Anda di halaman 1dari 14

MALARIA DAN FILARIASIS

TLM 3B
KELOMPOK 4
ARIE SUSILONINGTYAS
FATHUR RAHMAN WICAKSONO
SANTI NUR BASHIROH
FILARIASIS

Definisi

Filariasis (elephenthiasis/kaki gajah)


merupakan merupakan penyakit menular
menahun yang disebabkan oleh cacing
filaria yang menyerang saluran dan kelenjar
getah bening. Terdapat tiga spesies cacing
penyebab filariasis yaituWuchereria
brancofti; Brugia malayi; Brugia timori (Dirjen
P2PL, 2008).
EPIDEMIOLOGI

 Penyakit ini diperkirakan seperlima penduduk dunia atau 1.1 milyar penduduk beresiko terinfeksi,
terutama di daerah tropis dan beberapa daerah subtropis. Sejak tahun 2000 hingga 2009 di Iaporkan
kasus kronis filariasis sebanyak 11.914 kasus yang tersebar di 401 kabupaten/ kota.
 DiIndonesia filariasis tersebar luas, daerah endemis terdapat terdapat di banyak pulau di seluruh
nusantara, seperti di Sumatera dan sekitarnya, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Irian Jaya.
PENYEBAB
 Hospes
Manusia yang mengandung parasit selalu dapat menjadi sumber
infeksi bagi orang lain yang rentan. Biasanya pendatang baru ke
daerah endemis lebih rentan terhadap infeksi filariasis dan lebih Infeksi W.bancrofti
menderita daripada penduduk asli. dapat menyebabkan
kelainan saluran
kemih dan alat
Di Indonesia ditemukan tiga jenis parasit kelamin, tetapi infeksi
penyebab filariasis limfatik pada manusia yaitu, oleh B.malayi dan
1. Wuchereria bancrofti B.timori tidak
2. Brugia malayi menimbukan
3. Brugia timori kelainan pada saluran
kemih dan alat
kelamin
SPESIES FILARIASIS

ditemukan didaerah perkotaan ditularkan oleh


nyamuk Culex, dapat ditemukan di dalam darah tepi
pada malam hari. Sedangkan Whucheriria bancrofti
yang ditemukan dipedesaan dengan endemis tinggi
terutama di Irian Jaya (Papua) yang ditularkan
melalui Anopheles, Culex dan Aedes.

B. timori bersifat periodic nokturna.


Brugia timori ditularkan oleh
Anopheles didalam tubuh nyamuk
betina,

vektor yang umum berperan dalam


penyebaran B. malayi adalah nyamuk yang
berasal dari genera Mansonia dan Aedes.
GEJALA KLINIS
1. Masa prepaten
 Merupakan masa antara masuknya larva infektif sampai terjadinya
mikrofilaremia yang memerlukan waktu kira-kira 3 - 7 bulan.
2. Masa inkubasi
 Merupakan masa antara masuknya larva infektif hingga munculnya
gejala klinis yang biasanya berkisar antara 8-16 bulan.
3. Gejala klinik akut
 Gejala klinik akut menunjukkan limfadenitis dan limfangitis yang
disertai panas dan malaise. Kelenjar yang terkena biasanya unilateral.
c d
Penderita dengan gejala klinis akut dapat mikrofilaremik ataupun
amikrofilaremik.
4. Gejala menahun Elephantiasis sekunder Elephantiasis sekunder
unilateral pada kaki unilateral pada kaki
 Gejala menahun terjadi 10-15 tahun setelah serangan akut pertama.
kiri infeksi wuchereria kanan akibat infeksi
bancrofti wuchereria bancrofti.
DIAGNOSA

Pemeiksaan Laboratorium
Pemeriksaan Fisik
• Metode standar untuk mendiagnosis infeksi aktif
• Manifestasi akut : Limfadenitis dan limfangitis berkembang
filariasis adalah identifikasi mikrofilaria darah dengan
lebih sering di ekstremitas bawah dari pada atas. Selain
pemeriksaan mikroskopis. Mikrofilaria yang
pada tungkai, dapat mengenai alat kelamin (tanda khas
menyebabkan filariasis limfatik beredar dalam darah
infeksi W.bancrofti) dan payudara.
pada malam hari (disebut nocturnal periodisitas).
• Manifestasi kronik : Tanda klinis utama yaitu hydrocele,
• Pengambilan darah harus dilakukan pada malam hari
limfedema, elefantiasis dan chyluria, meningkat sesuai
bertepatan dengan munculnya mikrofilaria, dengan
dengan bertambahnya usia.
menggunakan pewarnaan Giemsa atau hematoxylin
• Manifestasi genital : Pada W.bancrofti, infeksi di daerah paha
dan eosin
dan ekstremitas bawah sama seringnya, berbeda dengan
B.malayi yang hanya mengenai ekstremitas bawah saja.
Progresivitas filarial limfedema dibagi atas 3 derajat (WHO) :
Derajat 1 : limfedema umumnya bersifat edem pitting, hilang dengan
spontan bila kaki dinaikkan.
Derajat 2 : limfedema umumnya edem non pitting, tidak secara spontan
hilang dengan menaikkan kaki.
Derajat 3 : limfedema (elefantiasis), volume edem non pittingbertambah
dengan dermatosclerosis dan lesi papillomatous.
PENULARAN
DAUR HIDUP MIKROFILARIA DALAM TUBUH MANUSIA
PENCEGAHAN

 Memberikan penyuluhan kepada masyarakat di daerah endemis mengenai cara penularan dan pengendalian vektor
(nyamuk).
 Dengan penyemprotan menggunakan pestisida residual, memasang kawat kasa, tidur menggunakan kelambu serta
menggunakan obat gosok anti nyamuk pada tubuh
 Membersihkan tempat perkembangbiakan nyamuk seperti tempat penampungan air dan pemberantasan larva
dengan larvasida.
 Pengobatan dengan menggunakan obat Diethylcarbamazine citrate (DEC); Pengobatan ini lebih efektif dengan dosis
25-50 mg/kgBB setiap bulan selama 1-2 tahun atau konsumsi garam yang diberi DEC (0,2-0,4 mg/g garam) selama
6 bulan sampai 2 tahun. Obat diberikan per-oral setelah makan malam.
PENATALAKSANAAN

Pengobatan
Penderita Filariasis Perawatan
di daerah endemis Penderita
maupun daerah non Filariasis Klinis
endemis • Perawatan terhadap penderita filariasis
dapat dilakukan dengan cara istirahat yang
• Pengujian cacing filaria, baik dengan
cukup
pengujian mikroskopis mikrofilaria,
• banyak minum air putih
maupun pengujian antigen (ICT).
• Pengobatan simptomatis demam, rasa
• Obat utama yang digunakan adalah
sakit, dan gatal, dan sesuai dengan keadaan
dietilkarbamazin sitrat (DEC). DEC
sakitnya diberikan antibiotika atau anti
bersifat membunuh mikrofilaria
jamur lokal maupun sistemik
dan juga cacing dewasa pada
pengobatan jangka panjang.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai