1. Tipe kolon spastik, biasanya dipicu oleh makanan, menyebabkan konstipasi berkala(konstipasi
periodik) atau diare disertai nyeri.
2. Tipe yang kedua menyebabkan diare tanpa rasa nyeri dan konstipasi yang relatif tanpa rasa
nyeri.
1)Periode Neonatal
• Pengeluaran mekonium yang terlambat (lebih dari 24-28 jam pertama)
• Muntah hijau dan distensi abdomen.
• Gejalanya berupa diarrhea
• Distensi abdomen
• Feces berbau busuk dan disertai demam
2)Anak
• Pada anak yang lebih besar, gejala klinis yang menonjol adalah konstipasi kronis
• Gizi buruk (failure to thrive)
• Dapat pula terlihat gerakan peristaltic usus di dinding abdomen
• Jika dilakukan pemeriksaan colok dubur, maka feces biasanya keluar menyemprot, konsistensi semi-
liquid dan berbau tidak sedap
• Penderita biasanya buang air besar tidak teratur, sekali dalam beberapa hari dan biasanya sulit
untuk defekasi.
Pathwa
y
Penatalaksanaan
1. Medis
• Konservatif.
• Tindakan bedah sementara.
• Tindakan bedah defenitif.
2. Pembedahan
Pembedahan dilakukan dalam 2 (dua) tahap mula-mula dilakukan kolostomi loop atau double-barrel
sehingga tomus dan ukuran usus yang dilatasi dan hipertropi dapat kembali normal. (memerlukan
waktu kira-kira 3-4 bulan).
• Prosedur Duhamel
• Prosedur Swenson
• Prosedur Soave
Lanjutan
…
3. Perawatan
• Perhatikan perawatan tergantung pada umur anak dan tipe
pelaksanaannya bila ketidakmampuan terdiagnosa selama periode
neonatal, perhatikan utama antara lain :
• Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital pada
anak secara dini
• Membantu perkembangan ikatan antara orang tua dan anak
• Mempersiapkan orang tua akan adanya intervensi medis ( pembedahan )
• Mendampingi orang tua pada perawatan colostomy setelah rencana
pulang.
Pemeriksaan
Penunjang
2. Vital sign
1. Suhu: ºc
2. Nadi: x/menit
3. Respirasi: x/menit
4. Tekanan darah:
m. Pemeriksaan fisik
1. Kepala :Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi.
Palpasi : saat ditekan tidak ada nyeri tekan.
2. Mata :inspeksi :Bentuk simetris, sklera bening, konjungtiva an anemis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Hidung :Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi,dan tidak ada sekret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
4. Telinga :Inspeksi : bentuk simetris, telinga bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
5. Mulut:inspeksi :Mukosa bibir lembab, kebersihan gigi baik.
Palpasi : lidah tidak ada nyeri tekan.
6. Leher :Inspeksi : tidak ada pembesaran jaringan limfatik di kedua sisi orofaring.
7. Kardiovaskuler
Inspeksi : Bentuk dada simetris, saat bernafas pengembangan rongga dada sama
Palpasi : Tidak ada benjolan pada bagian aorta dan pulmonal
Perkusi : Biasanya saat di perkusi suara redup pekak.
Auskultasi : Saat di auskultasi tidak ada suara tambahan (ronkhi, murmur)
8. Paru paru
Inspeksi : Biasanya bentuk dada simetris (normal)
Perkusi : Saat di perkusi ada nyeri tekan
Auskultasi : Irama nafas tidak teratur karna membesarnya abdomen
Palpasi : Pergerakan paru paru sama.
9. Abdomen
Inspeksi : Perut tampak buncit, tidak ada lesi
Palpasi : Saat ditekan adanya nyeri tekan.
Auskultasi : Bising usus tidak normal
Perkusi : Perut kembung, dan tegang.
10. Gasointenstinal
Palpasi : Saat di palpasi adanya nyeri tekan pada usus
11. Integumen
Inspeksi : Adanya gangguan integritas kulit post op.
Palpasi : Ada nyeri tekan post op
12. Muskuloskeletal
Inspeksi : Klien terlihat tidak nyaman, dan lemas
Diagnosa Keperawatan