorang pun yang lebih bahagia
hidupnya lebih tenang jiwanya dan lebih damai batinnya dibandingkan
dengan orang yang benar benar beriman kepada Qada Dan Qadar.
3. Tidak bersikap sombong dan membangkan diri ketika memperoleh apa yang
diiginkannya. Sebab apa yang diperoleh adalah karunia yang diberikan Allah
melalui sebab sebab kebaikan dan kesuksesan yang telah ditakdirkan.
Dengan demikian dia senantiasa akan selalu bersyukur kepada Allah atas
karunianya tersebut dan tidak membanggakan diri.
4. Tidak merasa sedih dan kesal hati disaat apa yang diiginkan tidak tercapai
atau apa yang tidak disenangi menimpa dirinya. Karena itu terjadi karena
Qadar Allah SWT yang hanya miliknya kekuasaan langit dan bumi. Oleh
karena itu maka senantiasa akan bersabar dalam menghadapinya dan
mengharapkan pahala disisi Allah SWT.
Hal ini Disyaratkan Oleh Allah SWT dalam Firmannya Yang Artinya

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian
itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu
jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [QS. Al-Hadid : 22-23].

Anda mungkin juga menyukai