Anda di halaman 1dari 25

Good Parenting

Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial


Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Hasan Sadikin - FKUP
Good Parenting

Suatu keadaan ketika orangtua membuat lingkungan


yang nyaman untuk tumbuh kembang anak, bertindak
sebagai role model yang positif, dan berperan sebagai
bagian yang aktif kehidupan anak tersebut
Tujuan Good Parenting

Menyediakan lingkungan perkembangan yang optimal.


Kualitas suatu keluarga dapat mendukung dan
memperkaya perkembangan anak
Elemen Parenting

Care

Develop
Control
ment
Menyebutkan “good enough parenting” adalah keadaan
seorang anak mendapatkan perawatan fisik dan emosional
yang optimal dan konsisten
(Daniel 2000)
Permasalahan Good Parenting

Hukuman

Reaksi terhadap stimulus negative untuk mengurangi atau menghilangkan suatu perilaku

Teguran Lisan Hukuman Fisik


Teguran Lisan

Pernyataan yang bertentangan dengan anak


sebagai hukuman untuk mengubah perilaku
yang dianggap kurang baik
Hukuman ini cukup efektif
Apabila digunakan terlalu sering dan tanpa
memilah perilaku yang menyebabkan hukuman
tersebut, tidak lagi efektif
Sebaiknya teguran lisan diberikan pada
perilaku buruk tertentu dan tidak
mempengaruhi karakter anak
Hukuman Fisik

Salah satu bentuk hukuman terhadap perilaku yang


tidak baik

Jenis hukuman fisik bermacam-macam : mencubit,


menjewer, hingga memukul

Termasuk hukuman kontroversial

Dapat menimbulkan efek negatif juga dapat menjadi


suatu bentuk kekerasan pada anak
10 Tehnik Good Parenting
1. Hal-hal yang harus dilakukan orangtua

Menjadi orangtua yang bijaksana

Tidak boleh ada pemikiran tidak relevan menyangkut keturunan

Anak belajar dengan melihat, mendengar dan merasa

Belajar dari kesalahan orangtua


2. Orangtua tidak dapat terlalu mencintai anaknya

Orangtua tidak boleh terlalu memanjakan anak

Ekspresikan kasih sayang secara fisik dan emosi

Memuji prestasi anak wajar

Merespon kebutuhan emosi anak

Menjadi tempat berlindung yang nyaman


3. Ikut terlibat dalam kehidupan anak

Quality time

Berusaha tertarik pada kepentingan anak

Pentingnya keterlibatan sekolah

Hindari parenting yang membosankan


4. Sesuaikan dengan perkembangan anak

Mengikuti tahapan perkembangan dengan sabar

Anak mempunyai keunikan

Sesuaikan dengan temperamen anak


5. Tetapkan peraturan dan atur batasan

Bersikap tegas dan adil

Pentingnya monitoring

Menangani konflik dengan aturan

Batas relaks sesuai kedewasaan anak


6. Membantu perkembangan independensi anak

Anak membutuhkan otonomi


Memberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya
Beri anak ruang psikologis
Jangan mengatur sekecil-kecilnya kehidupan anak
Berikan proteksi ketika harus dilakukan, tetapi berikan izin
bila dapat dilakukan.
7. Menjadi orangtua yang konsisten

Tetap konsisten dari hari ke hari.


Rutinitas yang signifikan.
Betapa pentingnya mengedepankan kebersamaan.
Konsisten tanpa menjadi kaku
8. Hindari disiplin yang keras

Hukuman yang efektif memerlukan 5 elemen


1. Identifikasi tindakan spesifik yang salah
2. Pernyataan yang menggambarkan akibat kebiasaan yang
salah
3. Menyarankan satu atau lebih alternatif perilaku yang tidak
diinginkan
4. Pernyataan yang jelas bahwa hukuman akan dilaksanakan
5. Pernyataan mengenai harapan orangtua bahwa selanjutnya
anak akan menjadi lebih baik.
9. Menerangkan aturan dan keputusan
orangtua pada anak

Jelaskan mengenai harapan orangtua pada anak


Beri alasan pada anak
Dengarkan pandangan anak
Mengakui kesalahan orangtua pada anak
10. Perlakukan anak dengan respek

Berikan rasa respek anak


Ciptakan percapakan dua arah anak dengan orangtua
“Don’t talk back”
Biarkan anak berperilaku sesuai usianya
Bagaimana anak memperlakukan temannya adalah seperti
orangtua memperlakukannya.
Tipe Pola Asuh Orangtua
1. Pola asuh otoriter

Bersifat pemaksaan, keras dan kaku, orangtua akan membuat


berbagai aturan yang keras harus dipatuhi oleh anak-anaknya
tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orangtua akan emosi
dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan
yang diinginkan oleh orangtuanya.
Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-
anak dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin
serta menghormati orangtua yang telah membesarkannya.
2. Pola asuh demokrat

Orangtua bersikap friendly dan anak bebas


mengemukakan pendapatnya, mau mendengar keluhan
dari anaknya, mau memberikan masukan.

Ketika anaknya diberi hukuman, orangtua menjelaskan


kenapa dia harus dihukum. Pola asuh ini tidak banyak
dimiliki oleh orangtua zaman sekarang.

Orang tua lebih mengajarkan anak untuk lebih baik,


misalnya mengetuk pintu sebelum masuk rumah dan
menjelaskan kenapa harus melakukan hal seperti itu.
3. Pola asuh temporizer

Pola asuh yang sangat tidak konsisten, orangtua tidak memiliki pendirian.
Contoh: anak yang diberikan batas waktu pulang malam sekitar jam 10.
Terkadang orang tuanya tidak memarahi anaknya, jika anaknya pulang lebih
lama dari itu, tapi terkadang juga orang tua marah besar kepada anaknya jika
lewat pada waktunya. Ini dapat membuat anak bingung.
4. Pola asuh appeasers

Appeasers ini merupakan pola asuh dari orangtua yang sangat khawatir akan
anaknya, takut terjadi sesuatu yang tidak baik pada anaknya (overprotective).
Contohnya, orangtua memarahi anaknya jika bergaul dengan anak tetangga.
Karena takut menjadi tidak benar. Orangtua tidak mengizinkan anaknya untuk
berpergian tanpa didampingi oleh orangtua, karena takut terjadi yang tidak
diinginkan. Ini membuat anak menjadi tidak bebas.
5. Pola asuh permisif

Tipe orangtua yang mempunyai pola asuh permisif cenderung selalu


memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama
sekali. Anak sedikit sekali dituntut untuk suatu tangung jawab, tetapi
mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa.
Anak diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri dan orangtua
tidak banyak mengatur anaknya. Orangtua permisif memberikan
kepada anak untuk berbuat sekehendaknya dan lemah sekali dalam
melaksanakan disiplin pada anak.
Pola asuhan permisif bercirikan adanya kontrol yang kurang,
orangtua bersikap longgar atau bebas, bimbingan terhadap anak
kurang. Ciri pola asuh ini adalah semua keputusan lebih banyak
dibuat oleh anak daripada orangtuanya.
Terima Kasih
Anak Anakmu (Kahlil Gibran)
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu


Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri

Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,


Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi

Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu

Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan

Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-
anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh

Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan


Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah
diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.

Anda mungkin juga menyukai